Share

Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan
Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan
Penulis: Aililea (din din)

Melabrak Pengkhianat

last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-23 15:46:22

[Aku melihat pacarmu selingkuh dan mereka sedang berada di klub malam saat ini. Kumohon kali ini percaya padaku, Emi. Aku akan mengirim bukti fotonya kalau kamu tidak percaya.]

Pesan yang dikirimkan sahabatnya benar-benar membuat Emily murka. Ia tak menyangka jika kekasih yang hendak dinikahinya ternyata berselingkuh di belakangnya. Lebih parahnya lagi, pria itu berselingkuh dengan rival Emily saat kuliah.

Pesan itulah yang membuatnya sekarang berada di depan pintu ruang pribadi klub malam, malam ini.

Emily mengepalkan kedua tangan di samping tubuhnya saat menatap pintu di depannya.

Mereka terang-terangan bercumbu meskipun pintu ini terbuat dari kaca. Dua manusia itu benar-benar tidak peduli dengan sekelilingnya.

Berengsek.

Baru Emily ingin melabrak dua manusia itu, Emily sayup-sayup mendengar pria berengsek itu berkata, “Tenang saja, ketimbang Emi yang sok suci bahkan berciuman saja masih berpikir sepuluh kali, aku lebih memilihmu yang bisa menyenangkanku. Lagian, aku menjalin hubungan dengannya karena ingin mengambil keuntungan darinya. Keluarganya kaya dan berkuasa di bidang property, ini sangat menguntungkan bagiku. Jika aku bisa menikahinya, aku bisa perlahan mengambil miliknya.”

Berengsek dua kali.

Kepala Emily rasanya mau meledak mendengar ucapan Farrel.

Pria itu ternyata bermuka dua dan licik.

Emily marah diselingkuhi, tetapi dia lebih tidak terima dirinya begitu bodoh karena mencintai pria licik seperti Farrel.

Emily mendorong pintu dengan elegan, lalu tepuk tangannya yang menggema di ruangan itu menghentikan dua sejoli di hadapannya.

Emily melangkah dengan anggun, masih terus bertepuk tangan sambil menyeringai.

Sedang, Farrel, yang kini statusnya telah berubah menjadi mantan kekasih terlihat panik dan berjauhan dengan selingkuhannya.

“Emi!” teriak Farrel terkejut.

“Kalian memang cocok. Sampah seharusnya memang bersama sampah!”

“Aku bisa jelaskan, Emi,” ujar Farrel mencoba menenangkan Emily. Farrel berusaha menggapai tangan Emily, tetapi ditepisnya.

Emily melangkah mundur. “Jelaskan? Apa yang mau kamu jelaskan, hah? Menjelaskan kalau kamu selingkuh dengannya, padahal tahu dia ini musuh bebuyutanku! Atau kamu mau menjelaskan ingin menggerogoti harta keluargaku?! Jangan mimpi!” hardik Emily penuh emosi.

“Kamu seharusnya sadar diri! Kita berencana menikah, tapi kamu menolak tidur denganku, jangankan tidur, ciuman saja kamu terus menghindar! Pria mana yang betah dengan wanita sepertimu, hah!”

Darah Emily mendidih. Bisa-bisanya Farrel menyalahkan dirinya hanya karena ia tidak menuruti permintaan mesum pria itu?

Emily tidak bisa berkata-kata lagi. Terlalu muak dan jijik menatap Farrel dan wanita selingkuhannya.

“Kamu, pria tidak tahu malu. Kita putus.”

Setelahnya, Emily mengambil botol untuk dilempar ke Farrel dan selingkuhan, membuat dua manusia tak tahu malu itu panik sampai berpelukan untuk saling melindungi.

Emily makin geram melihat tingkah keduanya. Lantas, dia pun menyiram bir di botol ke kepala rivalnya, lalu memilih meninggalkan mereka.

“Dasar sialan! Akan kubalas perbuatanmu, Emi!”

Emily mendengar suara teriakan rivalnya, tetapi dia tak peduli dan terus mengayunkan langkah meninggalkan tempat itu.

Emily tidak akan mengeluarkan air matanya di sana, dia tidak sudi harus menangis demi pria berengsek itu.

Namun, ternyata pertahanannya hancur ketika Emily seorang diri di dalam mobil. Sekuat apa pun dia bertahan, ternyata hatinya tetap sakit.

“Mami, maaf,” lirih Emily dalam tangisannya, sambil mencengkeram kemudi.

