Home / Rumah Tangga / Dek Ajeng & Mas Abim / Kedatangan orang tua Ajeng

Share

Kedatangan orang tua Ajeng

Author: Ceeri
last update Last Updated: 2025-04-08 23:29:01
•• ༻❁༺ ••

Pagi yang tampak sibuk di hari ini. Pukul sembilan tepat Ajeng dan Mumu baru saja kembali dari berbelanja bahan baku pembuatan kue. Seluruhnya diletakkan di permukaan meja untuk dirapikan ke tempat-tempat penyimpanan yang semestinya. "Kamar tamu di atas jadi kamu bersihin?" Sembari menyortir barang-barang beliannya, Ajeng pun bertanya.

"Udah, Bu."

"Dua-duanya 'kan?"

"Saya juga mengubah tatanan barang-barangnya seperti yang Ibu bilang."

"Iya, kamar yang itu rencananya untuk ditempati Kak Juna. Semuanya harus keliatan serasi dan nyambung. Sisi perfeksionisnya itu terkadang bikin repot. Tapi, di baliknya dia cukup tenang dan sangat menghargai usaha orang lain. Makasih ya, Mu. Akhir pekan aku kasih bonus."

"Enggak usah, Bu. Apa yang Ibu perintahkan memang merupakan bagian dari tugas saya."

"Jangan sungkan begitu! Kamu kerja sama aku hampir dua tahun 'kan? Seharusnya bisa lebih leluasa. Aku suka kepribadian dan cara kerja kamu, Mu."

"Saya juga senang kerja di sini
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Kesepakatan di antara pasutri

    •• ༻❁༺ ••"Enggak kebas apa, Dek? Lumayan bengkak ini kakinya." "Baru terasa sekarang, Mas. Tadinya aman-aman aja." "Ini Adek mesti stop terima orderan kue. Mas takut kalau dipaksa jalan atau bergerak banyak, malah dampaknya makin enggak enak ke Adek. Libur dulu ya bikin-bikin kuenya?" "Sayang, Mas. Menjelang Ramadhan begini justru bakal banjir pesanan. Adek memang belum buka orderannya. Tapi, info dari Olivia kemarin, banyak kenalan juga tetangga dia yang rencananya mau coba kue buatan Adek--menurut Mas bagaimana? Masa kesempatan baik seperti ini dilepas?!" Tetap dengan penuh perhitungan tangan Abimana mengurut betis ke tapak tungkai Ajeng. Obrolan tak pula mengusik konsentrasinya terhadap bengkak yang tampak di punggung kaki istrinya tersebut. "Mas mengingatkan Adek pun bukan tanpa alasan. Kakinya mulai bengkak. Pasti sakit dibawa mondar-mandir. Minimal mengurangi aktivitas yang memakan waktu lama biar enggak menjadi-jadi bengkaknya. Udah ada ibu dan ayah di rumah buat teman c

    Last Updated : 2025-04-09
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Kemesraan pagi di tengah keluarga

    •• ༻❁༺ ••"Mas, apaan sih?! Masih pagi begini juga.""Kenapa, Dek? Mas lagi enak-enaknya tidur kok malah diomeli?" "Tidur ya tidur aja, tangannya mas ini loh! Jangan merayap ke mana-mana. Geli, tau!" "Itu refleks, sayang. Saking lelapnya, di dalam tidur pun ada adek si samping Mas. Jadi, mimpi pun terasa nyata."Sejoli ini bahkan tidak sadar bahwa kini waktu menunjukkan sudah lewat pukul setengah delapan. Sementara, jemari Abimana secara naluriah meraba titik sensitif di bagian dada istrinya. Dia pura-pura tidak memahami kekesalan Ajeng, meski tindakannya jelas-jelas mengarah ke tujuan intim. Dia ingin mengecap pagi dengan sedikit sentuhan mesra."Ya memang fakta 'kan? Singkirkan tangan, Mas! Adek mau bangun. Enggak tau sekarang jam berapa, takutnya kesiangan. Adek belum siapkan sarapan untuk kita. Ada ayah ibu juga, kasian mereka kalau makannya telat. Biasanya di usia tua, asam lambung naik lebih cepat. Bisa merembet ke segala penyakit nantinya. Apalagi, ibu langsung pusing kalau m

    Last Updated : 2025-04-10
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Kemesraan di tengah keluarga bag II

