Share

Makan Malam?

Penulis: Buluh Perindu
last update Terakhir Diperbarui: 2022-07-26 15:56:21

Arloji dengan lingkaran berwarna biru itu tampak mewah. Apalagi dengan rantai perak yang melengkapinya. Sebuah merek yang terlihat di bagian depan kotak memperjelas semuanya.

Ini bukan jam arloji biasa dan Zaidan belum pernah membeli arloji semahal ini sepengetahuan Hanun. Apalagi benda ini belum pernah sama sekali dipakai suaminya itu.

Milik siapakah arloji ini? Apakah milik Zaidan? Tapi Hanun merasa aneh sebab sejak mereka menikah, laki-laki itu akan mengajak dirinya jika hendak membeli keperluan pribadi suaminya itu. Apakah itu baju, celana, sepatu, bahkan sampai ikat pinggang, tak pernah Zaidan akan membelinya seorang diri.

Lantas kapan Zaidan membeli arloji ini? Mengapa Hanun sampai tak tahu? Apa mungkin arloji ini merupakan hadiah atau pemberian seseorang? Tapi Zaidan tak pernah pula menceritakannya.

Hanun mendudukkan tubuhnya di tepi tempat tidur. Meraih gelas air sisa semalam yang masih ada di atas nakas. Dengan cepat Hanun meneguk isinya tanpa sisa sama sekali. Perlahan tangan kanannya bergerak ke area dahi yang mulai terasa nyeri.

Rasanya tak mungkin jika karena lupa lantas suaminya sampai tak ingat untuk memberitahukan Hanun tentang arloji ini. Bukan sifat Zaidan seperti itu selama ini. Tak ada rahasia di antara mereka bertahun-tahun lamanya ini. Apakah suaminya telah berubah? Mungkinkah Zaidan menyimpan banyak hal darinya?

Firasat yang sempat hadir di meja makan tadi pagi kala laki-laki itu mengabarkan akan lembur hari semakin menguat. Hanun merasa Zaidan mulai tak jujur pada dirinya. Apakah ada wanita lain yang telah menggoda hati suaminya saat ini?

Dalam sebuah pernikahan, hanya satu yang paling dikhawatirkan oleh para istri di dunia ini. Kala lelaki halalnya tergoda dengan pesona sosok selain dirinya. Kala lelaki yang menjadi pasangan hidupnya tak lagi menjadikan dirinya sebagai satu-satunya pengisi ruang hati.

Mungkinkah saat ini Hanun harus mengalaminya juga? Apakah cinta mereka selama ini tak cukup besar dan berharga untuk menjadikan Hanun sebagai satu-satunya wanita hati suaminya?

Menggenggam kotak arloji itu erat-erat, Hanun memejamkan matanya. Perlahan tanpa bisa dicegah, buliran bening itu lolos sempurna. Tangisan kesedihan pertama setelah sepuluh tahun pernikahannya.

Bibir boleh jadi berkata, tapi tetap hati yang akan merasakannya. Bukankah nurani wanita akan lebih peka dengan hal tak lazim yang ada di sekitarnya?

Hanun memutuskan untuk tidak mengembalikan kotak arloji itu ke tempatnya semula. Dirinya berhak dan wajib mendapat penjelasan dari suaminya terkait asal muasal benda ini di rumah mereka. Jangan sampai suaminya itu berkata jika ini hanyalah titipan teman saja.

Ucapan salam di pintu depan membuat Hanun meletakkan kotak hitam berisi batu satamnya bersebelahan dengan kotak arloji itu. Entah siapa yang bertamu di jam seperti ini.

"Kak Ratna?" ucap Hanun saat membuka pintu rumah tamunya.

Seorang wanita yang usianya lebih tua lima tahun darinya itu sedang mengembangkan senyum lebarnya tepat di tengah pintu. Tetangga yang berjarak dua rumah di sebelah kanan rumah Hanun itu tampaknya belum mandi. Terlihat masih dengan daster yang acak-acakan dan rambut yang hanya diikat asal saja.

"Nun, ada kunyit? Kakak malas ke pasar jika hanya membeli kunyit saja. Kunyit Kakak habis, tapi pagi tadi Bang Imam meminta dimasakkan lempah kuning kepala tenggiri untuk lauk siang nanti," ucap wanita itu tanpa ragu-ragu.

Hanun menganggukkan kepala. Kebetulan memang tiga hari yang lalu bumbu dapur dengan warna kuning itu dibelinya.

"Masuk dulu, Kak. Hanun ambilkan! Berapa banyak?" tanya Hanun sebelum melangkah ke arah dapurnya.

"Tak usah banyak, cukup segini saja," balas Ratna sembari menunjukkan telunjuk kanannya.

