"Urusan gue dan Vanilla belum selesai. Lo jangan ikut campur. Gue mau clearin masalah ini sampai tuntas. Sanaan lo!" Bumi mendorong dada Altan kasar. Ia kini mengekori Vanilla yang sudah lebih dulu berjalan kepantry dengan langkah-langkah lebar.
"Eh, lo nggak ngerti bahasa manusia rupanya? Lo denger sendiri Vanilla bilang kalo sia nggak mau ngomongin masalah yang udah lewat. Jangan suka maksa jadi orang. Lo laki apa bukan sih?" Altan menarik lengan kanan jas Bumi dan mendorongnya kasar.
"Lo bilang lo mau clearin masalah? Tapi yang gue liat lo malah meluk-meluk dia. Lo pikir dia itu cewek apaan yang bisa lo peluk-peluk sembarangan, hah?" Suara Altan sudah mulai menggeram. Rahangnya bergemeretak. Beberapa staff laki-laki berupaya memisahkan perseteruan dua atasannya. Mereka sama-sama terkesima saat melihat atasan lama dan atasan baru mereka saling adu mulut sekaligus adu otot untuk yang pertama kalinya. Pagi yang seru!
Ter
Perjalanan belum sampai sepuluh menit, namun si bayi yang tadinya tertidur mulai bergerak-gerak gelisah. Bibirnya menjebi-jebi,seakan- akan ingin menangis. Mungkin si bayi bermimpi buruk. Detik berikutnya si bayi mulai aktif. Kakinya terus menendang-nendang, sementara kedua tangan mungilnya meninju-ninju udara.Jangan bangun dulu ya, Sayang? Gue nggak tau mesti ngapain lo, adik kecil. Bobo cantik aja dulu ya, Dek? Batin Vanilla.Hiks... hiks... hiks...Mata bulat bening si bayi terbuka. Mulut mungilnya mengoceh-ngoceh. Lebih tepatnya menggerutu kalau menurut Vanilla. Saat tatapan mereka bertemu, wajah si bayi semakin gelisah dan akhirnya menangis sekencang-kencangnya. Mungkin ia ketakutan melihat wajah asing yang tidak dikenalnya."Pak, ini bayinya nangis gimana dong? Mesti diapain ini, Pak?" Seru Vanilla panik sambil terus memandang ke belakang. Si bayi menjerit kian kencang di baby care
"Sudah Mbak Ayu, Pak Altan. Jangan membuat keributan di tempat umum. Malu. Untuk apa juga kita meributkan hal-hal yang tidak penting seperti kata Mbak Ayu tadi? Ayo, Pak." Vanilla menarik lengan kanan Altan agar kembali duduk. Vanilla tidak ingin semakin membuat Ayu merasa insecure. Dari cara bersikap Ayu tadi, ia tau kalau Ayu nyaris kehilangan kontrol diri. Ayu merasa posisinya sebagai orang terdekat Bayu terancam karena kehadirannya. Vanilla mengerti, Ayu sudah terlalu lama berjuang sendiri. Setelah dekat dengan Bumi, Ayu pasti terlanjur merasa nyaman karena punya tempat bersandar. Makanya Ayu menjadi sangat takut akan kehilangan orang yang peduli padanya. Yaitu Bumi. Vanilla tahu keadaan sulit yang diderita Ayu sedari kecil menjadikan Ayu seorang yang posesif bila menyangkut orang yang ia cinta. Vanilla sangat memahami hal itu. Vanilla juga sudah berusaha mengikhlaskan Bumi untuk Ayu. Mereka berdua sepertinya sangat cocok satu sama lain. Saling menguatkan dan saling melengkapi.
"Jadi bagaimana? Kamu mau menjadi pacar saya?" Tanya Altan untuk kedua kalinya. Vanilla gelagapan. Ini seriusan rupanya. Hadeh, mau jawab apa ini? Vanilla kebingungan sendiri. Altan ini kan jarang sekali bersikap serius. Masa tiba-tiba saja ia menyatakan cinta? Jangan-jangan boss besarnya ini sedang mengerjai dia? Kan tidak lucu kalau ia sudah sepenuh hati mengatakan iya, eh tau-tau si boss malah bilang, tapi bohong, ala ala youtuber. Mau ditaruh di mana wajah imutnya ini coba?Sebelum menjadi Vanilla berpura-pura sedang menjawab chat. Padahal ia sedang searching mbah google tentang tanda-tanda seriusnya seorang humoris yang jatuh cinta. Setelah mendapatkan artikelnya ia mulai membaca dengan cepat. Pada poin pertama, mengatakan kalu seorang humoris akan menanyakan sesuatu secara langsung. Oke cocok.Poin kedua, ia juga tidak akan mengelak saat membicarakan masa depan. Pas. Poin ke tiga, ia akan mengulang pertanyaannya lebih dari
"Jadi lo beneran dapet scholarship di Parsons School of Design New York City sono, Ndan? Lah lo ntar dua taun ngejogrok di sana dong? Jadi skripsi lo apa kabar?"Vanilla, Aliya dan Pandan Wangi berkumpul di markas yang sudah sejak zaman sekolahan mereka sepakati sebagai tempat ngumpul bersama. Markas mereka itu adalah warung bakso Ojo Lali-nya Pak Ahmad. Vanilla memanfaatkan waktu makan siangnya untuk bertemu dengan kedua sahabatnya di markas. Ada pengumuman penting kata Pandan tadi. Makanya Vanilla dan Aliya penasaran setengah mati. Dan untungnya lokasi warung baksonya Pak Ahmad tidak begitu jauh dari kantornya. Jadi mudah-mudahan saja ia bisa kembali ke kantor nanti tepat pada waktunya."Ya gue terpaksa cuti dulu dua tahunlah. Kan sayang banget dapet scholarship di collage bergengsi tapi kagak gue ambil. Lo kan tau kalo gue itu pengen beut jadi designer plus make up artis terkenal. Bokap nyokap gue udah setuju kok. Kesempatan kan ngg
