Share

Part 4

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2020-11-26 11:36:46

Sudah seminggu semenjak kejadian pergok-memergoki antara Dava dan Airaa. Kini keduanya terlihat sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Airaa bekerja di butik miliknya sendiri, butik yang tak terlalu luas namun cukup mewah untuk kalangan atas.

Airaa mempekerjakan dua orang wanita untuk bekerja di butiknya, kedua wanita yang sudah sangat Airaa percayai untuk mengendalikan butik miliknya saat ia tak berada di tempat.

"Ini mbak kopinya." ucap gadis cantik menyugguhkan secangkir kopi panas untuk Airaa.

"Terima kasih," ucap Airaa begitu senang seraya meraih gelas kopi itu.

Kopi panas kesukaannya, para pekerja memang sudah sangat mengerti sekali tentang dirinya. Airaa yang suka minum kopi di pagi hari, Airaa suka makan makanan yang kering dan  tidak berkuah, dan masih banyak lagi hal tentang Airaa yang sudah sangat mereka hafal.

"Kopinya enak sekali Sita," puji Airaa setelah selesai menyeruput sedikit kopi itu.

"Ah mbak bisa aja, cuma kopi bubuk instan yang di seduh air panas doang." kekeh Sita menjelaskan.

"Aku tahu, tapi tetap saja enak. Aku tidak bisa membuat yang enak seperti ini." kekeh Airaa menceritakan pengalaman dirinya yang tak bisa membuat kopi.

Sita terkekeh dengan bosnya ini, bos yang jarang marah namun bila sedang badmood barulah Airaa mengomel-ngomel gak jelas. Tapi selebihnya Airaa adalah sosok orang yang baik, wanita cantik, manis dan ceria.

"Terima kasih Sita, kau bisa kembali bekerja." titah Airaa mengusir halus Sita.

Sita mengangguk tersenyum berlalu pergi dari ruangan Airaa. Setelah Sita pergi Airaa menyandarkan tubuhnya dengan gelas kopi di tangannya.

Ia hirup begitu dalam dan penuh perasaan aroma kopi panas yang banyak mengeluarkan asap mengepul.

Di tempat lain, Dava menatap nanar layar laptopnya. Seminggu ini dia seperti orang yang linglung mencari sosok wanita yang memergokinya, bayangan akan Airaa tak mau lepas darinya.

Bahkan Dava setiap hari datang ke club berharap bertemu lagi dengan Airaa, tapi sayang wanita itu tak pernah dapat Dava temui. dan dengan konyolnya Dava tetap menunggu Airaa sampai larut malam, kadang bahkan ia sampai mabuk dan ketiduran di club.

"Aissshh!" dapat menepuk cukup kuat meja kerjanya.

"Siapa sih wanita itu? Misterius banget." keluhnya kesal.

Di kota tempatnya tinggal ini kan luas, masa sangat sulit sekali menemukan satu orang wanita saja. Entah bersembunyi dimana wanita itu hingga sangat sulit sekali di temukan.

******

Hari pernikahan Nando & Kia...

"Aduh! bingung nih mau pakai baju yang mana." gumam Airaa melihat gaun-gaun miliknya yang akan dia pakai ke acara resepsi pernikahan sepupunya.

Mata Airaa jatuh terpesona pada gaun berwarna ungu yang baru ia beli dua minggu lalu, gaun seksi itu menjadi pilihan Airaa untuk ia pakai malam ini.

Ia mengambil gaun itu dan mencoba memakainya, setelah selesai ia bercermin di depan cermin besar yang ada di kamarnya.

"Perfect," ucapnya senang seraya menjentikkan jarinya. dengan cepat ia pun bergegas siap-siap.

Setelah selesai Airaa keluar dari kamarnya dan menuruni tangga, rumahnya tampak sepi karena kedua orang tuanya sudah dari pagi datang ke rumah keluarga Kia. Kedua orang tuanya sudah hadir saat acara akad nikah Kia dan Nando.

Airaa mengunci pintu rumahnya dan berjalan ke arah mobilnya yang sudah terparkir cantik. Ia masuk ke dalam mobil tersebut dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Sambil mengendarai mobilnya Airaa juga menyetel lagu dari kaset untuk menemaninya selama di perjalanan. Musik rock menjadi pilihannya dan selalu yang menjadi favoritnya.

