Home / Romansa / DUNIAKU YANG HILANG / Part-11 Ketika Edward Datang

Share

Part-11 Ketika Edward Datang

Author: Anjani Putri
last update Last Updated: 2021-07-24 23:20:09

Musim semi mengawali hari baru, udara yang sejuk dan bunga- bunga bermekaran membuat segala yang terlihat begitu indah namun tidak dengan suasana hati Savanna. Ia hanya duduk sendiri dengan wajah tanpa ekspresi, Alin sungguh prihatin melihatnya. Modelnya yang penuh semangat kehilangan energinya. Alin ingin mendengar Savanna bercerita apa saja seperti biasanya tapi gadis itu hanya diam membisu, terkesan tak menginginkan apa-apa kecuali kesendirian. Menatap kosong pada tempat yang jauh, ingin rasanya ia menelpon Thoriq dan menceritakan kondisi Savanna namun hatinya mencelos begitu melihat tatapan gadis itu.

"Edward tak perduli siapa dirimu, keluargamu bahkan profesimu membuatnya bangga. Anda bukan hanya cantik tapi terkenal dan berprestasi bahkan Edward siap menikahimu sekalipun tahu anda tidak mencintainya, bersamamu itu sudah cukup baginya. Menikah dengannya membuatmu hidup bak putri raja dalam dongeng seribu satu malam, Edward akan selalu berpikir untuk membuatmu bahagia, itu yang terpenting..." Alin tak suka modelnya terpuruk, seseorang harus tetap punya semangat apapun keadaannya!

"Edward...?" Savanna hanya tersenyum menyeringai menanggapi perkataan Alin. Ia membayangkan wajah Edward, sepasang manik matanya yang biru, senyumnya dan kebaikannya tapi Savanna hanya menganggapnya sahabat. 

"Muhammad Thoriq hanya memberimu air mata, mengatur kehidupanmu sedemikian rupa  lalu meninggalkanmu untuk seseorang yang dianggapnya setara dan lebih pantas menurut ukuran keluarganya. Ayolah dear, buka matamu, buka pikiranmu. Jangan seperti katak dalam tempurung yang akhirnya menyesal ketika terlambat menyadari betapa luasnya dunia ini, betapa cantik dan indahnya dunia diluar tempurung itu..." seorang Manager bukan hanya bisa menjual modelnya dengan harga mahal tapi juga harus mampu memotivasi orang-orang yang tergabung dalam agency-nya.

"Aku sudah melihat dunia melebihi dari yang orang lihat dan Muhammad Thoriq adalah salah satu keajaibannya. Dia pemuda yang sholeh, takwa kepada Allah dan berbakti kepada orang tua. Di dunia yang begitu luas ini hanya sedikit pemuda seperti dia, mengenalnya adalah anugrah dan menjadi bagian dari hidupnya adalah keberuntungan terbesarku....." Savanna tersenyum samar, membayangkan tatapan teduh pemuda itu. Setiap kali melihatnya ia seperti menemukan kembali dunianya yang hilang, menyeretnya kembali menjadi manusia dari hiruk-pikuk dunia model. Dunia gemerlap yang telah memberikannya ketenaran dan harta tapi tak mampu menyembuhkan rasa sepinya, seperti sebuah lobang gelap yang dikelilingi cahaya namun dirinya sendirian berada dalam kegelapan itu.

" Dia egois dan tak perduli penderitaanmu" lanjut Alin, suaranya mrmendam emosi yang siap meledak seperti lava gunung berapi. Perasaan Savanna bukan urusannya tapi kinerja gadis itu adalah bisnis agency-nya.

"Dia lebih menderita dariku Alin..." Savanna bisa merasakan kesedihan dalam tatapannya tapi tak ada yang bisa dia buat. Seandainya Savanna berada dalam posisinya mungkin akan melakukan hal yang sama. Tak seorang anakpun ingin menyakiti hati orang tuanya, khususnya ibu!

Orang tua itu adalah wakil Allah di bumi, keberadaan seorang anak juga ridha dari-Nya. Cara menghadapi orang tua sudah dikisahkan lewat Nabi Ibrahim ketika tak sepaham dalam hal keimanan. Tetap melakukan hal terbaik, bersabar atas tindakannya dan berdoa agar Allah menolongnya.