"Ini bingkisan apaan, Win?" Tanya Vanila saat Winda menyerahkan sebuah bingkisan seukuran kotak minuman gelas kemasan padanya. Saat diangkat, rasanya cukup berat. Bingkisan apa yang beratnya seperti enam atau tujuh kilogram ini."Gue juga nggak tau, La. Gue baru aja nemuin ini bingkisan di meja, saat lo nganterin minuman ke dalam ruangan Boss. Pertama sih gue nggak ngeh ini bingkisan siapa. Gue cuma niat mindahin doang karena gue mau ngambil piring buat makan gorengan yang dibeliin si Darma. Tapi gue curiga saat bingkisan seimut ini cuman nulis nama lo doang tanpa kata-kata pengantar apa gitu. Mana tulisannya kayak pake darah lagi. Makanya gue tungguin lo di sini. Perasaan gue kagak enak. Bingkisan ini mencurigakan dan misterius sekali." Vanilla penasaran. Ia membolak balik bingkisan tetapi tidak jua ia buka."Tapi tadi waktu gue buat kopi, meja dalam keadaan bersih dan kosong, Win. Gue sama sekali nggak ngeliat ada bingkisan segede ini di s
"Gue tadi udah memeriksa CCTV duluan sih, Lih. Dan gue ngeliat ada seorang laki-laki yang make jaket dan topi gitu yang nganterin bingkisan ini. Oh ya, orang ini juga menutupi wajahnya dengan masker. Selain itu bajingan keparat ini malah sempet-sempatnya mengangkat tangannya ke arah kamera. Sepertinya dia udah tahu kalau kita pasti bakalan ngecek CCTV. Makanya dia sepertinya sengaja ingin mengejek kita."Altan mempersilahkan Kompol Galih Kurniawan Jati yang datang bersama dengan Briptu Hendrawan dan juga Bripda Gede memasuki ruangannya. Altan memang selalu berbicara santai dan ber lo gue dengan Galih. Lidahnya sudah terbiasa memanggil nama saja. Akan janggal rasanya apabila ia memaksakan diri memanggil pak polisi pada suami si Merlyn ini."Coba lo buka lagi CCTVnya, Tan. Gue perlu melihatnya lagi dari sudut pandang gue sebagai seorang penyidik. Mungkin ada sesuatu yang lo lewatkan tetapi itu malah jadi petunjuk besar buat gue." Altan segera
Waktu baru menunjukkan pukul tujuh kurang dua puluh menit saat bundanya menggedor-gedor pintu kamar mandi. Sang bunda mengatakan kalau abang bossnya telah menunggu di ruang tamu. Siap untuk mengantarnya bekerja. Vanilla yang tengah asyik bergoyang dumang heboh di kamar mandi, nyaris terpeleset busa sabun karena kaget. Gedoran bundanya dahsyat habis karena harus mengimbangi suara musiknya. Vanilla dan bundanya memang mempunyai kebiasaan unik yang sama, yaitu suka berjoget di kamar mandi kala membersihkan diri di pagi hari. Menurut mereka berdua, berjoget sembari mandi di pagi hari mempunyai dua manfaat yang cukup signifikan. Yang pertama dengan berjoget tentu saja kita bisa menghalau rasa dingin saat air mengguyur tubuh di pagi hari. Dan yang kedua, berjoget itu termasuk senan kesegaran jasmani. Two in one. Serunya dapat, sehatnya juga dapat. Kalau ada orang yang bertanya mengapa harus susah-susah memanaskan badan dengan berjoget sementara di kamar mandi telah tersedia air pana
Vanilla memasuki pantry dengan senyum secerah mentari pagi. Efek digombalin pacar ternyata memang luar biasa. Hatinya terus berbunga-bunga dan bibirnya seperti sudah difiller permanen untuk terus tersenyum bahagia. Semua hal-hal kecil yang mereka lakukan berdua pun terus saja terbayang-bayang di benaknya."Gigi lo kayaknya bisa kering kalo lo jemur terus dari tadi. Kenapa lo sepagian udah senyum-senyum sendiri terus? Hati-hati, orang gila biasanya dimulai sejak seseorang itu suka nangis-nangis sendiri atau ketawa-ketawa sendiri. Segera cek tingkat kewarasan lo."Elahhh pagi-pagi udah nyinyir aja ini si Winda. Kagak bisa liat orang senang apa?"Etdah lo pagi-pagi udah nyinyir aja kayak emak-emak komplek, Win. Lo kagak bisa liat orang seneng ya?" Vanilla memutar bola matanya. Benaknya yang tadi sedang membayangkan adegan konten dewasa 21+ yang dilakukan oleh abang bossnya tadi, ambyar sudah akibat dari efek din