Beranda / Rumah Tangga / DINIKAHI KARENA DENDAM / BAB 5 : Fitting Baju Pengantin.

Share

BAB 5 : Fitting Baju Pengantin.

Penulis: Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-06 02:52:44

"Sekarang kamu jaga Lyla selama saya mengemudi," ucap Al seraya memalingkan wajahnya. Ia tidak ingin Sarah tahu bahwa dirinya sangat gugup saat kepergok Syla tengah menatap dan mengagumi kecantikan Sarah.

"Sebenarnya aku kesini untuk mengantar makanan, atau jadi pengasuh?. Untung anaknya lucu," gumam Sarah. Ia pun segera menggendong Lyla.

"Duduk di depan! Kamu kira saya ini sopir kamu?," hardik Al saat Sarah hendak membuka pintu mobil belakang. Karena tidak mau memperpanjang urusan, Sarah pun langsung menuruti perintah Al untuk duduk di depan.

Mobil yang di kendarai Al pun melaju membelah jalanan kota.

"Lyla kok manggil ke ayahnya om, kenapa?" bisik Sarah tepat di telinga Lyla. Ia harap-harap cemas Al akan mendengarnya.

"Karena, om itu bukan papa Lyla. Tapi, adiknya mama Lyla," jawab Lyla. "Iya kan om?" tanyanya kemudian kepada Al. Sedangkan ia tengah sibuk dengan mainannya.

"Aduh Lyla," lirih Sarah seraya wajahnya segera beralih menatap jendela.

"Benar. Mama sama papa Lyla sekarang sedang kerja di luar kota, supaya membelikan banyak mainan buat Lyla. Makanya Lyla nya sama om dulu," ucap Al.

"Tuhkan kak Salah, Lyla benel. Tapi om, kok mama sama papa belum pulang juga ya?" Lyla bertanya kembali.

"Nanti juga pulang, kalau mama sama papa Lyla sudah mendapatkan buanyyakk banget mainan buat Lyla," terang Lyla.

"Tapi om, padahal Lyla gak apa-apa kalau mainannya sedikit, asal mama sama papa Lyla ada sama Lyla," ucap Lyla. Kini ia berhenti bermain dan beralih menatap Al dengan wajah sendu.

"Iya Lyla cantik, om akan minta mama sama papa Lyla supaya cepat pulang," jawab Al. Ia harus kembali berbohong kepada ponakannya untuk yang kesekian kalinya.

"Janji ya om?" ucap Lyla seraya meminta Al untuk menautkan jari kelingking nya sebagai tanda perjanjian. Dan Al pun mengikuti keinginan Lyla dengan mengangguk ragu.

Setelah itu, ia mendekatkan wajahnya ke arah telinga Sarah membuat Sarah memundurkan tubuhnya.

"Kemari sebentar,", perintah Al. Sarah pun mengikutinya dengan perasaan cemas.

"Kalau kamu ingin bertanya tentang Lyla, tanyakan langsung pada saya," ucap Al memperingati.

"Baik tuan. Maaf," jawab Sarah seraya menunduk.

"Dan satu lagi, jangan panggil saya tuan. Memangnya kamu itu tawanan saya, apa?" tutur Al.

"Untuk hal itu saya tidak bisa mengikuti anda, karena saya lebih nyaman memanggil anda tuan!" jawab Sarah dengan menekan kata di akhirnya. "Memang kenyataannya aku ini tidak jauh beda seperti tawanannya," batin Sarah.

"Terserah. Dasar keras kepala!" jawab Al akhirnya.

"Sebenarnya kemana orang tua nona Lyla?, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan oleh tuan Al," batin Sarah dalam hati.

Mobil yang di kendarai Al akhirnya tiba di sebuah butik ternama. Mereka pun segera turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam butik tersebut.

Semua karyawan butik terpana melihat sosok pria yang menjadi incaran para wanita dari semua kalangan kerena ketampanan, kekayaan, dan keunggulannya di dunia bisnis ada di butik mereka.

"Tunggu, bukankah itu tuan Alvaro Alexandra. Apakah ia akan menikah?, wah ini akan jadi patah hati wanita sejagat raya!" ucap salah satu karyawan dengan sangat pelan.

"Benar sekali, siapa wanita beruntung itu?"

"Apa ia dari kalangan pebisnis, aktris atau model?" timpal yang lainnya.

"Entahlah. Tapi yang pasti, wanita itu pasti wanita luar biasa dan bukan dari kalangan biasa!"

"Betul banget."

Bisik-bisik para karyawan butik memenuhi ruangan di mana Al sekarang berada. Meskipun mereka berbicara pelan sekali, tapi Al masih bisa mendengarnya. Hanya saja ia pura-,pura tidak tahu.