"Anda begitu yakin..." protes Alin, sejak mengenal Qori itu Savanna seperti memakai kaca mata kuda.

"Aku mencintainya Alin, aku bisa merasakan apa yang dia rasakan walau tidak sepenuhnya, anda tak akan mengerti itu...." Savanna mengalihkan tatapannya, benci dengan perasaannya. Kenapa masih membela Thoriq setelah semua yang dilakukan padanya, kenapa tak pernah bisa membencinya...?

"Oke, aku menyerah. Tiga kali pernikahanku gagal mungkin karena aku tak paham tentang apa itu cinta...? Fashion Muslim Festival di Dubai, Doha, Qatar dan London tinggal lima hari lagi, aku berharap anda mempersiapkan diri. Jika dia dan keluarganya menyukai fashion pasti bangga melihatmu mempromosikan baju syariat-nya ke seantero dunia...." Alin tersenyum tipis, tak tahu lagi harus mengatakan apa. Thoriq adalah cinta mati Savanna, sekalipun matahari terbit dari barat!

"Alin, namanya Muhammad Toriq Al-Farisi kenapa anda tak pernah menyebutnya..." protes Savanna.

"Kepanjangan..." jawab Alin ketus, setelah itu ia pamit pulang tanpa melihat lagi kebelakang. 

"Cinta hanya membuat orang bodoh, tak berdaya dan tak maduk akal. Huh!" rutuknya dalam hati.

*****

Fashion Muslim Festival adalah perayaan busana tahunan yang diadakan di Dubai, Doha, Qatar dan London. Pameran dan Kemewahan busana muslim modern terbaik, berbagai merek di dunia ada disini. Menyajikan beragam pilihan mode busana sebagai  aspirasi bagi pelaku busana santun dari berbagai latar belakang, budaya dan gaya hidup. Memungkinkan mereka terhubung dengan merek Fashion Modern trendi yang mapan. Menggambarkan bahwa busana tersebut tidak eksklusif sebagai identitas agama dan budaya tertentu, namun dapat dinikmati oleh semua orang yang ingin memakai busana mewah tetapi santun. Usai memperagakan busana muslim di Doha, Dubai dan Qatar, Savanna dan tim terbang ke London.  Negara terakhir dalam Fashion Muslim Festival. Jumlah muslim di Inggris mencapai 3 juta jiwa yang merupakan terbanyak dalam sejarah bahkan beberapa wilayah di London hampir 50 persen penduduknya beragama Islam. Angka ini merupakan analisa Office for National Statistics (ONS).

Festival Fashion  Busana  digelar di Grosvenor House Hotel di London.

Bintang seperti Halima Aden dan Mariah Idrissi, model jilbab pertama di Inggris ikut naik ke catwalk dengan desainer Charlotte Tilbury. Alin tersenyum cerah melihat model dari agency-nya berlenggok di runway, khususnya Savana. Meski dengan perjuangan berat akhirnya gadis itu bangkit dari keterpurukannya. Pejuang hebat! Dunia tak selebar daun kelor, buatlah karya agar adrenalinmu terpacu dan dunia melihatmu! Alin, Lucy, Amira dan Luna berebut memeluknya. Savanna sungguh terharu, setelah semua prahara akhirnya ia tetap bisa menyelesaikan peragaan busana dengan sukses. London adalah kota terakhir dalam  Fashion Muslim Festival.

"Terima kasih Alin, anda adalah manager dan teman terbaik yang pernah ada."

"Aku tidak..?" protes Lucy.

"Kalian semua is the best..." Savanna mengacungkan dua jempolnya.

Sir Edward datang dengan bucket bunga segar ditangan, mawar merah. Harumnya menyeruak memberikan aroma damai dihati. Lama tak bertemu Sir Edward terlihat tampan dengan stelan jas mahal yang nampak pas ditubuhnya. Senyum khasnya dengan lesung pipi membuatnya kian menawan, bola mata Lucy berpendar menatapnya. Sayang hatinya hanya milik Savanna, gadis yang tak pernah menganggapnya ada!

