Share

Bagian 22

Author: Puziyuuri
last update Last Updated: 2025-05-08 00:02:20

Kiria meringis menahan perih di punggung tangan. Dia menghela napas berat. Perih di hatinya terasa lebih menyakitkan.

Sejak Kanania menunjukkan kebencian yang terpendam, hidup mereka menjadi seperti sinetron. Entah mungkin Kanania terinspirasi dari drama picisan yang cuplikannya sering lewat di sosial media. Kiria merasa lelah dengan tingkah sang adik.

"Ck! Sebentar lagi pasti nenek langsung ngamuk nih," keluh Kiria dalam hati

Benar saja, Belum sampai 2 menit, Mira sudah bangkit dari kursi. Dia menghampiri Kiria dengan wajah garang. Satu tamparan hampir saja mendarat tanpa permisi. Untunglah, Kiria berhasil menghindar.

"Kiria! Dasar anak kurang ajar! Nia terlalu baik sama kamu! Dibikinkan teh malah sengaja melukai Nia!"

Mira tersengal, lalu memegangi dada. Kiria hanya bisa menghela napas. Penyakit jantung neneknya itu pasti kambuh. Kiria bangkit dari sofa, lalu mengambil isosorbit dinitrat dari kotak obat.

"Nek, minum obat dulu," bujuk Kiria.

Mira menepis tangan Kiria. Napasnya makin
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 23

    Brak! Pintu dibuka dengan kasar. Kiria tersentak. Dia refleks menjauhkan diri dari Arya. Semburat kemerahan merekah di pipinya. "Bu Lusi, saya tidak menyangka sekretaris saya yang biasanya begitu profesional melupakan tata kram seperti ini," sindir Arya. Kekesalan tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Sekretaris Lusi secepat kilat mengubah raut wajahnya menjadi sendu. Sosok yang tadi membuka pintu dengan amarah menyeruak, kini tampak seperti korban penganiayaan. "Saya hanya khawatir, Pak. Saya mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali, tapi tidak ada sahutan. Saya takut terjadi hal berbahaya," cerocos Sekretaris Lusi dengan raut wajah yang tampak benar-benar cemas. Arya mendecakkan lidah. Perempuan penuh drama malah membuatnya jijik dan merasa mual. Sekretaris Lusi diam-diam mengepalkan tangan. Trik menjadi wanita lemah lembut tak berdaya biasanya membangkitkan rasa ingin melindungi seorang pria. Namun, entah berapa kali dicoba pada Arya tetap tak mempan. "Sekarang, Anda

    Last Updated : 2025-05-08
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 24

    "Perempuan murah*n!" geram Rose.Dia melangkah cepat memasuki ruangan. Namun, baru lima langkah gerakannya terhenti. Rose mendadak tercengang, hingga terduduk dengan mulut ternganga.Ya, Kiria yang tadi tampak tak berdaya, mendadak menjepit kaki Arya. Gerakannya sangat cepat saat membalikkan keadaan. Kini, Arya terkunci dengan posisi tubuh tertekuk di sofa."Maaf, Pak ini demi kebaikan Bapak!"Tanpa basa-basi, Kiria meminumkan paksa obat penawar ke mulut Arya. Atasannya terbatuk beberapa kali. Namun, dia tetap mencekokinya dengan penawar hingga habis.Kondisi Arya perlahan pulih. Panas di tubuhnya sudah mereda. Dia mengusap wajah yang lelah dan menyugar rambut ke belakang. Tindakan itu membuat Sekretaris Lusi refleks menelan ludah."Tuh, 'kan? Bapak begini lagi. Sudah berapa kali saya peringatkan jika merasakan gejala efek samping racunnya sedikit saja, Bapak harus langsung meminum penawarnya. Bukannya saya sudah memberikan banyak stok sama Bapak? omel Kiria."Saya hanya ingin menguj

    Last Updated : 2025-05-08
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 25

    Air kolam menyembur ke atas. Kanania tampak timbul tenggelam dan berusaha menggapai apa saja. Gadis itu salah perhitungan, tak menyangka kolamnya begitu dalam.Tanpa pikir panjang, Kiria melepas sepatu bot dan menceburkan diri ke kolam. Dia langsung memeluk Kanania dari belakang. Sang adik meronta panik, bahkan menjambak rambut Kiria. Untunglah, apda akhirnya, Kiria berhasil membawanya ke tepian karena Kanania sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri."Jangan bengong, Al! Tolong bantu naikkan Nia!" bentak Kiria gusar karena Aldino hanya planga-plongo saat dia kesulitan menaikkan Kanania ke pinggiran kolam.Setelah diteriaki, barulah Aldino menarik Kanania ke atas. Agung, Riana, dan Mira seketika mendekat. Agung mengambil alih putrinya, lalu melakukan pertolongan pertama. Dia mengembuskan napas lega saat Kanania memuntahkan air kolam."Sial*an! Camer terlalu gercep, jadi tidak sempat memberikan napas buatan seperti di film-film!" gerutu Aldino dalam hati."CPR harus dilakukan oleh sese