Hanun tersenyum dan melangkah ke arah dapur. Sudah lazim jika di komplek perumahan ini para ibu-ibu saling meminta jika kehabisan bahan dapur atau sejenisnya. Jarak pasar terdekat sekitar kilometer, tentunya butuh waktu dan menghabiskan energi saja jika hanya untuk membeli satu bahan dapur saat terdesak. Sedangkan tukang sayur jarang sekali masuk ke komplek perumahan ini.

Hanun kembali dengan kunyit yang ukurannya sebesar jempol tangan itu.

"Masya Allah, besar sekali, Nun!" ujar Ratna dengan raut wajah yang terperangah.

"Tak apa, Kak. Kebetulan beli kemarin memang agak banyak. Hanya kunyit saja, Kak?" tanya Hanun untuk memastikan.

Ratna menganggukkan kepalanya.

"Terima kasih ya, Nun. Kakak pulang dulu."

Ratna memutar tubuhnya lantas melangkah kembali. Namun belum lagi lima langkah, wanita itu tiba-tiba berhenti dan memutar tubuhnya kembali.

"Beberapa malam kemarin kamu dan Zaidan makan malam di Resto Casablanca ya, Nun? Bagaimana ... enak nggak makanan di sana?" tanya Ratna dengan senyum yang lebar.

Sontak saja Hanun terkejut luar biasa. Makan malam? Rasanya tak ada. Bahkan semenjak suaminya sering lembur beberapa bulan terakhir ini, mereka tak pernah lagi menghabiskan malam dengan aktivitas makan di luar atau jalan-jalan seperti sebelumnya.

"Makan malam? Restoran Casablanca?" ucap Hanun seraya mengernyitkan dahinya.

"Iya, kamu masih tak mau mengaku juga. Bang Ridwan yang cerita pas ketemu dengan Zaidan di toilet. Kata Zaidan makan malam. Yah pastilah denganmu kan? Atau Kakak salah?" tanya Ratna yang ikut bingung dengan reaksi Hanun.

"Suasananya nyaman kalau menurut Bang Ridwan. Makanannya juga enak. Hanya saja Kakak tak percaya. Abangmu itu selalu bilang semua makanan enak, tak punya selera. Kamu memang pergi makan malam dengan Zaidan kan malam itu, Nun?" ulang Ratna untuk meminta penegasan.

Lidah Hanun mendadak kelu. Apa yang harus dikatakannya pada Ratna? Jelas-jelas bukan dirinya yang pergi makan malam dengan suaminya malam itu. Bukankah sekitar tiga atau empat hari yang lalu Zaidan lembur? Apa mungkin suaminya itu makan malam setelahnya?

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Cinta Terakhir (ENDING)

    "Kami sudah lama menikah, Wid. Lagi pula saat kami menikah, kamu sudah cukup banyak membantu. Tak perlulah dengan hadiah seperti ini lagi."Hanun sungguh berhutang budi kepada Widya. Dukungan Widya saat menjalani fase-fase sulit dalam hidupnya sungguh tak akan pernah mampu dibalas sampai kapanpun. Widya sama seperti ibunya, selalu mendukung keputusan apa pun yang diambil Hanun saat itu. Dan disinilah mereka berada ada saat ini. Di Parai Tenggiri Beach Hotel and Resort, kawasan wisata yang terletak di Sungailiat, Bangka Kepulauan Bangka Belitung. Lokasi wisata yang berjarak sekitar 50,9 kilometer dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang, ibukota provinsi yang dijuluki negeri Serumpun Sebalai.Keindahan pasir putih dan bebatuan besar yang menghiasinya menjadi daya tarik tersendiri para wisatawan dari dalam dan luar negeri untuk kembali berkunjung di kawasan wisata ini. Pasir putih sangat kontras saat berpadu dengan air laut yang berwarna biru muda. Sebuah jembatan ka

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Membuka Hati

    Wahyu, laki-laki yang tak lelah menunjukkan keseriusannya untuk mendapatkan hati Hanun itu merapatkan dekapan pada wanita halalnya. Memastikan tubuh wanita yang sangat dicintainya itu tak kedinginan oleh terpaan angin malam ini. Wanita yang telah dimintanya menjadi pelengkap separuh agamanya. Apalagi Hanun saat ini sedang mengandung tiga bulan, buah cinta mereka.Bukan waktu yang singkat bagi Wahyu untuk mendapatkan hati wanita idamannya ini. Butuh lima tahun sejak status janda disandang hingga akhirnya Hanun membuka hati untuk menerima sebuah komitmen baru dalam kehidupannya. Itu pun karena desakan sang ibu dan Widya.Kembali memori itu berputar di kepalanya. Bagaimana ibu yang sangat dihormatinya meminta agar hatinya dapat menerima kehadiran Wahyu, sosok yang secara terang-terangan menyukainya sejak masih berstatus sebagai istri Zaidan kala itu."Tak semua laki-laki akan menjadi pecundang, Nun. Ibu sudah tua. Entah berapa lama sisa usia wanita tua ini. Tak akan m

