Share

Bab - 04. Di pecatnya Bowo

Aji mulai kebingungan untuk mencari cara agar pembangunan cepat selesai, tapi dana yang pemilik rumah berikan sudah habis, tinggal sisa untuk para pekerja, mereka di bayar harian, akhirnya pun Aji memilih bahan bangunan dengan kualitas abal-abal, harga nya murah tapi bentuk sama,ide sudah Aji dapatkan,kini saat nya memerintah para pekerja nya untuk mempercepat pembangunan dan lembur.

"Mulai hari ini kalian harus lembur tiap hari,saya tidak mau tau!" perintah Aji dengan suara lantang dan berkacak pinggang.

"Tiap hari bang?" sahut salah seorang pekerja.

"Iya,tiap hari dan kalau belum saya perintahkan berhenti, jangan ada yang berhenti!" ucap nya lagi.

"Apa ini tidak kelewatan bang?"sahut Bowo dengan berani nya.

"Apa nya yang kelewatan? kalian tinggal kerjain aja apa yang saya perintahkan dan jangan ada yang membantah!" sahut Aji lagi.

"Bayaran mereka abang korupsi, tapi kerjaan mereka abang tambahi, apa itu nama nya tidak kelewatan,"sahut Bowo yang meletakkan cangkul nya di atas gundukan pasir.

Mendengar ucapan Bowo, seketika mata Aji membulat sempurna, wajah nya memerah dan berkacak pinggang menatap geram pada Bowo, sedangkan para pekerja yang lain hanya terdiam melihat perdebatan Aji dan Bowo.

"Kamu orang baru berani nya menuduh saya seperti itu,apa kamu sudah bosan hidup?"

Braakkk...

Aji menendang ember di depannya dengan kuat, hingga terpental tepat di depan Bowo, tapi Bowo tidak merasa takut, Bowo justru maju mendekatkan diri pada Aji.

"Abang tidak terima saya bilang seperti itu, pukul saya, pukul bang!"Bowo membusungkan dada nya dia memasang badan dengan berani nya.

Pletakk...

Satu pukulan rotan mengenai kaki Bowo, walau hati nya sakit tapi Bowo masih bisa menahan nya, pekerja yang tadi nya terlihat biasa saja,kini mereka ikut menegang juga.

"Sudah cukup belum bang?" Bowo mengeratkan gigi nya geram.

"Mau lagi...

"Sudah cukup!"Joko mendekati Bowo di susul Parto dan Roni juga pekerja lain nya, mereka menahan tubuh Bowo dan membawa nya mundur dari hadapan sang Mandor.

"Kalian mau kroyokan, sini kalau berani!"Aji masih menantang.

"Mas Bowo,sudah ya jangan di bawa emosi!"Parto menenangkan Bowo yang tangan nya masih mengepal seperti ingin menghantam sesuatu,dada nya juga masih ngos-ngosan menahan emosi.

"Dia sudah keterlaluan mas, dia harus di lawan!"ucap Bowo penuh dendam.

"Biyar saja mas, jangan di ikuti emosi nya, lihat kaki mas Bowo sudah luka!"Joko menimpali.

"Demi keadilan, mati pun saya rela mas,"sahut Bowo lagi.

"Ingat mas,kita punya Allah,biyar saja Allah yang membalas kelakuan itu si Mandor gila,"timpal salah seorang pekerja yang ikut menenangkan Bowo.

"Astaqfirullahalazim,"Bowo pun mengucap istiqfar berkali-kali setelah mendengar ucapan rekan nya,dia usap wajah nya berkali-kali.

"Nah,lebih baik kita mulai kerja lagi yok!"sahut Roni yang berdiri mendahului berdiri.

Roni mencari-cari sang Mandor,tapi dia tidak menemukan nya,tapi pada saat dia hendak buang air kecil di belakang rumah,dia melihat Aji yang sedang duduk di Pos satpam sendirian,setelah selesai kencing,Roni mendekati sang Mandor.

"Permisi bang,"Roni merundukkan badan nya dan berdiri di depan sang Mandor.

"Ngapain kamu kesini?"tanya Aji bingung.

"Pecat saja itu mas Bowo bang,jangan di biyarin dia ngelawan bang Mandor!"Roni mulai menghasut Aji.

"Kenapa kamu minta saya pecat dia?"Aji mengkerutkan kening nya.

"Saya juga gak suka,dia tuh sok pinter,sok jagoan,"jawab Roni tegas.

"Dia bukan nya satu kampung dengan kamu?"

"Iya bang,tapi dari awal berangkat sebenar nya saya gak suka,dia itu miskin tapi banyak gaya,"ucap Roni yang kesal,dana ada lagi nih bang,dia bilang abang ini Mandor tapi gak pecus kerja,bisa nya cuma korupsi doang!"Roni membuat Aji geram,dia memasang wajah garang,hasutan Roni seakan tepat sasaran.

