Daniel masih duduk di tempatnya, ia terus memperhatikan pemuda sombong itu.
Setelah tiga puluh menit, pemuda itu berjalan keluar dari bar. Daniel langsung berdiri dan berjalan mengikutinya.Pemuda itu tampak sangat bahagia, dengan senyum lebar di wajahnya.Setelah beberapa menit, tiba-tiba pemuda itu berbelok ke arah gang sempit. Daniel tetap mengikutinya masuk ke gang.Setelah sampai di ujung gang, pemuda itu berbalik dan berkata "Apa kau akan terus mengikutiku? ".Daniel tidak menjawab dia hanya tersenyum."Jawab aku bangsattt, apa kau ingin mati" Kata si pemuda dengan nada tinggi."Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" Tanya Daniel dengan santai."Hah?... Tidak sulit untuk membunuh tikus sepertimu" Jawab si pemuda.Sebuah pedang pendek tiba-tiba sudah ada di genggamannya."Apa kau tau ini?" Tanya si pemuda sambil mengacungkan pedang pendeknya."Bukankah itu hanya Mainan anak-anak " Jawab Daniel sedikit sarkasme."Hahaha… Apa kau bodoh? Ini adalah senjata jiwaku, dan senjata ini juga ya akan memotong lehermu" Kata pemuda itu dengan sombong.Dia berjalan perlahan ke arah Daniel, sambil memamerkan pedang pendeknya."Apa kau takut sekarang?" Tanya si pemuda sambil menyeringai."Kenapa aku harus takut?" Dor.. Dor… Dor… Daniel langsung menembakkan tiga proyektil ke kaki kanannya."Arghhhh" Pemuda itu jatuh tersungkur dengan kaki kanan yang hampir putus."Aku melihat banyak pemuda sepertimu dulu, dan semuanya berakhir sama" Kata Daniel dengan sedikit nostalgia."Faktanya aku juga sepertimu dulu. Hanya saja aku selalu mendengarkan nasihat orang lain. Dan orang tua itu benar, kesombongan yang akan membunuhmu" Dor.. Dor.. Dor.. Tiga proyektil lagi melesat ke kepala si pemuda.Bau amis darah memenuhi seluruh lorong gang. Tiba-tiba bau darah membuat kepala Daniel pusing.Sebelumnya dia tidak ada masalah dengan bau darah. Namun, saat ini bau darah sangat memabukkan sehingga membuat kepalanya pusing.Daniel duduk bersandar ke dinding gang. Dengan jantungnya berdetak sangat cepat, keringat membasahi seluruh tubuhnya.Daniel merasa lelah dan mengantuk, ia menyandarkan kepalanya ke dinding lalu tertidur.-Di dalam alam bawah sadar Daniel, dia sedang di sebuah ruangan mewah. Ruangan dengan interior mirip dengan istana pada abad pertengahan.Di ruangan itu hanya ada seorang pria dengan rambut putih panjang yang sedang menulis di meja kerjanya.Wajah pria itu sangat tampan, dengan hidung yang mancung, dan kulit yang putih bersih membuatnya sangat mempesona.Daniel tidak dapat menggerakkan seluruh badannya, bahkan tidak bisa menyentuh apapun."Tok…Tok…Tok…" Terdengar ketukan datang dari pintu."Masuk… " Kata pria itu.Pintu terbuka, dan seorang pria paruh baya dengan janggut lebat di dagunya. Yang sangat menarik perhatian adalah, seragam militer lengkap dengan enam bintang di pundaknya."Yang Mulia kaisar " Pria paruh baya menundukkan kepalanya dan memberi hormat."Ada apa Jenderal Armas?" Tanya kaisar."Yang Mulia, koalisi tiba-tiba memobilisasi seluruh pasukannya di timur. Mereka memobilisasi 200.000 tentaranya" Jawab Jenderal Armas.Sang kaisar terdiam, ada sedikit kekhawatiran di wajahnya."Bagaimana keadaan tentara kita" Tanya kaisar."Tentara kita sepenuhnya siap, mereka siap berkorban demi Kekaisaran Yang Mulia" Jawab sang jenderal."Siapkan semuanya, kita akan segera berperang" Kata kaisar dengan tegas."Tentu Yang Mulia"-Scene berpindah, sekarang Daniel melihat ratusan ribu tentara