Kia menatap gemas sepupunya yang tengah mengomel gak jelas, Airaa. Wanita itu sedari tadi terus saja menceracau ini itu.
Seperti tadi, ia melihat bahkan memergoki seorang pria yang tengah bermesraan dengan seorang wanita di dalam toilet wanita di club."Katakan dengan jujur, kenapa kamu datang ke club?" tanya Kia mengintimidasi Airaa.Mendengar pertanyaan sepupunya, seketika mulut Airaa terdiam."Airaa!" tegur Kia karena Airaa tak kunjung bicara."A--aku__" Airaa terbata-bata ingin menjawabnya.Kia menyipitkan matanya curiga, apakah mungkin kebiasaan sepupunya yang satu ini tidak bisa hilang?"Ternyata kamu masih sering mendatangi tempat itu ya?" tanya Kia lagi yang kini membuat Airaa semakin menundukkan kepalanya malu.Melihat ekspresi sepupunya seperti itu, Kia tersenyum serta menggenggam tangan Airaa."Jadi, siapa pria yang telah kamu pergoki tengah bermesraan dengan wanita lain di dalam toilet itu?""Entahlah Kia, yang pasti wajah pria itu sangat tampan." ujar Airaa berusaha mengingat-ingat lagi wajah Dava."Aisshhh, sudahlah tak usah di ingat lagi. Aku paling benci dan anti dengan pria mata keranjang dan playboy." sambung Airaa memasang muka jijik."Ya sudah, kalau begitu tak usah di pikirkan lagi.""Tapi aku teringat terus," protes Airaa yang tak bisa melupakan kejadian pertemuannya dengan Dava.Kia menggelengkan kepalanya melihat tingkah ajaib sepupu wanitanya ini. Tiba-tiba saja Kia teringat sesuatu.Kia mengeluarkan sebuah benda pipih tipis yang sangat indah. Ia sodorkan benda itu ke hadapan Airaa."Apa ini?!" tanya Airaa berseru kaget."Menurutmu?""Undangan pernikahan, kan?" Kia mengangguk."Untukku? siapa yang ingin menikah?""Bukalah Airaa." titah Kia menunjuk kartu undangan itu agar Airaa membukanya.Tangan Airaa pun terulur meraih kartu undangan tersebut. Rasa penasarannya pun membuat ia dengan cepat membuka kartu undangan pemberian Kia."Kia dan Nando?" tanya Airaa bingung setelah membaca nama mempelai calon pengantinnya."Kia, kau...."Kepala Kia mengangguk. "Aku akan menikah, sebulan lagi."Pengakuan Kia membuat mata Airaa berbinar bahagia, wanita itu menangia terharu mendengarnya."Nando, siapa pria itu? apakah aku mengenalnya?" tanya Airaa menggoda.Kia tersipu malu mendengarnya, bagaimana cara Kia ingin menjelaskan semuanya pada Airaa. Tentang hubungan antara ia dan Nando yang terbilang sangat singkat, dirinya dan Nando sepakat memutuskan menikah karena janji yang telah mereka buat pada mendiang Eva. Sahabat Kia, sekaligus tunangan Nando yang meninggal dunia."Kamu datang ya Ra," ucap Kia seperti sebuah permohonan."Tentu saja aku datang, tenang saja." Airaa mengedipkan sebelah matanya.*******Dava mengumpat kesal pada dirinya sendiri, bagaimana mungkin ia bisa melupakan nama wanita yang telah menghabiskan malam dengannya. dan parahnya, di saat Dava melakukan ritual pergemulan dengan wanita kencannya, ia malah mengingat kejadian memalukan di dalam toilet club tadi malam.Wajah wanita yang tengah memergokinya melakukan hal tak senonoh tersebut terus terbayang di ingatannya."Siapa ya wanita itu?" gumam Dava bertanya-tanya.Wajah cantik dengan postur tubuh cukup tinggi, dan jangan lupakan body bohay bak gitar spanyol yang terus menghantui pikiran kotor Dava yang tersumpal."Ah sial!" umpat Dava yang kini malah terbayang bentuk tubuh wanita tersebut yang