    •• ༻❁༺ ••Sore ini mereka semua duduk bercengkerama di teras belakang. Ada kolam ikan koi yang di desain layaknya berada di alam liar dengan aliran air terjun setinggi dua meter. Di sekitar kolam dihiasi beragam tumbuhan paku-pakuan dan talas. Ajeng dan Abimana menyukai panorama asri demikian, kendati mereka membutuhkan tenaga tambahan dalam mengurus kolam tersebut agar tetap terjaga kebersihannya. Satu cerek sirup melon dingin pun menjadi penyegar dahaga, seraya menunggu camilan yang sedang dibawa Abimana menuju perjalanan pulang. "Nak, tadi sudah disampaikan pisang krispinya pakai pulut?""Sudah, Bu. Ajeng ketik jelas-jelas, kok. Pisang krispi pakai pulut tiga porsi buat Ibu, Ayah dan Mumu. Ajeng juga pesan tahu isi sama martabak telur. Lagi kangen makan yang gurih-gurih pedas. Itu sambil dicocol sambal enak banget, Bu." "Jangan banyak-banyak, Nak! Ingat, kamu enggak begitu serasi makan makanan pedas." "Iya, Bu. Ajeng enggak bakalan lupa, Kok. Paling banyak Ajeng makan tiga dan s

    Last Updated : 2025-04-11
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Arjuna Eka Angga

    •• ༻❁༺ ••"Ini kenapa jadi sempit, sih? Minggu lalu 'kan baru aku pakai dan masih nyaman juga." Agaknya kemeja yang ingin dikenakan Ajeng tak lagi muat di badannya. Ajeng berencana tampil sebagus mungkin di hadapan kakak dan kakak iparnya. Terlebih dia paham betul segitu modis keduanya dalam berbusana. "Aduh, enggak bisa dikancing ..." Ajeng merengek dengan kelopak mata berkaca-kaca. Rasa rendah dan tidak percaya diri muncul dalam sekejap untuk merusak suasana hatinya. "Ada apa? Kok ngomel-ngomel sendirian, Dek?" Abimana keluar dari kamar mandi, sedang mengeringkan rambutnya menggunakan selembar handuk. Dia menghampiri Ajeng dan langsung berdiri di depan istrinya tersebut. "Bajunya kekecilan, Mas. Adek lagi kepingin banget pakai yang ini.""Masih ada yang lain, buat apa Adek menangis begitu cuma gara-gara baju?" Seraya memberi saran Abimana beringsut ke ranjang, mengambil pakaiannya untuk dikenakan. "Nanti ayah ibu menunggu, loh.""Adek bingung mau pakai yang mana. Di lemari isinya

    Last Updated : 2025-04-12
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Perubahan baik datang begitu saja

    •• ༻❁༺ ••Bunyi tubrukan sendok dan juga piring lirih meramaikan meja makan di waktu sarapan kali ini. Masih di sekitar bandara, mereka memutuskan untuk memilih salah satu restoran yang kerap ramai di jam-jam makan. Kendati, pada giliran mereka beruntung tempat itu tidak penuh seperti biasanya. "Jun, Ayah bersyukur perjalanan kalian lancar-lancar aja sampai ke sini. Gimana keadaan istrimu? Sedang hamil begitu, apa tidak mengalami mual sepanjang penerbangan.""Enggak, Yah. Walau ini kehamilan pertama, Alyssa enggak pernah menghadapi hal-hal aneh apalagi yang mengancam kesehatannya. Dia bahkan enggak ngerasain mual.""Wah, itu jarang terjadi. Kalau di sini masyarakat menyebutnya hamil kebo. Kadang ibu-ibu muda yang tengah hamil justru bisa sama sekali enggak mendapatkan kendala. Segala aktivitas jadi berlalu seperti orang-orang pada umumnya." Cahyani menyambung obrolan tersebut."Hamil kebo?!" Bunga Alyssa Chloe, menantu keluarga Wicaksono ini menyahut seketika. Tergiring rasa penasara

    Last Updated : 2025-04-13
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Hangout bareng kakak ipar

    •• ༻❁༺ ••Hari ini Ajeng berencana mengajak kakak iparnya berjalan-jalan ke mal terbesar di Jakarta. Mereka bisa berburu perlengkapan bayi yang lucu-lucu atau barangkali menikmati pijatan khusus bagi ibu hamil. Terdengar menyenangkan saat Ajeng mengutarakan niatnya. Raut Alyssa si ipar pun praktis berubah antusias. "Aku sudah lama sekali ingin memiliki teman yang bernasib sama denganku. Dan ternyata ini jauh lebih baik dari harapan—adik iparku sendiri." Di dalam mobil, keduanya mengisi perjalanan dengan beragam topik obrolan. "Agak terlambat. Tapi, aku senang bisa bertemu Kakak sekarang. Kalau dilihat-lihat kehamilanmu masih baru, ya? Perut kita sangat berbeda. Lihat saja bagaimana gendutnya aku ini dengan perut segini besar dan bulat." "Kamu salah. Biarpun enggak sebesar perutmu, kehamilanku ini sudah berusia tujuh bulan.""Benarkah?! Astaga!" Ajeng melotot heran, memperhatikan sekali lagi perut Alyssa yang memang hanya setengah ukuran perutnya. "Aku enggak mengira bulan persalin