dengan armor merah darah memenuhi padang rumput yang luas."Genderang perang telah berbunyi. Koalisi telah menyatakan perang kepada kita, mereka memerintahkan tentaranya untuk membawa kehancuran bagi Kekaisaran.Prajuritku yang kuat dan berani, musuh telah mengangkat senjatanya untuk mengambil tanah dan harta kita.Mereka ingin menghancurkan tanah air kita, mereka ingin merampas kebahagiaan kita, mereka ingin menodai kehormatan kita.Akan tetapi, mereka lupa bahwa kita adalah pejuang. Kita adalah petarung, kita adalah pelindung Kekaisaran yang agung.Aku Valorius Arundel Kaisar ke sembilan Kekaisaran Valor, aku bersumpah tidak akan mundur sejengkal pun untuk melindungi rakyat dan tanah airku.AKU SIAP MATI UNTUK TANAH KEKAISARAN DAN UNTUK KEHORMATAN LELUHURKU""HIDUP YANG MULIA KAISAR" Seruan datang dari Jenderal Armas yang diikuti oleh seluruh pasukan, membuat dunia gemetar mendengar seruan itu.-Scene berpindah lagi, sekarang Daniel melihat medan perang yang kacau. Mayat dimana-mana, dan darah menggenang.Ternyata ini adalah pertarungan terakhir. Di langit, Kaisar Valorius bertarung dengan gagah berani dengan sekelompok orang.Mereka memiliki 5 orang dengan dua diantaranya adalah seorang wanita. Kaisar Valorius bertarung dengan brutal, tangan kanannya yang berubah menjadi cakar dan armor merah darah yang membuat dia seperti dewa yang turun ke bumi.Daniel terus menonton mereka bertarung, dadanya seperti terbakar api yang menggebu. Seolah-olah dia ada dalam bagian pertarungan itu.-Pertarungan berlangsung sangat lama, Kaisar Valorius telah membunuh dua musuhnya. Namun, sepertinya dia tidak lagi memiliki cukup tenaga untuk melanjutkan pertarungan.Seorang assasin tiba-tiba muncul di belakang punggung kaisar, dia dengan cepat menusukkan belatinya ke punggung yang langsung menembus jantung kaisar.Seketika Kaisar Valorius muntah darah, dia hanya bisa jatuh tertunduk ke tanah."Sudah cukup Valorius, kau akan mati sekarang" Kata seorang ksatria di depan kaisar.Kaisar Valorius memalingkan wajahnya tepat menghadap Daniel."Bangkitkan kembali ras kami, ambil kembali kehormatan untuk ras dan untuk leluhur kami. Kau sekarang adalah seorang Monarch" Suara Kaisar Valorius menggema di benak Daniel.Lalu semuanya menjadi hitam, Daniel pingsan untuk kedua kalinya.Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. "Arghhhh… " Daniel bangun dari tidurnya. Dengan wajah bingung, Daniel bangun dari tempat ia bersandar. Melihat langit yang sudah gelap, dia bergegas pergi setelah mengambil dua koin emas dari saku pemuda yang ia bunuh. Dia berjalan dengan penuh pertanyaan di benaknya, namun, sekarang dia hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. -Pagi hari di dalam hutan, dengan suara burung yang berkicau indah, dan suara serangga yang saling bersahut-sahutan. Daniel sedang menyusuri hutan lagi. Dia tidak ingin ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memikirkan hal yang tidak perlu, menurut dia setiap detik sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah selalu menghargai waktu. "Jika aku tidak salah ini bekas cakaran harimau, jika ya maka daerah ini berbahaya" Gumam Daniel saat melihat guratan cakar di salah satu pohon. Daniel lalu pergi ke arah sebaliknya. Karena, guratan itu bisa jadi penand
