Keesokan harinya.
Di pagi hari ini, Daniel ingin berburu ke dalam hutan. Walaupun dulu dia tinggal di kota new York, Daniel memiliki hobi berburu sehingga ia sering pergi ke hutan atau padang rumput untuk berburu hewan.Tentu saja sekarang Daniel berburu bukan untuk bersenang-senang, tetapi dia ingin mencari uang untuk modal usahanya.-Setelah Tiga puluh menit perjalanan menggunakan kereta kuda, Daniel akhirnya sampai di tujuan."Hutan ini seharusnya beriklim tropis, ada beberapa tanaman sangat mirip dengan di bumi" Gumam Daniel sambil menatap hutan di depannya.Daniel masuk ke dalam hutan dengan hati-hati. Setelah beberapa saat dia berjalan di dalam hutan, Daniel tidak menemukan binatang apapun. Hanya beberapa serangga kecil dan burung-burung yang terbang di antara dahan pohon yang tinggi.Dia beberapa kali menemukan jejak kaki hewan, menurut pengalamannya itu adalah jejak kaki babi hutan. Namun, yang dia tahu babi hutan akan meninggalkan banyak jejak karena mereka hidup berkelompok.Sedangkan jejak ini menunjukkan hanya ada satu babi hutan. Daniel terus mengikuti jejak babi hutan itu. Jejaknya terus mengarah ke dalam hutan, karena itulah Daniel mulai ragu untuk terus mengikutinya.Setelah beberapa saat mengikuti jejak babi hutan, Daniel merasakan ada bahaya di depannya. Secara tidak sadar Daniel langsung berhenti berjalan dan mencari perlindungan di belakang pohon besar."Krauk… krauk… krauk…" Terdengar suara mengunyah dari balik semak.Dengan perlahan Daniel mengintip dari balik pohon. Betapa terkejutnya dia ketika melihat beruang madu besar yang sedang memakan babi hutan.Bukan hanya terkejut karena ukuran beruang besar itu, Daniel lebih terkejut lagi ketika melihat beruang memangsa seekor babi hutan.Walaupun beruang sangat besar, mereka lebih suka memakan buah-buahan, madu atau biji-bijian.-Daniel langsung mengeluarkan deaglenya. Dia membidik dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian beruang besar itu.Dor.. Dor.. Dor… Tiga proyektil melesat mengenai bagian leher beruang. Namun, beruang itu masih bergerak."Waaaghhhh…."Dor… Dor.. Dor.. Dor.. Daniel menembakkan empat proyektil lagi, dengan dua proyektil menembus tengkorak beruang malang itu.Beruang itu jatuh tersungkur, dan tampaknya tidak bernyawa lagi.Karena mulutnya dipenuhi darah, membuat indra penciumannya berkurang dan tak sempat untuk mencari dimana orang yang mengganggunya berada.-Daniel menunggu sesaat untuk memastikan beruang itu benar-benar mati. Dia mengeluarkan belati lalu berjalan perlahan ke arah hewan buruannya."Hahaha… Bukankah ini jackpot?" Tawa Daniel terdengar ketika melihat betapa besarnya beruang ini.Daniel langsung mengulitinya dengan hati-hati. Menguliti beruang seberat 200kg bukanlah perkara mudah, dia hanya sebisa mungkin tidak merusak bulunya yang berharga.Setelah satu jam, Daniel akhirnya selesai menguliti kulit beruang itu. Walaupun beberapa bagian sedikit sobek, Daniel tetap puas dengan kerja kerasnya.-Dia langsung memasukan ke dalam tas yang ia beli dari pasar. Bau darah bisa sangat berbahaya, apalagi ini adalah hutan belantara. Karena itulah, Daniel langsung pergi dan menjauh dari lokasinya saat ini.Dia berjalan keluar hutan dengan langkah yang cukup cepat. Dengan kecepatan berjalannya saat ini, Daniel hanya membutuhkan waktu sekitar tiga puluh menit untuk keluar dari hutan. Namun, dia masih harus berjalan satu jam untuk pulang kembali ke kota.