Emily Zaquila Abimanyu menerima pinangan presiden direktur sebuah perusahaan besar setelah memergoki kekasihnya berselingkuh dengan rivalnya. Dia ingin balas dendam karena sang kekasih menjalin hubungan dengannya hanya untuk mendapatkan hartanya saja. Sama-sama diselingkuhi, Alaric Byantara mengajak menikah Emily demi tujuannya sendiri. Dia yang hampir menikah dengan seorang wanita, tapi malah berakhir menikahi Emily. Lantas, bagaimana keduanya bekerjasama untuk membalas dendam sakit hati mereka masing-masing?
Lihat lebih banyakSudah seminggu sejak Bobby mengalihkan saham miliknya untuk Alaric. Tidak ada pergerakan sama sekali dari Gio, membuat Alaric bisa bernapas lega meski tetap waspada. “Al, aku mau keluar sama Claudia. Hanya makan siang sambil menemani Claudia membeli sesuatu. Bolehkan?” tanya Emily sambil menatap suaminya yang duduk di sofa sambil memangku laptop. “Pergi berdua?” tanya Alaric seolah memastikan. “Iyalah, Al. Memangnya mau sama siapa lagi. Tidak akan lama, aku janji,” balas Emily untuk membujuk suaminya agar diizinkan pergi. “Boleh, tapi biarkan Bara dan Fandy ikut untuk menjagamu,” ucap Alaric lantas mengetik pesan di ponsel untuk dikirimkan ke anak buah kepercayaannya. Sebenarnya Emily agar risih jika dikawal, tapi karena tahu suaminya sangat mencemaskan dirinya, membuat Emily tak memprotes apa yang dilakukan suaminya itu. “Sudah, mereka akan datang sepuluh menit lagi. Tunggu sampai mereka datang, lalu pergilah bersenang-senang,” ucap Alaric setelah mendapat balasan dari Bara. E
“Mulai sekarang, biarkan anak buahku selalu di dekatmu. Ini hanya untuk berjaga-jaga dari hal yang tak diinginkan karena sepertinya Gio mulai terang-terangan ingin mengibarkan bendera perang,” ujar Alaric saat makan siang berdua dengan Emily di ruang kerja istrinya itu. “Apalagi Kakek sudah mengambil langkah yang aku yakin akan membuat Gio murka,” imbuh Alaric lagi. Emily menggigit sendok yang baru saja masuk mulut, tampak berpikir kenapa keluarga Alaric serumit itu. Hanya karena harta warisan, saudara pun akhirnya jadi musuh. “Aku masih bertanya-tanya, kenapa keluargamu lebih mengutamakan harta daripada hubungan dengan saudara?” tanya Emily benar-benar tak habis pikir. Tentu saja hal itu mengganggu Emily. Tumbuh besar di keluarga kaya dengan status sosial yang tinggi, keluarga Emily tak ada yang seperti keluarga Alaric karena semua merasa cukup dengan apa yang dimiliki. “Karena pemikiran dan ego mereka yang menciptakan itu,” jawab Alaric. Emily menatap Alaric sambil menjilat se
Di perusahaan Emily. Wanita itu sangat terkejut didatangi dua pengacara yang mengaku disuruh Bobby.“Kalau memang Kakek ada perlu denganku, kenapa beliau tidak memintaku datang saja ke perusahaan atau menemuinya di rumah?” tanya Emily keheranan.Dua pengacara itu memulas senyum, hingga salah satunya pun menjawab pertanyaan Emily.“Pak Bobby sedang ada rapat penting, karena ini mendesak, beliau meminta kami secara khusus untuk menemui Anda. Kami ke sini hanya ingin meminta persetujuan atas berkas yang sudah kami buat berdasarkan perintah Pak Bobby,” ujar pengacara.Emily bingung, hingga dia meminta berkas apa yang dimaksud untuk dibaca.Pengacara itu pun memberikan berkas yang dimaksud. Emily membaca secara hati-hati hingga sangat terkejut saat membaca poin inti dari berkas itu.“Sebentar, sepertinya ini ada kesalahan,” ucap Emily syok saat membaca ketentuan yang menyatakan jika Bobby meninggal maka sisa sahamnya akan didapat Emily.“Apa ini wasiat? Tapi kenapa aku?” tanya Emily benar
