Share

Part 5

Penulis: Ade Tiwi
last update Terakhir Diperbarui: 2020-11-26 11:38:01

Dava pov.

Hari ini aku sangat lelah sekali, pekerjaan ku bertambah tiga kali lipat dari biasanya. Om Rasyid sudah dua hari ini tak masuk kerja sampai 2 hari ke depan, dan Nando mengambil cuti selama dua minggu pasca menikah.

Jadilah aku yang menggantikan mereka, semua perkejaan di alihkan padaku. Sebenarnya aku sudah menolak, tapi ayah dan anak itu kekeh pada pendiriannya.

"Huffftt," aku menghela nafas kasar dan berat.

Rasa suntuk menyeliputiku, ku longgarkan dasi yang terasa mencekik leher dan dadaku, rasanya aliran pernafasanku jadi tersumbat.

"Eh!" Aku berjengit kaget kala mengingat sesuatu.

"Bukankah hari ini, hari pernikahan Nando?" ucapku seakan mengingat-ingat tanggal berapa ini.

Sangking sibuknya aku bahkan sampai tak sempat lagi pergi ke club, barang sedetik saja. Jangankan club, bahkan tanggal saja aku lupa.

Aku melirik arlojiku yang melingkar indah di pergelangan tangan kiri ku. Jam menunjukkan pukul tujuh malam, dengan cepat aku membereskan meja kerjaku. Setelah selesai aku pun bergegas pergi dan bersiap-siap untuk datang ke acara penting sahabatku.

Aku masuk ke dalam mobil yang terparkir di area parkiran, setelahnya aku tancap gas mobil dengan kecepatan sedang.

Tak berapa lama aku pun sampai di apartemen milikku, sengaja aku memilih tinggal sendiri di sini. Karena jika aku tinggal bersama kedua orang tuaku, maka siap-siap saja setiap hari aku harus mendengarkan ocehan ini-itu dari mereka. Dan ujung-ujungnya pasti mengenai perjodohan, sorry, i don't like it.

Mencari pasangan hidup itu bukanlah hal yang mudah, bisa saja jika aku mau maka dengan senang hati aku akan menerima perjodohan itu. Tapi sayangnya aku tak tertarik dengan hal itu, bagiku ini bukanlah lagi zaman era Siti Nurbaya, ini zaman modern dimana setiap orang ingin bebas dan tak terikat dengan hal semacam itu.

Aku menghidupkan shower agar mengguyur tubuh lelahku, tiba-tiba saja bayangan akan wanita yang memergoki ku itu terlintas di ingatanku.

Bagaimana wajah cantiknya menampilkan ekspresi tak bersahabat, dan matanya yang indah menatap tajam ke arahku.

Aku mengusap wajahku kasar dengan kedua tapak tanganku yang besar. Kapan aku bisa bertemu dengannya lagi? Ingin sekali rasanya aku mengenal lebih jauh tentang dirinya.

Cukup lama aku berdiri di bawah pancuran air shower, setelah merasakan rasa dingin aku pun menyudahi acara mandi ku.

Ku lilitkan handuk putih ke pinggang sampai bawah tubuhku, masuk ke dalam walk ini closet, mencari pakaian yang pas dan nyaman untuk ku pakai malam ini.

"Sempurna," ucapku bangga melihat hasil akhir penampilanku malam ini yang terlihat sangat tampan dan keren.

Pastilah beberapa wanita akan klepek-klepek melihat diriku. Pede sekali kan aku? Ya, memang begitulah seharusnya, bukankah kita harus pede agar tak terlihat lemah maupun malu-maluin di depan orang lain.

Setelah merasa cukup puas dengan penampilanku yang super duper kece ini, langsung saja aku melesat pergi menuju ke tempat acara.

Resepsi pernikahan Nando...

Wow! Banyak sekali tamu yang hadir ke acara resepsi pernikahan Nando. Aku yang baru saja menginjakkan kaki dan masuk ke dalam tempat acara sampai kaget.

Mataku mengintai ke segala arah, siapa tahu saja malam ini aku menemukan mangsa lezat yang tepat. Hitung-hitung menghilangkan stress dari rutinitas pekerjaan di kantor.

Tiba-tiba ku rasakan seseorang menepuk pundak ku, aku menoleh dan melihat seorang pria tampan bersama seorang wanita cantik. Dia Hans teman sekolah ku dan Nando dulu, dia datang bersama dengan Gaby, istrinya.

"Hai, bro." sapa Hans.

