Share

Bab 53

"Van, kamu ngapain aja, sih, di toilet? Lama banget." Aku gak kasih kesempatan Vanya ngomong duluan begitu panggilanku tersambung ke nomornya.

"Sorry banget, Rin. Ini juga aku mau nelpon kamu. Jadi tadi pas aku mau keluar toilet, tiba-tiba Mama mertua nelpon aku, katanya gak enak badan gitu. Aku panik, dong, takutnya kenapa-kenapa. Makanya aku buru-buru pulang sampai gak sempat hubungin kamu, Rin. Sorry, ya!"

Jujur, aku ingin marah, nangis dan teriak-teriak. Padahal aku butuh bahu untuk menopang kepala. Butuh seseorang yang mau menampung semua curahan hati. Menginginkan sosok penenang gejolak setelah tanpa sengaja aku bertemu dengan seseorang yang menggugah kenangan dari celah gak terduga.

Sakit sekali, Van.

"Oke, aku ngerti, kok. Bye ..."

Gak tega menyalahkan Vanya jika alasannya demikian. Mertua sama halnya dengan orang tua kita. Sedekat-dekatnya kami sebagai sahabat, aku tetap orang lain. Sudah menjadi keharusan kalau Vanya lebih memprioritaskan sang mertua.

Aku menyeret lang
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status