Emily mengingat perdebatannya dengan sang mami karena lebih memilih membela pria itu dan mempertahankan hubungannya.

Bahkan karena perdebatannya itu, Emily pergi dari rumah sejak dua hari yang lalu. Sekarang dia benar-benar menyesal tidak mendengar perkataan ibunya.

Emily menatap jalanan lurus di depannya. Matanya merah dan isakan sesekali keluar dari bibirnya. Perasaan bersalah terhadap ibunya sekaligus kekesalan dikhianati merajai hatinya.

Jalanan yang sepi malam ini membuat Emily menginjak pedal gas dengan kuat. Dari jauh, wanita itu bisa melihat lampu lalu lintas dari arahnya berwarna hijau, dan Emily semakin menginjak pedal gas.

Kecepatan mobilnya terlalu cepat, tetapi tia tidak peduli. Hatinya terlalu sakit.

Namun, tiba-tiba sebuah cahaya kuning muncul dari arah samping, menyilaukan pandangannya. Emily tahu harus menghindar, tetapi terlambat.

Bagian belakang mobilnya tertabrak mobil yang melaju dari sisi kanan. Mobil Emily berputar hingga menabrak sebuah pohon di sisi jalan.

Tubuh Emily terguncang, kepalanya terantuk kaca pintu membuat wanita itu tak sadarkan diri.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Jasmin Maharani
pria yg tdk tau bersyukur
goodnovel comment avatar
fathimah
badaaass emi....
goodnovel comment avatar
Tuti Amaliyah
Hmmm air matamu terlalu berharga untuk laki2 biadab ky Farrel
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 2

    Vano baru saja selesai rapat saat membaca pesan dari Sabrina. Dia sangat terkejut membaca pesan dari Sabrina hingga terburu-buru meninggalkan tempat rapat begitu selesai, membuat semua orang sampai keheranan.Vano pergi ke rumah sakit. Dia mencari Sabrina di poliklinik, hingga bertemu dengan sang bibi.“Bi, Sabrina dan Mami ke sini?” tanya Vano.“Dia di ruang inap, tadi sudah diperiksa dan karena tekanan darahnya rendah serta dia pusing dan mual, jadi aku menyarankan untuk rawat inap,” jawab sang bibi.Vano sangat panik mendengar jawaban sang bibi.“Dia dirawat di ruang mana?” tanya Vano dengan wajah panik.Sang bibi tersenyum melihat kepanikan Vano, lalu memberitahu di mana Sabrina sekarang.Vano pergi ke ruang inap dengan terburu-buru, hingga akhirnya bertemu Sabrina yang berbaring lemas dengan selang infus terpasang di tangan.“Bagaimana kondisinya, Mi?” tanya Vano saat menghampiri Sabrina.“Dia baik, kamu jangan cemas,” jawab Oma Aruna.“Baik apanya, dia sampai dirawat seperti ini,

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   Ekstra Part 1

    Sabrina duduk sambil menikmati cokelat hangat pagi itu, hingga satu tangannya yang bebas dari cangkir, digenggam sampai jemarinya bertautan dengan tangan lain. Sabrina menoleh Vano, melihat suaminya itu tersenyum sambil menggenggam erat tangannya. Vano duduk di samping Sabrina yang duduk di bangku panjang. Mereka berlibur di pantai, menikmati kebersamaan mereka setelah sah menjadi suami-istri. “Kamu tidak pesan kopi?” tanya Sabrina sambil menyandarkan kepala di pundak Vano. “Sudah, tinggal menunggu datang saja,” jawab Vano lalu memiringkan kepala hingga menyentuh kepala Sabrina. Keduanya saling bersandar satu sama lain, menatap hamparan pasir putih bersamaan dengan deburan ombak yang menghantam pantai. “Kamu yakin tidak masalah tinggal sama mami?” tanya Vano memastikan. Sabrina mengerutkan alis mendengar pertanyaan Vano. “Kenapa masih tanya lagi?” tanya Sabrina keheranan. Dia mengangkat kepala dari pundak Vano, lalu memandang suaminya itu. “Ya, aku hanya memastikan saja, takut