-Setelah berjalan selama satu jam, Daniel akhirnya melihat gerbang kota.Dengan membawa tas besar yang dipenuhi bulu beruang, Daniel pergi ke pasar."Apa yang ingin kau beli?" Tanya seorang pria paruh baya kepada Daniel."Tidak, aku ingin menjual ini padamu" Jawab Daniel sambil mengeluarkan bulu beruang."Aku akan membelinya dengan dua puluh perak. Bagaimana? Apa kau mau" Tanya si pedagang setelah melihat kondisi bulu beruang itu."Setidaknya dua puluh tiga perak " Jawab Daniel singkat."Hmmm… Baiklah dua puluh tiga perak" Jawab si pedagang setelah pertimbangan singkat.Setelah menerima dua puluh tiga perak dari pedagang, Daniel langsung pergi untuk pulang.-Sebelum pulang, Daniel pergi ke pub yang dia kunjungi sebelumnya. Selain untuk meminum segelas bir, dia juga ingin mendengarkan gosip yang beredar.Daniel masuk ke pub, lalu memesan bir. Kali ini pub sangat ramai, dipenuhi dengan orang-orang yang tampak seperti pemburu dan tentara bayaran."Wahhhh… sepertinya kau mendapatkan uang besar hari ini" Seorang pemburu tua menyapa pemuda di hadapannya."Tentu saja pak tua, aku baru saja mendapatkan mendapatkan inti mana dari seekor beruang" Jawab pemuda itu."Inti mana? Bagaimana caranya kau melawan beruang dengan tubuh lemah mu" Ejek pria tua."Ada seorang pemburu bodoh yang meninggalkan beruang mati begitu saja, dia hanya mengambil kulitnya" Jawab pemuda itu dengan sombong.Mendengar hal itu Daniel langsung menyadari siapa pemburu bodoh yang dimaksud si pemuda."Apa kau tidak takut seseorang membunuhmu karena kesombongan itu anak muda" Kata pria tua memberi nasihat."Takut? Kenapa aku harus takut? Aku memiliki senjata jiwa tier tiga. Yang berarti aku sudah melakukan evolusi sebanyak dua kali" Jawab pemuda dengan sombongnya."Terkadang yang membuatmu mati bukan musuhmu, tetapi kesombonganmu sendiri" Pria tua itu pergi setelah memberi nasihat terakhirnya."Hahaha… Terserah" Tawa pemuda itu dengan penuh ejekan.Daniel yang mendengarkan percakapan mereka sedari tadi hanya tersenyum sinis. Tentu saja dia tidak akan membiarkan pemuda yang bahkan belum menumbuhkan bulu kemaluannya, merendahkan harga diri seorang Daniel sang penguasa mafia new York.Daniel masih duduk di tempatnya, ia terus memperhatikan pemuda sombong itu. Setelah tiga puluh menit, pemuda itu berjalan keluar dari bar. Daniel langsung berdiri dan berjalan mengikutinya. Pemuda itu tampak sangat bahagia, dengan senyum lebar di wajahnya. Setelah beberapa menit, tiba-tiba pemuda itu berbelok ke arah gang sempit. Daniel tetap mengikutinya masuk ke gang. Setelah sampai di ujung gang, pemuda itu berbalik dan berkata "Apa kau akan terus mengikutiku? ".Daniel tidak menjawab dia hanya tersenyum. "Jawab aku bangsattt, apa kau ingin mati" Kata si pemuda dengan nada tinggi. "Apa kau pernah membunuh sebelumnya?" Tanya Daniel dengan santai. "Hah?... Tidak sulit untuk membunuh tikus sepertimu" Jawab si pemuda. Sebuah pedang pendek tiba-tiba sudah ada di genggamannya. "Apa kau tau ini?" Tanya si pemuda sambil mengacungkan pedang pendeknya. "Bukankah itu hanya Mainan anak-anak " Jawab Daniel sedikit sarkasme. "Hahaha… Apa kau bodoh? Ini adalah senjata jiwaku, dan senj
Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, dan matahari sebentar lagi akan tenggelam. "Arghhhh… " Daniel bangun dari tidurnya. Dengan wajah bingung, Daniel bangun dari tempat ia bersandar. Melihat langit yang sudah gelap, dia bergegas pergi setelah mengambil dua koin emas dari saku pemuda yang ia bunuh. Dia berjalan dengan penuh pertanyaan di benaknya, namun, sekarang dia hanya bisa menyimpan pertanyaan itu di dalam pikirannya. -Pagi hari di dalam hutan, dengan suara burung yang berkicau indah, dan suara serangga yang saling bersahut-sahutan. Daniel sedang menyusuri hutan lagi. Dia tidak ingin ingin menyia-nyiakan waktunya untuk memikirkan hal yang tidak perlu, menurut dia setiap detik sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah selalu menghargai waktu. "Jika aku tidak salah ini bekas cakaran harimau, jika ya maka daerah ini berbahaya" Gumam Daniel saat melihat guratan cakar di salah satu pohon. Daniel lalu pergi ke arah sebaliknya. Karena, guratan itu bisa jadi penand
Setelah berjalan cukup lama, Daniel akhirnya sampai di rumahnya. Dengan pakaian yang kotor, penuh bercak darah membuat Ellena khawatir. "Daniel apa kamu baik-baik saja?" Tanya Ellen saat Daniel masuk ke dalam rumah. "Aku baik-baik saja bu, ini darah dari binatang" Jawab Daniel sambil tersenyum. "Syukurlah, sekarang cepat mandi sebentar lagi kita akan makan malam" Kata Ellena sambil berjalan ke arah dapur. -Daniel berjalan ke kamar mandi. Setelah mandi Daniel bercermin sebentar, untuk melihat bekas lukanya. "Bahkan tidak ada bekas luka satupun, aku tidak tahu seberapa kuat kekuatan Monarch ini" Gumam Daniel sambil melihat tubuhnya."Mata dan taring ini adalah identitas seorang hemogrin, ras kuno yang pernah menguasai seluruh Benua Valoria" Kata Daniel sambil menatap cermin. "Daniel cepat mandinya, ayo kita makan" Teriak ibu Daniel dari dapur.- Setelah makan Daniel pergi ke kamarnya untuk bermeditasi, dia selalu melakukan meditasi setiap harinya. Karena itulah, Daniel sekarang
Pagi yang cerah di kota Moroszak. Dengan kicauan burung yang merdu dan suara hiruk-pikuk orang-orang yang beraktivitas. "Kapan kita akan berangkat Fred? " Tanya Daniel kepada pria di hadapannya. Fred yang sedang sarapan menjawab, "Dua jam lagi kita berangkat. Namun, ada tambahan beberapa orang yang ikut rombongan kita" "Siapa mereka Fred?" Tanya Daniel penasaran. "Aku tidak tahu pasti siapa mereka, tetapi yang pasti mereka adalah bangsawan" Bisik Fred. "Bangsawan?" Gumam Daniel bingung. -Waktu berlalu, Daniel dan Fred sudah berkumpul bersama yang lain di depan gerbang kota. Daniel yang sedang merapikan pedang dan pakaiannya sambil melihat ke gerbang kota. Perlahan konvoi kereta kuda keluar dari kota. Namun, ada gerbong mewah di tengah-tengah konvoi. Selain itu, ada 10 pengawal dengan kuda perang yang mengapit gerbong kereta kuda tersebut.Karena Daniel bertugas di belakang konvoi, membuatnya tidak tahu siapa yang ada di dalam gerbong itu. - Seperti perjalanan sebelumnya, Da
Di malam yang dingin, dengan suara serangga malam yang menemani kesunyian. Daniel duduk bersila sambil memejamkan matanya. Dengan dua inti mana monster di kedua tangannya dan beberapa ramuan yang ada di sekitar tubuhnya.Tiba-tiba…Bussshh… Aura merah keluar dari tubuh Daniel. Aura itu berkobar seperti api yang siap membakar apapun. -Di dalam alam bawah sadar Daniel, dia sedang berdiri di sebuah pantheon sambil menatap dua belas makam yang mewah dan agung. Di setiap makannya, ada patung yang menggambarkan sosok dari sang almarhum."Mereka adalah dua belas leluhur agung kami" Tiba-tiba suara datang dari arah belakang Daniel. Daniel membalikkan tubuhnya dan melihat siapa yang berbicara. "Dua belas leluhur agung sangat berjasa bagi kami para hemogrin. Karena merekalah, ras hemogrin menjadi hegemoni dunia" Lanjutnya.Melihat siapa yang berbicara Daniel langsung berlutut dan menyapa, "Salam Kaisar suci Valorius"Sambil tersenyum sang kaisar berkata, "Ini salah satu keunikan ras kita, s