Setelah berjalan cukup lama, Daniel akhirnya sampai di rumahnya. Dengan pakaian yang kotor, penuh bercak darah membuat Ellena khawatir. "Daniel apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ellen saat Daniel masuk ke dalam rumah. "Aku baik-baik saja bu, ini darah dari binatang" Jawab Daniel sambil tersenyum. "Syukurlah, sekarang cepat mandi sebentar lagi kita akan makan malam" Kata Ellena sambil berjalan ke arah dapur. -Daniel berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi Daniel bercermin sebentar, untuk melihat bekas lukanya. "Bahkan tidak ada bekas luka satupun, aku tidak tahu seberapa kuat kekuatan Monarch ini" Gumam Daniel sambil melihat tubuhnya."Mata dan taring ini adalah identitas seorang hemogrin, ras kuno yang pernah menguasai seluruh Benua Valoria" Kata Daniel sambil menatap cermin. "Daniel cepat mandinya, ayo kita makan" Teriak ibu Daniel dari dapur.- Setelah makan Daniel pergi ke kamarnya untuk bermeditasi, dia selalu melakukan meditasi setiap harinya. Karena itulah, Daniel sekarang
Pagi yang cerah di kota Moroszak. Dengan kicauan burung yang merdu dan suara hiruk-pikuk orang-orang yang beraktivitas. "Kapan kita akan berangkat Fred? " Tanya Daniel kepada pria di hadapannya. Fred yang sedang sarapan menjawab, "Dua jam lagi kita berangkat. Namun, ada tambahan beberapa orang yang ikut rombongan kita" "Siapa mereka Fred?" Tanya Daniel penasaran. "Aku tidak tahu pasti siapa mereka, tetapi yang pasti mereka adalah bangsawan" Bisik Fred. "Bangsawan?" Gumam Daniel bingung. -Waktu berlalu, Daniel dan Fred sudah berkumpul bersama yang lain di depan gerbang kota. Daniel yang sedang merapikan pedang dan pakaiannya sambil melihat ke gerbang kota. Perlahan konvoi kereta kuda keluar dari kota. Namun, ada gerbong mewah di tengah-tengah konvoi. Selain itu, ada 10 pengawal dengan kuda perang yang mengapit gerbong kereta kuda tersebut.Karena Daniel bertugas di belakang konvoi, membuatnya tidak tahu siapa yang ada di dalam gerbong itu. - Seperti perjalanan sebelumnya, Da
Di malam yang dingin, dengan suara serangga malam yang menemani kesunyian. Daniel duduk bersila sambil memejamkan matanya. Dengan dua inti mana monster di kedua tangannya dan beberapa ramuan yang ada di sekitar tubuhnya.Tiba-tiba…Bussshh… Aura merah keluar dari tubuh Daniel. Aura itu berkobar seperti api yang siap membakar apapun. -Di dalam alam bawah sadar Daniel, dia sedang berdiri di sebuah pantheon sambil menatap dua belas makam yang mewah dan agung. Di setiap makannya, ada patung yang menggambarkan sosok dari sang almarhum."Mereka adalah dua belas leluhur agung kami" Tiba-tiba suara datang dari arah belakang Daniel. Daniel membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang berbicara. "Dua belas leluhur agung sangat berjasa bagi kami para hemogrin. Karena merekalah, ras hemogrin menjadi hegemoni dunia" Lanjutnya.Melihat siapa yang berbicara Daniel langsung berlutut dan menyapa, "Salam Kaisar suci Valorius"Sambil tersenyum sang kaisar berkata, "Ini salah satu keunikan ras kita, s
Seorang pria tua berjubah putih dengan lambang pohon ek di dadanya, sedang memeriksa seorang wanita yang terbaring lemah di ranjang. Dia terus menggelengkan kepalanya ketika memeriksa keadaan wanita itu. Seorang pria tua dengan badan tegap dan perkasa menghampiri masuk ke dalam kamar. "Master Arvik, bagaimana keadaan cucuku." Tangan Master Arvik masih terus memancarkan mana ke dalam tubuh Alicia. "Edwin temanku, keadaan cucumu cukup parah. Kerusakan pada aliran mana sangat sulit disembuhkan." "Namun Edwin, inti mana cucumu tidak hancur. Hanya kerusakan yang tampaknya dapat diobati, namun inti mananya tidak berfungsi seolah-olah tertidur" Ujar Master Arvik sambil menatap Baron Edwin dengan bingung. "Bagaimana itu bisa terjadi? Jika saluran mana rusak parah, mungkin inti mana akan hancur bukan?" Kebingungan juga terdapat di wajah Baron Edwin. "Entahlah Edwin, ada energi asing yang terus menerus mengalir di inti mana Alicia. Energi itulah yang membuat inti mananya tetap dalam keada
