Share

Bab 8

Raccel memasuki rumah dengan membawa benerapa tangkai bunga mawar, dan meletakkannya di vas bunga diatas lemari ruang keluarga yang luas, sungguh enak dipandang dan segar. 

Sedangkan dinar masuk kekamarnya untuk mandi dan kemudian sarapan pagi bersama. Dia perlahan menutup pintu kamar dan memandangi lama keluar jendela. Dia mulai nyaman dengan tempat ini dan mulai terbiasa dengan suasana disini. Dia lama berdiri disana, menatap jauh keluar jendela, melihat semua perbukitan dan padang rumput tinggi yang luas. Dia berniat untuk kembali kesana dimana tempat dia datang waktu itu.

Mungkin dia akan pergi sendiri saja tanpa mengajak raccel, karena dia ingin berlama-lama disana. Mungkin ada petunjuk atau apapun disana. 

Dia bergegas mandi dan berjalan ke ruang makan untuk sarapan disana. Sudah ada kakek dan raccel juga didepan meja makan yang besar. Dan disitu hanya mereka bertiga yang duduk didepan meja yang sangat luas itu.

"pagi kakek, pagi raccel" sapa dinar dengam lembut, dia seperti sudah mulai terbiasa dan kecanggungan sudah sedikit berkurang. Dia sudah mulai banyak bicara.

"pagi nak...kamu ceria sekali pagi ini" kakek berkata dengan senang

"pagi juga dinar, ayo duduk kami sudah lama menunggumu, kamu mandinya sama dengan perempuan, lama sekali" jawab raccel dengan gaya centil nya.

Sambil tersenyum dinar duduk dikursinya dan mulai bersama-sama menyantap sarapan pagi ini dengan nikmat.

"kakek, apa aku boleh berjalan-jalan lagi hari ini?" tanya dinar pada kakek yang sibuk mengelap sisa makanan dibibirnya.

"tentu saja nak, silahkan tapi jangan lupa ajak raccel juga bersamamu" 

Kakek berkata dengan tenang sambil memandang raccel yang malu-malu. Dinarpun tidak bisa mengelak selain mengajak raccel juga. Dia berfikir mungkin ide bagus juga. Raccel kan lebih tau dengan tempat ini. 

Setelah selesai sarapan mereka beranjak dari duduknya dan berpamitan pada kakek.

"dinar kamu ingin kemana?" tanya raccel

"aku ingin berjalan lagi kekota dan ingin melihat-lihat perbukitan disebelah kamarku itu" jawab dinar dengan nada sangat lembut sehingga siapapun pasti akan tergoda mendengarnya.

"ayo..aku temani kamu kesana dulu" aambil raccel menunjuk kearah perbukitan itu.

Mereka pergi berjalan berdua saja, tanpa ada yanh menemani, dan tentu saja melewati jalan yang sama dengan bebatuan berkilau tadi pagi. Mereka berjalan sambil sesekali curi pandang satu sama lain. 

"dinat, ngomong-ngomong aku penasaran tentang kamu sebenarnya apa yang terjadi denganmu, dulu kamu sangat angkuh dan tidak mau pergi denganku" tanya raccel dengan serius

"entahlah, aku juga tidak tau" dinar tersenyum memandang raccel dan tidak yakin dengan jawabannya. 

Mereka berjalan sudah teramat jauh dari rumah, dan dinar menghentikan langkahnya, tepat ditempat dia berdiri itu, tempat pertama kali dia datang. Dia mencari-cari petunjuk kesana kemari tapi tidak ada menemukan apa-apa sehingga membuat raccel bingung dan bertanya

"apa yang kamu cari?"

"ini tempatku terjatuh waktu itu, mana tau aku meninggalkan salah satu barangku disini, tapi tidak ada" jawab dinas seriua

"sudahlah, tidak ada apa-apa disini, ngomong-ngomong apa yang kamu ceritakan padaku kemarin apa benar? Jadi seperti apa duniamu?" tanya raccel penasaran

"jadi kamu percaya denganku?"

"tentu saja,!" raccel menjawab dengan cepat

"iya benar, makanya aku kesini lagi apakah ada petunjuk disini, tempatku sangat indah sekarang lagi musim semi, tapi sayangnya aku tidak ada teman disana, aku sendirian" jawab dinar murung

Mereka duduk dihamparan rerumputan itu dan bercerita panjang satu sama lain, saling tertawa dan bercanda seakan semua saling jatuh cinta. Mereka menikmati suasana saat itu, dinar menatap raccel dengan hati yang berbunga-bunga, sambil malu-malu dia menggapai ujung rambut raccel yang ditiup angin, entah sejak kapan dia tertarik pada gadis seperti itu, dan sangat ingin memegang jemarinya. Raccel yang menyadari itu hanya teraenyum saja dan membiarkan dinar mengelus rambutnha yang tergerai.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status