Seorang pria tua berjubah putih dengan lambang pohon ek di dadanya, sedang memeriksa seorang wanita yang terbaring lemah di ranjang. Dia terus menggelengkan kepalanya ketika memeriksa keadaan wanita itu. Seorang pria tua dengan badan tegap dan perkasa menghampiri masuk ke dalam kamar. "Master Arvik, bagaimana keadaan cucuku." Tangan Master Arvik masih terus memancarkan mana ke dalam tubuh Alicia. "Edwin temanku, keadaan cucumu cukup parah. Kerusakan pada aliran mana sangat sulit disembuhkan." "Namun Edwin, inti mana cucumu tidak hancur. Hanya kerusakan yang tampaknya dapat diobati, namun inti mananya tidak berfungsi seolah-olah tertidur" Ujar Master Arvik sambil menatap Baron Edwin dengan bingung. "Bagaimana itu bisa terjadi? Jika saluran mana rusak parah, mungkin inti mana akan hancur bukan?" Kebingungan juga terdapat di wajah Baron Edwin. "Entahlah Edwin, ada energi asing yang terus menerus mengalir di inti mana Alicia. Energi itulah yang membuat inti mananya tetap dalam keada
Di dalam hutan, Daniel dan kedua pemuda itu sedang beristirahat di bawah sebuah pohon. Melihat Daniel yang sedang bersandar di pohon, Julius tak tahan ingin bertanya. "Tuan, bagaimana cara agar kuat sepertimu?" "Menjadi kuat? Ada banyak cara untuk menjadi kuat, salah satunya membangkitkan senjata jiwa" Sahut Daniel. "Senjata jiwa? Apa itu senjata yang kau gunakan tuan?" Tanya Richard penasaran. "Ya, ini senjata jiwa" Jawab Daniel sambil memperlihatkan pistolnya. Kedua pemuda itu terpersona dengan pistol Daniel. Dengan rasa penasaran Julius bertanya,"Bagaimana cara membangkitkannya?" "Tidak sulit untuk membangkitakan senjata jiwa. Yang menjabat masalah apakah kalian memenuhi persyaratannya atau tidak" Jawab Daniel. "Kami akan berusaha sebaik mungkin, Tuan" Sahut mereka berdua. Mendengar hal itu, Daniel mengangguk. "Kalau begitu kita pergi dari sini sebelum sore hari"Setelah membereskan hewan buruannya, mereka pergi dari hutan. Julius dan Richard memiliki tekad yang kuat dan ke
Di pagi hari yang cerah, dengan suara kicauan burung-burung yang sangat merdu menambah kesegaran di pagi hari ini. Waaarghh… Auman binatang terdengar sangat keras. Membuat burung-burung berterbangan. Duarr… Seekor beruang besar mengeluarkan bola api dari mulutnya, yang menghantam sebuah pohon.Pohon itu seketika langsung tumbang, ke arah Daniel. "Huft, hampir saja" Daniel beruntung bisa menghindari area ledakannya. "Julius serang punggungnya!" Perintah Daniel. "Baik, master" Sahut Julius. Julius bergerak dengan cepat, maju ke arah beruang besar itu. Ia mendekat ke arah punggung si beruang. "Richard, terus alihkan perhatiannya!" Daniel berteriak kepada Richard, yang sedang menahan serangan cakar si beruang. Dengan cakarnya yang menyala oleh api, beruang terus mencoba mencabik Richard. Julius berlari mengitari punggung si beruang dan melompat untuk menebas bagian tengkuknya. "MATI KAU BANGSAATTT" ..PLAKKK… "AH SHIT" Sayang sekali, beruang itu berbalik dan menampar Julius hingga t