Share

Part 2

Author: Ntala Gewang
last update Last Updated: 2024-05-22 15:57:33

Daniella yang masih terlelap dalam tidurnya, tiba-tiba di bangunkan dengan deringan ponselnya. Dengan mata yang masih terpejam, dia mengulurkan tangannya keluar dari selimut dan meraba-raba meja kecil yang ada di samping kasurnya. Dia terus meraba sampai dia mendapatkan ponselnya. Tanpa melihat siapa yang menelponnya pagi itu, dia langsung menjawab panggilan itu dengan suara parau.

"Selamat Pagi Daniella. Saya Alberto dari JS Group." Pria di telpon itu memperkenalkan dirinya. Suaranya terdengar gagah dan berwibawa.

JS Group? Apakah aku pernah melamar pekerjaan disana? JS group perusahaan apa? Pikirnya.

"Ya?" Sahutnya.

"20 menit lagi, mobil dari perusahaan kami akan tiba di rumah anda. Mohon untuk segera bersiap-siap."

Takut telpon penipuan, Daniella langsung mengakhiri panggilannya. "Dasar orang kurang kerjaan, pagi-pagi begini dia sudah menipu orang." Gumamnya sambil mencoba untuk tidur lagi. Namun isi kepalanya saat itu di penuhi dengan JS Group. JS Group? Dia pernah mendengarnya, kapan dan dimana dia lupa. Karena rasa penasarannya ia bangun dan melakukan pencarian di ponselnya. Saat dia mengetik JS Group, nama Gavriel muncul disana.

Akhirnya dia tau dan ingat, jika Gavriel adalah ahli waris dari JS Group. Gavriel? Mengingat nama dan wajah pria itu, dia kembali teringat dengan kejadian ketika Gavriel memunguti kondom yang terjatuh dari tasnya.

"Untuk apa orang dari JS Group menelponku? Apa mungkin Gavriel menyuruh staffnya untuk mengembalikan kondom?" Ia bertanya-tanya dan menjawab sendiri dengan jawaban konyol dalam pikirannya yang kemudian langsung dia tepis. Karena tidak menemukan jawaban apapun. Dia mencoba menelpon Zeva, meminta pendapat dari sahabatnya itu, namun Zeva tidak menjawab panggilannya sama sekali. Dia belum mendapatkan jawaban apapun, ketika Bibi yang bekerja di rumahnya memanggil sambil mengetuk pintu kamar Daniella.

"Non, di bawah ada tamu."

"Tamu? Siapa Bi?" Tanya Daniella.

"Nggak tau Non. Orangnya lagi ngobrol sama Kakek."

Daniella bergegas turun dari kamarnya untuk menemui tamu tersebut. "Masa iya itu orang dari JS Group?" Pikirnya.

Di ruang tamu, Kakek sedang berbicara dengan seorang pria yang bernama Alberto, pria itu yang menelpon Daniella beberapa saat lalu. Sungguh tepat waktu, dia mengestimasikan perjalanannya dengan tepat. Tak hanya suaranya yang gagah, Alberto memang sangat berwibawa dan rapi, usianya juga mungkin terpaut tiga atau empat tahun dari Daniella.

"Daniella, kau menemui tamu dengan pakaian seperti itu?" Tanya Kakek, melihat Daniella masih mengenakan pakaian tidurnya. "Ganti pakaianmu." Seru Kakek.

"Tidak apa-apa Pak, kami tidak ada waktu lagi, jadi kami harus segera pergi sekarang, karena lokasi pekerjaannya cukup jauh darisini." Katanya dengan sopan.

Pergi kemana? Daniella bingung. Diatas meja dia melihat sebuah kartu nama, bisa di tebak itu adalah kartu nama Alberto.

Alberto berdiri dan memperkenalkan diri pada Daniella. "Saya Alberto, sekretaris dari Pak Gavriel."