"Hai Hans, udah lama disini?" balas ku menyapa sedikit berbasa-basi.

"Cukup lama lah, Lo sama siapa ke sini?" tanya Hans melirik kesana-sini.

"Gue datang sendiri,"

"Masih ngejomblo juga Lo bro?" ejeknya terkekeh.

Sialan! Ini orang masih tukang ngejek juga ternyata, hhhhh kamvreett.

Ku alihkan pandanganku ke arah Gaby yang terlihat tersenyum-senyum ke arahku. Hmm, apa itu maksudnya? Apakah Gaby tertarik padaku.

Senyuman jahil pun ku berikan pada Hans, sepertinya istrinya ini sama seperti wanita kebanyakan lainnya. Sudah memiliki suami tapi masih merasa kurang belaian dan kasih sayang.

"Kenapa kau menatap istriku seperti itu?" tanya Hans marah karena aku terus memperhatikan istrinya.

"Istrimu cantik sekali Hans," pujiku membuat Gaby tersipu malu.

Hans merasa kesal dan langsung beranjak pergi dari hadapanku dengan menarik kuat tangan istrinya.

Upss, jangan salahkan aku bro. Salahkan saja wajah tampanku ini, hahaha.

Saat ku alihkan tatapan mataku ke arah lain, aku menangkap sosok seseorang wanita yang sangat aku kenal. Wanita yang beberapa waktu ini mengacaukan segala isi pikiranku dan selalu menghantuiku dengan bayangan-bayangan dirinya.

Tapi, tunggu dulu! Kenapa dia terlihat seperti terburu-buru dan hendak pergi?

Sialll! Dugaan ku benar, wanita itu terlihat sudah ingin pergi dari tempat acara ini. Tak ingin membuang waktu dan kehilangan jejaknya lagi, dengan cepat pun aku menyusulnya dan mempercepat langkahku.

"Hei!" teriakku karena tidak mengetahui namanya.

Shitttt!

Wanita itu sepertinya tidak mendengar teriakan ku, terlihat dari caranya yang semakin cepat berjalan dan aku pun kehilangan jejaknya.

Double shitttt!

Tbc...

Kasian euyyy Dava -_-

Kira-kira ada yang mau ngebantu dia gak? 

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 2

    Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, setelah tadi berulang kali Dava mengetuk pintu kamar mandi serta memanggil namanya. Kini gedoran pintu sudah tak terdengar, suara menjadi sangat senyap. Karena rasa penasaran itulah Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi."Apakah Dava sudah keluar dari kamar?" gumamnya bertanya-tanya.Rasa penasaran Airaa begitu tinggi hingga ia pun membuka perlahan pintu kamar mandi. Airaa mengintip di balik celah pintu yang terbuka sedikit. Pelan-pelan namun pasti pintu terbuka sepenuhnya, Airaa melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan sekali.Celingak-celinguk mencari keberadaan Dava yang sama sekali tak terlihat di dalam kamar. Benar dugaannya jika Dava pergi keluar dari kamar. Hhhh, bukankah itu bagus? Jadi Airaa tak perlu repot-repot untuk mengusir pria itu agar keluar sebentar dari kamar selama ia memakai pakaiannya.Airaa bernafas lega, dengan c

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 1

    "Aaaaa!" jerit Airaa karena kaget melihat Dava yang menendang pintu kamar."Kenapa menjerit sayangku?" tanya Dava heran sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Kau gila! Kenapa kau menendang pintu kamar kita Dav? Bagaimana jika rusak?" kata Airaa gemas."Itu tidak masalah." dengan entengnya Dava berkata seraya meletakkan dengan lembut tubuh Airaa di atas ranjang yang bertabur bunga mawar.Karena asyik berdebat masalah soal pintu kamar yang rusak atau tidak. Airaa dan Dava tak menyadari bagaimana romantisnya nuansa suasana kamar mereka.Setelah meletakkan Airaa di ranjang, Dava berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Syukurlah pintu tak rusak seperti yang di takuti Airaa, Dava mengunci pintu kamar itu serapat-rapatnya.Setelah memastikan pintu terkunci dengan aman tanpa ada celah orang dapat mengintipnya. Dava berbalik badan menghadap ke arah ranjang, Airaa berbaring telentang me