    Last Updated : 2025-05-09
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 1

    Dering ponsel membuyarkan konsentrasi Kiria yang tengah mengamati perubahan warna di tabung reaksi. Meskipun malas, dia tetap mengeluarkan ponsel dari saku jas laboratorium. Tulisan "Presdir Arya" di layar membuatnya seketika menghela napas berat."Ck! Sejak si galak ini yang menjadi presdir, aku sudah seperti budak," keluhnya.Sudah setahun berlalu sejak presiden direktur di perusahaan farmasi tempatnya bekerja mengalami pergantian. Sebelumnya, PT. Farma Medikal dipimpin oleh Abimana Shaka Wijaya. Namun, dengan alasan kesehatan, lelaki bersahaja yang selalu memperlakukan Kiria seperti anak emas itu telah digantikan putranya, Arya Caraka Wijaya.Meskipun baru menginjak kepala tiga, Arya sangat berdedikasi. Perusahaan berkembang dengan pesat. Sayangnya, tekanan kerja yang diciptakannya juga besar, terutama pada divisi pengembangan formula obat yang dipimpin oleh Kiria. Untunglah, Kiria memang berbakat dan berhasil menelurkan banyak formula yang membanggakan."Entah apa lagi maunya si

    Last Updated : 2025-04-14
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 2

    Suhu ruangan terasa turun. Senyap menyergap. Sorokan-sorokan penuh antusias raib, menyisakan suara musik di lantai satu yang samar terdengar dari celah pintu. Sementara itu, dua sosok yang tadi hampir berciuman seketika terpaku.Waktu seolah terhenti beberapa saat sebelum Aldino dan Kanania saling melepas pelukan. Kanania lebih dulu bangkit dan menghambur ke arah Kiria. Matanya yang sayu berkaca-kaca. Biasanya, sang kakak akan sangat mudah luluh dengan sikap dramatisnya."Kak, ini tidak seperti yang Kakak pikirkan ... aku dan Kak Al hanya ....," isak Kanania sembari mengenggam erat tangan Kiria. Suaranya begitu sendu, juga beberapa kali terbatuk, sedikit menggoyahkan hati Kiria.Kiria cepat mengepalkan jemari. Perbuatan adik dan kekasihnya benar-benar sudah keterlaluan. Tampang memelas tak boleh membuatnya lemah kali ini."Tidak seperti yang kupikirkan apa? Kalian hanya sedang bermain cium-ciuman begitu?"Air mata Kanania meluncur membasahi pipi, membuat Kiria berpaling sejenak. Dia s

    Last Updated : 2025-04-15
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 3

    Lima pria mengelilingi Kiria. Namun, gadis itu tampak tak gentar. Si plontos maju dengan gesit. Tinjuannya melesat cepat. Kiria hanya bergeser ke kiri beberapa langkah sembari menyeret Kanania bersamanya. Tinju si plontos malah mengenai wajah teman sendiri."Sial*n!""Kekuatan tanpa teknik yang baik hanya omong kosong," ejek Kiria."Awas kamu!"Si plontos kembali menyerbu. Kini, keempat temannya juga ikut serta. Kiria tak mau kalah, bergerak gesit menghindar sembari melakukan serangan telak pada titik vital. Sebenarnya, dia bisa mengalahkan lawan dengan lebih mudah. Namun, Kanania sebagai beban menghambat gerakannya.Akhirnya, Kiria memutuskan untuk mengamankan Kanania di sofa paling ujung. Dia kembali berjibaku dengan pertarungan. Dua pria sudah tergeletak tak berdaya. Tiga lainnya memang memiliki sedikit ilmu bela diri sehingga lebih menyusahkan.Brak!Pintu dibuka kasar dari luar. Pertarungan terhenti saat sepuluh pria bersetelan hitam masuk. Tanpa berkata-kata, mereka menghajar ha

