Share

Bab 7 Curiga

Author: Sunny Zylven
last update Last Updated: 2021-08-05 11:27:27

Tentu saja Alisya tidak mengerti dengan maksud pria itu. Dia hanya baru saja bertemu dengan Iason, tidak lebih.

"Apa kamu baru saja bertemu dengan kekasihmu yang lain di istana ini?"

Sang putri segera mengerti, pria berjubah hitam itu mencurigainya bertemu dengan pria lain. Ya, meski Alisya menolak keras tuduhan mengkhianati pertunagan dengan Pangeran Mahkota Fasya, nyatanya Raja Nandri membatalkan pertunangan merek karena merasa malu atas skandal putrinya. Jadi wajar jika Dafandra masih curiga kepada Alisya.

Meski begitu, sang putri tidak menyangka pangeran kedua Kosmimazh akan menemukannya setelah bertemu denga pria tua, yang tidak lain gurunya sendiri.

"Kamu salah paham! Aku bisa menjelaskan!"

Kedua alis Dafandra terangkat kemudian mengendorkan cengkeraman di tubuh Alisya. Untuk sesaat sang putri bisa bernapas lega.

'Oh Tuhan, lelaki ini sangat tempramental!' keluh Alisya di dalam hati.

"Aku tidak bertemu dengan kekasih atau selingkuhan seperti yang kamu tuduhkan kepadaku!"

"Lalu kenapa tengah malam seperti ini kamu berkeliaran?" tanya Dafandra dengan sorot mata semakin tajam.

Alisya mendengkus kesal. Dia belum pernah merasa terintimidasi di rumahnya sendiri sebelumnya.

"Ini istanaku, Pangeran Dafandra! Aku bebas berkeliaran kapan pun yang aku mau!" ucap Alisya tidak kalah barang menatap kobaran api di mata biru pangeran kedua Kosmimazh.

"Benarkah? Apakah seorang putri layak berkeliaran tanpa pengawalan dan bertemu dengan pria asing di tengah malam yang gelap ini? Kamu tidak bisa membodohiku, Alisya!" tuduh Dafandra.

Pria itu kembali mendekat dengan tatapan penuh teror. Sepertinya dia benar-benar akan membunuh Alisya saat itu juga.

"Dia bukan pria asing, tapi guruku!" ucap Alisya geram sambil mendorong dada pria di depannya.

Keributan di teras saat itu menarik perhatian pria tua yang telah mengabdikan hidupnya untuk Raja Nandri selama bertahun-tahun.

Mendengar teriakkan Alisya, pria itu setengah berlari menuju ke asal suara. Sementara itu Dafandra yang menyadari kehadiran seseorang segera berakting. 

Serta-merta sepasang lengan kekar sang pangeran memeluk tubuh ramping milik Alisya setelah menyembunyikan belati yang nyaris menggores kulit mulus sang putri.

"Alisya!" Pekik Iason.

Pria tua itu pun membeku saat melihat putri Raja Nandri dalam pelukan pria yang baru tadi siang bertunangan dengannya.

"Lepaskan aku!" berontak Alisya.

"Dia guruku! Apa kamu mau cemburu dengan seorang pria tua seperti dia!" bisik Alisya geram.

Dafandra segera melepaskan pelukan di tubuh ramping beraroma citrus yang segar. Pria itu memberi hormat pada Iason sambil berakting gugup karena telah bermesraan dengan tunangannya di tempat terbuka.

Iason menyadari ada yang tidak beres. Dia berjalan mendekati murid dan salah satu pria terbaik dari Kosmimazh. Meski samar, Iason melihat bintik keringat dan juga permukaan kulit yang lebih merah di wajah oval Alisya setelah beberapa saat memberontak dari pelukan Dafandra.

"Apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Iason menuntut penjelasan.

"Maaf atas ketidaksopanan saya" Meski meminta maaf, tapi ekspresi Dafandra seperti tanpa rasa bersalah.

"Tolong jangan jaga sopan santun! Ingat, kalian belum menikah!" ucap Iason lebih tegas. Pria di samping Alisya pun segera mengiyakan permintaan pria tua berambut putih.

Karena tidak ingin memperpanjang percakapan dan tidak ingin perbuatannya diekspos oleh Alisya, pria bertubuh tegap itu segera berpamitan.

"Segera tidur! Besok aku kembali ke Kosmimazh. Aku tidak ingin kamu terlambat bangun untuk mengantar kepergianku." Ucap Dafandra datar kemudian berlalu sambil menyelipkan gulungan kertas kecil di tangan Alisya.

'Apa-apaan ini!'

Begitu Dafandra berlalu, Iason segera mendekati putri berambut merah. Dengan perhatian pria itu bertanya, "Kamu tidak apa-apa?"