Daniella menelan ludah mendengar nama itu, apa yang sudah terjadi sampai Gavriel menyuruh sekretaris pribadinya datang menemui Daniella? Semalam tidak terjadi interaksi apapun antara Daniella dan Gavriel, dan menurut ingatannya dia tidak ada masalah apapun dengan pria itu. Masa iya gara-gara kondom?

Seakan mengerti kebingungan di wajah Daniella, Alberto pun menelpon seseorang yang dia yakini bisa menjawab segala pertanyaan Daniella.

"Ya Pak. Saya sudah bersamanya." Kata Alberto, kemudian dia memberikan ponselnya kepada Daniella. Dengan ragu Daniella menerima ponsel tersebut dan mendengarkan suara seorang pria dari sebrang sana.

"Sudah waktunya bagimu untuk membayar apa yang sudah kau lakukan 5 tahun yang lalu." Suara berat Gavriel terdengar.

Membayar apa? Daniella tidak pernah memiliki hutang apapun pada pria itu. Keluarga Daniella juga keluarga berada yang mencukupi semua hal yang di inginkan Daniella. Hutang apa sampai Gavriel baru menagihnya 5 tahun kemudian?

"Hutang apa?" Tanya Daniella dengan suara merendah. Dia tidak ingin Kakeknya mendengar obrolannya. "Aku tidak pernah meminjam apapun padamu." Katanya.

"Kau lupa, kalau kau sudah mengambil ciuman pertamaku? Kau juga sudah membuat tanganku terluka, dan kaki ku pincang. Kau harus membayar mahal seperti yang kau ucapkan saat itu, kau bilang kau akan membayar dan menebus kesalahanmu dengan cara apapun." Gavriel sengaja menekankan kalimatnya.

Astaga! Kini dia mengingat semuanya. Ciuman yang tak di sengaja saat Daniella jatuh di tangga apartemen Agatha. Saat itu, Daniella baru saja pulang menemui Agatha yang sedang sakit, karena lift di apartemen itu tidak bisa di gunakan, akhirnya dia turun menggunakan tangga. Dia yang asyik memainkan ponselnya, tidak memperhatikan langkahnya saat turun, hingga membuatnya terjatuh. Dan tidak ada yang menduga, dari arah bawah ada Gavriel dan Delon yang ingin naik. Sial menimpa Gavriel karena tubuh Daniella menghantam tubuhnya dan keduanya terguling bersama. Ciuman yang tak terduga itupun mendarat di bibir Gavriel.

Hal itu terjadi sudah lama sekali, bahkan Daniella sudah melupakannya. Kenapa sekarang Gavriel mengungkitnya lagi?

"Ikuti Alberto, dan lakukan apa yang dia katakan. Kau akan tau akibatnya jika kau menolaknya." Perintah dan ancaman langsung menghujamnya. Dia memang harus membayar apa yang sudah dia lakukan dengan cara apapun seperti yang dia katakan saat itu.

Daniella memberikan ponselnya pada Alberto.

"Tunggu sebentar. Aku ambil barang-barangku dulu." Katanya dengan wajah pasrah. Inilah akibatnya jika tidak langsung menuntaskan masalah lima tahun yang lalu.

Dia tidak tau apa yang akan Gavriel lakukan padanya, sebelum ia meninggalkan rumah ia pamit pada Kakeknya. "Kakek tau kan, aku sangat menyayangi Kakek?" Katanya. Dia mengatakan seakan-akan dia tidak akan kembali ke rumah itu lagi. Image Gavriel sudah sangat mengerikan bagi Daniella, jadi dia berpikir berurusan dengan Gavriel seperti masuk dalam sebuah kematian tragis.

***

Daniella tiba di sebuah studio pemotretan, orang-orang disana terlihat sibuk dan melihat kehadiran Daniella disana semuanya tampak lega. Daniella langsung diarahkan ke ruangan Make up, dia kembali di rias. Sebelumnya, dalam perjalanan menuju studio pemotretan, Alberto memberitahu Daniella kalau dia akan menjadi model untuk produk kecantikan yang akan di keluarkan oleh JS Group. Daniella yang tidak memiliki keterampilan sebagai seorang model tentu saja ingin menolaknya, namun dia kembali teringat dengan ancaman Gavriel. Dia menghela napas panjang, jika pemotretannya gagal, maka yang akan kena omelan dari Gavriel adalah dia.