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 4

    Saat wajah Arya dan Kiria hanya berjarak beberapa senti, Arya kembali berbisik lembut, "Aku sangat merindukanmu, Ri-"Belum habis ucapan Arya, Kiria menggunakan sedikit celah untuk membalikkan posisi. Arya malah terkekeh dan menatapnya dengan sorot mata nakal. Kiria merinding dibuatnya. Kemudian, dia dengan paksa membuka mulut sang atasan dan meminumkan air mineral berisi obat penawar."Ughh ... Sial!" umpat Arya sembari memegangi kepalanya.Kiria menggunakan kesempatan itu untuk mendorong Arya. Setelah lolos dari pelukan sang atasan, dia langsung berdiri di dekat pintu. Namun, gadis itu malah mendengar obrolan para pengawal."Baru pertama kali Pak Arya tidak menolak wanita.""Benar juga, biasanya, meskipun diberi obat, tetap bisa mengusir para wanita yang mendekat.""Bukannya tadi juga begitu? Partner bisnis bawakan wanita, tapi diusir semua.""Apa Pak Arya menyukai Bu Kiria-"Deheman dan pelototan Kiria menghentikan obrolan para pengawal. Gadis itu sempat-sempatnya menceramahi merek

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 5

    "Nia belum pulang, Nek?" ulang Kiria.Mira mendecih."Kalau sudah pulang, untuk apa aku menunggu di depan pintu? Dari tadi kutelepon, tidak menyambung."Kiria mendesah berat. Kepalanya mendadak terasa berdenyut. Pikiran buruk menghantui benaknya, terlebih mengingat kejadian di ruangan klub malam."Si Aldino sial*n ini, apa lagi maunya? Seharusnya, aku tidak bodoh memercayakan Nia!" desis Kiria tajam.Sayangnya, gerutuannya terdengar Mira. Sang nenek seketika memukul mulutnya dengan remot TV. Kiria menatap protes, tetapi Mira malah mengangkat tangan. Satu tamparan hampir saja mendarat di pipi Kiria. Beruntung, dia berhasil menghindar."Mulutmu itu seperti tidak sekolah saja! Jaga omonganmu! Bagaimana kalau Nak Aldino sampai tahu pacarnya sekasar ini? Kapan lagi keluarga ini punya kesempatan punya mantu sekaya Nak Al. Kenapa bukan Nia yang manis saja yang pacaran dengan Nak Al? Pasti lebih serasi."Kiria tak mengacuhkan omelan sang nenek. Dia lebih memilih menghubungi nomor Aldino. Lela

    Last Updated : 2025-04-18

Latest chapter

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 25

    Air kolam menyembur ke atas. Kanania tampak timbul tenggelam dan berusaha menggapai apa saja. Gadis itu salah perhitungan, tak menyangka kolamnya begitu dalam.Tanpa pikir panjang, Kiria melepas sepatu bot dan menceburkan diri ke kolam. Dia langsung memeluk Kanania dari belakang. Sang adik meronta panik, bahkan menjambak rambut Kiria. Untunglah, apda akhirnya, Kiria berhasil membawanya ke tepian karena Kanania sudah lemas dan hampir tak sadarkan diri."Jangan bengong, Al! Tolong bantu naikkan Nia!" bentak Kiria gusar karena Aldino hanya planga-plongo saat dia kesulitan menaikkan Kanania ke pinggiran kolam.Setelah diteriaki, barulah Aldino menarik Kanania ke atas. Agung, Riana, dan Mira seketika mendekat. Agung mengambil alih putrinya, lalu melakukan pertolongan pertama. Dia mengembuskan napas lega saat Kanania memuntahkan air kolam."Sial*an! Camer terlalu gercep, jadi tidak sempat memberikan napas buatan seperti di film-film!" gerutu Aldino dalam hati."CPR harus dilakukan oleh sese

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 24

    "Perempuan murah*n!" geram Rose.Dia melangkah cepat memasuki ruangan. Namun, baru lima langkah gerakannya terhenti. Rose mendadak tercengang, hingga terduduk dengan mulut ternganga.Ya, Kiria yang tadi tampak tak berdaya, mendadak menjepit kaki Arya. Gerakannya sangat cepat saat membalikkan keadaan. Kini, Arya terkunci dengan posisi tubuh tertekuk di sofa."Maaf, Pak ini demi kebaikan Bapak!"Tanpa basa-basi, Kiria meminumkan paksa obat penawar ke mulut Arya. Atasannya terbatuk beberapa kali. Namun, dia tetap mencekokinya dengan penawar hingga habis.Kondisi Arya perlahan pulih. Panas di tubuhnya sudah mereda. Dia mengusap wajah yang lelah dan menyugar rambut ke belakang. Tindakan itu membuat Sekretaris Lusi refleks menelan ludah."Tuh, 'kan? Bapak begini lagi. Sudah berapa kali saya peringatkan jika merasakan gejala efek samping racunnya sedikit saja, Bapak harus langsung meminum penawarnya. Bukannya saya sudah memberikan banyak stok sama Bapak? omel Kiria."Saya hanya ingin menguj

