Keesokan harinya, aku bukan lagi Wa Lang yang sama.Ketika sirine batu berbunyi, aku bangkit bukan dengan keluhan atau rasa lelah, tapi dengan kesadaran yang jernih bagai mata pedang. Ribuan suara di kepalaku telah mereda menjadi bisikan teratur, seperti arsip raksasa yang menunggu untuk ditelusuri. "Bibit"-ku berdenyut tenang di ulu hatiku, bukan dengan rasa lapar, tapi dengan kesabaran pemburu. Aku bisa merasakan energinya yang sekarang lebih padat, lebih gelap, seperti lautan dalam yang menyimpan kekuatan yang tak terkira.Pengawas Yan datang sendiri untuk menjemputku, wajahnya memancarkan kepuasan yang hampir kekanak-kanakan. Di tangannya, dia membawa sebuah kotak batu kecil yang diukir dengan simbol-simbol peringatan."Wa Lang," sambutnya, suaranya lebih ramah dari biasanya. "Kinerjamu kemarin melampaui semua harapan. Hari ini, kita akan menguji batas sebenarnya." Dia membuka kotak itu, memperlihatkan sebuah kristal merah tua seukuran telur burung, yang di dalamnya berputar-putar
Last Updated : 2025-10-09 Read more