berbalut gaun seksi menggoda itu.Sesuatu yang menggeliat pun terasa semakin ngilu hanya karena terbayang wajah dan bentuk tubuh wanita itu.Dava mengusap wajahnya kasar seraya bangkit berdiri dari duduknya. Ia mengambil celana jeansnya yang tergeletak di lantai.Beberapa jam yang lalu teman kencannya pergi dari kamar hotel yang mereka pesan karena kesalahan yang Dava buat. Seperti biasa, kebiasaan Dava yang selalu salah menyebut nama wanitanya di saat ia akan mencapai puncak kenikmatan yang tertinggi.Namun sayangnya kenikmatan itu tak sempat Dava rasakan utuh sempurna, setengah jalan wanita itu menyentak marah dan pergi meninggalkan Dava yang uring-uringan merasakan tinggal di ujung sedikit lagi.Malang sekali nasib Dava, sudah di pergoki orang tengah grepe-grepe cuap-cuap basah. Di tambah lagi di tinggalkan teman kencannya.****Aku up! Follow akun authornya dan jangan lupa beri lovenya ya ❤️Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, setelah tadi berulang kali Dava mengetuk pintu kamar mandi serta memanggil namanya. Kini gedoran pintu sudah tak terdengar, suara menjadi sangat senyap. Karena rasa penasaran itulah Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi."Apakah Dava sudah keluar dari kamar?" gumamnya bertanya-tanya.Rasa penasaran Airaa begitu tinggi hingga ia pun membuka perlahan pintu kamar mandi. Airaa mengintip di balik celah pintu yang terbuka sedikit. Pelan-pelan namun pasti pintu terbuka sepenuhnya, Airaa melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan sekali.Celingak-celinguk mencari keberadaan Dava yang sama sekali tak terlihat di dalam kamar. Benar dugaannya jika Dava pergi keluar dari kamar. Hhhh, bukankah itu bagus? Jadi Airaa tak perlu repot-repot untuk mengusir pria itu agar keluar sebentar dari kamar selama ia memakai pakaiannya.Airaa bernafas lega, dengan c
"Aaaaa!" jerit Airaa karena kaget melihat Dava yang menendang pintu kamar."Kenapa menjerit sayangku?" tanya Dava heran sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Kau gila! Kenapa kau menendang pintu kamar kita Dav? Bagaimana jika rusak?" kata Airaa gemas."Itu tidak masalah." dengan entengnya Dava berkata seraya meletakkan dengan lembut tubuh Airaa di atas ranjang yang bertabur bunga mawar.Karena asyik berdebat masalah soal pintu kamar yang rusak atau tidak. Airaa dan Dava tak menyadari bagaimana romantisnya nuansa suasana kamar mereka.Setelah meletakkan Airaa di ranjang, Dava berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Syukurlah pintu tak rusak seperti yang di takuti Airaa, Dava mengunci pintu kamar itu serapat-rapatnya.Setelah memastikan pintu terkunci dengan aman tanpa ada celah orang dapat mengintipnya. Dava berbalik badan menghadap ke arah ranjang, Airaa berbaring telentang me
Airaa menatap tak percaya pada pantulan dirinya di cermin, ia bersemu merah melihat dirinya sendiri yang sangat cantik memakai kebaya pengantin berwarna putih beserta hijab yang menutupi dan melindungi kepalanya sesuai permintaan Airaa sendiri.Pria kemayu yang mendandaninya pun ikut tersanjung melihat betapa cantiknya calon pengantin wanitanya. Suara ketukan pintu ruangan khusus pengantin wanita terdengar, si perias pria kemayu tersebut pun dengan cepat membukanya. Wajah Kia yang cantik, anggun dan bersahaja pun dengan ramah tersenyum pada pria kemayu itu. Sang perias membuka pintu lebar memberi jalan agar Kia masuk sementara dirinya keluar. Kia tersenyum menatap Airaa dari kaca cermin, Airaa juga membalas tatapan Airaa dengan tersenyum malu.Hari ini adalah hari yang sangat penting, sangat dinanti. Hari bersejarah bagi setiap pasangan yang ingin menyatukan hubungan mereka dengan di lengkapi kata halal yang setelah di dahului kata sah sebelumnya.Hari ini Airaa da