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 23

    Brak! Pintu dibuka dengan kasar. Kiria tersentak. Dia refleks menjauhkan diri dari Arya. Semburat kemerahan merekah di pipinya. "Bu Lusi, saya tidak menyangka sekretaris saya yang biasanya begitu profesional melupakan tata kram seperti ini," sindir Arya. Kekesalan tak bisa disembunyikan dari wajahnya. Sekretaris Lusi secepat kilat mengubah raut wajahnya menjadi sendu. Sosok yang tadi membuka pintu dengan amarah menyeruak, kini tampak seperti korban penganiayaan. "Saya hanya khawatir, Pak. Saya mengetuk pintu dan memanggil beberapa kali, tapi tidak ada sahutan. Saya takut terjadi hal berbahaya," cerocos Sekretaris Lusi dengan raut wajah yang tampak benar-benar cemas. Arya mendecakkan lidah. Perempuan penuh drama malah membuatnya jijik dan merasa mual. Sekretaris Lusi diam-diam mengepalkan tangan. Trik menjadi wanita lemah lembut tak berdaya biasanya membangkitkan rasa ingin melindungi seorang pria. Namun, entah berapa kali dicoba pada Arya tetap tak mempan. "Sekarang, Anda

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 22

    Kiria meringis menahan perih di punggung tangan. Dia menghela napas berat. Perih di hatinya terasa lebih menyakitkan.Sejak Kanania menunjukkan kebencian yang terpendam, hidup mereka menjadi seperti sinetron. Entah mungkin Kanania terinspirasi dari drama picisan yang cuplikannya sering lewat di sosial media. Kiria merasa lelah dengan tingkah sang adik."Ck! Sebentar lagi pasti nenek langsung ngamuk nih," keluh Kiria dalam hati Benar saja, Belum sampai 2 menit, Mira sudah bangkit dari kursi. Dia menghampiri Kiria dengan wajah garang. Satu tamparan hampir saja mendarat tanpa permisi. Untunglah, Kiria berhasil menghindar."Kiria! Dasar anak kurang ajar! Nia terlalu baik sama kamu! Dibikinkan teh malah sengaja melukai Nia!"Mira tersengal, lalu memegangi dada. Kiria hanya bisa menghela napas. Penyakit jantung neneknya itu pasti kambuh. Kiria bangkit dari sofa, lalu mengambil isosorbit dinitrat dari kotak obat."Nek, minum obat dulu," bujuk Kiria.Mira menepis tangan Kiria. Napasnya makin

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 21

    "Ketua? Ketua, baik-baik saja?" tanya Amira cemas. Kiria mendadak meninju meja kerjanya hingga sedikit bergeser. Yanto, Arlita dan Amira kompak melompat ke belakang. Mereka saling pandang sembari menahan napas. "Berita ini mengada-ada! Pak Arya hanya menolongku saja." "Menolong?" Arlita, Yanto, dan Amira kompak bertanya. Kiria menghela napas berat. Dia pun menceritakan kembali kronologi kejadian di aula pesta. Yanto yang gemas pada kelakuan Kanania hendak mencubit Amira, tetapi gadis pujaan hatinya itu refleks menghindar. "Bukan mahram, Bang," tegurnya. "Maaf, Adinda, Abang baru belajar hijrah," sahut Yanto sambil mesem-mesem. "Dih, kalian jangan mesra-mesraan dong. Masalah ketua ini gawat," tegur Arlita. Amira beristighfar dengan wajah merona. Yanto malah menggaruk kepala sambil cengengesan. Sementara itu, Kiria membaca setiap kalimat yang ada di berita viral. Dia menghela napas lega karena adegan masuk ke suite room tidak terendus awak media. "Bisa-bisa tiga orang ini pings

