Home / Rumah Tangga / DINIKAHI KARENA DENDAM / Bab 4 : Pelanggan VVIP.

Share

Bab 4 : Pelanggan VVIP.

Author: Senja
last update Last Updated: 2024-04-06 02:00:44

"Rah, di panggil sama pak Dito," ucap Sinta ketika keduanya berpapasan. Tanpa sengaja Sinta melihat wajah Sarah tampak sembab. Seketika ia merasa khawatir. "Kamu abis nangis, Rah?" tanya nya seraya menatap lekat wajah Sarah.

"aku baik-baik aja," jawab Raina.

"Andai saja pak Dito mengizinkan, aku pasti akan menggantikan mu, Rah. Tapi kata pak Dito, costumer VVIP ingin kamu langsung yang mengantarkan nya," tutur Sinta. Ia sangat khawatir sama temannya. Tapi, ia tak punya kuasa atas apapun.

"Tidak apa-apa Sin. Kalau begitu akun ke sana dulu," pamit Sarah. Ia pun segera pergi menuju ruangan pak Dito.

Tok. Tok. Tok.

"Masuk," sahut seorang pria dari arah dalam.

"Kamu antarkan makanan ini ke alamat ini, dan ingat! jangan sampai ada yang salah. Ini adalah pelanggan VVIP kita, ucap sang manager memperingatkan seraya meletakkan secarik berisi alamat pelanggan.

Bukan tanpa sebab sang manager sangat merasa khawatir, karena ia tahu betul karyawannya yang satu ini sedikit ceroboh.

"Baik pak, kalau begitu saya berangkat sekarang" pamit Sarah. Ia pun segera menuju ke tempat parkir.

Di cafe ini memang telah disediakan kendaraan khusus untuk keperluan cafe, seperti seped, motor dan mobil.

"Sesuai alamat yang tertera, ini benar rumah nya. Ini rumah apa istana? besar dan megah banget," gumam Sarah. Ia terpesona melihat bangunan megah bergaya Eropa di depannya.

"Seumur-umur aku baru pertama kali ini datang ke rumah seluar biasa ini. Palingan juga lihat di tv!"

Sarah pun segera turun dari motornya, ia berjalan menuju gerbang.

"Gimana cara masuknya?" Sarah tampak bingung. Ia mengetuk dagunya karena bingung.

Ditarik, di dorong, bahkan sampai di tendang. Tapi tetep saja gerbang itu tidak terbuka. Mau menghubungi pihak cafe, tapi ponselnya mati. "Bagaimana ini, apa aku harus balik lagi aja ya?" gumannya.

Baru saja ia hendak pergi menuju motornya kembali, tiba-tiba gerbang terbuka dan seseorang dari dalam menarik bajunya kebelakang.

"Hei, siapa sih main tarik-tarik aja!. Bagaimana kalau saya terjerembab?" sungutnya kesal seraya merapikan bajunya kembali.

"Ya ampun, ternyata anda, tuan. bagaimana anda bisa melakukan ini?, Pantas saja!. Nih makanan anda." Sarah segera menyerahkan makanan sang pelanggan. Setelah itu, ia berpamitan dan berbalik hendak pulang.

"Pak Dito?" ucap Al.

Langkah Sarah tiba-tiba terhenti saat pria di belakangnya menelpon pria yang sangat di takuti nya karena paling suka mengatakan, "kamu saya pecat". Sarah pun kembali menghadap pria yang sedang menelpon.

"Hallo, ini dengan pak Dito manager cafe tempat saya mememsan makanan, kan?" ucap pria di hadapan Sarah yang tak lain adalah Alvaro Alexandra.

"Benar tuan," jawab pria di sebrang sana. Al sengaja melaundspek ponselnya hingga suara pria di sebrang sana bisa di dengar oleh Sarah.

"Sebenarnya saya ingin memberitahukan, bahwa karyawan anda yang mengirim makanan kepada saya itu... " Sebelum Al menyelesaikan ucapannya, Sarah langsung mengambil ponsel dari tangan Al dan mematikan nya.

"Jika anda punya keluhan tentang kinerja saya, anda bisa langsung mengatakan nya kepada saya, tuan. Lihatlah bukankah saya masih ada di hadapan anda?" ucap Sarah selembut dan seramah mungkin. Ia bahkan berusaha menampilkan senyuman semanis mungkin untuk menutupi rasa kesal dan marah yang amat sangat.

"Dasar pria menyebalka," umpatnya dalam hati.

"Ikut saya!. Sekarang kita akan fitting baju. Bagaimanapun dan seperti apapun pernikahan kita kedepannya, saya tidak mau menikah sembunyi-sembunyi!"

"Apa anda sedang bercanda?, tidak mau!. Saya sedang bekerja," jawab Sarah. Lalu ia pun meninggalkan Al. Tapi Al buru-buru menahan pergelangan tangannya dan menarik nya hingga Sarah terjerembab menabrak dada bidang Al.