Airaa menatap sayu sosok Dava yang duduk sendirian dalam diam di bangku taman belakang rumah sakit ini. Perlahan Airaa mendekat dan duduk di samping Dava ikut terdiam.Lama mereka berdiam diri seperti ini hingga Dava membuka suaranya. "Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah kau tidak percaya padaku? Apapun yang aku katakan adalah kebohongan bagimu. Iya, kan?"Airaa menggeleng. "Bukan begitu Dav, kumohon mengertilah jika aku hanya sedang bimbang.""Bimbang yang didasari kecurigaan, hal itu timbul karena intinya kau tidak mempercayai orang tersebut. Itu sama saja Airaa!" sentak Dava menggeram marah."Tinggalkan aku!" kata Dava membuat Airaa melongo kaget.Dava merasa sangat cukup lelah, jika ia memang tak mempercayainya ya sudah. Dava pasrah, daripada ia memaksakan Airaa untuk menikah dengannya."Apa kau tuli? Aku bilang pergi Airaa!" titah Dava untuk kedua kalinya, kali ini dengan nada cukup kuat.Airaa menggeleng, pertanda ia tak in
"Sayang, Nando kode kita tuh. Kapan kita menikah?"Itu suara Dava yang mengkode Airaa dengan membawa nama Nando sebagai tersangka yang bertanya.Mendengar itu, Airaa membalikkan badan sepenuhnya menghadap Dava. Tatapan matanya menyipit menatap Dava penuh selidik."Seharusnya jangan tanya aku soal kapan kita menikah. Kau sendiri saja bahkan belum bisa mengatasi wanita-wanita masa lalumu yang setiap hari datang silih berganti," geramnya agar Dava sadar apa yang menjadi pertimbangan Airaa yang hingga kini masih menggantungkan rencana pernikahan mereka.Jika saja dari jauh-jauh hari Airaa bersedia menikah dengan Dava, mungkin status mereka saat ini sudah resmi menjadi suami istri. Tapi apalah daya Airaa ketika rasa bimbang terus menghantuinya, bagaimana bisa dia tenang jika persoalan wanita masa lalu Dava masih gencar berdatangan.Airaa tahu dari sedikit banyaknya wanita itu memiliki tujuan, yaitu meminta pertanggungjawaban bujuk rayu Dava dulu yang s
Satu bulan kemudian...Dava dan Airaa panik setelah mendapatkan kabar dari Nando, jika Kia sudah melahirkan siang tadi. Untuk itu kini mereka sedang bersiap-siap menuju ke rumah sakit tempat Kia melahirkan.Memang awalnya mereka berdua sedikit terkejut dengan kabar itu, pasalnya Kia pernah bercerita dokternya mengatakan jika ia akan melahirkan sekitar seminggu lagi.Namun di luar dugaan semua orang, Kia sudah menunjukkan reaksi tanda-tanda akan melahirkan pagi-pagi sekali tadi. Dan jangan tanyakan bagaimana reaksi kepanikan Nando melihat Kia istrinya meringis kesakitan. Nando sungguh benar-benar sosok calon bapak siaga yang langsung mempersiapkan semuanya di saat kepanikan melanda. Kini kata calon itu hilang dan menjadi kata seorang bapak.Ya, Nando sudah menjadi seorang bapak. Bapak untuk anaknya tercinta.Mobil yang ditumpangi Dava dan Airaa baru saja sampai di area rumah sakit, mereka keluar secara bersamaan. Raut keduanya pun menampilkan aura ke-kha