"Kenapa harus aku? Rasanya tidak mungkin jika JS Group tidak sanggup membayar seorang model profesional." Pertanyaan Daniella saat itu tidak di jawab oleh Alberto. Namun Alberto meyakinkan Daniella, jika model yang di pilih yang di pilih oleh Gavriel adalah yang terbaik.

Selama di rias, Daniella mendengar para perias yang ada di ruangan itu bilang, kalau seharusnya yang menjadi model saat itu adalah Allena. Entah karena apa, dia tiba-tiba membatalkanya bahkan rela mengganti rugi uang pembatalan kontrak. Ganti rugi yang cukup mahal. Tampaknya masalah internal yang terjadi antara Allena dan Gavriel, sehingga Allena rela membayar semua uang ganti ruginya.

Mendengar namanya saja Daniella langsung pesimis, dia tidak percaya diri dan tak berani menggantikan pekerjaan yang seharusnya di lakukan oleh Allena yang di kenal sebagai seorang model terkenal, yang memang sudah lama berkecimpung di bidang itu.

"Tidak apa-apa, kau hanya perlu mengikuti apa yang di katakan oleh photographernya." Para perias berusaha untuk menenangkan Daniella. Mereka mengamati betapa nervousnya Daniella.

Soal kecantikan, Daniella merasa dia sebanding dengan Allena. Badannya kurus, tingginya mencapai 1.8M, rambut panjangnya lurus terurai berwarna coklat pekat, dia juga memiliki senyuman yang memikat, tetapi soal kemampuan? Daniella meragukan dirinya sendiri. 

Semua di buktikan dengan teriakan dari Photographer yang begitu frustasi karena Daniella tidak bisa melakukannya dengan baik. Photographer itu bahkan memaki siapa yang sudah menyarankan Daniella menjadi model. Daniella menahan tangisnya, karena ini adalah kali pertama dia di bentak di depan umum. 

Keheningan terjadi, ketika suara yang di takuti muncul disana.

"Aku yang menyuruhya. Ada masalah?" Tanya Gavriel. Dia melipat tangan di depan dadanya dan menatap sang Photographer dengan penuh amarah. "Apa dengan membentaknya pekerjaanmu langsung selesai? Dengan memakinya dia bisa melakukan apa yang kau katakan? Aku membayarmu bukan untuk membentak modelku."

Photographer tidak mengatakan apapun. Dan setelah tau kalau Daniella di pilih Gavriel suasana di lokasi pemotretan menjadi tenang.

Daniella berusaha untuk menyelesaikan pekerjaannya saat itu, dia ingin pulang dan meluapkan segala perasaannya nanti. 

Gavriel masih berdiri disana, dia memperhatikan pemotretan itu sampai selesai.

Daniella melihat Gavriel hendak pergi, dengan tergesa-gesa Daniella berlari menghampirinya.

"Kenapa kau menyuruhku melakukan hal yang tidak pernah aku lakukan?" Tanya Daniella kesal. "Kau melakukannya dengan sengaja, agar aku di permalukan seperti ini?"

"Kau sendiri yang bilang akan membayar dengan cara apapun. Aku hanya menagihnya." Gavriel menahan diri.

"Berarti sekarang semuanya sudah lunas. Aku tidak mau lagi berurusan denganmu."

"Kata siapa sudah lunas? Kau baru membayar biaya pengobatan tanganku. Kau masih harus membayar biaya pengobatan kakiku dan ciuman pertamaku yang sudah kau ambil."

"Eh." Daniella melompat mundur. Dan mengasihani dirinya sendiri.

Habislah kau Daniella.

"Kenapa? Kau pikir biaya pengobatanku murah? Bukan hanya itu saja, aku juga membuang banyak waktu setelah kecelakaan itu. Begitu banyak kerugian yang aku dapatkan saat itu."