"Hai...kalian semua, aku merindukanmu.." sapa Edward ramah.

"Hmmm...anda sangat tampan Edward, sayang hanya tertarik pada Savanna.." alarm di kepala Lucy tak terkontrol.

"Terima kasih Lucy..." jawab Edward tersenyum, Lucy seperti melayang dari tempatnya berdiri.

"Jika acara sudah selesai aku mengundang kalian mengunjungi rumahku..” Edward tersenyum bahagia.

“Edward, kami belum bisa...” kalimat Savanna menggantung.

“Please honey, aku tak akan menyentuhmu, hanya jika kau menginginkannya..” bisik Edward menatap penuh harap.

“Baiklah Sir kami akan mampir kerumah anda..” Alin terharu dengan kebaikan Edward. 

London adalah kotanya Sir Edward, kota yang mewakili dongeng di dunia nyata. Buckingham Palace dan Windsor Castle adalah dua bangunan yang mewakili keindahan istana Inggris. Mengunjungi istana- istana di Inggris membangkitkan kembali mimpi-mimpi menjadi princess ketika kecil dulu.  Princess’s life is real dengan kemegahan-nya sebagai Putri di dalam istana raja. Egerton Crescent adalah kawasan elit di kota London, deretan bangunan putih berbaris berbentuk lengkung serta pohon dan taman yang terawat rapi. Hunian yang dekat 

Museum Victoria dan Albert dan toko-toko di Knightsbridge. Selain itu juga terdapat taman komunal dan Hyde Park. Disinilah rumah kedua Edward tinggal bersama kedua orang tua dan seorang adik perempuan cantik bermata biru, Emely.

Memasuki rumah Edward Savanna dibuat kagum, interior gaya victorian mendominasi setiap ruangan yang berwarna clasic glamor dari permadani, gorden dan furniture. Berlima disambut dengan penghuni rumah yang sangat ramah. Seorang pelayan menghidangkan kue yang sangat enak. "Edward, hidupmu sungguh sempurna" batin Savanna.

"Honey, aku menunggu pertemuan ini. Terima kasih sudah mampir kerumah, aku sangat terhormat dikunjungi..." sepasang bola mata biru Edward menatapnya lembut.

"Edward kau begitu baik..." Savanna kehilangan kata-kata.

"Aku selalu menunggumu, hanya anda.." bola mata Edward berpendar.

Savanna menunduk menghindari tatapan Edward yang penuh harap, laki-laki yang baik dan penuh cinta. Tapi hatinya hanya milik Muhammad Thoriq, pemuda pembuka pintu surga untuknya. Jantungnya berdegup saat mengingatnya, tak ada yang bisa menggantikan sekalipun Edward ada disampingnya namun Edward tak pernah putus asa.

"Aku mencintai orang lain Edward..."

"Tapi aku tak pernah melihatmu bersamanya.."

"Ya, tidak setiap hubungan seperti romantisme Romeo-Julied, ada batasan dalam agama yang tak bisa dilanggar.."  Savanna menghembuskan nafas berat mengingat Muhammad Thoriq. Thoriq akan menikah dengan Kanaya, kenapa aku masih menganggapnya dia ada untukku...? Batinnya menangis mengingat ini.

"Maksudnya...?"

"Sulit menjelaskannya Edward kecuali anda seorang muslim..." Savanna menggelengkan kepalanya, mengusir semua kenangan dikepalanya.

"Apakah anda akan menikah dengannya?" tatap Edward penasaran.

"Ya, jika Allah mengijinkan."

"Tapi aku akan menunggumu sampai saat itu tiba..." Edward berkeras.

"Jangan menungguku Edward karena aku menunggu orang lain.."

"Bolehkah aku tahu siapa dia...?"

"Belum saatnya Edward..." Savanna sedih karena pemuda itu sebentar lagi akan meninggalkannya selamanya.

"Baiklah, sebelum anda menikah apakah kita masih bisa berteman..?" lanjut Edward.

"Insyaallah Edward... "

"Ya, aku akan menunggumu hingga saat itu tiba" ulang Edward dengan senyum getir begitu banyak wanita cantik kenapa hatinya hanya menginginkan gadis ini?