    Last Updated : 2025-04-14
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Hangout bareng kakak ipar bag II

    •• ༻❁༺ •• Apalagi kalau bukan semangkuk baso?! Ajeng menyarankan suguhan itu kepada kakak iparnya dan Alyssa menyetujui dengan suka rela. Mereka duduk di gerai baso ternama di Ibu Kota. Gerai tersebut bahkan viral di sosial media. Tiada hari tanpa ramainya pengunjung, atau perlu sedikit kesabaran sampai pesanan bisa disajikan. Namun, situasi tersebut tiada pula menyurutkan niat Ajeng untuk mencicipi baso berbentuk gepeng itu. Dia memiliki pendukung di sisinya, Alyssa bersedia menemani dia tanpa keluhan. "Mirip bola daging, ya. Tapi, teksturnya beda. Ini kenyal, dan juga empuk. Saya belum pernah makan yang seperti ini." "Jadi, kakak suka enggak rasanya?" Ajeng bertanya usai dia menyeruput kuah basonya. "Ehm, yah ... rasanya nyaman saja dimakan. Kayak sup 'kan? Mungkin saya enggak akan keberatan buat makan ini seminggu dua kali." "Tadinya aku pikir Kak Juna udah pernah mengajak kakak makan makanan ini di Prancis. Soalnya dia sangat suka baso, Kak. Dulu, sebelum Kak Juna berangkat

    Last Updated : 2025-04-16
  • Dek Ajeng & Mas Abim   Sebuah fakta di balik sosok Arjuna Eka Angga

    Kamar hening kian senyap oleh suasana siang yang begitu tenang. Arjuna Eka Angga duduk diam di atas kasur, menghadap ke jendela bertutup tirai renda. Sikunya bertumpu di atas lutut dengan jemari menahan dahi. Gerangan beban apa yang sepertinya sungguh berat dia pikul. Nyatanya Arjuna tidak terlihat segitu senang. Di sini dia menumpahkan gulana itu kepada ruangan hampa. Kala dia tengadah, dapat terbaca luka yang menyedihkan. Arjuna meneteskan kepedihannya. "Jun ..." "Alyssa ..." Teguran lembut tadi tak pula mengakibatkan Arjuna panik, seolah tiada rahasia di antara mereka. "Kamu, okay? Sebelum aku pergi kamu masih baik-baik aja." "Nothing, you don't need to worry--gimana hangout tadi? Kamu happy?" "Lumayan. Adik kamu baik. Dia banyak omong sama aku. Aku rasa kita bakalan cepat akrab." "Bagus 'kan? Kamu jadi enggak perlu nethink lagi soal pergaulan di sini. Aku perhatiin juga kamu sendiri gembira pas bareng Ajeng." Alyssa sudah berada di samping Arjuna usai menaruh b

    Last Updated : 2025-04-18

Latest chapter

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Rahasia di dalam rahasia yang terbuka

    "Saya tau ini sudah jam pulang. Tapi, setelah kedatangan Diana tadi terpaksa saya panggil kamu untuk bicara."Abimana Abrisam tetap menyampaikan rasa sungkannya, walau Dimas tidak sama sekali memperlihatkan raut keberatan. Justru pria itu duduk di hadapan Abimana dengan raut yang bersahaja. "Bapak pasti punya alasan memanggil saya ke sini. Saya bisa memahaminya, Pak." "Tidak ada konfirmasi mengenai kemunculan dia. Saya jadi kaget." Dahi Abimana berkerut sambil dia menautkan kedua tangannya. "Saya memikirkan sesuatu yang tidak bisa saya katakan. Diana agak berbeda dari Diana yang kita hadapi sebelumnya.""Bu Diana berubah jadi apa, Pak? Apa selama ini Bu Diana bukan manusia?" Dimas tidak berniat bergurau, tapi pernyataan sekian meluncur begitu mudah dari belah bibirnya. "Saya tidak bercanda. Dia seperti—ah, sudahlah. Lupakan aja!" Kini, giliran Dimas yang mengernyit sebab tidak mendapatkan informasi yang jelas. "Saya harus apa, Pak?" Kontan Abimana menengadah, mengamati Dimas yang

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Adakalanya sesuatu lebih baik disembunyikan