Di dalam hutan, Daniel dan kedua pemuda itu sedang beristirahat di bawah sebuah pohon. Melihat Daniel yang sedang bersandar di pohon, Julius tak tahan ingin bertanya. "Tuan, bagaimana cara agar kuat sepertimu?" "Menjadi kuat? Ada banyak cara untuk menjadi kuat, salah satunya membangkitkan senjata jiwa" Sahut Daniel. "Senjata jiwa? Apa itu senjata yang kau gunakan tuan?" Tanya Richard penasaran. "Ya, ini senjata jiwa" Jawab Daniel sambil memperlihatkan pistolnya. Kedua pemuda itu terpersona dengan pistol Daniel. Dengan rasa penasaran Julius bertanya,"Bagaimana cara membangkitkannya?" "Tidak sulit untuk membangkitakan senjata jiwa. Yang menjabat masalah apakah kalian memenuhi persyaratannya atau tidak" Jawab Daniel. "Kami akan berusaha sebaik mungkin, Tuan" Sahut mereka berdua. Mendengar hal itu, Daniel mengangguk. "Kalau begitu kita pergi dari sini sebelum sore hari"Setelah membereskan hewan buruannya, mereka pergi dari hutan. Julius dan Richard memiliki tekad yang kuat dan ke
Di pagi hari yang cerah, dengan suara kicauan burung-burung yang sangat merdu menambah kesegaran di pagi hari ini. Waaarghh… Auman binatang terdengar sangat keras. Membuat burung-burung berterbangan. Duarr… Seekor beruang besar mengeluarkan bola api dari mulutnya, yang menghantam sebuah pohon.Pohon itu seketika langsung tumbang, ke arah Daniel. "Huft, hampir saja" Daniel beruntung bisa menghindari area ledakannya. "Julius serang punggungnya!" Perintah Daniel. "Baik, master" Sahut Julius. Julius bergerak dengan cepat, maju ke arah beruang besar itu. Ia mendekat ke arah punggung si beruang. "Richard, terus alihkan perhatiannya!" Daniel berteriak kepada Richard, yang sedang menahan serangan cakar si beruang. Dengan cakarnya yang menyala oleh api, beruang terus mencoba mencabik Richard. Julius berlari mengitari punggung si beruang dan melompat untuk menebas bagian tengkuknya. "MATI KAU BANGSAATTT" ..PLAKKK… "AH SHIT" Sayang sekali, beruang itu berbalik dan menampar Julius hingga t
Beberapa hari kemudian. Daniel berjalan masuk ke dalam sebuah hotel mewah. Dengan menggunakan jas mewah dan tubuh yang atletis membuatnya tampak seperti bangsawan muda. Dengan suasana yang mewah, membuat hotel ini sangat eksklusif bagi para pengusaha untuk sekedar bersantai. "Selamat datang tuan!" Sambut pelayan yang cantik. "Apa ada yang bisa saya bantu" Lanjutnya. "Antarkan aku ke loungenya" Jawab Daniel. Pelayan itu mengangguk, "Mari lewat sini tuan".Lalu Daniel berjalan mengikuti pelayan itu. Lounge hotel ini tidak terlalu besar. Dengan hanya beberapa orang yang sedang mengobrol dengan pasangan mereka, membuat tempat ini sangat nyaman untuk menikmati sebuah makanan. Daniel lantas duduk dan memesan makanan. Tak lama pesanan Daniel datang. Sebuah steak medium rare yang sangat menggugah selera. -Daniel menikmati makannya sambil memperhatikan pria paruh baya yang sedang duduk sendiri. Ia tampak kebingungan, terlihat ketika dia menenggak wine seperti orang yang sedang kehausan.