"Edward, banyak wanita lebih baik dariku.." Savanna serba salah, ia tak mau Edward menunggunya.

"Tidak honey, jangan kawatirkan aku, please.." wajah itu menatap lembut.

"Tapi Edward...."

"Minggu depan aku akan ke Indonesia, ada urusan bisnis disana. Kita akan sering ketemu ..." Savanna Halina Putri, betapa istimewanya gadis ini. Wajahnya yang eksotik tak mampu dilupakannya, ia sangat menjaga diri dengan senyum tipisnya.

"Edward....aku perlu waktu..."

Edward, kenapa kamu tak pernah menyerah..? Jika hati memiliki pintu sesungguhnya pintu itu sudah tertutup dan jika sebuah pintu memiliki kunci maka kuncinya telah terbawa oleh seseorang hingga hanya dia yang bisa membukanya kembali. Perasaan Savanna sungguh galau, kenapa ia memilih hidup yang begitu rumit sementara ada seseirang yang begitu mencintainya tanoa syarat...?

*****

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-30 Edward dan Thoriq

    Ilham mondar-mandir diruang tamu, Edward menemuinya dan meminta tolong sebagai mediator pertemuannya dengan Thoriq. Tentu saja Ilham tak bisa menolak, ketika Edward menjadi mualaf dirinya adalah guru pembimbingnya bahkan ia menuntunnya hingga kini atas permintaan Savanna. Posisinya serba sulit, untungnya Thoriq tak pernah bertanya apa-apa. Ilham sungguh kagum akan kebesaran hati Thoriq, ia mengijinkan Ilham menjadi pembimbing Edward. Meski masih bingung Ilham mengabulkan permintaan Edward, dipanggilnya nomor Thoriq."Assalamualaikum, apakah kau sedang sibuk?" tanya Ilham basa-basi, bingung untuk memulai."Tidak, ada yang bisa dibantu Ilham?" Thoriq mengerutkan keningnya, aneh mendengar suara Ilham yang terdengar gugup."Seseorang datang kerumahku dan ingin bertemu denganmu, aku berharap kamu segera datang..." Ilham meminta sahabatnya untuk datang kerumahnya."Seseorang, bisakah kau sebutkan namanya?" Thoriq penasaran, tidak biasanya Ilham bermain ra

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-29 Ta'aruf

    Ilham menatap berkeliling, beberapa tukang menyelesaikan finishing rumah tinggal Thoriq. Pak Sardi tersenyum senang melihat gambar bestek yang tak berubah, sesuai desain nona Savanna.Beberapa komponen dasar interior sudah dipasang terutama untuk dapur dan kamar mandi. Meja dapur dilengkapi dengan wastafel dan keran sudah terpasang. Pada tahap akhir ini, pekerjaan interior dapur dapat dilanjutkan dengan pekerjaan yang berkaitan dengan perkayuan dan aksesorisnya seperti lemari dan kabinet. Serta berbagai detail interior yang diperlukan mulai dari lampu dan lampu hias, wallpaper dan lain sebagainya."Apa yang terjadi denganmu?" Ilham menatap sahabatnya, prihatin."Tidak apa-apa, aku hanya belum beruntung saja.""Dan menenggelamkan dirimu disini?" Ilham tersenyum sinis, tak dapat mengendalikan diri. Sejatinya ia hanya tak ingin melihat sahabatnya menderita tapi laki-laki dihadapannya ini terlalu keras kepala diperingati, mungkin kepalanya harus terbentur

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-28 Impian Yang Kandas

    Menikah itu membuat ikatan dan janji bukan hanya dengan pasangan tapi juga dihadapan manusia dan Allah. Dan ketika melakukan pernikahan sesungguhnya kalian telah melaksanakan separuh dari agama Islam. Bagaimana mungkin Savanna sanggup meninggalkan Edward dan harapan keluarganya...? Sementara hari pernikahannya tinggal menghitung hari, seminggu bukan waktu yang panjang kini Savanna tak lagi bisa berlari. Dua kakinya seperti terikat oleh rantai yang berbeda!Rasanya ingin tidur lebih lama agar ketika bangun masalahnya selesai dan tak mengingat apa-apa tapi pikirannya tak mau diajak tidur. Membayangkan persiapan pernikahannya dengan Thoriq membuat air matanya merembes membasahi kedua pipinya, rasanya kepalanya seperti terbentur memikirkan itu. Jangankan untuk berkata, melihat tatapan Thoriq saja Savanna tak sanggup. Betapa Thoriq telah melakukan banyak hal untuk pernikahan ini, Savanna malu mengingat ini. Saat semua impiannya berada didepan mata ia terhalang oleh rasa yang tak d