Aji berdiri dan meludah sembarang,dia ambil tongkat Rotan nya,wajah garang nya semakin terlihat jelas"kurang ajar sekali pria miskin itu,berani-berani nya dia bicara seperti itu di belakangku,"tatapan mata Aji semakin seram tatkala dia menggerutu sendiri,Dia menuju ke kerumunan para pekerja nya lagi.

"Bowo,sini kamu!"Aji sudah tidak kuat menahan amarah nya.

Mendengar panggilan lantang dari Mandor nya,dengan malas Bowo menghampiri Aji sang Mandor.

"Ada apa lagi bang?"Bowo berdiri di depan Aji.

"Kamu saya pecat!"Aji sudah termakan hasutan Roni.

"Salah saya apa bang?"tanya Bowo sinis,teman-teman nya pun ikut bingung.

"Kamu sudah berani sama saya,itu salah kamu dan saya tidak akan memberi sepeserpun uang gaji untuk kamu!"Aji dengan arogan nya berkacak pinggang.

"Baik,Bowo melempar cangkul di tangan nya ke atas adonan pasir dan semen,saya akan keluar dari pekerjaan ini,gak apa-apa saya gak di gaji,tapi tolong gaji mereka abang bayar penuh,jadi lah Mandor yang jujur!"Bowo melangkah meninggalkan tempat itu dengan gagah nya,Parto,Joko dan Roni mengejar Bowo.

"Mas,mas Bowo mau kemana?"tanya Parto khawatir.

"Gak tau juga saya mas,tapi demi harga diri gak apa-apa saya keluar dari pekerjaan ini,"jawab Bowo lesu.

"Coba bilang sekali lagi sama bang Aji Mas!siapa tau masih di kasih kesempatan!"sahut Joko.

"Gak Mas,saya laki-laki,saya bisa hidup di mana saja Mas,Mas Joko,Mas Parto dan Roni,kalian jangan kawatir ya!"ucap Bowo dengan senyum kecut nya.

"Mas Bowo tunggu saya di Masjid ya!nanti selesai kerja saya temui Mas di sana!"pinta Parto seraya menepuk pundak Bowo.

"Iya Mas,oh iya,saya minta maaf ya Mas Joko!"ucap Bowo.

"Gak apa-apa Mas Bowo,Mas ini rajin,pasti Mas cepet dapet kerjaan,"Joko menyemangati Bowo.

Bowo pamit pada Joko,Parto dan Roni,sepeninggal Bowo dari hadapan mereka,Roni tersenyum sinis,dia merasa menang telah menyingkirkan Bowo.

Sedangkan Bowo,dia bingung harus kemana,uang simpanan nya tinggal sedikit,dia kemasi pakaian nya segera,dia pergi menuju ke Masjid,dia laksanaka sholat Duha,dia berdo'a mohon pada Allah untuk di berikan Jalan rizki yang mudah,dengan segenap Jiwa dan raga Bowo berpasrah diri pada Allah.

Setelah dia merasa tenang,di rogoh nya ponsel dari dalam tas,dia menghubungi Ibu nya yang berada di kampung melalui tetangga nya.

["Assalamualaikum Bu,pripon kabare (gimana kabar nya) Ibu sehat kan?"] suara Bowo dengan sopan nya.

["Walaikumsakam,Ibu sehat Le,kamu gimana di Kota,lancar toh kerjaan nya?"] suara Bu Mini terdengar sumringah,hal itu membuat Bowo lega.

["Alkhamdulillah lancar Bu,Ibu masih dagang tape?"] suara Bowo.

["Ya masih Le,tapi dikit-dikit,"] suara Bu Mini yang terselip tawa ringan saat bicara.

["Iya Bu,jangan capek-capek,kalau Ibu sakit siapa yang ngurusin,Bowo kan jauh Bu!"] suara Bowo yang terus berusaha tegar.

["Iya Le,wes tenang aja,anak nya Bu RT tiap hari nganter nasi untuk Ibu,kata nya Ibu gak boleh masak,takut capek kata nya Le,"] masih di sertai tawa Bu Mini bercerita pada Bowo dalam telfon.

["Wah ya syukur kalau gitu Bu,nanti kalau Bowo udah sukses,pasti Bowo balas budi sama Bu RT bu,pokok nya Ibu jaga kesehatan ya!"] Pesan Bowo pada Ibu nya.

["Iya Le,sukur-sukur jadi jodohmu!"]

["Aduh,Ibu ini ada-ada aja,ya wes Bowo mau lanjut kerja ya bu!"] sahut Bowo mengahkiri telfon nya dengan salam.

Ada perasaan lega setelah Bowo mendengar kabar Ibu nya baik-baik saja,dia tidak ingin Ibu nya tau bahwa diri nya tidak baik-baik saja,yang terpenting do'a dari Ibu nya,Bowo masih tidak tau harus kemana lagi,dia melamun dan memutar otak nya untuk bisa mendapat pekerjaan yang lain,apa pun akan dia jalani untuk bisa menyambung hidup nya di Kota besar ini.

Bruuukkkk...

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status