Share

Part 6

Author: Ade Tiwi
last update Last Updated: 2020-11-26 11:38:29

"Yo bro!" teriakan suara pria nyaring masuk ke dalam ruangan sahabatnya.

"Hai Dav!" balas Nando santai menoleh ke arah pintu.

"Gimana nih?"

Dava bertanya menggoda, menaik turunkan kedua alisnya bergantian.

"Gimana apanya?

"Itu, rasa pernikahan." senyum penuh arti dari Dava.

"Ngomong apa sih lu Dav." cengir Nando merasa geli dengan pertanyaan sahabat gesreknya.

"Hei, ayolah sobat, bagi pengalaman tentang kehidupan pernikahanmu. gue kepo nih!"

"Kalau lo mah gak usah di ragukan lagi, lo kan manusia terkepo akut di muka bumi ini." ejek Nando membuat Dava tergelak.

"Eh Ndo, lo tahu gak? sekitar seminggu yang lalu Metha berhenti bekerja."

"Gak tahu gue Dav, kan gue ambil cuti libur pasca menikah."

"Nah, sekarang gue mau kasih tahu lo." Dava mendekati Nando seraya berbisik.

"Gue denger-denger, Metha hamidun. alias hamil duluan."

"Astaga Dava! ngucap lo. apaan sih lo gosip hal kayak gitu, udah macam ibu-ibu komplek rumahan yang lagi ngegosip deh. heran gue, astagfirullah." ucap Nando mengelus dadanya sabar menghadapi tingkah sahabatnya tersebut.

"Ah elah, lu kayak gak biasa aja sama gue."

"Iya emak Dava." ejek Nando lagi memanggil Dava dengan sebutan emak.

"Eh iya, btw gue mau nanya nih sama lo Ndo."

"Apa tuh?"

"Waktu di acara resepsi pernikahan lo, lo tahu gak sama cewek yang pakai gaun seksi warna janda, eh gaun warna ungu?"

Nando mengernyitkan dahinya bingung dengan pertanyaan Dava.

"Gila ya lo! tamu yang gue undang ke acara pernikahan gue banyak, mana gue inget siapa-siapa aja cewek yang datang pakai baju seksi. waah, parah lo!"

"Aiiissh, terus gue harus gimana buat nemuin tuh cewek!" teriak Dava meradang.

"Emang kenapa sih?"

"Kepo lo!" cecar Dava mendengus.

"Ya kali aja gue bisa bantu."

"Caranya?"

"Hehehe, gak tahu!" Nando mengangkat jarinya tanda peace.

"Hhhh, bangke lu!"

Karena kesal Dava keluar dan membanting pintu ruangan Nando. lagi Nando mengelus dadanya sabar.

"Lama-lama aku bisa terserang penyakit jantung kalau menghadapi sikapmu Dav." gumam Nando meringis.

******

Entah harus kemana dan kepada siapa lagi Dava harus bertanya mengenai wanita itu, Sih seksi bergaun ungu. Nando saja yang menggelar acara gak tahu tuh perempuan siapa.

"Huffftt!" helaan nafas kembali terdengar dari mulut Dava.

Sepertinya Dava harus membagikan selembaran foto untuk mencari gadis bergaun ungu tersebut. Ya, kalau perlu Dava akan mengadakan sayembara. Siapapun yang menemukan gadis itu untuknya, maka Dava akan memberikan uang sebagai imbalan atas usaha mereka, tak tanggung-tanggung Dava akan memberikan imbalan uang dengan nominal yang fantastis.

Dava tersenyum membayangkan ide-ide yang berputar di kepala tampannya. dia harus bertindak cepat agar segera memiliki gadis itu. Memiliki? Ya, sekarang Dava begitu tertarik dengan wanita itu. Jadi, mulai sekarang ia bertekad ingin memiliki gadis itu.

Apakah Dava jatuh cinta padanya? Entahlah, sampai sekarang pun Dava masih tidak percaya dengan yang namanya cinta. Apalagi cinta padangan pertama, Dava meragukan hal itu. Walaupun Dava tak mempungkiri jika adanya getaran-getaran saat melihat wanita itu untuk pertama kalinya. Rasanya sulit untuk di jelaskan.

Drrrrrtttt... Drrrrrtttt...

