Share

BAB 146

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2024-12-28 23:56:43

"Kamu mau pilih yang mana, Sayang?" tanya Ken setelah sampai di toko emas, tak jauh dari pasar.

"Beli kalung, gelang atau cincin juga boleh. Terserah yang mana kamu suka," sambung Ken lagi saat istrinya masih bergeming di sebelahnya.

"Cincin saja, Mas. Tadi kan Hanum sudah bilang nggak mau beli yang lain. Mas Ken sudah beliin motor baru secara cash loh, masa mau borong perhiasan juga," balas Hanum dengan senyum tipis.

"Kenapa nggak? Kalau kamu suka, ambil saja terserah yang mana. Membahagiakan istri itu salah satu tujuanku menikah dan bekerja. Jadi, nggak ada salahnya menghabiskan banyak uang asal istri bahagia yang penting masih dalam batas normal dan nggak melenceng dari aturanNya." Ken mengangguk pelan saat Hanum menoleh ke arahnya.

"Hmm ... jadi curiga kan, sebenarnya pekerjaan Mas Ken apa? Kenapa bisa punya tabungan sebanyak itu."

"Kan nabung sejak muda, Sayang. Sekarang sudah hampir kepala tiga, pasti punya tabungan dong meski mungkin nggak sebanyak orang-orang. Apalagi aku
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Zidan Kasan
mulai ada yang mau main" ini Ken, kayaknya suruhan rentenir itu, sikat Ken tu juragan
goodnovel comment avatar
Hazwani Umira Kasim
lanjut thorr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 147

    Bakda maghrib, suasana di rumah Rudy cukup ramai karena kedatangan keluarga adik iparnya. Melati, adik kandung Mawar datang bersama suami dan bungsu mereka dengan dua motor. Melati berboncengan dengan suaminya-- Fadli, sedangkan Dara anak bungsu mereka pakai motor lain. "Mas Rudy belum pulang, Mbak? Lembur ya?" tanya Melati saat Mawar menyuguhkan teh hangat dan camilan ke meja ruang tengah. "Iya, Mel. Katanya ada motor yang harus diperbaiki dan besok pagi bakal diambil yang punya. Makanya, sampai sekarang belum pulang," balas Mawar sembari mempersilakan hidangan itu pada Fadli dan Dara. "Nggah usah repot-repot, Mbak. Kaya sama siapa saja. Kami datang ke sini juga nggak bawa apa-apa kok." Fadli membalas santai sembari menyandarkan punggungnya ke sofa. "Nggak repot, cuma teh hangat kok, Fad. Dara belum balik ke Jogja?" tanya Mawar pada keponakannya itu. Dara memang kuliah di Jogja, tapi dia pulang ke Jakarta untuk menghadiri hajatan Mawar kemarin. "InsyaAllah besok, Bude. Makanya,

    Last Updated : 2024-12-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 148

    "Sayang, aku mau bantuin bapak ke bengkel ya? Kasihan lembur sendirian. Tadi sepertinya bapak masih sibuk," ujar Ken yang tak peduli dengan godaan perempuan di sampingnya. Ken menghampiri Hanum yang kini melangkah ke arahnya. Sengaja mencium kening Hanum di depan Dara lalu mengusap puncak kepalanya pelan. Hanum kembali merona tiap kali mendapatkan perlakuan semanis itu dari sang suami. "Iya, Mas. Bapak pasti kecapekan dan mungkin belum makan. Apa kubawakan bekal buat bapak sekalian, Mas?" tanya Hanum sembari mengurai pelukan suaminya. "Nggak usah, Sayang. Nanti biar bapak yang pulang duluan kalau sudah lapar, aku bisa gantiin bapak buat benerin motornya," balas Ken lagi. Sejak SMA Ken memang sudah terbiasa dengan perbengkelan karena sering memodif motor-motornya. Bahkan setelah kuliah pun dia mulai suka dengan mobil yang dimodif dan benerin kendaraannya sendiri. Banyak hal yang dia pelajari dari teman-teman SMA dan kuliahnya yang memiliki usaha automotif. "Heh, yakin kamu bisa be