Mendapatkan pertanyaan dari sang guru, putri berambut merah menjadi semakin gugup. Pasalnya hal itu menandakan Iason mengetahui tindakan Dafandra yang sebenarnya.

"Aku tahu dia menyakitimu. Jika kamu tidak keberatan, aku bisa menjadi saksi di hadapan raja untuk membongkar kejahatannya."

Alisya tergagap mendengar ucapan Iason. Dia memandang pria dengan kerutan di sekitar mata penuh haru. Sang putri segera sadar, di saat semua orang seolah mengabaikannya, masih ada Iason yang selalu ada di pihaknya.

"Guru...." ucap Alisya terputus.

Bukan berarti Alisya tidak ingin membongkar sikap agresif tunagannya. Tapi ada hal lain yang selalu menggangu hatinya sejak kecil. Hal itu menjadikan sosok ceria Alisya selalu dibayang-bayangi rasa takut.

"Tidak, Guru. Dia hanya memeluku." Alisya berucap gugup.

Kegugupan Alisya ditangkap seoalah menyembunyikan sebuah tindakan kriminal dari pada malu karena telah tertangkap basa berpelukan dengan tunangannya.

Iason terdiam, sebagai guru dia juga mempunyai batasan. Jika Alisya memilih untuk tidak membahas sesuatu, Iason pasti akan menghindari topik itu.

"Baiklah, aku telah berlebihan. Tapi ingat, kalian belum menikah. Tidak selayaknya kalian berinteraksi terlau dekat." Pria tua itu memberi nasehat, kemudian pamit meninggalkan Alisya untuk beristirahat.

Malam semakin larut, angin dinginnya memaksa bulu-bulu di tubuh sang putri berdiri. Tidak ingin berada dalam kebekuan, Alisya segera menuju ke kamar.

Sesampainya di kamar, tubuh ramping Alisya segera terhempas di ranjang empuk sambil merentangkan kedua tangan menatap langit-langit.

"Aku sudah mati!" umpat Alisya.

Sesaat kemudian air matanya tidak terbendung. Dengan tatapan hampa dia ingat kobaran api di mata biru Dafandra. Pria itu akan membunuhnya saat itu juga jika Iason tidak datang.

Jangankan cinta, nafsu pun sepertinya tidak terlihat di wajah tampan Dafandra saat memandang Alisya. Jadi apa sebenarnya maksud Dafandra melamar Alisya? Apakah itu hanya karena alasan politik semata?

Juga, seandainya Alisya membongkar perlakuan kasar Dafandra kepada keluarganya, dia tidak yakin raja dan ratu akan peduli. Yah, skandal Alisya memang telah mengacaukan hubungan baik kedua kerajaan selama berbulan-bulan.

Jika Pangeran Dafandra masih bersedia meminang Alisya, Raja Nandri tidak akan keberatan sama sekali. Anak-anak raja memang terlahir untuk kemakmuran kerajaan. Dan Alisya hanya satu dari ketiga orang anak raja yang harus menanggung beban itu.

Tiba-tiba Alisya teringat dengan gulungan kertas pemberian Dafandra. Segera dia membuka gulungan itu yang ternyata sebuah surat.

"Tidak ...."

Surat singkat itu tidak bisa tidak membuat Alisya menangis, bahkan dia harus membenamkan wajah di bantal untuk meredam teriakannya. 

Sunny Zylven

Hallo, Pembaca! Jika kamu suka karya ini, jangan lupa masukan ke pustakamu, Ya! Ikuti terus kisah Alisya hanya di Goodnovel! 😃

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 3

    Saat makan malam tiba. Dalam satu meja makan terdapat Dafandra, Alisya dan ibu suri. Suasana di meja makan sangat hening, sampai ibu suri angkat bicara. "Aku dengar kamu telah mengalami perdarahan. Apakah ketubanmu telah pecah?" "Belum, Ibu Suri." Alisya menjawab sopan. "Makanlah yang banyak agar tubuhmu lebih kuat menghadapi persalinan! Mungkin nanti malam atau besok pagi anakmu akan lahir. Semoga persalinanmu berjalan lancar." Ibu suri menatap Alisya yang terlihat sedikit malas menyendok makanan. "Terima kasih atas perhatiannya, Ibu Suri." Alisya membalas ucapan ibu mertuanya dengan senyuman. Sepertinya ibu raja juga turut bahagia karena akan menyambut cucu pertamanya. Setelah acara makan malam usai ibu suri meninggalkan ruang makan. Di ruang makan Alisya masih terduduk di kursinya. Sang ratu kembali menahan sakit dengan tangan mengelus perut yang menegang. Pada saat yang sama janin Alisya juga bergerak seakan mengabarkan dirinya tidak sabar untuk segera terlahir. "Ayo, Alisya!

