Pov Miranda
Perjalanan cintaku dengan Rajasa memang penuh liku, masalah utamanya adalah karena Bu Merry tak pernah menyukaiku sejak awal. Pertama karena latar belakang keluargaku yang tak setara dengan mereka secara status ekonomi maupun sosial dan alasan kedua karena keluarga Mas Raja telah berencana menjodohkan Rajasa dengan seorang gadis cantik bernama Alexa Andriani.
Aku sedang menyusui Mahesa untuk mengantarkannya tidur siang, sayup-sayup rasa kantuk dan perasaan sakit hati atas percakapanku dengan Mas Raja tadi malam membawaku pada ingatan masalalu dimana Tante Merry mendatangi kantorku dan memperingatkanku agar tak mendekati putranya.
Flash back
"kriiing kriiing kriiing" telepon di meja kantor ku berdering
"Halo dengan Miranda bagian HRGA" jawabku setelah mengangkat gagang telepon"Bu Miranda ada Tamu yang nyariin" ucap Risa yang merupakan receptionist di tempatku bekerja"Siapa yah, kayaknya aku ga ada janji sama siapapun hari ini Ris""Saya gak tau Bu, ini ibu-ibu jutek banget pas Risa tanyain malah marah-marah, mending Bu Miranda temuin aja deh daripada bikin masalah di sini, beliau masih nunggu di lobby ya Bu!""Oke Ris, nanti aku turun yah sampaikan suruh tunggu sebentar ""Siap Bu Miranda, terimakasih " Telepon lalu ku tutup.Perasaanku sedikit tidak enak, karena seingatku aku tidak membuat janji dengan siapapun hari ini, ku check ulang jadwal interview pun hari ini tidak ada, lagi pula tidak mungkin kandidat mau interview marah-marah kan. "Lebih baik aku cepat menemuinya" batinku. Aku pun segera bersiap untuk menemui 'tamu' ku di lobby kantor.Deg, jantungku terasa mau lepas saat melihat yang datang adalah Tante Merry Mama Mas Raja "Mau apa dia kemari?" ucapku dalam hati. Aku segera mendekatinya demi menyelesaikan rasa penasaranku."Assalamualaikum Tante, apakabar?" salamku. Aku berusaha mencium tanganya tapi ditepiskan."Oh jadi benar kamu kerja disini? pasti hanya staff rendahan ya?" ucapnya tanpa menjawab salamku dan selalu saja Tante Merry menghinaku saat bertemu."Iya Tante, saya kerja disini sebagai karyawan biasa tapi menurut saya bukan karyawan rendahan karena perusahaan membutuhkan saya dan saya memberikan kontribusi untuk kemajuan perusahaan ini, ada yang bisa saya bantu Tante?""Hanya ingin mengingatkan kamu Miranda, jangan dekat-dekat dengan anak saya Rajasa, saya tidak suka karena Rajasa akan menikah dengan gadis yang setara denganya!""Ini bukan masalah dekat lagi Tante, tapi kami saling mencintai dan kami sudah merencanakan pernikahan" "Hm,, percaya diri sekali kamu Miranda, anak saya tidak mungkin suka dengan gadis kampungan seperti kamu! Dia akan menikah dengan Alexa Andriani, seorang model dan yang paling penting dia juga seorang anak pejabat, coba bandingkan sama kamu Miranda, sangat tidak sebanding bukan? Saya yakin Raja hanya main-main sama kamu, apalagi kamu hanya anak kampung yang sok sukses!""Saya akan percaya itu jika Mas Raja sendiri yang mengatakan hal itu kepada saya Tante" Aku berusaha menjawab dengan tegas dan berani, sedangkan Tante Merry terlihat semakin emosi mendengar jawabanku."Dengar baik-baik Miranda, sampai kapanpun saya tidak akan pernah merestui hubungan kalian, apalagi sampai menikah! Ingat itu baik-baik" Tanpa ingin mendengar jawabanku lagi, Tante Merry langsung pergi meninggalkanku. Ia terlihat sangat marah dan membenciku. Sebenarnya hatiku sakit dengan ucapan Tante Merry yang selalu menghinaku, tapi aku berusaha tidak terlihat lemah dihadapanya yang malah semakin membuat Tante Merry mebenciku.Pov Miranda "Dog dog dog" Bu Merry menggedor pintu kamarku dengan keras, menyadarkan aku dari lamunan."Miranda, keluar cepat! Turunkan barang-barang belanjaan dimobil"Aku tergaket dan segera bangkit dari ranjang secara hati-hati agar Mahesa tak ikut bangun, lalu keluar sesuai instruksi Bu Merry."Enak sekali yah