    Last Updated : 2024-12-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 149

    "Mas, kenapa belum siap-siap sih? Aku sudah dandan rapi begini, kamu masih belum mandi," tukas Rena pada suaminya yang masih duduk di tepi ranjang. Sesuai rencana, hari ini sampai lima hari ke depan mereka akan honeymoon ke Bali. Renata sudah cerita ke mana-mana soal ini, bahkan begitu membanggakan suaminya yang ternyata punya banyak tabungan untuk membahagiakannya. Rena tak mau kalah dengan Hanum yang hanya dihadiahi motor dan sebuah cincin. Baginya, dia harus menjadi yang terbaik dan tak mau dikalahkan siapapun, apalagi cuma seorang Hanum. "Pesawat jam satu siang, Sayang. Ini masih jam sembilan, ngapain sudah sibuk begini?" balas Aziz santai, tapi Rena tetap saja mengomel. Dia merasa jika Aziz tak ikhlas dan tak suka dengan rencana honeymoon nya kali ini. Semua memang permintaan dan pilihan Renata. Aziz hanya mengiyakan dan menyiapkan dananya saja. Oleh karena itu pula, Renata berpikir macam-macam saat Aziz seolah tak bersemangat honeymoon. Jauh berbeda dengan sikapnya detik ini

    Last Updated : 2024-12-29
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 150

    "Mau honeymoon ya, Ren? Wah, seru nih ke Bali," ujar salah seorang tetangga saat melihat Rena membawa kopernya ke teras. "Iya dong, Bi. Namanya juga habis menikah ya honeymoon. Menikmati masa berdua tanpa diganggu siapapun," balas Rena dengan senyum lebar. Kaca mata hitam sudah nangkring di atas kepalanya, celana jeans panjang dengan kemeja menghiasi tubuhnya yang semampai, tak lupa sepatu dengan hak tinggi pun melengkapi penampilannya detik ini. Rambut panjang Rena tergerai indah, sesekali tertiup angin yang memang kadang datang dan pergi. "Jangan lupa bawain ibu oleh-oleh ya, Ren," pesan Mawar saat Rena menyalaminya. "Kalau anak pergi-pergi jangan sibuk titip oleh-oleh, Bu. Biarkan mereka menikmati masa bahagianya. Nanti kalau senggang juga dibelikan, tapi kalau repot dan lupa, ibu jangan ngambek," ujar Rudy pada istrinya. "Benar yang dikatakan bapak, Bu. Baru mau berangkat sudah sibuk mikirin oleh-oleh. Kalau nggak repot nanti juga kubelikan. Ibu tenang saja deh," balas Rena.

    Last Updated : 2024-12-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 151

    [Mas, kamu beli furniture kenapa nggak bilang-bilang? Mana bagus banget, pasti harganya mahal. Iya kan?]Hanum mengirimkan pesan pada suaminya setelah kamarnya tertata rapi. Rudy meminta dua orang tetangganya untuk membantu menata lemari dan ranjang itu. Setelah menunggu beberapa menit, Hanum menerima balasan dari suaminya. [Iya, Sayang. Maaf tadi lupa mau bilang kalau aku sekalian mampir ke toko furniture untuk membeli perabotan itu. Mahal atau murah, selama kamu suka aku nggak masalah, Sayang. Yang penting istriku menyukainya]Hanum tersenyum saat membaca balasan dari Ken. Dia kembali mengucap syukur memiliki suami yang benar-benar di luar ekspektasinya saat pertama kali berjumpa. [Makasih ya, Mas. Hanum suka, suka banget malah. Semua cantik]Balasan Hanum membuat Ken tersenyum. Dia senang jika istrinya suka dan bahagia dengan semua pemberiannya. [Lebih cantik kamu. Kamu yang terbaik dan tercantik]Lagi-lagi wajah Hanum merona tiap kali melihat ataupun mendengar pujian suaminya.

    Last Updated : 2024-12-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 152

    "Kenapa gelisah begitu, Mas? Apa ada masalah?" tanya Hanum saat menyuguhkan secangkir kopi untuk suaminya. Ken mendongak lalu menarik kursi di sampingnya dan meminta Hanum untuk duduk di sana. "Sebenarnya bukan masalah sih, Sayang. Cuma papa memintaku pulang sebentar. Mungkin minta penjelasan atas pernikahan kita yang mendadak ini," balas Ken jujur. Hanum terdiam sejenak. Entah mengapa detik ini tiba-tiba muncul kekhawatiran di dalam hatinya. Hanum takut ditinggalkan begitu saja. Dia tak tahu asal usul Ken apalagi tempat tinggalnya di Jogja. Jikalaupun mau mencari keberadaannya, Hanum merasa benar-benar buta dan tak tahu apa-apa. Bahkan sudut kota Jogja saja belum pernah dijamahnya sama sekali. "Kenapa, Sayang? Kamu takut kalau aku pergi begitu saja?" tebak Ken seolah tahu beragam tanya dan kecemasan di benak Hanum detik ini. Hanum tak membalas, dia hanya menatap Ken beberapa saat lalu kembali menunduk. "Aku selesaikan urusan ini dulu sekalian urus berkas-berkas pernikahan kita.

