Share

KE MANA KAMU?

21

Om Pandu berdiri, setelah sebelumnya mengembus napas kasar berulang kali. Dia tidak berkata apa-apa. Dari gestur tubuhnya aku tahu dia sangat kecewa.

Rasa bersalah menyeruak dalam hati. Sungguh, aku belum siap malam ini. Aku masih takut. Maaf, Om Pandu. Maaf, Ya Allah. Maafkan hambamu ini.

Om Pandu pergi keluar kamar kami, entah ke mana. Dia pergi membawa kekecewaan. Apa aku harus menyusulnya? Mau bicara apa? Minta maaf karena aku masih belum siap juga? Ah, sepertinya basi.

Akhirnya, aku hanya berdiam merutuki diri. Apakah malaikat melaknatku malam ini? Ya Allah, aku harus bagaimana? Apakah harus memaksakan diri siap malam ini?

Maafkan aku, Ya Allah. Maafkan aku, suamiku.

Aku hanya bisa menangis menyesali diri, sampai akhirnya tertidur karena lelah menangis.

***

Entah jam berapa ini, kerongkongan terasa kering. Mungkin karena sebelum tidur, aku terus menangis. Kupaksa membuka mata, lalu bangkit dari tempat tidur. Aku terkejut, tempat yang biasa Om Pandu tiduri, kosong.

Ke man
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status