Share

BAB 38

Malam semakin larut, tetapi aku tidak juga bisa tidur, sehingga aku pun terbangun kembali dan duduk di atas kasur sembari menatap ke arah jendela yang sengaja kubuka.

Bulan tampak bersinar terang di luar, tetapi cahayanya yang lembut tidak bisa memberiku ketenangan.

Bahkan aku tidak menyadari pipi yang basah selama beberapa menit. Dan begitu lelehan air mata jatuh ke lengan, barulah aku mengusap semua jejak tangis yang tidak ingin kubiarkan bertahan lama di pelupuk.

Kepalaku melirik ke arah ponsel yang terletak di atas meja, namun sekuat tenaga aku mengenyahkan keinginan untuk meraihnya.

Buat apa? Menghubungi Gavin tengah malam dan menangis hanya untuk diabaikan? Atau mungkin saja dia mengangkat panggilan dan aku mendengar suara feminim yang sedang menghangatkan ranjangnya di seberang.

Mengingat kemungkinan terakhir, hatiku merasa sakit tiba-tiba, dan tanpa sadar aku meremas dada lalu menepuk-nepuknya pelan.

“Kau bahkan tidak peduli,&r

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status