    Last Updated : 2024-12-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 153

    [Siapa yang jemput, Mas? Aku sudah sampai bandara] Ken mengirimkan pesan pada kakaknya setelah sampai di kota kelahirannya, Jogja.[Sudah ada Pak Joko di sana, Ken. Keluar saja nanti juga ketemu] Ken memasukkan kembali handphonenya ke saku celana. Sembari mendorong koper, dia mencari salah satu supir pribadi keluarganya itu di deretan para penjemput. "Mas Ken, sini bapak bawakan kopernya," ujar Pak Joko saat melihat majikan mudanya datang. "Oh, biar saya saja, Pak. Nggak berat kok ini. Isinya cuma beberapa oleh-oleh buat Aldo sama Dee," balas Ken begitu ramah dan sopan. "Mas Ken pasti capek. Biar bapak bawakan saja." Pak Joko kembali meminta. Tak menolak, Ken pun mengiyakannya. Setelah masuk ke mobil, Ken kembali mengetik pesan. Kali ini bukan ditujukan untuk orang tua atau kakaknya, melainkan untuk Hanum yang pasti sudah menunggu pesannya sedari tadi. Benar saja, saat menerima pesan dari sang suami, Hanum merasa jauh lebih lega. [Sayang, aku sudah sampai bandara. Jangan begada

    Last Updated : 2024-12-30
  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 154

    Adzan subuh berkumandang. Hanum membuka matanya perlahan lalu menengok ke samping. Tak ada siapa-siapa di sisinya sejak semalam. Ada rasa kehilangan dan rindu yang berkelebat dalam kalbu. Suara jarum jam terdengar cukup keras di kamarnya. Seolah menemani Hanum di setiap malam dan tiap terjaga dari lelapnya. Tak ingin membuang waktu, Hanum gegas beranjak dari ranjang lalu melipat selimut dan menata bantal gulingnya. Semua serba baru karena Ken yang menghadiahkan itu semua untuknya. Getar handphone di atas meja membuat Hanum buru-buru membereskan tempat tidur lalu mengambil benda pipih hitam itu. Senyum di pagi hari mulai terlihat, begitu manis di wajahnya yang cantik. [Selamat pagi, Sayang. Gimana semalam? Pasti nggak nyenyak karena nggak ada yang menemani kan?] Pesan dari Ken muncul di layar. Pesan yang selalu ditunggu Hanum, entah karena rindu atau karena takut kehilangan. Mungkin di antara keduanya. Tiap kali mendapatkan pesan dari Ken, Hanum merasa sangat lega dan bersyukur kar

    Last Updated : 2024-12-31

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 275

    "Kenapa kamu bisa begini, Ren?!" Mawar setengah berteriak saat melihat anak kesayangannya mengobrak-abrik beberapa barang di ruang tamu. Para tetangga tak berani mendekat karena Rena begitu kesetanan setelah motor dan mobilnya diangkut dealer. Azziz pun memilih pergi entah kemana. Sepertinya dia benar-benar malas melihat istrinya yang sulit diatur dan kelewat batas. "Menantu kesayangan ibu itu sudah menghancurkan hidupku. Apa laki-laki seperti itu yang menurut ibu terbaik dan layak dipertahankan?!" sentak Rena dengan mata memerah. Dia mengusap kasar kedua pipinya yang basah air mata. "Tak ada asap kalau tak ada api, Rena! Azziz begitu setelah melihatmu--Mawar tak melanjutkan kalimatnya. Di melirik sekitar yang masih banyak tetangga. Sekesal dan semarah apapun pada anaknya, Mawar masih berusaha menutupi aibnya di depan banyak orang. Dia juga tak ingin nama baik anak perempuannya makin tercemar. "Bukannya ibu bilang kalau tak ada asal kalau tak ada api? Sama halnya denganku, Bu. Ak

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 274

    "Oh, ternyata kalian di rumah?!" tukas Rena saat melihat Ken dan Hanum duduk santai di teras belakang. Hanum menoleh, begitu pula dengan Ken. Mereka sengaja keluar kamar karena tak ingin terus mendengarkan pertengkaran Rena dan Azziz. Namun, sepertinya Rena tetap salah paham."Iya, Mbak. Kami memang di rumah sejak--"Sengaja menguping pertengkaranku dengan Mas Azziz? Sengaja nggak bawa mobil supaya aku nggak tahu kalau kalian di rumah?!" tuduhnya berapi-api. "Apaan sih, Mbak! Jangan asal nuduh. Ngapain juga aku sengaja nguping obrolan kalian. Nggak penting banget dan kaya kurang kerjaan!" Hanum tak mau kalah. Sekarang dia memang mulai berani membela diri bahkan tak segan menangkis tangan Rena jika dia mulai berani macam-macam. Hanum tak selemah dulu. "Halah! Kamu pasti senang kan lihat rumah tanggaku hancur berantakan? Bangga kamu ya, Num! Sekarang kamu bisa hidup mapan, sementara aku malah seperti ini," sindir Rena sembari melipat tangan ke dada. Hanum beranjak dari kursi. Ken b

