Di kantor, Haruna tengah sibuk membuat laporan bulanan untuk segera diserahkan pada Aldy dan ditunggu hingga jam 12 siang. Dengan konsentrasi serta kecepatan penuh, Haruna menggerakan sepuluh jari lentiknya untuk mengetik agar selesai sebelum waktunya. Jam dinding sudah menunjukkan pukul 10 siang dan Haruna sudah tahu jika Mike tak ada di kantor karena sedang ke Bogor menjemput calon mertua di rumah sakit, lalu akan ke kantor miliknya karena ada urusan penting dengan orang yang dia percaya untuk mengolah di bawah pengawasannya. Kemungkinan kalau pun hadir, Mike akan datang sebentar ke kantor pada sore hari dan langsung pulang. Ketika dia sedang berkonsentrasi, tiba-tiba Aldy menghampirinya.
Kedua alis tebal Aldy berkerut. Tentu Aldy sudah menduga jika Sopian masih belummove ondengan mantannya, Wiwik. Selain itu, Aldy juga sudah mendengar pengakuan Sopian saat terakhir kali berkata jika di belummove on. Rupanya benar kalau pria mesum itu masih terjebak cinta lamanya yang diketahui Aldy selingkuh sebagai pemicu perpisahan mereka.“Kamu yakin betul kalau Sopian masih cinta sama Wiwik? Memang si omes bilang ke kamu kalau masih cinta?” kata Aldy berusaha tak percaya di depan Haruna agar tahu lebih banyak info tentang Sopian yang dimiliki Haruna.
Waktu sudah menunjukkan jam 3 siang. Dengan berat hati, Mike akhirnya pamit karena harus ke kantornya mengurus beberapa berkas yang harus dia tanda tangani. Sebelum pergi, Mike memberikan sebuah kartu ATM pada Pupe agar bisa digunakan jika memerlukan sesuatu. Mike sudah dengan tegas melarang Pupe untuk kembali bekerja di pasar menjadi pelayan toko, terlebih menjadi kuli cuci. Awalnya memang mendapat penolakan dari Pupe, tapi tentu saja Mike yang lebih dominan akan selalu menang terhadapnya. Siapa juga yang tega jika melihat calon istrinya bekerja sebagai pelayan di pasar dan kuli, sedangkan dia memiliki uang yang tak akan habis tujuh turunan.
“Akh! Pelan-pelan mainnya, Sayang!” oceh Aldy yang menahan sakit di atas ranjang besar di dalam kamarnya.Apa yang terjadi pada Aldy? Nisa sedang duduk di atas tubuhnya yang sedang tengkurap di tempat tidur tanpa pakaian, dan hanya berbalut kolor berwarna hitam. Dengan gemas, Nisa menggerakan sebuah uang logam jaman dulu yang dibalur minyak zaitun dan menggerakannya mengikuti tulang punggung berulang-ulang, hingga tampak kemerahan pada kulitnya.
“Pacar?” gumam Sopian dengan wajah bengongnya.Aldy melirik malas pada Sopian yang menatapnya penuh tanda tanya. Aldy sengaja memanas-manasi Sopian dan ingin melihat reaksinya jika tahu kalau Haruna sudah memiliki pacar kini.“Iya, pacar. Memang Haruna tak bilang kalau dia sedang dekat dengan seseorang saat ini?” tanya Aldy dengan wajah berpura-pura serius.
Lusi duduk dengan tubuh menegang serta mata melotot. Hal serupa juga terjadi pada Pupe yang langsung memejamkan mata saat teriakan Mike minta nenen terdengar jelas. Layaknya kena sergap, Pupe menoleh pelan pada Lusi yang tercengang menatapnya kini. Pupe tak bicara dan hanya meringis menahan malu atau lebih tepatnya terciduk. Lusi melotot dan hanya gelengan yang bisa Pupe lakukan sebagai balasan ketidaktahuannya.“Bicara!” perintah Lusi berupa gerakan mulut tanpa suara. Pupe menelan ludah dan menatap handphone miliknya di mana suara Mike masih meracau tak tahu malu memanggil namanya genit.
Sopian sedang di rumah sakit melakukan pekerjaannya sebagai dokter. Kebetulan hari ini pasien yang datang tak begitu banyak dan dia pun tak ada jadwal ke rumah sakit lainnya. Menatap jam tangan hitam yang melingkar di tangan sudah menunjukkan jam 12 siang. Sopian terdiam seolah sedang memikirkan sesuatu. Sekilas senyumnya terbit dan merogoh handphone di balik saku celananya. Dengan lihai, tangannya mengetikkan sesuatu yang lumayan panjang dan menatapnya sebentar. Menunggu beberapa menit tak ada bunyi dari handphonenya dan wajah Sopian mendadak muram serta menghela nafas berat.“Lo ke mana sih, Na?” gumam Sop
Sopian mendekati ranjang besar di mana Wiwik sedang terbaring di balik selimut. Ketika melihat Sopian yang datang, Wiwik langsung berusaha bangun dan dengan cepat Sopian membantu Wiwik untuk bersandar di kepala ranjang. Sopian menatap wajah yang terlihat sedikit pucat. Tubuhnya terasa hangat dengan sorot mata layu, tapi bibirnya nampak tersenyum melihatnya.“Akhirnya kamu datang juga!” ucap Wiwik lirih dengan suara terdengar lemah.
Keesokkan harinya, Mike sudah bangun pagi dan tengah duduk sambil menikmati sarapannya sendirian. Seorang wanita paruh baya nampak sedang memasak sesuatu yang beraroma harum. Memakan sarapannya dengan santai, tangan Mike melirik handphone di meja dan tersenyum menatap pada layar.“Morning bokep, ah!” gumam Mike diiringi senyum jahil di wajah tampannya.Tangannya dengan lincah menekan sebuah nomor dengan banyak emoticon