Share

29. Kejutan Lain

Setelah suara riang itu, muncullah sosok yang sudah bisa aku tebak. Cintia muncul dengan senyum manis. Gigi ginsul miliknya juga tak kalah eksis tatkala ia melebarkan senyumnya. 

"Lha? Perasaan tadi lagi menelpon sekarang sudah ada di sini." Langsung saja sebuah pertanyaan terlontar dari bibirku.

"Kan aku sambil menelepon sambil jalan. Aku mau kasih ini," balas Cintia. 

"Wa ... tumben amat bawa makanan."

"Firasatku sih si tukang tidur ini belum makan dari pagi. Aku tuh kayak orang gila dari tadi ye menelepon tapi tidak ada respons. Mau lihat berapa jumlah panggilan tak tgerjawab yang aku berikan?" 

"Hm ... nih. Segini, kan?" 

Cintia menepuk dahinya. "Untung kamu jomblo ya, kalau tidak sudah dituduh macam-macam sama pacarmu itu ... bisa-bisanya enggak angkat panggilan hingga segitu banyaknya."

"Iya, untungnya aku jomblo." 

"Ehm ... bukannya aku mau protes atau gimana nih ya ... tapi bagaimana caranya aku

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status