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 273

    "Berhari-hari nggak pulang, apa harus seperti ini sikapmu sama istri sendiri?!" sentak Rena lagi sembari membuka pintu utama dengan kasar lalu membantingnya. Ken yang akan beranjak dari tepi ranjang pun mengurungkan niatnya. Hanum menarik lengan suaminya agar duduk kembali. Mereka sepakat untuk tak ikut mencampuri urusan rumah tangga Rena dan Azziz. Membiarkan mereka menyelesaikan masalahnya sendiri. Kecuali jika ada kekerasan, barulah mereka akan turun tangan. "Istri? Kamu masih begitu luwes menyebut diri sendiri sebagai istri, Ren? Setelah apa yang kamu lakukan selama ini, hah?!" sentak Azziz dengan mata memerah. "Apa seperti itu sikap seorang istri yang wajib dinafkahi, diberikan kasih sayang, cinta dan diperjuangkan hidupnya? Kamu nggak buta dan nggak tuli kan? Namamu sudah buruk di mata banyak orang setelah video itu viral, Rena. Sadar!" bentak Azziz lagi sembari memukul meja ruang tengah. Beberapa barang di atas meja itu berhamburan ke lantai. Di dalam kamar, Hanum mengucap

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 272

    "Sayang, aku punya sesuatu," ujar Ken saat masuk ke kamarnya. Hanum sudah ada di kamar sejak satu jam sebelumnya. Dia tengah menikmati senja di kamar sembari membaca novel online favoritnya. "Punya apa, Mas?" tanya Hanum saat menoleh ke arah pintu. Ken tersenyum lalu menyerahkan benda kecil ke tangan Hanum. "Apa ini, Mas?" tanya Hanum lagi sembari membolak-balik benda kecil itu. Ken duduk di tepi ranjang sembari menatap lekat istrinya yang terlihat penasaran dengan benda di tangannya. "Perekam suara ya, Mas?" tebaknya kemudian. Ken tersenyum lalu mengangguk. "Benar, Sayang. Itu alat perekam suara," balas laki-laki itu yakin. Hanum manggut-manggut lalu menatap suaminya. "Apa ada rekaman suaranya di dalam?" Lagi-lagi Ken mengangguk. "Suara siapa, Mas?" tanya Hanum lagi. Ken mengambil kembali alat perekam mini itu lalu menyambungkannya dengan USB di laptop. Hanum mendengarkan isi percakapan yang terekam di sana. "Suara Mbak Rena?" lirihnya seolah bertanya pada diri sendiri. Ken

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 271

    Dua hari setelah penyelidikan diam-diam Hanum dan Ken di butik Clarissa, Ken duduk di warung kopi kecil dengan Bara. Pria berkacamata itu tampak serius sambil mengeluarkan benda kecil seukuran kancing dari tasnya."Ini alat perekam suara. Ukurannya kecil banget, bisa kamu selipin di tas, mobil atau kantong celana mereka. Baterainya tahan tiga hari, dan otomatis nyimpan suara kalau ada pembicaraan di radius 3 meter," ujar Bara menjelaskan. Ken mengangguk."Pas banget. Kita cuma butuh satu rekaman jelas buat Hanum tahu pasti niat buruk mereka berdua. Hanum masih nggak percaya kalau kakak tirinya bisa sejahat itu, sampai sekongkol dengan perempuan yang ingin menghancurkan rumah tangga kami." Ken menghela napas. "Soal foto-foto di hotel gimana, Bro? Kamu nggak langsung seret Rissa ke penjara?" tanya Bara sembari menatap Ken serius. "Sebenarnya aku masih kasih dia kesempatan untuk berubah, Bar. Aku masih lihat kebaikan mamanya selama ini dan hubungan kekerabatan kami. Tapi kalau dia maki