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 20

    "Pak Arya, apa efek racunnya kambuh lagi? S-saya bawa obat penawar kok," cerocos Kiria saat lift naik perlahan. Dia mencoba melepaskan diri, dengan mendorong dada Arya. Namun, tubuh yang lemas setelah mengalami reaksi anafilaksis membuat dorongannya malah terasa seperti sentuhan lembut. Arya menggigit bibir, mencoba mengendalikan pikiran."Pak? Jangan buat saya takut, Pak. Kalau efek racunya kambuh-""Tadinya, tidak kambuh, tapi mungkin saja akan kambuh jika tangan Bu Kiria berada di tempat yang tidak seharusnya," potong Arya cepat.Kiria melongo untuk beberapa saat. Dia menatap polos wajah memerah Arya, lalu menurunkan pandangan hingga ke dada sang atasan. Kiria seketika merona dan cepat menarik tangannya dari sana."Maafkan saya, Pak. Saya cuma mau minta diturunkan. Bisa turunkan saya?"Arya tak menyahut. Pintu lift sudah terbuka. Arya keluar dan menyusuri koridor yang remang-remang. Dia berhenti di kamar nomor 1105, lalu membuka pintunya dengan kartu akses.Ruangan tipe suite yang

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 19

    Tiara langung berlutut di lantai dan mengenggam tangan Kiria. "Kakak, kenapa? Kakak ...."Sementara itu, Kanania menggigiti ujung kuku. Dia hanya sedikit cemburu melihat kakaknya ditempeli Tiara. Kanania memberikan puding mangga itu agar kakaknya mengalami gatal-gatal saja. Tak pernah terpikirkan olehnya, Kiria akan mengalami gejala alergi parah."Minggir!" seru Arya seraya menjauhkan Tiara.Tiara hendak protes tetapi langsung terdiam saat ditatap tajam. Kemudian, Arya mengatur posisi Kiria agar lebih nyaman sebelum membongkar isi tas gadis itu. Sialnya, Arya tak bisa menemukan auto-injector epinefrin yang biasa dibawa Kiria. Dia pun segera menghubungi pengawal agar membawakan kotak P3K di mobilnya."Ria! Ria! Bertahanlah!"Namun, konidisi Kiria memburuk. Dadanya tampak naik turun. Kesulitan bernapas yang dialami gadis itu tampak semakin parah. Arya tak punya banyak pilihan, mengangkat sedikit tengkuk kiria, lalu mendekatkan bibirnya."Hei, apa yang kau lakukan pada Kakak! Dasar mesu

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 18

    Kiria melihat meja dengan gelas bersusun di depan mata. Dia sempat-sempatnya menaruh piring di meja, lalu mencoba melakukan gerakan memutar. Namun, sepasang tangan kokoh mendadak melingkar di pinggangnya. Tak ayal, wajahnya terbenam di dada bidang."Ria, kamu baik-baik saja?" seru Arya panik.Suaranya terdengar begitu lembut sampai-sampai membuat Kiria refleks mendongak. Dua pasang mata bertemu. Di antara hangatnya napas yang menampar wajah, waktu seolah terhenti, menciptakan dimensi tersendiri."Gadis dari keluarga mana itu?""Aduh, aku iri sekali! Apa aku harus terpeleset juga biar ada momen romantis dengan tuan muda Keluarga Wijaya?""Jangan bodoh! Si Joy pernah nyoba, tapi malah malu karena jatuh sendiri."Bisik-bisik para gadis menyentak kesadaran Kiria. Dia cepat-cepat melepaskan pelukan Arya. Sang atasan mendecakkan lidah dan menatap para gadis penggosip dengan tatapan membunuh."Terima kasih, Pak Arya," tutur Kiria canggung."Ya, lain kali hati-hati. Banyak serigala di pesta s

  • Dari Racun Jadi Istri Presdir Tampan   Bagian 17

    "Berhenti!"Suara khas berwibawa menghentikan gerakan para petugas keamanan. Mereka dengan kompak berbalik, lalu membungkuk pada sosok yang tadi berbicara. Cantika merasa gusar segera menoleh bermaksud mengomel, tetapi seketika menelan ludah.Leo Rahardja sang pemilik acara tengah mendekat. Lelaki paruh baya itu terus berjalan, hingga berhenti di hadapan Kiria. Dia menepuk pelan bahu Kiria sembari menatap dengan sorot mata khawatir."Nak Kiria tidak apa-apa? Maaf kelancangan orang-orang saya," ucapnya penuh penyesalan. Dia mengalihkan pandangan pada para petugas keamanan. "Beraninya kalian hendak mengusir tamu kehormatan saya!""Maafkan kami, Pak. Nona Keluarga Mahendra mengatakan nona ini penyusup."Ketua tim keamanan cepat membela diri, membuat wajah Cantika memucat. Leo menatap sinis Cantika. Dia tentu tahu bagaimana sepak terjang gadis itu mencoba mendekati para putranya. Leo tak sudi memiliki menantu manja dan arogan sepertinya."Ya sudahlah. Lain kali pastikan dulu identitas tam

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status