Danuranda yang berhasil menghabisi serigala perak terkapar tidak sadarkan diri. Ki Amar Sakti yang melihat hal itu langsung melesat mendekati Danuranda.
"Dia hanya sedikit kelelahan saja, mungkin besok dia akan sadarkan diri, sebaiknya aku mengawasi situasi di sekitar di sini," Ki Amar Sakti melepaskan tenaga dalamnya untuk membuat semua hewan buas yang berjarak tidak jauh dari tempat Danuranda terkapar langsung menjauhkan diri dari lokasi itu.
Ki Amar Sakti meloncat ke dahan pohon yang tidak jauh dari Danuranda yang terkapar tidak sadarkan diri.
Ki Amar Sakti mengambil posisi duduk bersila dan mulai bersemedi. Meskipun begitu tidak ada seekor hewan buas yang berani mendekatinya dalam jarak 1 kilo meter.
Tekanan tenaga dalam yang di lepaskan Ki Amar Sakti benar-benar berhasil membuat semua hewan buas menjadi ketakutan.
***
Malam berlalu dengan cepat. Sinar ma
Danuranda kembali berdiri dengan kuda-kuda tarungnya. Meskipun sudah terluka parah, tapi ia masih mencoba terus berdiri dengan kuda-kuda tarung sempurna.Danuranda menancapkan pedangnya ke tanah, lalu berkata, "Aku akan menghadapi mu dengan tangan kosong,"Sedetik kemudian Danuranda sudah kembali menyerang pria bertopeng itu. Kombinasi pukulan dan tendangan berhasil membuat pertarungan keduanya semakin sengit.Tidak hanya kombinasi tinju dan tendangan. Danuranda secara tidak sadar juga menggunakan metode pertarungan tangkap lepas, metode pertarungan ini membutuhkan kecepatan dan kesigapan.Beberapa kali juga Danuranda melepaskan jurus tendangan cambuk buaya. Terkadang Danuranda memotong tendangannya yang berhasil mendarat tepat di punggung atas pria bertopeng itu.SlashhhhDanuranda melesat cepat memberikan sapuan terhadap pria bertopeng. Pria bertopeng yang
Daratan Nusantara, Kota Sunda Palapa di wilayah padepokan Tirta Kencana.Padepokan Tirta Kencana adalah salah satu padepokan terbesar aliran putih di daratan pulau jawa. Padepokan Tirta Kencana di pimpin oleh ketua Ki Demang. Salah satu pendekar pilih tanding di pulau jawa."Bopo, jika aku besar nanti. Aku ingin sekuat dirimu," ucap Danuranda yang berada di pangkuan Ki Demang.Ki Demang hanya tersenyum sambil mengelus lembut kepala Danuranda. Entah kenapa beberapa hari ini, Ki Demang ingin terus menghabiskan waktunya bersama putra semata wayangnya dengan adinda Sekar Wangi."Randa harus menjadi lebih kuat dari bopo dan melindungi seluruh orang yang Randa sayang," kata Ki Demang sambil tetap mengelus lembut kepala Danuranda."Bopo, tidak usah khawatir, aku bahkan akan lebih kuat dari bopo.""Ku lihat beberapa hari ini kanda terlalu memanjakan putra kita," ucap
Hanya dalam beberapa jam saja, seluruh penghuni padepokan Tirta Kencana habis terbunuh oleh pasukan aliran hitam. Bahkan Sekar Wangi harus menerima kematian paling mengenaskan.Sekar Wangi harus puas di gauli oleh Ki Sangeti beberapa kali dan beberapa orang anak buah nya juga ikut menggauli Sekar Wangi, sebelum menerima kematian saat sebilah pedang manancap di dadanya.Danuranda yang menyaksikan hal itu. Membuat dirinya kesulitan bernapas untuk beberapa saat. Lantas ia langsung berlari sekuat tenaga meninggalkan padepokan Tirta Kencana. Na'as bagi Danuranda, karena pelariannya diketahui oleh anak buah Ki Sangeti.Danuranda terus berlari sekuat tenaganya, ia berlari dengan sangat cepat memasuki hutan. Meskipun Danuranda masih beusia belia fisik milik Danuranda sudah sangat bagus, karena sudah sering di latih oleh orang tuanya sejak berusia sangat dini.Anak buah Ki Sangeti jelas cukup terkejut melihat
Beberapa bulan kemudian Danuranda terus membantu bu Tais mencari kayu bakar di tengah hutan. Danuranda pun sudah mulai bergaul dengan anak seusia dirinya.Bu Tais benar-benar merasa bahagia dengan kehadiran Danuranda. Ia benar-benar merasakan memiliki seorang anak yang ia dambakan selama ini.Danuranda menjadi seorang anak yang begitu berbakti. Setiap pagi hari, ia membantu bu Tais mencari kayu bakar di hutan. Bahkan setiap sore, tidak jarang Danuranda membantu membelah kayu di belakang rumah.Namun bukan berarti Danuranda melupakan tekadnya untuk membalaskan kematian kedua orang tuanya. Tekadnya tetap bulat akan menghabisi Ki Sangeti dan keroco-keroconya sampai tidak tersisah sedikitpun.Semakin hari dendam itu semakin membara dan semakin besar pula. Hasrat Danuranda sudah sangat besar untuk membunuh Ki Sangeti. Bahkan setiap mencari kayu bakar di hutan, Danuranda tidak pernah lupa untuk melatih fis