Bukannya langsung melayani, mereka malah tetap asik dengan bahasan karena kedatangan pelanggan spesial. Hingga pemilik butik turun tangan karena melihat tamu sekaligus teman baiknya belum ada yang melayani.

"Semoga tuan Al bisa memakluminya. Karena mereka menjadi seperti ini, itu juga karena ulahmu," ucap sang pemilik butik seraya terkekeh. Ia bernama Audy Larasati teman kecil Al sejak keduanya mulai bersekolah di menengah atas.

"Apa kamu sedang mencoba meledek saya?" timpal Al pada sahabat masa kecilnya itu.

"Tapi itu faktanya, bukan?. Wah siapa wanita beruntung ini, wanita yang telah berhasil mencairkan pria Kutub Utara yang gila kerja ini?. Pasti gadis ini sangat spesial," ucap Audy. Kini ia beralih menatap Sarah menatap yang berdiri di belakang Al dengan menggendong Lyla.

Sarah yang mendengar itu hanya tersenyum canggung, karena ia tidak tahu harus menanggapinya bagaimana. Andai saja ia bisa memilih, pasti ia sudah menolak untuk di nikahi Al.

"Baiklah Audy, saya mau meminta bantuan kamu untuk mencarikan gaun pengantin terbaik di butik ini dan minta Sarah untuk mencobanya," ucap Al seraya menyuruh Sarah mengikuti Audy.

"Hmmm, namanya Sarah. Baiklah Sarah ayo ikuti saya, saya akan menunjukkan kepadamu gaun terbaik di butik ini dan menjadikanmu ratu tercantik," tutur Audy. Sarah pun segera mengikuti Audy dari belakang.

"Wah bajunya bagus semua, ini benar harganya?. Kira kira harga segitu untuk berapa buah gaun pengantin, kak?"tanya Sarah dengan polosnya. Ia yang berasal dari desa dan pertama kali di bawa ke tempat ini tentu saja tidak tahu. Sarah tampak terkejut dengan bandrol harga yang tertera pada salah satu gaun pengantin. Mendengar itu, Audy terkekeh. Ia merasa heran dengan wanita yang kini bersamanya.

"Wanita seperti apa sebenarnya kamu Sarah?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 31

    "Kamu belum juga berganti pakaian?" tanya wanita bermasker itu seraya menatap Sarah dari atas sampai bawah. "Maaf, sepertinya saya tidak bisa mengganti pakaian saya saat ini," jawab sarah. "Karena itu saya meminta bantuan mbak ini saja untuk mengantarkannya," lanjutnya lagi. "Maaf mbak, tapi saya masih banyak pekerjaan di belakang," tutur art lalu buru-buru pergi dari hadapan Sarah. "Saya mengerti, kamu tidak bisa memakai satupun pakaian yang ada di sini, kan?" tanya wanita bermasker itu lagi. "Tunggu sebentar," tukas wanita itu. Ia kemudian mengutak-atik ponselnya, lalu memanggil seseorang di sebrang sana. Lalu sedikit menjauh dari arah Sarah berdiri. "Iya, buruan carikan pakaian terbaik yang cocok di padukan dengan hijab." Samar-samar Sarah masih mendengar wanita itu berbicara pada pria di sebrang sana. "Baju terbaik yang cocok di padukan dengan hijab? Apakah itu untukku?" ucap Sarah dalam hati. Tidak lama kemudian, wanita itu menutup telponnya lalu kembali menghampiri

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 30 : Di Villa

    "Tuan?" Sarah memanggil tuannya ragu-ragu. "Apa lagi Sarah? Haruskah saya memanggil security untuk menyeretmu keluar dari ruangan saya?" Al sepertinya sudah kehabisan kesabaran. Sungguh Al merasakan getaran aneh itu semakin menjadi kala mendengar suara Sarah. "Pintunya tuan, terkunci," lirih Sarah. Mendengar itu, Al menyugar rambutnya kasar. Sesaat kemudian, ia mengutak-atik ponselnya dan pintupun terbuka. Sarah pun segera keluar dari ruang kerja Al. *** "Ya ampu Sarah, kenapa kamu tampak berantakan sekali nak, apa yang telah tuan lakukan padamu? Apa ada yang luka?" mbok Fatma melayangkan pertanyaan beruntun ketika Sarah akan memasuki kamarnya. Ia begitu panik ketika melihat Sarah dengan keadaan yang kacau. "Sarah baik-baik saja, mbok. Sarah hanya butuh istirahat sebentar," jawab Sarah lirih dengan wajah tampak lesu. "Baiklah nak, istirahatlah. Tapi setelah kamu sarapan," tukas mbok Fatma. Ia pun segera bergegas hendak ke dapur. Tapi Sarah mencegahnya, "Tidak mbok, nanti saja