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Mengenang Masa Lalu

    Hembusan angin pantai terpaksa membuat Hanun berkali-kali memegang erat kedua bagian sisi kerudungnya agar tidak membuat bagian lehernya kelihatan. Udara malam yang dingin ditambah deburan ombak pantai yang ada di hadapannya benar-benar dinikmati Hanun. Suara ombak yang pecah saat bertemu batu karang seakan mengantarkan Hanun pada kisah panjang hidupnya yang sungguh terlalu pahit untuk diingatnya kembali.Menyerahkan hati dan cintanya pada seorang laki-laki, mengabdikan seluruh hidupnya untuk rumah tangga yang ternyata pondasinya goyah saat badai menerpa. Bukan, itu bukan badai. Hanya hujan lebat yang harusnya tak meninggalkan jejak saat matahari kembali memancarkan sinar teriknya. Laki-laki yang dipujanya saat pertama kali mengenal cinta terlalu lemah untuk mengalah pada hujan lebat itu. Laki-laki itu tak cukup tangguh menerjang hujan yang seharusnya menjadi bukti bahwa dirinya cukup tangguh menjadi perisai bagi keluarga kecil mereka. Zaidan gagal untuk membuktikan b

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Menata Hati

    Hanun terkekeh. Tak layak rasanya kalimat itu terdengar dari mulut laki-laki yang pernah meminta kesediaannya untuk dipoligami. "Bukankah Abang sendiri yang pernah meminta kesediaanku untuk diduakan? Dan aku rasa Abang cukup menikmati kekhilafan itu. Bukankah Abang menikmati saat-saat bersama dengan Rindu kala itu? Itu bukan khilaf, Bang! Itu perbuatan sadar yang Abang sengaja! Jangan buat aku ingin tertawa mendengar alasan yang sangat menggelikan ini, Bang!" Zaidan diam, tak mampu lagi berkata. Pukulan telak sudah dilemparkan Hanun kepadanya. Sungguh, Zaidan sangat menyesali semua yang sudah dilakukannya. "Kapan Abang akan menikah dengan Rindu?" tanya Hanun sembari memainkan gawainya.Menikah, mungkin itu yang diinginkan mereka selama ini. Mereka hanya menunggu waktu untuk mewujudkan impian yang sempat tertunda itu. "Rasanya tak ada niat untuk menikahi Rindu lagi, Dek. Abang hanya mencintai dirimu saja. Abang tak ingin wanita lainnya."Hanun hanya

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Khilaf?

    Tak ada tanggapan dari bibir Rindu. Seolah wanita pecundang itu sengaja membiarkan orang-orang akan menganggap jika Zaidan merupakan suaminya. Padahal seharusnya wanita itu melakukan klarifikasi. Menjelaskan hubungan di antara mereka berdua. Tapi apa yang terjadi. Wanita itu malah menikmatinya.Hanun memilih masuk ke dalam mobilnya kembali saat Rindu berlalu dengan membawa lelaki yang pernah mengisi hatinya itu. Rumah sakit. Pasti itu yang menjadi tujuan wanita itu.Hati Hanun meringis. Belum pernah rasanya dirinya menjadi manusia yang egois seperti ini. Bahkan saat melihat kecemasan Rindu tadi, Hanun merasa seolah dirinya tak ada lagi arti dalam kehidupan laki-laki yang menyandang predikat sebagai ayah anaknya itu. Biarlah. Waktunya sudah habis untuk mendampingi lelaki itu. "Om Zaidan sering membicarakan tentang Tante dan Almira kepada saya."Hanun tersentak dari lamunannya kala mendengar ucapan Ilham itu. Entah berapa lama dirinya larut dalam kelebat bay

  • DUSTA SEORANG SUAMI   Suami?

    Hanun hanya duduk saja di sofa. Memperhatikan Almira yang sedang berbincang dengan ayahnya. Hanya mengamati saja, tidak untuk terlibat dengan mereka.Hari ini Hanun sengaja meluangkan waktunya. Hari Minggu yang seharusnya dapat dimanfaatkan Hanun untuk beristirahat di rumah melepas lelah setelah enam hari bekerja terpaksa diabaikan hari ini. "Ibu mau minum apa?" tanya Ilham, seorang pemuda yang sejak hampir sebulan ini menemani Zaidan setiap harinya. Pemuda yang masih tergolong keluarga jauh Zaidan itu tak keberatan melakukannya tentu saja dengan sejumlah imbalan."Tak usah, Ham. Tante sudah bawa," sahut Hanun sembari mengangkat botol minuman yang berisi air putih dengan tambahan beberapa potong buah strawberry, lemon dan kurma.Hanun kembali melemparkan pandangannya ke arah Almira dan Zaidan. Dua orang yang sedang duduk berhadapan di taman belakang rumah yang sebelumnya banyak dipenuhi koleksi tanaman hias miliknya.Sekarang hanya beberapa pot saja tanama

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status