“Siang ini Pak Bobby akan memberikan 30 persen saham miliknya di perusahaan utama ke sepupumu.”Gio mengepalkan erat mendengar informasi dari seberang panggilan.“Tapi ini belum enam bulan, kenapa Kakek sudah mau memberikan perusahaan itu ke Alaric?”Suara Gio sangat tinggi. Dia emosi karena sang kakek memajukan jadwal dari yang seharusnya.Gio seharusnya memiliki waktu tiga bulan lagi untuk membuat Alaric dan Emily berpisah agar syarat yang diberikan Bobby gagal terpenuhi, tapi siapa sangka sang kakek malah mengubah rencana.“Ya, itu keputusan kakekmu. Pemberitahuan soal rapat pemegang saham diumumkan semalam, mungkin kakekmu sedang mengantisipasi sesuatu,” ucap pria dari seberang panggilan.Gio mengepalkan telapak tangan erat. Dia akhirnya mematikan panggilan itu karena kesal.“Agh! Sialan!”Gio mengumpat sambil mendorong semua barang di meja hingga jatuh berserakan di lantai. Dia mengamuk untuk meluapkan kekesalannya atas keputusan sang kakek yang berubah.“Alaric! Alaric! Terus sa
“Jika Emily benar hamil, maka bisa jadi semua orang akan semakin menyayangi dan melindunginya.”Selena menggigit ujung kuku setelah mengatakan itu. Dia mendadak cemas jika tak bisa menggeser posisi Emily.Gio melirik Selena yang terlihat cemas. Dia sedang menuang minuman ke gelas, setelahnya mendekat ke wanita itu sambil membawa dua gelas berisi minuman.Mereka pergi ke apartemen milik Gio setelah makan malam selesai, tentu saja keduanya ke sana untuk membahas rencana mereka setelah mendeklarasikan pernikahan mereka.“Itu tugasmu. Kamu harus memikirkan cara agar bisa membuat Emily tak memiliki posisi di keluarga,” ucap Gio sambil menyodorkan salah satu gelas ke Selena.Selena menatap pria itu, lantas menerima gelas yang disodorkan.“Kamu wanita cerdas. Jika kamu bisa merebut apa pun darinya, kamu juga pasti bisa membuatnya tersingkirkan dari posisinya sekarang,” ucap Gio lagi lantas menenggak minuman yang ada di gelas.Selena terdiam sejenak, lantas membalas, “Jika aku hamil, dia tida
“Kamu yakin mau makan di tempat seperti ini?” tanya Alaric sambil menatap heran ke Emily.“Iya, memangnya kenapa?” Emily melepas sabuk pengaman ingin segera turun dari mobil.Alaric tak bisa mencegah keinginan Emily. Dia pun akhirnya turun mengikuti Emily yang ingin makan di tenda pinggir jalan daripada di restoran mewah.“Dulu waktu masih kuliah, aku sama Claud sering makan di pinggir jalan. Nyari suasana baru, ga melulu di retoran atau kafe,” ucap Emily sambil mengulurkan tangan ke Alaric untuk mengajak suaminya itu.Alaric menatap Emily yang terlihat senang, tiba-tiba saja terbesit sebuah kerinduan dalam pancaran matanya.“Ada apa?” tanya Emily keheranan karena tatapan suaminya agak berbeda.Alaric tersenyum tipis sambil menggeleng kepala pelan. Dia pun meraih tangan Emily, lantas keduanya berjalan menuju warung tenda bersama.“Kamu alergi seafood, ga?” tanya Emily saat akan memesan.“Tidak,” jawab Alaric.“Oke,” balas Emily lantas memesan menu tanpa bertanya apa yang diinginkan Al