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 2

    "Benarkah?" Alisya bangkit untuk melihat secara langsung darah yang Dafandra maksud. Sang raja menelan ludahnya sendiri. Alisya bukan lagi gadis perawan. Kenapa kewanitaannya mengeluarkan darah? Seketika wajah pria nomor satu di Kosmimazh berubah pucat. Sang raja tidak habis pikir jika perbuatannya dapat mengakibatkan sang istri mengalami perdarahan. "Aku akan segera memanggil dokter!" tangan raja segera meraih baju di sisi ranjang. "Yang Mulia!" Alisya menahan lengan kekar Dafandra. "Darah ini pertanda aku akan segera melahirkan, Yang Mulia." Alisya tersenyum lebar. "Benarkah?" Alis raja melengkung ke atas seakan tidak percaya dengan ucapan yang baru saja dia dengar. Entah karena Hujaman raja yang terlalu keras atau karena efek peleasan hormon cinta di tubuh ratu, yang jelas usia kehamilan Alisya sudah lebih dari cukup untuk melahirkan bayi. "Jika kontraksinya bagus, mungkin nanti sore atau malam, bayimu akan lahir." Senyuman di bibir merah delima Alisya merekah indah, membuat

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Ekstra part 1

    Malam yang dingin menyelimuti kota Asteryzh. Ibu kota kerajaan Kosmimazh. Dingin yang seakan menusuk tulang membuat siapa pun ingin meringkuk di bawah selimut tebal. Akan tetapi, malam ini Alisya menyibak selimut dengan rasa gusar. Bintik-bintik keringat menghiasi dahi wanita nomor satu di Kosmimazh. "Ada apa?" Gerkaan kasar ratu membuat raja terbangun dari mimpi. "Aku hanya merasa gelisah, Yang Mulia." Alisya Menjawab segera pertanyaan suaminya seraya duduk di ranjang. Merapatkan tubuh pada wanita berambut merah, Dafandra berbisik di telinga putri Crysozh. "Kenapa?" Tangan raja mengelus perut bulat wanita dalam dekapan. "Seharusnya, bayi ini sudah lahir. Tetapi, aku belum merasakan tanda-tanda akan melahirkan." Alisya menundukkan wajah sehingga wajah tertutup rambut merah bagaikan tirai. Raja berpindah posisi tepat di hadapan ratu. Tangan menyibak rambut, Dafandra memegang kedua sisi wajah sang putri Crysozh. Pria nomor satu di Kosmimazh sangat mengerti kegundahan hati istrinya.

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Terima Kasih Pembaca

    Terima kasih kepada segenap pembaca yang telah mengikuti kisah Alisya sampai akhir. Bagi saya, Alisya adalah cinta pertama saya dalam dunia novel, karena dia dalah original character pertama buatan saya. Dengan kata lain, novel ini adalah novel pertama saya. Mohon maaf jika karya ini masih jauh dari kata sempurna. Maaf juga jika ada yang kurang puas dengan akhir dari jovel ini. Yang jelas, saya berusaha menulis novel ini dengan sepenuh hati. Sudah tidak terhitung banyaknya waktu dan revisi yang saya lakukan untuk novel ini. Semua itu saya lakukan untuk mencoba memberikan yang terbaik bagi pembaca. Ikuti juga novel-novel author Sunny Zylven selanjutnya, Ya! Salam sayang, Sunny Zylven ❤️❤️❤️

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 234 Pelukan Ibu

    Memasuki kamar Raja Rifian, Alisya tidak menyangka akan bertemu ibu suri. Meski canggung, adik kandung penguasa Crysozh tetap berusaha tenang dan tersenyum. "Hormat kepada Ibu Suri," ucap Alisya, selanjutnya memberikan hormat kepada raja yang masih terbaring di ranjang. "Syukurlah, akhirnya kakak sadar juga!" Seulas senyuman terlukis di bibir sang putri Crysozh. Setelah dokter menemukan penyebab utama raja tidak kunjung sadar, perawatan ekstra diberikan kepada pria normor satu di kerajaan Crysozh. Kesehatan Raja Rifian memang belum pulih sempurna. Wajah kakak Alisya juga masih terlihat pucat. Akan tetapi, itu masih lebih baik dari pada terus terpejam tidak sadarkan diri. "Ya, semua ini berkat suamimu," balas Rifian. "Suamiku?" Alis sang ratu Kosmimazh melompat bersamaan. "Tentu saja, jika tidak karena pertolongannya, baik aku, kamu, ibu, dan rakyat tidak berdaya pasti sudah mati di tangan Paman Ega. Aku sangat berterima kasih kepadanya. Kamu sangat beruntung Alisya, mempunyai seo

