Share

02. Penyangkalan

Kenapa di dunia ini harus ada nama yang sama?

Kenapa pula ada nama yang serupa?

Apakah dunia memang sempit sampai semuanya berjumpa?

๐Ÿƒ๐Ÿƒ๐Ÿƒ

APA benar Galih dan Aji mantan kekasihnya adalah orang yang sama?

Dara merenung begitu Pak Adnan membawa bos barunya pergi untuk berkeliling ke divisi lain. Teman-temannya sudah kembali ke kubikel masing-masing. Namun, Dara belum beranjak sama sekali. Dia masih berdiri diam dengan kepala menunduk menatap lantai kantor yang menerbangkan pikirannya kembali ke ingatannya sembilan tahun silam.

Aji, mantan kekasihnya, memang tampan, tapi hanya itu kelebihannya. Tubuhnya tinggi, kurus kerempeng tanpa daging, dan kulitnya cenderung cokelat kehitaman. Aji dalam ingatannya terlihat layaknya anak laki-laki dekil dan menyedihkan.

Aji memang terkenal pintar, dia juga berasal dari keluarga kaya, walau tidak pernah mengatakannya pada siapa pun selain Daraโ€”karena Dara pernah dibawa pulang untuk dikenalkan pada ayah dan ibunya setelah mereka resmi pacaran.

Penampilan Aji ke sekolah selalu biasa saja. Dia naik sepeda tua yang terlihat layaknya rongsokan yang dipungut dari ujung gang. Dara tidak mengerti, kenapa Aji tidak bersikap layaknya anak orang kaya pada umumnya. Aji lebih terlihat sama seperti Dara yang memang hidup sederhana. Alasan itu pula yang membuat Dara mau menerima cintanya tanpa berpikir dua kali, karena berpikir Aji sama seperti dirinya.

Jujur, saat pertama kali Aji mengenalkannya pada kedua orang tuanya. Dara agak terkejut, dia merasa minder, sekaligus takut. Lalu, dua tahun kemudian, saat Aji mengatakan akan melanjutkan kuliah di luar negeri, pikirannya sangat kalut, dan satu-satunya jawaban untuk menenangkan semua ketakutan di dalam hatinya hanyalah putus.

Dia memutuskan hubungan itu secara sepihak. Melepaskan laki-laki yang begitu baik padanya, terlalu baik untuknya, dan ia mulai hidup dalam rasa bersalah karena telah menyakiti hati orang yang terlihat begitu tulus mencintainya.

Dara mendesah kasar. Kalau memang Aji dan Galih adalah orang yang sama. Bagaimana bisa dia berubah sedrastis ini? Bagaimana hidup benar-benar serasa tidak adil sekali untuknya?

Ketika setiap malam dia sibuk memikirkan sang mantan, bagaimana kabarnya setelah kejadian itu, dan bagaimana keadaannya sekarang. Merenung setiap malam dengan rasa bersalah yang menyesakkan.

Sedangkan orang itu, kini menjadi pria tampan, gagah, dengan kulit wajah bersih, dan otot-otot panas yang tampak menggiurkan walaupun masih terbungkus pakaian. Hilang sudah mantan kekasihnya yang kurus kerempeng dan menyedihkan.

Atau sebenarnya mereka memang dua orang yang berbeda?

Lalu, kenapa tadi Galih tampak begitu memperhatikannya?

Apa itu hanya anggapannya saja?

Atau ada orang lain yang bernama lengkap sama seperti mantan kekasihnya dan mereka tidak sengaja bertemu? Misal, seperti dia dan Dira yang bertemu di tempat yang sama, padahal mereka tidak saling mengenal sebelumnya?

Dara menganggap kemungkinan terakhir yang benar. Dia pun kembali menggiling memori, mengingat-ingat nama 'Galih Aji Prasetya' selain mantan kekasihnya.

Namun, Dara berani bersumpah, dia tidak pernah mengenal Aji kedua lainnya. Hanya ada satu Aji di hidupnya dan dia itu telah menjadi mantan kekasihnya.

"Kamu menghalangi jalan."

Kata-kata itu membuat Dara terlonjak, dia bahkan baru sadar telah berdiri di sana lebih lama dari seharusnya. Dara melirik teman-temannya yang sudah berada di balik kubikel masing-masing dengan kepala melongok ingin tahu ke arah mereka.

"Maaf, Pak, saya akan kembali bekerja sekarang juga."

Dara menunduk setelah memamerkan senyum andalan miliknya. Dia sudah melangkah menuju kubikelnya saat Galih bicara, "Jangan terlalu sering tersenyum pada saya. Asal kamu tahu saja, senyumanmu terlihat mengerikan bagi saya."

"Baik, Pak Aji." Dara tidak sengaja memanggilnya begitu, tapi raut mengeras yang terpampang di depan wajahnya membuatnya membatu.

"Jangan pernah memanggil saya dengan nama tengah saya, kamu mengerti?" Suaranya terdengar tajam dan dingin. Rahangnya mengeras, giginya bergemeletuk cukup keras, dan Dara benar-benar merasa takut padanya sekarang.

Dara hanya bisa mengangguk-angguk dan berlari menjauh secepat yang ia bisa.

Entah Aji atau Galih adalah orang yang sama atau tidak, tapi Dara tidak mengenal orang ini!

Galih tampak lebih menyeramkan dan menakutkan. Dia sangat berbeda dengan Aji yang begitu lembut dan penyayang dalam ingatannya.

Mereka pasti dua orang yang berbeda!

Kalaupun memang sama, anggap saja Galih ini adalah kembaran Aji yang sifatnya sangat berkebalikan dengan mantannya. Karena Aji yang dia ingat begitu baik layaknya malaikat, jadi mustahil mereka orang yang sama, kan?

Tidak juga ..., batinnya

Dan Dara ingin menangis, karena perubahan drastis yang terjadi pada mantan kekasihnya.

Apa jangan-jangan dia berubah seperti ini karena Dara pelakunya? Jika hal itu benar-benar mungkin, Dara harus meminta maaf padanya setelah ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status