"Mahessa mau ajak Wildan untuk bertukar pasangan malam ini dan dia bilang kalau kamu sudah menyetujuinya, benar begitu Nil?" tanya Vanessa yang langsung mengkonfirmasi ucapan Mahessa padanya tadi pagi setelah dia mendapat kesempatan untuk berbincang secara empat mata dengan Vanilla.Saat itu, sepasang wanita kembar tersebut sedang berada di salah satu area permainan ski di St.Moritz.Vanilla yang sedang menyesap cokelat panasnya seketika terbatuk mendengar ucapan Vanessa.Buru-buru dia meraih tissue untuk mengelap sudut bibirnya yang terkena coklat."Aku nggak salah dengerkan? Bertukar pasangan?" ucap Vanilla yang malah tertawa seolah apa yang diucapkan Vanessa hanyalah lelucon."Iya," jawab Vanessa mengangguk cepat.Lagi, Vanilla malah tertawa. "Kamu kenapa sih Nes? Dari kemarin kok ngomongnya ngaco terus?"Seketika kerutan di kening Vanessa menjelas. "Ngaco bagaimana?" tanyanya bingung. Tak habis pikir dengan sikap santai Vanilla yang kelihatan begitu tenang. Padahal jelas-jelas, Van
Hujan yang mengguyur ibukota sejak sore tadi membuat cuaca malam hari lebih dingin dari biasanya.Suasana romantis tercipta saat sepasang suami istri yang sudah lama tidak bertemu tengah bercumbu hebat di ranjang kamar mereka.Permainan itu sudah berlangsung sejak beberapa menit tadi.Di atas sebuah ranjang berseprai hitam, dua tubuh manusia berlainan jenis itu saling berguling, menindih bergantian dan saling berpagutan satu sama lain.Pakaian atas mereka sudah tanggal sempurna. Namun mereka masih asik dengan pergumulan panas yang panjang.Kerinduan yang tersemat di antara keduanya, menghadirkan sensasi-sensasi liar tak tertahankan dari tiap-tiap sisi tubuh yang disentuh.Foreplay yang dilakukan sang suami terhadap istrinya begitu melenakkan. Membuat sang istri terhanyut dalam permainan dan berharap siksaan kenikmatan itu akan terus bergelung dalam setiap satu kali tarikan napas memancing desahan yang keluar secara alami dari mulut keduanya.Dalam keadaan seperti itu, otak mereka seola
hari weekend, para penikmat kuliner tampak bersemangat memburu makanan ke berbagai penjuru kota.Sebuah restoran khas Itali yang terletak di tengah-tengah kota metropolitan, ramai pengunjung.Selain menu makanan yang rasanya lezat, kelebihan Resto itu adalah, karena pemilik Resto yang merangkap sebagai chef di resto itu yang terkenal.Nama Chef Malik Indra Wahyuda baru-baru ini melejit setelah menjadi juri di acara memasak di salah satu stasiun TV Swasta. Kharisma si duda tampan itu berhasil mencuri perhatian publik."Hari ini resto tutup lebih awal ya, saya harus ke Bandara menjemput anak saya," ucap seorang chef pada anak buahnya di resto. Dialah Malik.Usai mengganti pakaian, Malik izin pamit pada para pekerjanya karena hari ini sang anak yang selama ini mengenyam pendidikan di luar kota akan kembali ke Jakarta untuk mengisi liburan semesternya.Lelaki itu berjalan menuju parkiran, masuk ke dalam mobil dan langsung melajukan mobilnya menuju Bandara.Malam minggu ini jalanan begitu m
"Lama banget sih?" ucap seorang remaja ketus.Dia melempar barang-barangnya ke dalam bagasi mobil yang terbuka.Malik mengesah dengan wajah penuh penyesalan. "Maaf Yan, tadi ada masalah sebentar di jalan, tuh liat bemper mobil Papa sampe penyok begitu," jelasnya pada sang anak. Malik menunjuk ke arah bagian mobilnya yang rusak.Aryan melirik sekilas, tak menaruh perduli, dia langsung meluyur pergi begitu saja dan masuk ke dalam mobil. "Ayo pulang, cape nih mau istirahat!" titahnya seperti menyuruh seorang supir.Aryan Indra Wahyuda, seorang remaja berusia tujuh belas tahun yang baru saja menjalani jenjang pendidikan di sebuah universitas besar di Jogya. Dia anak semata wayang Malik dari hasil pernikahan pertamanya dengan seorang wanita cantik bernama Kinara Larasati.Sayangnya, bahtera rumah tangga Malik dan Kinara yang begitu bahagia dan sempurna, akhirnya harus kandas dengan cepat, karena Tuhan telah memanggil Kinara lebih dulu untuk selama-lamanya.Aryan menjadi amanat terbesar Kina