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 270

    Malam itu, Hanum duduk di ruang tengah sambil menatap layar ponsel. Ken duduk di sebelahnya sembari menyeruput teh hangat buatan istrinya. Potongan bolu terhidang di piring kecil sebagai pendamping. "Mbak Rena bilang mau ke butik bareng Clarissa, Mas. Tapi butik mana?" Hanum bergumam sambil membuka media sosial milik saudara tirinya itu. "Mbak Rena itu orangnya narsis. Biasanya dia update story tiap lima menit. Meski perempuan di sampingnya sengaja diblur, tapi Hanum yakin itu Rissa." Hanum kembali berujar lirih. Ken ikut melongok."Apa ada yang aneh, Sayang?" tanya Ken sembari menikmati sepotong bolu. Hanum menggulir layar ponselnya."Lihat deh, Mas. Tiga puluh menit lalu, Mbak Rena upload video di mobil bareng Clarissa. Meski wajahnya diblur, Hanum yakin itu style Rissa. Captionnya itu makin membuat Hanum bertanya-tanya," ujar Hanum lagi. "Memangnya dia bikin caption apa, Sayang?" Lagi-lagi Ken terlihat cukup tenang dan tak sepanik Hanum."Dia bilang persiapan untuk kejutan spesi

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 269

    "Sayang, kamu siap?" Ken berseru dari ruang tamu sambil merapikan kerah kemejanya. Rambutnya disisir rapi ke samping, dan aroma parfumnya menyusup masuk ke kamar.Hanum keluar dari kamar sambil tersenyum, membawa tas tangan kecil warna krem yang matching dengan gamis biru lembut yang dikenakannya."Siap! Kamu ganteng banget hari ini, Mas," godanya sambil menyentuh dagu Ken pelan. Ken nyengir. "Harus dong. Istri aku cantik, masa suaminya nggak pantes disandingin. Memangnya cuma hari ini aja gantengnya? Hari biasanya buruk rupa ya?" balas Ken sembari menjawil balik dagu istrinya. Hanum tertawa kecil dan mereka pun keluar rumah menuju mobil Ken yang terparkir di halaman. Rencananya mereka ingin jalan-jalan sekalian belanja di mall. Angin siang ini menampar wajah mereka, tapi suasana hati keduanya hangat. Keduanya masuk ke mobil dan memasang seat belt masing-masing. Perjalanan ke mall tak membutuhkan waktu lama. Sekitar setengah jam mereka sudah sampai mall yang dituju. Di mall, mereka

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 268

    "Ya Allah, Rena! Ternyata semua gosip yang beredar itu benar!" pekik seseorang diantara kerumunan pengunjung. Ren amendelik saat tahu siapa yang berteriak dan kini jatuh pingsan di depan matanya itu. "Ibu! Ngapain ibu ke sini?!" teriaknya sembari berhamburan ke arah ibunya yang limbung. Azziz yang kini berdiri di sampingnya menatap tajam. Rahangnya mengeras. Dia benar-benar emosi melihat sepak terjang istrinya. Seolah tak ada kesempatan lagi, Azziz sudah muak dan tak ingin berkompromi lagi. Dia menyerah, apalagi saat tekad kuatnya untuk melunasi hutang demi membahagiakan istri justru dibalas dengan pengkhianatan demi pengkhianatan seperti ini. Harga dirinya sebagai suami dan kepala rumah tangga seakan mati. Azziz benar-benar melambaikan tangan ke kamera. Dia menyerah di pernikahannya yang menginjak di bulan ke enam. "Mau dibawa kemana, Mas?!" tukas Rena saat melihat Azziz membopong ibu mertuanya. "Minggir kamu! Urus saja bahagiamu sendiri! Puas-puasin sebelum kamu menyesal di kem

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 267

    "Papa! Gila, ini selingkuhan papa?!" sentak perempuan bernama Tamara itu sembari menunjuk wajah Rena yang kini mulai memerah. Beberapa pengunjung mall mulai merekam keributan itu dengan handphone masing-masing. Rena benar-benar benci hal ini. Nyaris tiga bulan berhubungan dengan Pramono, tak pernah terbesit sedikit pun di benaknya akan mengalami hal memalukan seperti ini. "Papa benar-benar kelewatan. Lihat usianya, Pa! Seumuran aku!" oceh Tamara lagi. Dia menggeleng-geleng tak percaya. "Tamara ... dengerin papa dulu," ujar Pramono sembari menenangkan putri bungsunya. Pramono memiliki dua orang putri bernama Salsa dan Tamara. Saat ini istrinya terbaring di rumah karena stroke yang dideritanya selama setahun belakangan. "Dengerin apalagi, Pa? Papa mau beralasan apa? Jelas-jelas papa begitu mesra dengan perempuan jalang itu!" sentak Tamara lagi. "Tutup mulutmu!" tukas Rena menepis telunjuk Tamara yang tepat di depan wajahnya. "Heh! Tutup mulutku apa?! Jelas-jelas Lo cuma manfaati

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status