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 29 : Desiran Aneh

    Sarah tahu betul wanita di foto itu adalah dirinya."Kenapa kamu masih berdiri di sana? Apa saya memintamu ke sini untuk menjadi pajangan?" suara yang berasal dari pertanyaan Al mengagetkan Sarah hingga ia tergagap."Bukan tuan. Kalau begitu saya permisi," ucap Sarah. Ia pun segera pergi dari ruang kerja Al."Aku yakin sekali, itu adalah foto ku. Pria di foto itu juga, aku merasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tapi di mana? Aku yakin, foto itu adalah salah satu alasan di balik kebencian tuan Al padaku," ucap Sarah dalam hati. Ia memikirkan foto yang baru saja di lihatnya sepanjang jalan. "Sarah!" teriak Al. Pagi-pagi sekali Al sudah berteriak memanggil Sarah. Bahkan suaranya memenuhi ruang tamu. Mbok Fatma yang kebetulan sedang memotong sayuran untuk sarapan langsung menghampiri Al."Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya mbok Fatma ketika berada di hadapan Al."Maaf mbok, tolong panggilkan Sarah dan suruh ia untuk datang ke kamar saya," jawab Al. Setelah memberi pe

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 28 : Sebuah Foto

    Mobil yang di tumpangi Sarah akhirnya sampai di kediaman Al. Begitu ia melangkah memasuki rumah, mbok Fatma langsung menghampiri nya seraya memeluknya. Mbok Fatma tampak menitikkan air mata."Mbok kenapa menangis?" tanya Sarah heran. Ia menepuk pelan punggung mbok Fatma."Tuan Al telah memperlakukan non dengan tidak baik. Tuan bahkan memindahkan non ke kamar gudang dan menjadikan non pelayan seperti kami," tutur mbok Fatma mulai terisak."Terimakasih mbok, atas keprihatinan mbok terhadap Sarah. Tapi percayalah sama Sarah, Sarah baik-baik saja," tutur Sarah seraya tersenyum ke arah mbok Fatma setelah mbok Fatma melerai pelukannya. Mbok Fatma pun mengusap air matanya di bantu Sarah."Jujur saja, Sarah kaget pas tiba tiba mbok meluk Sarah sambil nangis. Sarah khawatir mbok kenapa kenapa," ucap Sarah kemudian. Mbok Fatma pun memapah Sarah menuju kamarnya.Semua menu makan malam telah tersaji di meja makan."Non Sarah, ayo makan malam dulu. Mbok baru saja habis dari kamar tuan. Sepertinya

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 27 : Siapa Dalangnya?

    Sarah beralih melihat ke arah suara. "Pak Al?" lirih Sarah.**Pria misterius itu segera berlari menuju tempat parkiran. Baru setelah sampai di mobil, pria itu bernapas lega.'Drrtt' ponselnya bergetar tanda panggilan masuk. Pria itu pun segera mengangkatnya.""Hallo bu bos," ucap pria itu begitu panggilan tersambung."Bagaimana Parman? Apa rencanamu sudah berhasil?" tanya wanita di sebrang sana memaanggil pria misterius itu yang ternyata bernama Parman."Maaf bu bos, wanita yang bersama gadis itu selalu berhasil menggagalkan rencana saya," jawab Parman."Tapi bu, kalau saya melakukan rencana saya ketika wanita paruh baya yang menjaganya, kemungkinan besar saya akan berhasil," lanjut Parman lagi."Saya sengaja mengatur semua ini, karena wanita itulah yang di curigai Al. Kalau kamu berhasil mencelakai gadis cilik itu di bawah penjagaan wanita desa itu untuk yang ke sekian kalinya, pasti Al akan mengira bahwa kamu suruhannya," tutur wanita di sebrang sana panjang lebar."Pokoknya bagai