Malik benar-benar bingung.Apa yang terjadi malam ini membuatnya terkejut bukan main.Seperti mendapat sebuah keajaiban saat dia bisa merasakan miliknya yang kembali merespons atas rangsangan yang diterimanya dari seorang perempuan.Merasa penasaran, Malik akhirnya membawa wanita yang kini berada dalam pelukannya ke dalam kamar hotelnya.Entah apa yang sebenarnya terjadi dengan wanita yang telah menabrak mobilnya itu hingga bisa berakhir di tangan bajingan-bajingan tengil tadi. Dua berandal yang telah berhasil Malik tipu hingga berlari kocar-kacir saking takut.Tubuh Malik yang tinggi besar dengan sedikit brewok yang tumbuh di wajahnya membuat Malik terlihat seperti seorang polisi preman dan hal itu cukup menguntungkan baginya.Di dalam kamar, Malik merebahkan tubuh wanita itu di tempat tidur.Lalu memperhatikannya dengan seksama.Wajah wanita itu manis. Terlebih dengan make up natural yang membuat kecantikannya alami.Wajahnya yang berbentuk oval dengan dagu lancip dan gigi gingsulnya
"Lo udah kirim barang yang gue minta tadi pagi, Mir?" tanya Malik pada sang Asisten, Emir. Saat itu Malik sedang break syuting."Yes, sesuai permintaan. Satu pasang pakaian cewek lengkap sampe ke daleman, Hp baru sama duit," jawab Emir dengan nada jengkel.Malik menganggukkan kepalanya dan berterima kasih pada sang asisten.Emir menatap Malik penuh menyelidik. "Siapa cewek itu Lik?" tanya Emir pada akhirnya. Selama ini, Emir bukan tipe orang yang suka mencampuri urusan orang lain, tapi jika hal itu sudah mengarah ke hal-hal yang berbau negatif, Emir tidak akan tinggal diam. Bukan karena dia sok tahu, tapi karena dia perduli.Hubungan persahabatan antara Emir dan Malik sudah terjalin sejak mereka SMP. Itulah sebabnya, keduanya sudah seperti saudara.Malik sengaja memperkerjakan Emir sebagai asistennya karena tahu kehidupan perekonomian Emir yang memang jauh di bawahnya. Emir itu orang yang paling anti dibantu, selama dia merasa masih bisa berusaha sendiri, itulah alasan mengapa pada akh
"Kamu?" kata Isna kaget begitu dilihatnya sosok lelaki yang tiba-tiba mendatangi kediamannya.Lelaki itu adalah lelaki yang sudah dia tabrak mobilnya kemarin malam.Pasti sekarang lelaki itu datang untuk meminta ganti rugi?Bagaimana ini?Isna benar-benar bingung."Ng... Maaf," gumam Isna yang benar-benar tak tahu harus bicara apa. Keadaan hidupnya yang begitu memprihatinkan membuatnya cukup malu.Isna hendak bicara namun tertahan saat dilihatnya gerakan Malik yang tanpa di sangka-sangka justru menerobos masuk ke dalam rumahnya dan menahan aksi para debt collector yang hendak memporak-porandakan seluruh isi perabotan milik Isna di dalam sana."Saya yang akan melunasi semua hutang-hutang keluarga ini, tolong hentikan aksi kalian," ucap Malik saat itu.Isna, Hasna dan Dharma jelas terkejut dan hanya bisa saling melempar pandang."Mari, kita bicarakan baik-baik di luar," kata Malik lagi meminta para debt collector itu mengikuti langkahnya keluar karena rumah itu yang begitu sempit.Mereka
"Menikah dengan saya Isna? Anggap saja itu bayaran atas semua hutang-hutang keluargamu yang sudah saya lunasi."Isna mengerutkan kening. Dari ekspresinya dia terlihat kaget, tapi juga bingung.Mendengar kata menikah, dalam sekejap ingatan Isna dipaksa berputar pada kejadian yang dialaminya kemarin malam.*"Maaf-maaf, kamu nggak kenapa-napa?" ucap seorang lelaki pemilik kendaraan roda empat yang baru saja bertabrakan dengan motor Isna.Lelaki itu keluar dari mobil dan berlari tergesa menghampiri Isna yang terjatuh di tepi jalan.Spion motor Isna hancur dan stang motornya pun rusak. Alhasil motor matic itu tidak bisa digunakan dan harus masuk bengkel. Untungnya, tubuh Isna hanya lecet sedikit dan tidak mengalami benturan berat."Kenalkan, aku Julian dan ini temanku Adi. Kamu mau kemana?" tanya laki-laki bernama Julian yang tadi menabrak Isna."Aku mau ke rumah sakit, Ibuku kecelakaan," jawab Isna jujur.Kedua lelaki di hadapannya saling pandang sebelum akhirnya mereka kembali tersenyum