siang-siang begini dikamar, tidur kamu Mir?""Maaf Bu, tadi saya hanya ketiduran karena menidurkan Mahesa""Keluarkan belanjaan dimobil dan segera kemas yang rapi""Baik Bu" Tanpa banyak bicara aku langsung menuruti perintah Bu Merry, menuju garasi dan mengeluarkan semua belanjaan yang ada di mobil.Mobil Pajero Sport milik Papa mertuaku itu terlihat penuh dengan belanjaan barang-barang mewah dan aneka kue mahal. Terlihat beberapa pasang sepatu bermerk, tas dan beberapa pakaian wanita. Sambil menurunkan belanjaan yang super banyak dari mobil hatiku bertanya-tanya, "Untuk apakah barang-barang sebanyak ini?" "Nanti akan ada yang datang untuk mengemas barang-barang ini menjadi
Pov Rajasa Aku telah masuk ke dalam perangkap Alexa. Sebagai pria normal sangat sulit bagiku untuk tidak tergoda pada wanita itu. Wajah menawan dengan postur tubuh yang proposional adalah kombinasi yang pas bagi seorang wanita untuk disebut cantik. Profesinya sebagai seorang model membuatnya semakin menarik karena selalu merawat tubuhnya dari atas sampai bawah. Pakaian Alexa juga selalu modis dan fit on body, istilahnya dia selalu tampil sedap dipandang mata. Orangtuaku yang memperkenalkan aku dengan Alexa Andriani. Mereka berniat menjodohkan aku dengan Alexa, sayang Miranda terlebih dahulu mengisi hatiku sebelum Alexa datang. Namun aku dan Alexa tetap berteman baik, aku tak ada maksud apapun pada Alexa murni hanya pertemanan biasa. Apalagi orangtua kami juga berteman dengan sangat baik, tentu aku harus menjaga hubungan orangtuaku dengan orangtua Alexa juga. Flashback Saat itu, Mama dan Papa yang sudah menunggu diruang tamu sambil asyik mengobrol dengan seorang wanita cantik. Terli
Pov Rajasa Flashback Hp ku berbunyi, kuperiksa untuk tahu siapa yang menelpon. Ternyata Mama yang menelponku setelah lima hari aku tidak pulang kerumah, akhirnya beliau menghubungiku. Aku sengaja tinggal di hotel sebagai aksi protes atas larangan kedua orangtuaku terhadap rencanaku menikahi Miranda. setekah beberapa saat berfikir akhirnya kuputuskan untuk menjawab panggilan telpon dari Mama. "Halo Ma""Rajasa, kamu dimana Nak, bagaimana keadaanmu""Rajasa baik""Nak, pulanglah Mama dan Papa khawatir""Tidak usah basa-basi Ma, Rajasa tidak mau dan tidak akan pernah pulang sebelum Mama mengijinkan Rajasa menikahi Miranda""Oke, oke Mama dan Papa ijinkan, tapi kamu segera pulang dulu kita bicarakan baik-baik dirumah""Oke, nanti Rajasa pulang" Jawabku singkat lalu menutup pembicaraan. Sesuai dugaan, mereka mau tak mau akan mengabulkan keinginanku menikahi Miranda. Aku adalah anak satu-satunya, orangtuaku sangat berharap akulah yang akan meneruskan bisnis keluarga dan memang semenjak ak
Pov Rajasa Aku tidak pernah merencanakan untuk menghianati Miranda apalagi setelah ikatan pernikahan menyatukan kami. Aku juga berharap Mirandalah satu-satunya wanita yang akan menemani hidupku hingga menua nanti, karena hanya Miranda yang mampu membuatku selalu tenang di sisinya. Dia selalu tahu bagaimana memanjakan ragaku yang lelah dan dan menguatkan jiwaku yang lemah. Tapi aku hanyalah laki-laki biasa. Selain restu dari Mama, Alexa adalah godaan yang berat dalam rumah tangga kami. Dia seperti tak pernah kekurangan akal untuk menjebaku dan memaksaku masuk kedalam perangkapnya. Mulai dari cara yang halus hingga cara yang frontal dia lakukan untuk mendapatkanku. Flashback "Drrt drrt drrrt" HP ku yang terletak di saku celana kurasakan bergetar, pertanda ada panggilan masuk. Aku yang saat itu sedang online meeting dengan klienku dari Swedia berusaha mengabaikanya. Kulanjutkan meeting ku hingga selesai dengan kondisi terganggu oleh getaran dari HP ku. Setelah meeting selesai, aku me