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 26 : Penyelinap

    Sarah kemudian menghampiri Lyla."Cepat sembuh, sayang," tutur Sarah seraya mengusap pucuk kepala Lyla lalu menciumnya."Kakak tinggal beli sarapan dulu ya, sebentat. Soalnya tadi kakak buru-buru jadi belum sempat sarapan," ucap Sarah. Setelah itu, ia beranjak dari samping Lyla. Sarah menutup pintu dengan ruangan Lyla dengan rapat."Hahaha... akhirnya tuh cewe keluar juga. Dasar cewe sialan! Selalu membuat rencana saya gagal semua! Kamu lihat, Kali ini tidak akan ada yang bisa menggagalkan rencana saya. Karena kali ini... " gumam seorang pria seraya keluar dari persembinyiannya. Ia melangkah perlahan ke arah ruangan Lyla berada. Pria itu tampak sudah lengkap dengan pakaian khas perawat. Karena itu, tidak ada yang mencurigainya."Maaf, kamu mau kemana? Bukankah pasien yang di rawat di ruangan ini baru saja selesai pemeriksaan setengah jam yang lalu," ucap salah satu perawat yang tidak sengaja berpapasan dengan pria yang sedang menyamar."Memang benar, tapi dokter meminta saya untuk me

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 25 : Untukmu, Nadia!

    "Bibi datang kemari?" tanya Nadia panik."Ayo kita samperin Nad," ajak Sarah pada Nadia."Enggak mau, kak. Pasti bibi mau paksa Nadia untuk pulang kampung," jawab Nadia menjauh dari arah Sarah."Tapi Nad, kalau kayak gini, enggak akan selesai urusan nya," tutur Sarah seraya menghampiri Nadia. Ia menepuk pelan bahu Nadia berusaha meyakinkan nya."Kita hadapi sama-sama," ucapnya lagi.Setelah beberapa saat berpikir akhirnya Nadia setuju pada usulan Sarah. Setelah keduanya meminta izin pada Al yang masih menikmati sarapan nya, keduanya pun langsung berjalan menuju ke luar rumah."Assalamualaikum, Bu," ucap Sarah seraya mencium punggung tangan bibi Nadia takzim."Waalaikumsalam," jawab ibu Nadia ketus."Nadia ayo buruan bereskan semua barang-barang kamu, kita pulang sekarang!" Bibi Nadia memerintah dengan nada tinggi."Bibi meminta Nadia pulang buat nikah sama kang Adit, kan? Nadia enggak mau Bi. Kang Adit itu bukan pria baik," jawab Nadia dengan nada memelas."Enggak baik dari segi apanya

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 24 : Antara Nina Dan Nadia

    "Ada apa saya datang kesini? Bukankah tuan memanggil saya?" jawab Sarah. Ia merasa heran dengan apa yang tuturkan Al. "Benarkah? Apa ini hanya akal-akalanmu saja supaya saya mencabut kembali ucapan saya?""Itu tidak benar, Baiklah tuan, jika anda memang tidak memerlukan saya, maka saya akan kembali," ujar Sarah pun sedikit membungkuk lalu berbalik meninggalkan Al. Tapi Al mencekal pergelangan tangannya lalu menariknya ke dalam kamar."Kebetulan kamu ada di sini," ujar Al. Lalu ia mengambil segelas kopi yang masih mengepulkan asap nya, kemudian ia melemparkan nya ke lantai membuat gelas itu hancur berantakan. "Aaa... " jerit Sarah saking terkejutnya seraya menutup kedua telinga. Untungnya Sarah tidak terluka karena ia berhasil menghindar. Tapi sepertinya pria di depan sana terkena serpihan pecahan kaca. Darah segar mengalir dari kakinya. Melihat itu, Sarah sangat khawatir. Ia segera menghampiri tuannya."Ya ampun tuan, kaki anda terluka, ini harus segera di obati.. Sebentar, saya amb

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 23 : Siapa yang meminta Sarah Datang?

    "Iya kak, maaf," ujar gadis itu. "Heh kamu Nadia, aku enggak nyangka kalau kamu akan seberani itu untuk berbicara pada tuan Al," ucap wanita yang tadi meneriaki Sarah dan gadis yang bernama Nadia. Bukannya menjawab, Nadia malah melengos meninggalkan wanita itu seraya menarik tangan Sarah."Nadia!""Apa kak Nina?" tanya Nadia. Ia pun akhirnya menoleh ke arah wanita yang dipanggilnya Nina."Berani kamu ya sekarang sama saya? Mentang mentang kamu deket sama istri tuan Al, kamu lupa bahwa tuan Al sudah mencabut gelar nona darinya?" ujar Nina dengan suara berapi-api.Saat Nadia ingin menimpali ucapan Nina, Sarah mencegahnya. seraya berkata, "Sudahlah Nadia, jangan meladeninya. Ia hanya ingin mencari keributan. Lebih baik sekarang kita bantu kakak kakak yang lain mindahin barang."Nadia pun mendengarkan ucapan Sarah. Mereka berdua meninggalkan Nina yang menatap mereka dengan tatapan marah dan kesal.Sarah mulai memasuki sebuah ruangan yang akan menjadi kamarnya. Semuanya sudah selesai dipin

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status