Tak berapa lama Airaa pun sampai di tempat Acara, acara resepsi pernikahan yang di lakukan di sebuah hotel mewah ternama. Setelah memarkir mobilnya, Airaa melangkah masuk ke dalam.

Suasana acara begitu meriah dan ramai, Airaa sedikit ciut saat melihat banyaknya orang yang berpakaian tertutup dan sebagian berhijab, Namun dengan pasti Airaa tetap melanjutkan langkahnya dengan pede, dan bisa sedikit bernafas lega saat sebagaian tamu lainnya berpakaian seksi sama sepertinya, tujuannya sekarang adalah kedua mempelai pengantin. Setelah menyalami pengantin maka Airaa akan langsung pulang saja.

"Selamat ya Kia dan Nando," ucapnya ceria memeluk tubuh serta mencium pipi kanan dan kiri Kia setelah sampai di pelaminan.

Nando memalingkan wajahnya saat melihat Airaa yang begitu seksi, saat Airaa mengulurkan tangannya berniat ingin menyalaminya, Nandi buru-buru menyambut uluran tangannya kemudian melepaskannya.

"Maaf aku baru hadir sekarang Kia," ucap Airaa.

"Tidak apa-apa Airaa, terima kasih ya sudah mau datang." Airaa mengangguk.

"Mama dan papaku masih disini?" Kia mengangguk.

"Mereka ada di---nah, itu mereka!" ucap Kia menunjuk ke arah dimana orang tua Airaa berada.

Airaa menoleh dan benar saja kedua orang tuanya di situ, mama dan papanya terlihat sedang terlibat obrolan dengan beberapa tamu lainnya.

"Kalau gitu aku langsung pulang saja ya, sekali lagi selamat untuk kalian berdua. Samawa dan semoga cepat di berikan momongan, amiiin.

"Aminn, eh, kenapa cepat sekali. Makanlah dulu." Airaa ingin menolak tapi Kia pasti akan menahannya.

Untuk itu ia mengangguk dan berlalu pergi dari hadapan mereka. Bukannya makan tapi Airaa langsung keluar dari tempat acara resepsi itu. Karena buru-buru, Airaa bahkan tak menyadari seseorang tengah mengejarnya sambil berteriak hei!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 2

    Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, setelah tadi berulang kali Dava mengetuk pintu kamar mandi serta memanggil namanya. Kini gedoran pintu sudah tak terdengar, suara menjadi sangat senyap. Karena rasa penasaran itulah Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi."Apakah Dava sudah keluar dari kamar?" gumamnya bertanya-tanya.Rasa penasaran Airaa begitu tinggi hingga ia pun membuka perlahan pintu kamar mandi. Airaa mengintip di balik celah pintu yang terbuka sedikit. Pelan-pelan namun pasti pintu terbuka sepenuhnya, Airaa melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan sekali.Celingak-celinguk mencari keberadaan Dava yang sama sekali tak terlihat di dalam kamar. Benar dugaannya jika Dava pergi keluar dari kamar. Hhhh, bukankah itu bagus? Jadi Airaa tak perlu repot-repot untuk mengusir pria itu agar keluar sebentar dari kamar selama ia memakai pakaiannya.Airaa bernafas lega, dengan c

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 1

    "Aaaaa!" jerit Airaa karena kaget melihat Dava yang menendang pintu kamar."Kenapa menjerit sayangku?" tanya Dava heran sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Kau gila! Kenapa kau menendang pintu kamar kita Dav? Bagaimana jika rusak?" kata Airaa gemas."Itu tidak masalah." dengan entengnya Dava berkata seraya meletakkan dengan lembut tubuh Airaa di atas ranjang yang bertabur bunga mawar.Karena asyik berdebat masalah soal pintu kamar yang rusak atau tidak. Airaa dan Dava tak menyadari bagaimana romantisnya nuansa suasana kamar mereka.Setelah meletakkan Airaa di ranjang, Dava berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Syukurlah pintu tak rusak seperti yang di takuti Airaa, Dava mengunci pintu kamar itu serapat-rapatnya.Setelah memastikan pintu terkunci dengan aman tanpa ada celah orang dapat mengintipnya. Dava berbalik badan menghadap ke arah ranjang, Airaa berbaring telentang me