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-27 Hanya Namamu

    Savanna hanya menangis melihat keadaan Edward, lelaki gagah dan baik hati yang dikenalnya tidak terlihat lagi. Tubuhnya terbungkus perban dan dalam keadaan koma selama 10 hari.Senyum menggodanya mungkin tak akan dilihatnya lagi, Edward selalu ada untuknya juga saat dirinya dalam keadaan terpuruk ketika Thoriq membuangnya. Walaupun Savanna belum bisa melupakan kemarahannya atas kejadian di Tiger Top Nepal tapi sudah memaafkannya, tak ada gunanya menyimpan dendam karena dendam hanya membuat jiwanya sakit."Dia kehilangan semua ingatannya bahkan tak mengenal kedua orang tuanya, satu-satunya yang dia ingat hanya namamu. Savanna Halina Putri, dia sangat memujamu hingga ingatan tentangmu terbawa dialam bawah sadarnya..." Hanny Hananto menahan isak, ditatapnya Edward yang terbaring dengan pandangan sedih. Sahabat terbaiknya dimasa kuliah itu kini terbaring tak berdaya, betapa cepatnya waktu mengubah segalanya. Hanny mengingat dosanya saat di Tiger Top Nepal rasanya

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-26 Preweding

    Persiapan pernikahan membuat orang seluruh rumah sibuk termasuk keluarga Thoriq, terlihat Mama dan Umi sangat bahagia. Mereka sering bertemu dan membahas masalah yang sama. Savanna menangis menyadari kebodohannya, bagaimana mungkin dirinya satu selimut dengan Edward pada malam itu...? Mengingat itu perutnya melilit dan kepalanya terasa berputar. Seseorang mengetuk pintu kamarnya, Thoriq!"Kakak..." Savanna terperanjat, seperti melihat mahluk lain ia langsung memegangi pelipisnya."Wajahmu pucat dan terkejut melihatku, kenapa?" Thoriq menatapnya dengan dahi berkerut."Ya sedikit pusing, mungkin kelelahan. Kakak ada perlu denganku?" pertanyaan konyol, kalau tidak perlu tentu saja tidak mengetuk pintu kamarnya. Savanna menghembuskan nafas panjang, terlihat berat."Tadinya mau fitting busana penganten tapi kalau masih sakit gak papa kok, masih bisa ditunda. Kamu istirahat saja" Thoriq tersenyum maklum meski hatinya terus bertanya-tanya, sejak pulang dar

  • DUNIAKU YANG HILANG   Part-25 Pulang

    Menikah dengan Muhammad Thoriq adalah impian Savana sejak bertemu dengannya di Kairo. Meraihnya dengan perjuangan dan menggenggamnya dengan pengorbanan telah dilakukan tanpa henti. Thoriq layak mendapatkan semua itu karena penghormatannya terhadap Umi dan keberhasilan menjaga kehormatannya sebagai pemuda muslim. Mengingat semua ini Savana merasa kecil dan tak berharga, harusnya wanita itu lebih bisa menjaga diri dibanding laki-laki. Hanny Hananto menjenguknya dirumah sakit, wajahnya terlihat layu tak seperti biasanya. Ia seperti ikut larut dalam rasa sakit yang diderita modelnya, gadis Indonesia dengan sepasang bola mata bulat dan warna kulit coklat eksotik. Savana sangat berbeda, bekerja sama dengannya membuat bisnis batik tulisnya terus merangkak di grafik penjualan tertinggi selama setahun. Jika mungkin ingin dikontraknya Savana untuk produk batik tulisnya hingga lima tahun kedepan, namun untuk kontrak dua tahun yang di New York City saja belum ada respon. Banyak model la

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status