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 47

    Airaa menatap tak percaya pada pantulan dirinya di cermin, ia bersemu merah melihat dirinya sendiri yang sangat cantik memakai kebaya pengantin berwarna putih beserta hijab yang menutupi dan melindungi kepalanya sesuai permintaan Airaa sendiri.Pria kemayu yang mendandaninya pun ikut tersanjung melihat betapa cantiknya calon pengantin wanitanya. Suara ketukan pintu ruangan khusus pengantin wanita terdengar, si perias pria kemayu tersebut pun dengan cepat membukanya. Wajah Kia yang cantik, anggun dan bersahaja pun dengan ramah tersenyum pada pria kemayu itu. Sang perias membuka pintu lebar memberi jalan agar Kia masuk sementara dirinya keluar. Kia tersenyum menatap Airaa dari kaca cermin, Airaa juga membalas tatapan Airaa dengan tersenyum malu.Hari ini adalah hari yang sangat penting, sangat dinanti. Hari bersejarah bagi setiap pasangan yang ingin menyatukan hubungan mereka dengan di lengkapi kata halal yang setelah di dahului kata sah sebelumnya.Hari ini Airaa da

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 46

    Airaa menatap sayu sosok Dava yang duduk sendirian dalam diam di bangku taman belakang rumah sakit ini. Perlahan Airaa mendekat dan duduk di samping Dava ikut terdiam.Lama mereka berdiam diri seperti ini hingga Dava membuka suaranya. "Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah kau tidak percaya padaku? Apapun yang aku katakan adalah kebohongan bagimu. Iya, kan?"Airaa menggeleng. "Bukan begitu Dav, kumohon mengertilah jika aku hanya sedang bimbang.""Bimbang yang didasari kecurigaan, hal itu timbul karena intinya kau tidak mempercayai orang tersebut. Itu sama saja Airaa!" sentak Dava menggeram marah."Tinggalkan aku!" kata Dava membuat Airaa melongo kaget.Dava merasa sangat cukup lelah, jika ia memang tak mempercayainya ya sudah. Dava pasrah, daripada ia memaksakan Airaa untuk menikah dengannya."Apa kau tuli? Aku bilang pergi Airaa!" titah Dava untuk kedua kalinya, kali ini dengan nada cukup kuat.Airaa menggeleng, pertanda ia tak in

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 45

    "Sayang, Nando kode kita tuh. Kapan kita menikah?"Itu suara Dava yang mengkode Airaa dengan membawa nama Nando sebagai tersangka yang bertanya.Mendengar itu, Airaa membalikkan badan sepenuhnya menghadap Dava. Tatapan matanya menyipit menatap Dava penuh selidik."Seharusnya jangan tanya aku soal kapan kita menikah. Kau sendiri saja bahkan belum bisa mengatasi wanita-wanita masa lalumu yang setiap hari datang silih berganti," geramnya agar Dava sadar apa yang menjadi pertimbangan Airaa yang hingga kini masih menggantungkan rencana pernikahan mereka.Jika saja dari jauh-jauh hari Airaa bersedia menikah dengan Dava, mungkin status mereka saat ini sudah resmi menjadi suami istri. Tapi apalah daya Airaa ketika rasa bimbang terus menghantuinya, bagaimana bisa dia tenang jika persoalan wanita masa lalu Dava masih gencar berdatangan.Airaa tahu dari sedikit banyaknya wanita itu memiliki tujuan, yaitu meminta pertanggungjawaban bujuk rayu Dava dulu yang s

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 44

    Satu bulan kemudian...Dava dan Airaa panik setelah mendapatkan kabar dari Nando, jika Kia sudah melahirkan siang tadi. Untuk itu kini mereka sedang bersiap-siap menuju ke rumah sakit tempat Kia melahirkan.Memang awalnya mereka berdua sedikit terkejut dengan kabar itu, pasalnya Kia pernah bercerita dokternya mengatakan jika ia akan melahirkan sekitar seminggu lagi.Namun di luar dugaan semua orang, Kia sudah menunjukkan reaksi tanda-tanda akan melahirkan pagi-pagi sekali tadi. Dan jangan tanyakan bagaimana reaksi kepanikan Nando melihat Kia istrinya meringis kesakitan. Nando sungguh benar-benar sosok calon bapak siaga yang langsung mempersiapkan semuanya di saat kepanikan melanda. Kini kata calon itu hilang dan menjadi kata seorang bapak.Ya, Nando sudah menjadi seorang bapak. Bapak untuk anaknya tercinta.Mobil yang ditumpangi Dava dan Airaa baru saja sampai di area rumah sakit, mereka keluar secara bersamaan. Raut keduanya pun menampilkan aura ke-kha

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status