Share

Bab 162

Zahra sontak menoleh ke arah suara yang memanggilnya. Begitu pula dengan Zyan. CEO itu menunjukkan raut tak bersahabat pada pria yang memanggil dan tersenyum pada istrinya.

“Maaf, siapa ya?” Zahra bertanya pada pria itu karena wajahnya tidak terlihat jelas sebab pencahayaan yang kurang.

Pria yang rambutnya klimis itu tersenyum. “Aku Baron, teman SMP dan SMA Amir. Kamu lupa?”

“Ya Allah, Mas Baron. Iya, aku ingat sekarang. Penampilannya beda banget dari terakhir ketemu, makanya aku pangling. Udah lama banget juga ‘kan kita ga ketemu?” sahut Zahra dengan ceria.

Pria bernama Baron itu tertawa. “Iya. Kayanya terakhir ketemu pas wisuda Amir. Habis itu aku sibuk ma kerjaan. Ini aja aku baru pulang dari kantor. Gimana kabar Ayah dan Ibu? Sehat semua ‘kan? Kalau sama Amir masih sering kontak.”

“Alhamdulillah Ayah dan Ibu sehat, Mas,” balas Zahra.

“Ngomong-ngomong, kamu makin cantik saja sekarang.” Pujian Baron itu membuat Zyan semakin menampakkan wajah tak suka.

Zahra tertawa kecil. “Mas Bar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status