Suara getar ponsel Dava yang tergeletak di meja kerjanya membuyarkan segala lamunan Dava mengenai wanita itu. Dava melihat layar ponselnya yang menampilkan nama sang papa sebagai tersangka sih penelpon.

Dava mendengus, rasanya sangat menyebalkan sekali ingin mengangkat panggilan telepon papanya. Tak ingin menjawab panggilan telepon papanya, Dava pun membiarkan saja ponselnya terus bergetar berulang kali hingga berhenti.

Sedikit bernafas lega setelah ponsel itu berhenti bergetar. namun hanya sebentar, karena ponsel Dava kembali bergetar. Dava melirik ke arah layar ponselnya yang kali ini menampilkan kata my mom.

Seketika kedua mata Dava membulat besar dan langsung saja segera ia mengangkatnya.

"Halo ma," sapa Dava dengan suara lembut dan manis.

"Anak sialan kamu!" jerit suara seorang pria paruh baya di seberang telepon.

Dava menjauhkan ponselnya dari telinganya, suara jeritan itu bisa-bisa memecahkan gendang telinganya.

Sial!! Ini jebakan! batin Dava saat tahu suara siapa yang menjerit di seberang sana.

Setelah mulai sedikit tenang, Dava kembali mendekatkan ponselnya ke telinganya. Dan kembali suara jeritan itu berseru...

"Pulang-lah ke rumah nanti malam!"

Shitttt!

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 2

    Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi, setelah tadi berulang kali Dava mengetuk pintu kamar mandi serta memanggil namanya. Kini gedoran pintu sudah tak terdengar, suara menjadi sangat senyap. Karena rasa penasaran itulah Airaa menempelkan telinganya di daun pintu kamar mandi."Apakah Dava sudah keluar dari kamar?" gumamnya bertanya-tanya.Rasa penasaran Airaa begitu tinggi hingga ia pun membuka perlahan pintu kamar mandi. Airaa mengintip di balik celah pintu yang terbuka sedikit. Pelan-pelan namun pasti pintu terbuka sepenuhnya, Airaa melangkahkan kakinya dengan sangat perlahan sekali.Celingak-celinguk mencari keberadaan Dava yang sama sekali tak terlihat di dalam kamar. Benar dugaannya jika Dava pergi keluar dari kamar. Hhhh, bukankah itu bagus? Jadi Airaa tak perlu repot-repot untuk mengusir pria itu agar keluar sebentar dari kamar selama ia memakai pakaiannya.Airaa bernafas lega, dengan c

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Ekstra part 1

    "Aaaaa!" jerit Airaa karena kaget melihat Dava yang menendang pintu kamar."Kenapa menjerit sayangku?" tanya Dava heran sembari melangkah masuk ke dalam kamar."Kau gila! Kenapa kau menendang pintu kamar kita Dav? Bagaimana jika rusak?" kata Airaa gemas."Itu tidak masalah." dengan entengnya Dava berkata seraya meletakkan dengan lembut tubuh Airaa di atas ranjang yang bertabur bunga mawar.Karena asyik berdebat masalah soal pintu kamar yang rusak atau tidak. Airaa dan Dava tak menyadari bagaimana romantisnya nuansa suasana kamar mereka.Setelah meletakkan Airaa di ranjang, Dava berjalan ke arah pintu dan menutupnya. Syukurlah pintu tak rusak seperti yang di takuti Airaa, Dava mengunci pintu kamar itu serapat-rapatnya.Setelah memastikan pintu terkunci dengan aman tanpa ada celah orang dapat mengintipnya. Dava berbalik badan menghadap ke arah ranjang, Airaa berbaring telentang me