Hari ini Danuranda memilih menggantikan bu Tais berjualan kayu bakar di pasar, karena hari ini bu Tais sedang sakit. Danuranda tidak menolak menggantikan pekerjaan bu Tais, bahkan Danuranda merasa gembira saat di pasar.Saat sedang melayani seorang pelanggan, Danuranda tidak sengaja mendengar tentang sosok petapa sakti yang bernama Ki Amar Sakti.Dari berita para pelanggan, petapa sakti tinggal di suatu tempat yang sangat jarang di tinggali oleh orang banyak, setelah mundur dari urusan jagad dunia persilatan.Tidak ada yang mengetahui pasti dimana keberadaan petapa itu. Namun ada yang menyebutkan di hutan larangan, ada juga yang menyebutkan di gunung larangan, bahkan di gua larangan.Danuranda yang mendengar hali itu merasa sangat senang. Jalan apapun akan ia tempuh untuk membalaskan dendam kedua orang tua.Danuranda berjanji setelah menyelesaikan urusannya dengan Ki Sangeti, ia
Danuranda merasakan sedikit takut saat mendengar cerita dari pria paruh baya yang berdiri di hadapannya saat ini."Saya harus benar-benar tetap pergi ke sana pak, karena ada urusan yang sangat penting. Bisa bapak tunjukan di mana arah hutan kematian itu?" tanya Danuranda."Apa kau sudah tidak sayang lagi dengan nyawamu atau kau sudah bosan hidup sehingga begitu bernafsu memasuki hutan kematian," pria paruh baya itu kembali ingin mencegah Danuranda untuk memasuki hutan kematian."Aku benar-benar ada urusan mendesak di sana paman, bisa bapak tunjukan di mana letak hutan kematian itu?" tanya Danuranda kembali, tanpa memperdulikan peringatan dari pria paruh baya itu."Baiklah, setidaknya aku sudah memperingatkanmu tentang bahaya di hutan kematian, jadi jangan salahkan diriku, jika terjadi sesuatu padamu," balas pria paruh baya itu sambil mengambil napas cukup panjang, "Kau hanya perlu berjalan terus ke a
Harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengan Danuranda. Saat jarak harimau putih pemangsa itu semakin dekat dengannya, Danuranda teringat jika dirinya membawa sebilah pedang di punggungnya yang di berikan pria paruh baya sebelum memasuki hutan kematian.SRETTTTDanuranda langsung menarik pedangnya dan menebaskan pedang itu ke arah perut harimau putih pemangsa itu.Sedetik kemudian, harimau putih pemangsa itu terkapar mati dengan perut yang keluar, akibat sayatan pedang Danuranda."Aku selamat," Danuranda mengelus dadanya dengan lega.Danuranda memilih bersandar di sebuah pohon yang tidak jauh dari mayat harimau putih pemangsa itu. Namun belum sempat Danuranda menarik napas terlalu lama, ia sudah harus kembali bersiap menghadapi harimau putih pemangsa lainnya. Kali ini bukan satu ekor, namun lima ekor harimau putih pemangsa."Oh Sang Hyang Widi, kenapa kau begitu membenciku, sehingga kau kembali mengirim harimau pemangsa untuk melenyapkank
Ki Amar Sakti berhasil meraih tubuh Danuranda. Ia lantas dengan cepat membawa Danuranda ke dalam gua yang menjadi tempat tinggalnya setelah mundur dari dunia persilatan.Ketika tiba di dalam gua, Ki Amar Sakti langsung membaringkan Danuranda ke atas sebuah batu besar. Ki Amar Sakti lalu mulai memeriksa keadaan Danuranda.Ki Amar Sakti nampak mengerenyitkan dahinya. Ia benar-benar di buat terkejut karena tubuh pemuda (Danuranda) yang di tolong olehnya sudah mencapai di ambang batasnya. Sedikit saja terlambat, maka nyawanya akan melayang."Aku rasa kita berjodoh nak, tanpa tenaga dalam saja kau dapat mengalahkan 5 ekor harimau putih pemangsa, bagaimana jika dirinya memiliki tenaga dalam?" pikir Ki Amar Sakti sambil mulai mengalirkan tenaga dalamnya ke dalam tubuh Danuranda untuk membuat dirinya melewati masa kritisnya.Setelah melewati masih Kritisnya. Ki Amar Sakti langsung pergi meninggalkan Danurand