"Diam disini!. Kamu tahu kan saya ini orang kaya, saya bisa melakukan apapun. Bahkan, mudah saja bagi saya jika ingin membuat kamu di pecat dari pekerjaan mu!" bisik Al tepat di telinga Sarah seraya menyeringai. Mendengar ancaman itu, seketika Sarah ketakutan.

"Baiklah tuan, saya akan ikut anda. Tapi tolong lepaskan tangan saya, sakit," jawab Sarah merintih menahan sakit. Mendengar itu, Al pun segera melepaskan cengkraman nya.

Tiba-tiba saja seorang gadis kecil keluar dari rumah megah itu. Ia berlari menghampiri Al seraya berteriak, "Syla mau ikut!"

"Baiklah tuan putri kecil ku," jawab Al seraya membungkukkan badannya sebagai tanda penghormatan seperti penghormatan pada putri pada umumnya. Sarah yang melihat itu langsung mengikuti nya.

"Siapa gadis kecil ini?, cantik sekali, menggemaskan. Apakah tuan Al sudah memiliki putri?," ucap Sarah dalam hati.

Sarah benar-benar tidak tahan melihat pipi tembem gadis kecil bernama Lyla membuat Sarah gemas dan ingin sekali menjembilnya.

"Hallo Lyla, perkenalkan nama kakak, kak Sarah. Kamu cantik banget sih," ucap Sarah memperkenalkan diri dengan suara dan wajah di buat se imut mungkin.

Kulit wajah putih bersih meskipun tanpa make-up, mata bulat indah beriris coklat, hidung mancung dan bibir mungil kemerah-merahan Alami. Apalagi saat wajahnya di imut-imutkan membuat Al yang melihat nya terpesona.

"Hallo juga kak Salah, kak Salah juga cantik banget. Om Al, kenapa liatin kak Salah telus?" tanya Lyla dengan cadel dan polosnya membuat Al gelagapan.

"Sadar Al, kamu jangan sampai terpesona lalu terjerat olehnya. Ingat tujuan pertama kamu!" batin Al dalam hati.

"Siapa yang liatin kak Salah, Lyla?. Kamu ini ada-ada saja." Timpal Al.

"Benalkah," tanya Lyla menyelidik.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 31

    "Kamu belum juga berganti pakaian?" tanya wanita bermasker itu seraya menatap Sarah dari atas sampai bawah. "Maaf, sepertinya saya tidak bisa mengganti pakaian saya saat ini," jawab sarah. "Karena itu saya meminta bantuan mbak ini saja untuk mengantarkannya," lanjutnya lagi. "Maaf mbak, tapi saya masih banyak pekerjaan di belakang," tutur art lalu buru-buru pergi dari hadapan Sarah. "Saya mengerti, kamu tidak bisa memakai satupun pakaian yang ada di sini, kan?" tanya wanita bermasker itu lagi. "Tunggu sebentar," tukas wanita itu. Ia kemudian mengutak-atik ponselnya, lalu memanggil seseorang di sebrang sana. Lalu sedikit menjauh dari arah Sarah berdiri. "Iya, buruan carikan pakaian terbaik yang cocok di padukan dengan hijab." Samar-samar Sarah masih mendengar wanita itu berbicara pada pria di sebrang sana. "Baju terbaik yang cocok di padukan dengan hijab? Apakah itu untukku?" ucap Sarah dalam hati. Tidak lama kemudian, wanita itu menutup telponnya lalu kembali menghampiri

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 30 : Di Villa

    "Tuan?" Sarah memanggil tuannya ragu-ragu. "Apa lagi Sarah? Haruskah saya memanggil security untuk menyeretmu keluar dari ruangan saya?" Al sepertinya sudah kehabisan kesabaran. Sungguh Al merasakan getaran aneh itu semakin menjadi kala mendengar suara Sarah. "Pintunya tuan, terkunci," lirih Sarah. Mendengar itu, Al menyugar rambutnya kasar. Sesaat kemudian, ia mengutak-atik ponselnya dan pintupun terbuka. Sarah pun segera keluar dari ruang kerja Al. *** "Ya ampu Sarah, kenapa kamu tampak berantakan sekali nak, apa yang telah tuan lakukan padamu? Apa ada yang luka?" mbok Fatma melayangkan pertanyaan beruntun ketika Sarah akan memasuki kamarnya. Ia begitu panik ketika melihat Sarah dengan keadaan yang kacau. "Sarah baik-baik saja, mbok. Sarah hanya butuh istirahat sebentar," jawab Sarah lirih dengan wajah tampak lesu. "Baiklah nak, istirahatlah. Tapi setelah kamu sarapan," tukas mbok Fatma. Ia pun segera bergegas hendak ke dapur. Tapi Sarah mencegahnya, "Tidak mbok, nanti saja