Anggota keluarga lain mengucapkan selamat dan senang dengan kehadiran Selena, tapi tidak dengan Emily.“Apa maksudnya ini?” Emily benar-benar tak memprediksi semua ini.“Kecurigaanku benar, pasti ada sesuatu,” gumam Alaric sambil menoleh Emily.Emily pun tak menyangka jika Selena akan menikah dengan Gio padahal rivalnya itu baru merebut Farrel darinya.“Dia benar-benar busuk, kan? Dia selalu berusaha mengambil apa pun yang aku miliki, apakah ini salah satu rencana untuk mendapatkan apa yang aku miliki?” Emily menoleh Alaric hingga keduanya saling tatap.Alaric mengajak Emily berdiri, lantas berbisik, “Tetaplah tenang.”Emily mencoba tenang meski rasanya berat karena yang ada di hadapannya sekarang adalah musuh yang terus berusaha menjatuhkannya.Alaric dan Emily terpaksa menemui Selena karena menjaga nama baik Mia.Saat Emily dan Alaric berjalan mendekat ke Selena yang sedang menerima selamat dari anggota keluarga lain, wanita itu menatap Emily sambil tersenyum tipis.“Kamu pasti tida
Malam itu Emily sedang bersiap-siap untuk ikut ke acara makan malam yang diadakan keluarga Gio.Meski dirinya malas karena perbuatan Gio yang terus berusaha merusak hubungannya dengan Alaric, tapi Emily harus tetap ikut untuk menjaga nama baik keluarga Alaric.“Kamu sudah siap?” tanya Alaric saat mengecek Emily di kamar ganti.Emily menoleh suaminya. Dia baru saja selesai memakai anting.“Apa penampilanku berlebihan?” tanya Emily meminta pendapat. Dia tak mau mempermalukan suaminya jika berpenampilan buruk.Alaric mendekat ke Emily, lantas memperhatikan gaun hingga perhiasan yang dipakai istrinya itu.“Tidak sama sekali. Bahkan ini sempurna dan sangat cocok denganmu,” jawab Alaric memuji istrinya itu.Emily tersipu malu mendapat pujian itu. Sejak berbaikan, Alaric jadi lebih sering memujinya.“Ayo!” ajak Alaric karena Emily sudah siap.Emily mengangguk lantas menggandeng tangan suaminya itu.Mereka berangkat menggunakan mobil sendiri, sedangkan Bobby dan Mia pergi menggunakan mobil la
“Al, Mama mau bicara sebentar,” ucap Mia saat Alaric baru saja pulang bekerja bersama Emily. Alaric menatap Mia yang agak cemas. Dia menoleh Emily yang berdiri di sampingnya. “Naiklah ke kamar dulu,” kata Alaric ke Emily. Emily mengangguk dengan seulas senyum, lantas memilih meninggalkan suaminya bersama sang mertua. Mia dan Alaric menatap Emily yang pergi menaiki anak tangga, hingga Mia mengajak Alaric duduk lebih dulu. “Apa ada masalah?” tanya Alaric saat melihat sang mama cemas. “Apa kamu tahu soal kabar Gio mau menikah?” tanya Mia. Alaric terkejut mendengar ucapan sang mama, lantas menggelengkan kepala untuk menjawab. “Dia mau menikah? Dengan Aster?” tanya Alaric memastikan. “Entah, mama tidak tahu,” jawab Mia karena tak yakin. “Tadi kakekmu mendapat kabar kalau besok malam Gio akan mengadakan makan malam untuk memperkenalkan calon istrinya, itu berarti bukan Aster,” ucap Mia menjelaskan apa yang diketahuinya dari sang ayah mertua. Alaric pun diam sambil berpikir. Tentu
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.