Share

Bab 163

Sesudah menandaskan makan dan minumnya, Zahra dan Zyan menghampiri istri pemilik warung yang biasanya menerima pesanan dan pembayaran dari pelanggan.

“Berapa, Bu?” tanya Zyan sambil mengambil dompet di saku celana belakang.

“Tujuh puluh ribu, Mas,” jawab wanita paruh baya itu.

Zyan membuka dompet, tapi dia tidak menemukan uang tunai di sana. “Saya tidak bawa uang tunai. Apa bisa bayar pakai QRIS, Bu?” tanyanya.

“Maaf, Mas. Kami hanya menerima uang tunai saja. Saya tidak mau ribet, mesti ngambil uang dulu kalau mau belanja ke pasar,” jawab istri pemilik warung.

“Kayanya aku masih ada cash, Bang.” Zahra mengambil dompet dari tas. Untung saja masih ada selembar uang seratus ribu di sana. Dia lalu menyerahkan pada ibu tersebut. “Ini, Bu. Ambil saja kembaliannya,” ucapnya.

“Loh, Mbak, ini masih sisa tiga puluh ribu,” lontar wanita paruh baya itu.

Zahra menggeleng. “Gapapa. Ambil saja. Itu rezeki Ibu dan Bapak.”

“Alhamdulillah. Terima kasih, Mbak, Mas, semoga rezekinya dilancarakan, begitu
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status