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 47

    Airaa menatap tak percaya pada pantulan dirinya di cermin, ia bersemu merah melihat dirinya sendiri yang sangat cantik memakai kebaya pengantin berwarna putih beserta hijab yang menutupi dan melindungi kepalanya sesuai permintaan Airaa sendiri.Pria kemayu yang mendandaninya pun ikut tersanjung melihat betapa cantiknya calon pengantin wanitanya. Suara ketukan pintu ruangan khusus pengantin wanita terdengar, si perias pria kemayu tersebut pun dengan cepat membukanya. Wajah Kia yang cantik, anggun dan bersahaja pun dengan ramah tersenyum pada pria kemayu itu. Sang perias membuka pintu lebar memberi jalan agar Kia masuk sementara dirinya keluar. Kia tersenyum menatap Airaa dari kaca cermin, Airaa juga membalas tatapan Airaa dengan tersenyum malu.Hari ini adalah hari yang sangat penting, sangat dinanti. Hari bersejarah bagi setiap pasangan yang ingin menyatukan hubungan mereka dengan di lengkapi kata halal yang setelah di dahului kata sah sebelumnya.Hari ini Airaa da

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 46

    Airaa menatap sayu sosok Dava yang duduk sendirian dalam diam di bangku taman belakang rumah sakit ini. Perlahan Airaa mendekat dan duduk di samping Dava ikut terdiam.Lama mereka berdiam diri seperti ini hingga Dava membuka suaranya. "Untuk apa kau mengikutiku? Bukankah kau tidak percaya padaku? Apapun yang aku katakan adalah kebohongan bagimu. Iya, kan?"Airaa menggeleng. "Bukan begitu Dav, kumohon mengertilah jika aku hanya sedang bimbang.""Bimbang yang didasari kecurigaan, hal itu timbul karena intinya kau tidak mempercayai orang tersebut. Itu sama saja Airaa!" sentak Dava menggeram marah."Tinggalkan aku!" kata Dava membuat Airaa melongo kaget.Dava merasa sangat cukup lelah, jika ia memang tak mempercayainya ya sudah. Dava pasrah, daripada ia memaksakan Airaa untuk menikah dengannya."Apa kau tuli? Aku bilang pergi Airaa!" titah Dava untuk kedua kalinya, kali ini dengan nada cukup kuat.Airaa menggeleng, pertanda ia tak in

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 45

    "Sayang, Nando kode kita tuh. Kapan kita menikah?"Itu suara Dava yang mengkode Airaa dengan membawa nama Nando sebagai tersangka yang bertanya.Mendengar itu, Airaa membalikkan badan sepenuhnya menghadap Dava. Tatapan matanya menyipit menatap Dava penuh selidik."Seharusnya jangan tanya aku soal kapan kita menikah. Kau sendiri saja bahkan belum bisa mengatasi wanita-wanita masa lalumu yang setiap hari datang silih berganti," geramnya agar Dava sadar apa yang menjadi pertimbangan Airaa yang hingga kini masih menggantungkan rencana pernikahan mereka.Jika saja dari jauh-jauh hari Airaa bersedia menikah dengan Dava, mungkin status mereka saat ini sudah resmi menjadi suami istri. Tapi apalah daya Airaa ketika rasa bimbang terus menghantuinya, bagaimana bisa dia tenang jika persoalan wanita masa lalu Dava masih gencar berdatangan.Airaa tahu dari sedikit banyaknya wanita itu memiliki tujuan, yaitu meminta pertanggungjawaban bujuk rayu Dava dulu yang s

  • Davra (Dava dan Airaa) (Indonesia)   Part 44

    Satu bulan kemudian...Dava dan Airaa panik setelah mendapatkan kabar dari Nando, jika Kia sudah melahirkan siang tadi. Untuk itu kini mereka sedang bersiap-siap menuju ke rumah sakit tempat Kia melahirkan.Memang awalnya mereka berdua sedikit terkejut dengan kabar itu, pasalnya Kia pernah bercerita dokternya mengatakan jika ia akan melahirkan sekitar seminggu lagi.Namun di luar dugaan semua orang, Kia sudah menunjukkan reaksi tanda-tanda akan melahirkan pagi-pagi sekali tadi. Dan jangan tanyakan bagaimana reaksi kepanikan Nando melihat Kia istrinya meringis kesakitan. Nando sungguh benar-benar sosok calon bapak siaga yang langsung mempersiapkan semuanya di saat kepanikan melanda. Kini kata calon itu hilang dan menjadi kata seorang bapak.Ya, Nando sudah menjadi seorang bapak. Bapak untuk anaknya tercinta.Mobil yang ditumpangi Dava dan Airaa baru saja sampai di area rumah sakit, mereka keluar secara bersamaan. Raut keduanya pun menampilkan aura ke-kha

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status