"Berapa yang harus aku bayar?"

"Kau tau betul, uangku begitu banyak. Jadi, berhati-hatilah saat kau membicarakan masalah uang denganku. Aku takut kau tak akan mampu."

"Jangan menghinaku."

"Aku tidak menghina, aku hanya mengatakan yang sesungguhnya." Saat itu dia bahkan berkata jika dia memiliki saham di perusahaan milik Kakek Daniella yang sekarang sedang di kelola oleh Om nya Daniella.

Daniella mengepalkan kedua tangannya, benar-benar mimpi buruk bertemu lagi dengan pria itu.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 60

    Tujuh hari setelah pemakaman Daniella, Gavriel menemui Kakek Andreas dan menyatakan langkah yang akan dia ambil. "Kenapa kamu seperti ini? jika kamu pergi, bagaimana dengan Kakek?" tanya Kakek Andreas. Dia begitu terkejut saat mendengar keinginan Gavriel untuk pergi ke Luar Negri dan tinggal di sebuah Desa yang terkenal dengan pertaniannya. "Biarkan aku pergi Kakek. Alberto yang akan membantu Kakek mengurus perusahaan. Aku akan kembali jika ..." "Jika apa? jika perasaan bersalahmu menghilang? jika kau sudah menjalani hukumanmu? jangan bodoh Gavriel! semua yang terjadi bukan karena kesalahanmu. Pihak kepolisian juga sudah menyelidiki semuanya. Apa yang terjadi memang sebuah kecelakaan!!!" teriak Kakek. Namun seperti apapun keinginan Kakek untuk menahannya pada akhirnya Gavriel tetap memilih untuk pergi. Setelah dia pamit pada Kakeknya, dia pergi ke makam Daniella. Disana ada banyak bunga-bunga segar yang di letakan diatas makamnya. Gavriel duduk disana dalam diam, dia tak mampu

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 59

    Sungguh mengejutkan mendengar berita tentang Daniella dan Anthonio yang kecelakaan di sebuah daerah yang jaraknya sekitar dua jam dari Labuan Bajo. Sekujur tubuh Gavriel terasa lemas, dia tak berdaya mendapati kabar mengerikan itu. Dia tidak pernah berpikir hal mengerikan seperti ini harus datang pada dirinya. Gavriel hanya tertunduk lemas di dalam ruangannya gelap, dia menyalahkan dirinya sendiri atas kecelakaan yang menimpa Daniella, baginya semua yang terjadi karena dirinya, seandainya saja dia tidak hadir di dalam kehidupan Daniella dan tidak memaksakan Daniella untuk ada di sampingnya, semuanya tak akan terjadi. Alberto masuk kedalam ruangan, memberitahu Gavriel jika Kakek Andreas dan Kakek Michael sudah tiba, dan jenasah Daniella juga akan tiba di Jakarta sekitar jam 7 malam nanti. Gavriel tidak berani menemui mereka, dia marah pada dirinya sendiri dia tidak bisa melakukan apa yang telah dia janjikan pada Kakek Michael. Dia tidak bisa menjaga Daniella. Kakek Andreas menemuiny

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 58

    Cuaca panas langsung menerjang kulit Daniella. Di depan pintu kedatangan Bandara Labuan Bajo, sudah banyak supir Travel yang mengantri dan menawarkan jasa mereka. Seorang pria berbadan besar menerobos kerumunan para supir travel itu dan mengambil koper milik Anthonio. Pria berbadan besar itu salah satu orang kepercayaan Anthonio yang akan membawa mereka menuju lokasi yang akan mereka tuju. Daniella melangkah mengikuti langkah Kaki Anthonio, karena pria terus menggenggam tangan Daniella dan tidak membiarkan Daniella melangkah jauh darinya. Mereka menuju parkiran mobil yang berada di depan Bandara. Beberapa orang yang melihat Daniella saat itu, terus memperhatikan wajahnya dengan seksama, seakan-akan mereka penasaran akan sesuatu. Daniella masuk kedalam mobil, dia dan Anthonio duduk di bangku penumpang. Setelah pria berbadan besar itu meletkan barang-barang milik Anthonio di bagasi, dia juga masuk kedalam mobil dan duduk di balik kemudinya. "Perjalanan menuju ke kota Ruteng, bisa kit

