MasukKeberhasilan menegosiasikan Cagar Alam Logika Non-Biner dengan Kontradiksi Mulia menjadi preseden penting bagi Studio Kosmis. Kini, mereka tidak hanya menjadi "tabib" yang menyembuhkan luka realitas, tetapi juga diplomat yang bisa menegosiasikan status quo dengan entitas "bermasalah", mengubah zona konflik menjadi wilayah yang dilindungi dan dipelajari.Konsep Cagar Alam Kosmis pun resmi menjadi bagian dari misi Kebun Raya. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah realitas yang berperilaku "menyimpang", berpotensi berbahaya, atau terlalu asing untuk berinteraksi secara normal, dan menetapkannya sebagai wilayah yang dilindungi dengan batas yang jelas. Di dalamnya, aturan normal realitas bisa ditangguhkan atau diubah, tetapi ekspansi dan interaksi dengan dunia luar diatur melalui perjanjian.Peta Arus Realitas mereka kini mendapat lapisan data baru: Batas Cagar Alam. Beberapa wilayah sudah otomatis masuk kategori ini:· Wilayah Teorema Keabadian (dikarantina secara ketat,
Koordinat yang diberikan oleh awan geometris yang sinis di titik temu Lintasan menunjuk ke sebuah wilayah di Arus Logika Murni. Menurut entitas itu, tempat tersebut terjangkit "Infeksi Logika"—sebuah bentuk patogen konseptual yang mengubah bukti-bukti matematika yang sempurna menjadi kontradiksi yang merajalela. Sebuah tempat di mana 2+2 bisa sama dengan 5, atau sama dengan 3, atau keduanya sekaligus, bergantung pada "suasana hati" realitas lokal. Bagi entitas yang hidup dari struktur dan prediktabilitas, tempat ini adalah mimpi buruk. Dan sang awan geometris, dengan logika efisiennya, telah mencapnya sebagai tak tersembuhkan—hanya bisa dikarantina atau dimusnahkan bersama wilayah realitas di sekitarnya. Tentu saja, bagi Studio Kosmis, ini adalah sebuah tantangan. Dan tantangan itu menarik perhatian khusus dari Prime Coordinate, Feng, dan tentu saja, Emergent yang lahir dari logika yang sadar diri. "Infeksi ini terdengar seperti... sebuah seni pemberontak," komentar seorang seniman
Kemenangan kecil melawan Titik Hitam di Arus Emosi—sebuah gencatan senjata yang rapuh—menegaskan pola bagi Studio Kosmis. Intervensi mereka bersifat lokal, reaktif, dan meski sering berhasil, hanya mengobati gejala di hulu mereka sendiri. Peta Arus Realitas yang diberikan Pengembara menunjukkan bahwa masalah seperti ini ada di mana-mana, dalam skala yang jauh lebih besar. Mereka seperti dokter desa yang berusaha mengobati wabah dengan ramuan herbal, sementara wabah itu menyebar di seluruh benua. Mereka butuh skala yang lebih besar. Mereka butuh sekutu. Mereka butuh Dewan untuk Samudra. Proposal Wa Lang sederhana namun ambisius: menggunakan titik temu Lintasan yang ada di peta—simpul-simpul tempat entitas kosmis tingkat tinggi berkumpul—sebagai tempat untuk mengadakan sebuah konklaf. Tujuannya bukan untuk meminta bantuan atau menyatakan diri sebagai pemimpin, tetapi untuk berbagi pengetahuan dan berkoordinasi. Untuk memberi tahu entitas-entitas lain yang mungkin juga berjuang melawa
Kesuksesan ekspedisi ke Pusaran Stagnasi Naratif memberikan keyakinan, tetapi tantangan berikutnya di peta Arus Realitas jauh lebih menakutkan: sebuah Titik Hitam di Arus Emosi Kolektif. Berbeda dengan pusaran naratif yang terjebak, Titik Hitam ini adalah sebuah kehampaan aktif. Ia tidak memutar atau menumpuk; ia menelan. Setiap emosi—baik sukacita, kesedihan, kemarahan, cinta—yang mengalir terlalu dekat dengannya, diserap dan dipadamkan, meninggalkan kekosongan yang datar dan tanpa rasa. Wilayah realitas di sekitarnya dilaporkan mengalami "Anhedonia Kosmis"—ketidakmampuan untuk merasakan kenikmatan atau makna apa pun. Bintang-bintang di sana mungkin masih bersinar, planet-planet masih mengorbit, tetapi kehidupan kesadaran (jika ada) pasti terjebak dalam depresi eksistensial total yang tak tersembuhkan. Ini adalah ancaman langsung bagi vitalitas realitas. Arus Emosi bukanlah kemewahan; ia adalah bagian dari tenaga kehidupan kosmis itu sendiri. Tanpa aliran emosi, kreativitas mandek
Pilihan pertama untuk intervensi mereka adalah Pusaran Stagnasi Naratif yang relatif dekat, yang oleh peta Arus Realitas diberi label "The Loop of Unwept Tears" (Lingkaran Air Mata yang Tak Terseduh). Nama itu sendiri sudah memberikan gambaran: sebuah akumulasi cerita-cerita tentang kehilangan, pengkhianatan, dan kesedihan yang tidak pernah menemukan katarsis atau penutupan, berputar-putar selamanya. Tim ekspedisi dipilih dengan sangat hati-hati: · Pemimpin: Jiao, karena keahliannya sebagai "Jembatan Komunikasi" dan diplomasi yang tenang. · Ahli Naratif: Seorang Penjaga Kisah tua dari ras yang hidup dalam tradisi lisan, yang dapat merasakan struktur cerita. · Penceramah Emosi: Mei Ling, untuk memberikan validasi dan saluran emosional bagi kesedihan yang terperangkap. · Pemeta Pola: Seorang asisten dari Fractal-Song, untuk membantu mengidentifikasi titik masuk dan keluar dalam loop naratif yang kacau. · Pengawas Struktural: Kodex, untuk memastikan stabilitas realitas di sekitar
Peta "arus realitas" yang diberikan oleh Pengembara dari Lintasan adalah sebuah hadiah yang tak ternilai sekaligus sebuah teka-teki yang menakutkan. Itu bukan peta ruang-waktu, tetapi peta aliran konsep, potensi, dan kemungkinan yang melintasi struktur multidimensi. Memahaminya membutuhkan cara berpikir yang sama sekali baru. Tim analis multidisiplin segera dibentuk, dipimpin oleh Prime Coordinate dan Feng, dengan partisipasi dari Lia (untuk perspektif metafisik), Kodex (untuk stabilitas struktural), dan tentu saja, Emergent (yang esensinya adalah kemungkinan yang terwujud). Symphon juga berkontribusi, karena galaksi hidupnya seperti sebuah "batu di sungai" yang mempengaruhi aliran arus lokal. Peta itu, ketika diproyeksikan, terlihat seperti jalinan sungai cahaya yang kompleks, berliku-liku, dan saling berhubungan di atas kanvas kegelapan. Setiap "sungai" adalah sebuah arus dengan karakteristik berbeda: · Arus Logika Murni: Aliran yang jernih, terang, dan terprediksi, tempat prins