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 29 : Desiran Aneh

    Sarah tahu betul wanita di foto itu adalah dirinya."Kenapa kamu masih berdiri di sana? Apa saya memintamu ke sini untuk menjadi pajangan?" suara yang berasal dari pertanyaan Al mengagetkan Sarah hingga ia tergagap."Bukan tuan. Kalau begitu saya permisi," ucap Sarah. Ia pun segera pergi dari ruang kerja Al."Aku yakin sekali, itu adalah foto ku. Pria di foto itu juga, aku merasa pernah bertemu dengannya di suatu tempat. Tapi di mana? Aku yakin, foto itu adalah salah satu alasan di balik kebencian tuan Al padaku," ucap Sarah dalam hati. Ia memikirkan foto yang baru saja di lihatnya sepanjang jalan. "Sarah!" teriak Al. Pagi-pagi sekali Al sudah berteriak memanggil Sarah. Bahkan suaranya memenuhi ruang tamu. Mbok Fatma yang kebetulan sedang memotong sayuran untuk sarapan langsung menghampiri Al."Iya tuan, apa ada yang bisa saya bantu?" tanya mbok Fatma ketika berada di hadapan Al."Maaf mbok, tolong panggilkan Sarah dan suruh ia untuk datang ke kamar saya," jawab Al. Setelah memberi pe

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 28 : Sebuah Foto

    Mobil yang di tumpangi Sarah akhirnya sampai di kediaman Al. Begitu ia melangkah memasuki rumah, mbok Fatma langsung menghampiri nya seraya memeluknya. Mbok Fatma tampak menitikkan air mata."Mbok kenapa menangis?" tanya Sarah heran. Ia menepuk pelan punggung mbok Fatma."Tuan Al telah memperlakukan non dengan tidak baik. Tuan bahkan memindahkan non ke kamar gudang dan menjadikan non pelayan seperti kami," tutur mbok Fatma mulai terisak."Terimakasih mbok, atas keprihatinan mbok terhadap Sarah. Tapi percayalah sama Sarah, Sarah baik-baik saja," tutur Sarah seraya tersenyum ke arah mbok Fatma setelah mbok Fatma melerai pelukannya. Mbok Fatma pun mengusap air matanya di bantu Sarah."Jujur saja, Sarah kaget pas tiba tiba mbok meluk Sarah sambil nangis. Sarah khawatir mbok kenapa kenapa," ucap Sarah kemudian. Mbok Fatma pun memapah Sarah menuju kamarnya.Semua menu makan malam telah tersaji di meja makan."Non Sarah, ayo makan malam dulu. Mbok baru saja habis dari kamar tuan. Sepertinya

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 27 : Siapa Dalangnya?

    Sarah beralih melihat ke arah suara. "Pak Al?" lirih Sarah.**Pria misterius itu segera berlari menuju tempat parkiran. Baru setelah sampai di mobil, pria itu bernapas lega.'Drrtt' ponselnya bergetar tanda panggilan masuk. Pria itu pun segera mengangkatnya.""Hallo bu bos," ucap pria itu begitu panggilan tersambung."Bagaimana Parman? Apa rencanamu sudah berhasil?" tanya wanita di sebrang sana memaanggil pria misterius itu yang ternyata bernama Parman."Maaf bu bos, wanita yang bersama gadis itu selalu berhasil menggagalkan rencana saya," jawab Parman."Tapi bu, kalau saya melakukan rencana saya ketika wanita paruh baya yang menjaganya, kemungkinan besar saya akan berhasil," lanjut Parman lagi."Saya sengaja mengatur semua ini, karena wanita itulah yang di curigai Al. Kalau kamu berhasil mencelakai gadis cilik itu di bawah penjagaan wanita desa itu untuk yang ke sekian kalinya, pasti Al akan mengira bahwa kamu suruhannya," tutur wanita di sebrang sana panjang lebar."Pokoknya bagai

  • DINIKAHI KARENA DENDAM   Bab 26 : Penyelinap

    Sarah kemudian menghampiri Lyla."Cepat sembuh, sayang," tutur Sarah seraya mengusap pucuk kepala Lyla lalu menciumnya."Kakak tinggal beli sarapan dulu ya, sebentat. Soalnya tadi kakak buru-buru jadi belum sempat sarapan," ucap Sarah. Setelah itu, ia beranjak dari samping Lyla. Sarah menutup pintu dengan ruangan Lyla dengan rapat."Hahaha... akhirnya tuh cewe keluar juga. Dasar cewe sialan! Selalu membuat rencana saya gagal semua! Kamu lihat, Kali ini tidak akan ada yang bisa menggagalkan rencana saya. Karena kali ini... " gumam seorang pria seraya keluar dari persembinyiannya. Ia melangkah perlahan ke arah ruangan Lyla berada. Pria itu tampak sudah lengkap dengan pakaian khas perawat. Karena itu, tidak ada yang mencurigainya."Maaf, kamu mau kemana? Bukankah pasien yang di rawat di ruangan ini baru saja selesai pemeriksaan setengah jam yang lalu," ucap salah satu perawat yang tidak sengaja berpapasan dengan pria yang sedang menyamar."Memang benar, tapi dokter meminta saya untuk me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status