Share

28. Tenang Adalah Kunci

Selesai dengan kegiatan mandiku, aku segera menganti pakaian yang juga sudah kubawa ke dalam kamar mandi. Sesudahnya, aku memakai skincare. Muti masih seperti tadi yang masih terus mengeluarkan rasa kesalnya dalam bentuk omelan. 

"Duh, siapa sih menelepon terus? Amel ponselmu sedari tadi berdering."

"Biarkan saja. Palingan orang tuaku yang mau menanyakan kabar. Nanti akan aku kabari bila keadaan sudah memungkinkan," balasku sambil mulai mengeringkan rambut. "Mut, perlu bantuan?"

Muti menunjukkan mata elangnya sekarang. Sebuah tatapan penuh intimidasi. 

"Apa aku terlihat butuh bantuan? Tentu ...."

"Huahaha, aku akan membantumu."

"Membantuku? Ngaca dong, saat ini akulah yang sedang memabntumu, Mel."

"Iya, iya ... terima kasih Muti yang cantik, baik, rajin cari uang dan juga menghabiskannya ...."

"Yang terakhir tolong dihapus saja."

Ponselku terus berdering. 

"Jadi penasaran kenapa berder

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status