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Akhir

    “Nggak mau pulang. Mau bobok sama Om Vano!” Athalia merengek menolak pulang saat kedua orang tuanya mengajak selepas pulang setelah pesta. Vano hanya mengusap tengkuk melihat kelakuan absurd keponakan satunya itu. Alaric sampai pusing, kenapa anaknya sampai bandelnya seperti itu. “Pulang beli es krim, ya.” Emily membujuk agar Athalia mau pulang. “Nggak mau!” Athalia menolak sampai memeluk kaki Vano. Sabrina menahan tawa dengan kelakuan Athalia, lalu dia ikut membujuk. “Papa mau beli bunga sama balon, Thalia nggak mau ikut?” tanya Sabrina ke Athalia. Athalia langsung menoleh ke sang papa, hingga melihat ayah dan ibunya terkejut mendengar ucapan Sabrina. “Ah, benar. Papa dan mama mau beli bunga, kamu nggak mau ikut?” tanya Emily mengiakan ucapan Sabrina. Athalia tiba-tiba bangun dan melepas kaki Vano, kemudian menggandeng tangan ibunya. “Ayo! Nanti kamarku harus dikasih bunga-bunga,” celoteh Athalia. Alaric dan Emily lega karena Athalia mau dibujuk, akhirnya mereka mengajak p

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pernikahan

    Mereka masih menautkan bibir, sampai terlena hingga sejenak lupa akan status mereka sekarang.Sabrina melepas pagutan bibir mereka, lalu sedikit mendorong dada Vano agar menjauh darinya.“Airnya sudah panas,” ucap Sabrina sambil masih menunduk karena malu.Vano mematikan mesin pemanas air, lantas kembali memandang Sabrina.Sabrina menatap Vano, melihat wajah pria itu yang merah mungkin dia juga.“Sekadar ciuman boleh, tapi jangan melebihi batas,” ujar Sabrina mengingatkan.Vano langsung mengulum bibir sambil memulas senyum.“Aku tidak mau kita berhubungan sebelum menikah. Kamu paham maksudku, kan?” tanya Sabrina kemudian agar Vano tak salah paham dengan ucapannya.“Hm … ya, tentu,” balas Vano sedikit canggung karena dia terlalu impulsif. Dia tentunya takkan marah dengan keinginan Sabrina yang mencoba menjaga diri sampai mereka benar-benar sah menjadi suami istri.Van

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Jangan Khilaf

    Setelah bertunangan, Vano dan Sabrina sering menghabiskan waktu bersama di akhir pekan. Mereka jarang jalan di tempat umum karena Raditya melarang, pria tua itu takut kalau terjadi sesuatu lagi dengan Sabrina, padahal ada Vano yang menjaganya. Seperti hari ini, mereka berada di apartemen menonton film seolah berada di bioskop. Vano duduk sambil melingkarkan tangan di belakang pundak Sabrina, sehingga gadis itu bisa bersandar di dadanya. “Besok Mami mengajak fitting gaun untuk pernikahan kita,” ucap Vano sambil melihat ke film yang sedang mereka tonton. Sabrina sedang mengunyah snack, lalu menoleh ke kalender yang ada di meja hias. Tak terasa sudah dua bulan semenjak mereka bertunangan, pantas saja Oma Aruna sudah ingin melakukan fitting baju. “Iya,” balas Sabrina menoleh sekilas ke Vano. Mereka kembali fokus ke film, hingga ponsel Sabrina yang ada di meja berdering. Sabrina menegakkan badan, lalu mengambil benda pipih itu dan melihat sang papa yang menghubungi. “Papa telepon, aku

  • Dari Pengkhianatan jadi Nikah Dadakan   S2 : Hari Pertunangan

    Hari pertunangan Sabrina dan Vano pun tiba. Pertunangan mereka diadakan di rumah Vano sesuai dengan kesepakatan Raditya dan Opa Ansel.Malam itu halaman samping rumah disulap menjadi tempat pesta untuk pertunangan yang terlihat romantis. Acara itu didatangi keluarga terdekat dan rekan kerja Sabrina di divisinya.“Rumah Pak Vano ternyata sangat besar,” celetuk salah satu staff yang datang.“Pastilah, perusahaannya saja besar. Lupa kalau dia anak pemilik perusahaan,” timpal yang lain.“Iya, lupa,” balas staff itu sampai membuat yang lain tertawa.Sabrina keluar bersama ayahnya memakai gaun elegan hingga membuatnya tampak begitu cantik.Vano sudah menatap tanpa berkedip saat melihat Sabrina. Dia tak menyangka kalau hari ini tiba lalu tinggal menunggu hari lain yang luar biasa tiba.Sabrina tersenyum saat melihat Vano menatapnya, hingga akhirnya mereka berdiri berhadapan untuk melakukan prosesi pertunan

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status