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 57

    "Kenapa kamu baru memberitahuku sekarang? kenapa kamu membiarkan Anthonio membawa pergi Daniella?" Suaranya terdengar marah, dia juga panik mengetahui Daniella bersama Anthonio. Orang suruhan Ray, yang biasanya mengawasi dan menjaga Daniella saat Gavriel tidak ada, kini telah tumbang. Anthonio memang tak main-main menghabisi siapapun yang berusaha menghalanginya. Lebih mengerikannya lagi saat Gavriel juga mendengar kabar tentang Sana yang juga tewas di tangan Anthonio. "Lalu kemana dia membawa pergi Daniella? Jawab! aku harus menemuinya sekarang juga." "Aku minta maaf Gavriel, karena sampai sekarang aku belum menemukannya. Aku akan mengabarimu segera jika aku mendapatkan informasi tentang keberadaan mereka." "Aku kasih waktu kamu satu jam. Temui keberadaan mereka!" Gavriel menutup teleponnya dan berteriak kesal di dalam ruang kerjanya. Suasana hatinya begitu kacau, dia sangat mencemaskab Daniella. Pintu ruangannya terbuka, Alberto masuk bersama Allena yang terlihat begitu takut di

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 56

    Gavriel tidak memberitahu Daniella tentang Zeva yang dia duga bersekongkol dengan Anthonio. Dia juga tidak membahas lagi tentang masalah Anthonio, dia membiarkan Daniella menjalani hari-harinya yang sedang suka berkebun dan belajar memasak. Namun, semua kesenangan mereka berakhir ketika Zeva datang ke rumah Anthonio. "Gavriel yang memberitahuku jika kamu disini. Awalnya dia enggan memberitahuku tentang keberadaanmu karena dia takut jika Anthonio memhetahui keberadaanmu." Itulah yang Zeva katakan ketika dia bertemu dengan Daniella. Daniella tidak mencurigai apapun. Dia hanya merasa bahagia karena sudah bertemu dengan Zeva. Keduanya salung melepaskan rindu, dan berbagi cerita tentang segala hal yang mereka lalui. "Aku tidak tau jika Anthonio bersikap mengerikan seperti itu. Aku menyesal sudah mengenalkanmu padanya." Ungkap Zeva tulus. Dia mengatakannya dengan bersungguh-sungguh. Daniella menggelengkan kepalanya, "Ini bukan salah kamu. Kita berdua jika tidak akan tau jika Anthonio

  • Dalam Dekapan Pewaris Tampan   Part 54

    Setelah menemui Gavriel. Zeva pergi menemui Anthonio. Dia menyampaikan semua hal yang dia dapatkan dari Gavriel, tidak ada yang dia lebihkan dan dia kurang-kurangi. "Kau yakin dengan ucapanmu?" Anthonio merasa ragu dengan jawaban yang di sampaikan oleh Zeva. Dia pun melanjutkan. "Kau tau konsekuensinya jika kau membohingiku Zeva. Perusahaan milik Ayahmu yang akan menjadi taruhannya." Zeva menahan kekesalannya. Kini dia merasa menyesal karena dia pernah menjodohkan Daniella dengan Anthonio. Rupanya, pria itu lebih buruk dari apa yang dia dengar selama ini. Demi urusan pribadinya, dia bahkan berusaha untuk menghancurkan perusahaan milik Ayahnya Zeva. "Aku bertemu dengan Allena di perusahaan Gavriel. Aku juga mendengar pembicaraan Gavriel dengan sekretarisnya tentang kontrak kerjasama mereka dengan Allena." Anthonio menyipitkan matanya. Dia tidak tau mengenai kontrak kerjasama yang di maksud oleh Zeva. Dia tidak mau penasaran dan langsung menghubungi seseorang yang dia percaya un

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status