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 233 Melabuhkan Rindu

    "Bagaimana keadaannya, Dokter?" tanya Dafandra kepada pria berambut putih. Dengan wajah cerah Iason berkata, "Yang Mulia tenang saja, kondisi janin Ratu Alisya baik-baik saja." Setelah sekian lama di Crysozh, baru kali ini Alisya mendapatkan pemeriksaan medis oleh dokter kerajaan Crysozh. Keadaan sebelumnya yang memaksa sang ratu Kosmimazh untuk menyembunyikan kehamilan. Spontan senyuman di bibir pria nomor satu Kosmimazh melebar, "Terima kasih, Dokter." "Sebaiknya Yang Mulia beristirahat terlebih dahulu di Crysozh, jangan buru-buru kemabli ke Kosmimazh. Biarkan Ratu Alisya beristirahat setelah hari-hari yang buruk menimpanya." Kepala dokter kerajaan memandang Alisya dan Dafandra bergantian. "Tentu, Dokter! Aku akan memberikan waktu istirahat yang banyak untuk ratuku," jawab Dafandra segera. "Guru, ngomong-ngomong bagaimana keadaan kakakku?" tanya Alisya dengan kedua alis melengkung ke atas. Rasa di hati putri Crysozh belum lega jika sang kakak belum pulih kembali. "Yang Mulia b

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 232 Jangan Pernah Tinggalkan Aku

    Layang-layang di angkasa terlihat berpencar. Lysias dan beberapa penyihir lain menembakan sihir ke langit. Saat fokus para penyihir tertuju pada puluhan layang-layang dan terjadi ledakan berkali-kali di ketinggian, sekumpulan pria entah dari mana menggiring pengunjung alun-alun menjauhi pusat keributan melalui jalan yang sepertinya telah disiapkan. Pertempuran di darat dan udara pun pecah. Setelah semua penduduk di pesta berhasil dievakuasi, ratusan panah api turun dari langit bagaikan hujan deras. Prajurit sihir yang kehilangan kemampuan sihir karena tangan dan mulut tidak bisa digerakkan lari kocar-kacir. Tidak membutuhkan waktu lama kobaran api membakar beberapa sisi alun-alun yang terbuat dari kayu. "Mungkinkah mereka pasukan Yang Mulia ..?" gumam sang ratu Kosmimazh. Para gadis di dalam sangkar mulai panik, mereka berteriak dan menangis. Melirik ke sisi kiri, Alisya mendapati ibu kandungnya menatap keributan dengan santai. Begitu juga dengan Gelsi, si Mentri pertahanan. Keduan

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 231 Layang-layang

    "Apa ada di antara kalian yang ingin mengikuti jejak Gelsi? aku akan menerimanya dengan senang hati" tanya Ega dengan salah satu alis terangkat. Semua orang di dalam aula kerajaan terdiam. Para menteri yang tamak tentu saja akan lebih memilih nyawa mereka masing-masing. *** "Yang Mulia, tiga hari lagi kerajaan akan mengadakan upacara pengangkatan raja. Pada malam pengangkatan raja, akan diadakan upacara pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga orang bangsawan." Arys memberikan laporan kepada pria berambut pirang yang tengah duduk termenung memandang peta ibu kota Stemmazh. "Apa? Pengorbanan lima puluh gadis perawan dan tiga bangsawan? Apa maksudnya?" tanya Dafandra dengan kedua alis melompat bersamaan. Pria nomor satu di Kosmimazh tidak dapat menyembunyikan keterkejutan. "Mereka akan menggelar ritual sihir!" jelas Arys. "Sial!" umpat pria nomor satu di Kosmimazh sambil mengepalkan tangan di atas meja. "Menurut informasi dari intelejen, Pangeran Ega akan mengorbankan para pe

  • Dalam Genggaman Sang Raja   Bab 230 Lima Puluh Gadis Dan Tiga Bangsawan

    "Kasihan sekali raja baru kita, belum lama menjabat kini harus merelakan diri turun dari tahta," ucap seorang wanita bergaun biru di salah satu gang ibu kota. "Benar sekali. Akan tetapi, aku rasa itu yang terbaik demi kemajuan kerajaan. Kita tidak bisa terus-terusan menunggu orang yang tertidur untuk bangun, sedangkan rakyat setiap hari bangun pagi untuk mencari sepotong roti," saut wanita bergaun cokelat. "Setuju! Apalagi yang akan menjadi raja selanjutnya adalah Pangeran Ega. Bukankah dia pejabat yang bijaksana?" Wanita bergaun ungu turut angkat bicara. "Benar ... Benar sekali!" Jawab wanita bergaun biru dan cokelat serempak. Suasana di ibu kota benar-benar kondusif untuk segera melengserkan Raja Crysozh yang berkuasa. Segala lini kehidupan telah memberikan dukungan kepada calon raja baru. Bahkan, pada lapisan masyarakat paling bawah. Penduduk kota telah menyambut pengangkatan raja baru dengan mendekorasi kota sedemikian rupa. Siapa sangka, di saat yang sama pasukan penyihir yan

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status