Pov Rajasa Semakin aku terlihat pasrah dan bingung semakin liar Alexa men*****ku hingga aku sebagai lelaki tak mampu lagi berfikir rasional. Aku memutuskan untuk menggunakan tenagaku membopong tubuh Alexa yang sudah memakai gaun lingerie seksi ke atas kasur empuk yang ada di apartemenya. Alexa terlihat pasrah, aku pun mendekati wajahnya, merapikan anak rambut yang menutupi wajah cantik Alexa kemudian berbisik ditelinganya, mata Alexa terpejam."Alexa, kamu benar-benar menginginkanya huh?" Ucapku dengan nafas yang memburu menahan nafsu.Alexa membuka matanya dia mengangguk lalu tersenyum menggodaku. Pertahanaku runtuh, aku akhirnya melakukan apa yang Alexa inginkan. Alexa akhirnya menang karena aku telah memasuki perangkap Alexa yang nikmat itu. Bahkan aku menikmati perangkap itu, hingga selanjutnya kami melakukanya berkali-kali di belakang Miranda. Seperti tak mengenal dosa, Alexa selalu mengundangku untuk datang ke apartemenya selepas pulang kerja. Kami bahkan pergi bersama keluar
pov Rajasa"Raja kapan kamu akan nikah sama aku?" Tanya Alexa mulai mendesaku, saat itu aku sedang berada di apartemennya."Kasih aku waktu untuk menyampaikan ke Miranda Lexa!""Oke, I will show you something!" Alexa lalu masuk ke dalam kamar mandi dan kembali dengan membawa benda kecil pipih yang ku ketahui itu adalah test pack"Lihat Raja, ini hasil cinta kita" ucap Alexa lalu menunjukan testpack dengan garis merah dua tertera pada benda itu."Alexa kamu hamil?""Yes, it's your baby Raja! Itu sebabnya kamu harus nikahin aku secepatnya"Astaga, aku benar-benar tidak pernah memikirkan resiko ini sebelumnya, bahwa Alexa akan membiarkan dirinya hamil agar semakin bisa mendesaku untuk menikahinya."Alexa, aku tidak mungkin menikahimu tanpa persetujuan Miranda, kasih aku waktu yang tepat buat ngomong sama dia""Aku kasih kamu waktu Rajasa tapi gak banyak, mengingat semakin hari perutku akan semakin membuncit dan kamu tidak mau kan berita aku hamil tanpa suami akan menyebar? Apalagi jika me
Pov Rajasa Hari-hari berikutnya Miranda masih bersikap dingin padaku. Dia sempat menanyakan tentang rencanaku menikahi Alexa dan dia pun berkata bahwa persetujuanya bukanlah hal penting untuk ku menikah dengan Alexa. Miranda memang benar dengan ataupun tanpa persetujuan dari nya, aku akan tetap menikah dengan Alexa karena memang kondisi Alexa sudah hamil. Tapi aku tidak menyangka bahwa Miranda memilih untuk tetap bertahan menjadi istriku. Dia berulangkali mengatakan bahwa dirinya tidak ingin bercerai dari ku dan memilih untuk di madu. Benarkah sebesar itu cinta Miranda padaku? Awalnya aku yang begitu takut kehilangan dia saat ini justru sedikit merasa lega atas pernyataan Miranda. Bukan sekali dia mengatakan bahwa dia akan tetap menjadi istriku, tetapi setiap Mama memancingnya untuk berpisah denganku, Miranda selalu menjawab tegas dengan jawaban yang sama bahwa dia sama sekali tidak ingin berpisah denganku, Miranda lebih baik di madu dari pada harus bercerai denganku. Disatu sisi j
Rajasa terlalu naif, dia mengira istrinya sangat lugu seperti yang terlihat. Rajasa mengira Miranda menerima mentah-mentah rencana pernikahan dirinya dengan Alexa. Dia pikir Miranda tidak mau bercerai dan malah memilih dimadu adalah karena saking cintanya Miranda pada Rajasa seperti apa yang selalu Miranda katakan. Rajasa ternyata tidak mengenal Miranda seutuhnya. Miranda sekuat hatinya menerima semua perlakuan dan penghinaan dari Bu Merry mertuanya, bukan karena Miranda lemah dan tak mampu melawan. Tapi sebagai bentuk rasa hormatnya terhadap suami dan Ibu mertuanya yang sebisa mungkin Miranda anggap seperti orangtua sendiri. Miranda selalu berpedoman, selama Rajasa mencintainya dan menjaga komitmen pernikahanya makan semua rasa sakit, penghinaan dan semua rasa sedih yang Miranda alami dianggapnya sebagai ujian rumah tangga yang akan menaikan derajatnya dikemudian hari. Setelah mengetahui Rajasa berselingkuh, Miranda pun tak banyak berubah. Ia tetap patuh terhadap semua perinta mertu