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 47

    Airaa menatap tak percaya pada pantulan dirinya di cermin, ia bersemu merah melihat dirinya sendiri yang sangat cantik memakai kebaya pengantin berwarna putih beserta hijab yang menutupi dan melindungi kepalanya sesuai permintaan Airaa sendiri.Pria kemayu yang mendandaninya pun ikut tersanjung melihat betapa cantiknya calon pengantin wanitanya. Suara ketukan pintu ruangan khusus pengantin wanita terdengar, si perias pria kemayu tersebut pun dengan cepat membukanya. Wajah Kia yang cantik, anggun dan bersahaja pun dengan ramah tersenyum pada pria kemayu itu. Sang perias membuka pintu lebar memberi jalan agar Kia masuk sementara dirinya keluar. Kia tersenyum menatap Airaa dari kaca cermin, Airaa juga membalas tatapan Airaa dengan tersenyum malu.Hari ini adalah hari yang sangat penting, sangat dinanti. Hari bersejarah bagi setiap pasangan yang ingin menyatukan hubungan mereka dengan di lengkapi kata halal yang setelah di dahului kata sah sebelumnya.Hari ini Airaa da

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 46

    Airaa menatap sayu sosok Dava yang duduk sendirian dalam diam di bangku taman belakang rumah sakit ini. Perlahan Airaa mendekat dan duduk di samping Dava ikut terdiam.Lama mereka berdiam diri seperti ini hingga Dava membuka suaranya. "Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah kau tidak percaya padaku? Apapun yang aku katakan adalah kebohongan bagimu. Iya, kan?"Airaa menggeleng. "Bukan begitu Dav, kumohon mengertilah jika aku hanya sedang bimbang.""Bimbang yang didasari kecurigaan, hal itu timbul karena intinya kau tidak mempercayai orang tersebut. Itu sama saja Airaa!" sentak Dava menggeram marah."Tinggalkan aku!" kata Dava membuat Airaa melongo kaget.Dava merasa sangat cukup lelah, jika ia memang tak mempercayainya ya sudah. Dava pasrah, daripada ia memaksakan Airaa untuk menikah dengannya."Apa kau tuli? Aku bilang pergi Airaa!" titah Dava untuk kedua kalinya, kali ini dengan nada cukup kuat.Airaa menggeleng, pertanda ia tak in

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 45

    "Sayang, Nando kode kita tuh. Kapan kita menikah?"Itu suara Dava yang mengkode Airaa dengan membawa nama Nando sebagai tersangka yang bertanya.Mendengar itu, Airaa membalikkan badan sepenuhnya menghadap Dava. Tatapan matanya menyipit menatap Dava penuh selidik."Seharusnya jangan tanya aku soal kapan kita menikah. Kau sendiri saja bahkan belum bisa mengatasi wanita-wanita masa lalumu yang setiap hari datang silih berganti," geramnya agar Dava sadar apa yang menjadi pertimbangan Airaa yang hingga kini masih menggantungkan rencana pernikahan mereka.Jika saja dari jauh-jauh hari Airaa bersedia menikah dengan Dava, mungkin status mereka saat ini sudah resmi menjadi suami istri. Tapi apalah daya Airaa ketika rasa bimbang terus menghantuinya, bagaimana bisa dia tenang jika persoalan wanita masa lalu Dava masih gencar berdatangan.Airaa tahu dari sedikit banyaknya wanita itu memiliki tujuan, yaitu meminta pertanggungjawaban bujuk rayu Dava dulu yang s

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 44

    Satu bulan kemudian...Dava dan Airaa panik setelah mendapatkan kabar dari Nando, jika Kia sudah melahirkan siang tadi. Untuk itu kini mereka sedang bersiap-siap menuju ke rumah sakit tempat Kia melahirkan.Memang awalnya mereka berdua sedikit terkejut dengan kabar itu, pasalnya Kia pernah bercerita dokternya mengatakan jika ia akan melahirkan sekitar seminggu lagi.Namun di luar dugaan semua orang, Kia sudah menunjukkan reaksi tanda-tanda akan melahirkan pagi-pagi sekali tadi. Dan jangan tanyakan bagaimana reaksi kepanikan Nando melihat Kia istrinya meringis kesakitan. Nando sungguh benar-benar sosok calon bapak siaga yang langsung mempersiapkan semuanya di saat kepanikan melanda. Kini kata calon itu hilang dan menjadi kata seorang bapak.Ya, Nando sudah menjadi seorang bapak. Bapak untuk anaknya tercinta.Mobil yang ditumpangi Dava dan Airaa baru saja sampai di area rumah sakit, mereka keluar secara bersamaan. Raut keduanya pun menampilkan aura ke-kha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status