    "Daripada Kakak sedih-sedih begitu, boleh enggak aku minta tolong mengupaskan buah?""Tumben enggak bikin kopi, Nak?" Cahyani seketika menangkap pernyataan putrinya barusan."Es buahnya buat kita semua, Bu. Ajeng kepingin mencampurkan madu ke dalam airnya, enggak usah pakai gula. Kopi 'kan untuk Mas Abim. Tapi, kayaknya dia juga bakal pilih es buah. Soalnya cuaca gerah-gerah berangin begini cocok banget minum yang dingin-dingin sambil makan yang manis-manis." Alyssa mengangguk di saat Cahyani berbalik ke belakang guna mengambil keranjang buah dari dalam kulkas. "Kasih tahu Alyssa buah apa yang perlu dia kupas." Cahyani menyambung lagi."Ehm, apa ya ... kalau semuanya pasti kebanyakan. Oh, kalau begitu pilih buah yang gampang dikupas atau dibersihkan. Anggur, stroberi, jeruk, apel sama kurmanya masukin, Kak.""Masukin?""Ke sini aja maksudnya." Ajeng memindahkan wadah mangkuk kaca yang besar ke hadapan Alyssa. "Ini buahnya dicuci Mumu, Kak Alyssa hanya mengupas aja. Nanti biar aku ya

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Melalui bahasa kejujuran, kehangatan pun terjalin

    Seorang office boy menurunkan dua cangkir kopi ke permukaan meja. Alvian Lim masih di situ, berbincang-bincang dengan Abimana mengenai projek perusahaan juga rencana liburan mereka. Karier Alvian Lim di bidang periklanan patut diapresiasi. Ide-idenya kerap brilian, mengikuti perkembangan zaman dan selera pasar. Maka dari itu, banyak pebisnis senior maupun dari kalangan pemula memilih untuk memakai jasanya. Salah satunya tentu saja Abimana Abrisam. Pria ini justru dari kapan waktu hendak bekerjasama dengan teman lamanya itu, meski padatnya daftar di dalam buku kerja Alvian Lim menyebabkan Abimana butuh menunggu hingga tiga tahun. "Ajeng masih harus menunggu reaksi ayah dan ibu, Vin. Aku enggak bisa memutuskan sepihak, walau sebenarnya aku yakin ayah ibu pasti mengerti. Cuma, pikiran aku ke Ajeng. Kalau dia belum benar-benar siap atau rela, mungkin rencana pindah ke Kalimantan bakal tertunda sampai dia bersedia.""Moodnya juga pasti naik turun. Maklum ajalah, Bro. Ibu hamil gampang str

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Obrolan berkasih melalui Video Call

    Sembari menganalisa laporan yang dikirim dari Kalimantan, Abimana Abrisam juga sedang mengobrol dengan istrinya melalui Video Call. Padahal pagi tadi pun mereka mencuri-curi waktu dan situasi untuk bermesraan. Namun, seakan jarak rumah ke perusahaan merupakan kilometer panjang, Abimana sering merasakan kerinduan yang menyiksa pikirannya. "Dek, Mas pulang aja deh, ya. Kita pergi kek ke mana. Atau mau check in hotel enggak, sayang? Yang kolam renangnya privat. Kayaknya asyik sekali, serasa kita bulan madu lagi." "Mas, jangan ngaco ih! Ada Kak Juna di rumah, kok malah kamu mau kelayapan." "Biar bebas, sayang. Soalnya Mas jadi sungkan mau dekat-dekat sama Adek. Entar disangka enggak tau adat dan sopan santun." "Bukannya ada Kak Juna atau enggak, Mas tetap aja menempel ke Adek? Buktinya pas sarapan tadi Mas minta disuapin. Diliatin Kak Juna dan Kak Alyssa juga Mas enggak peduli tuh." "Hehe, biarin ah! Mau dikata norak juga Mas bodo amat, Dek. Mas udah telanjur kecintaan dengan y

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Berbincang dari hati ke hati adalah sebuah solusi

    "Kak Juna, aku enggak tau kalian berdua ada masalah apa. Tapi, Kak ... Ajeng ngerti banget menangis adalah batas dari kesabaran emosi seseorang. Entah kesedihan, marah, kecewa, apapun itu bukanlah sesuatu yang baik untuk dipendam. Dengan kondisi Kak Alyssa yang juga sedang hamil, reaksi emosional berlebihan bisa mengganggu perkembangan pada otak janin. Please, Kak ... buat sementara waktu Kakak yang harus lebih banyak bersabar. Suasana hati wanita hamil enggak ketebak, Kak. Terkadang kita bisa tiba-tiba aja ngerasa seperti orang yang paling malang atau kek yang udah cape banget menghadapi hidup." Arjuna dan Alyssa serempak bungkam, masing-masing memandang ke arah berlainan juga perasaan yang kontras. Arjuna menyadari jantungnya berdebar kencang. Terselip bangga saat mendengar segitu luas pemahaman adiknya sekarang. "Aku mau keluar. Kamu di sini dulu temani Alyssa, ya. Aku pasti balik lagi kalau semuanya udah lebih dingin.""Jangan lama-lama ya, Kak. Kasihan Kak Alyssa. Ajeng juga ha

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Dua sisi di antara Arjuna san Alyssa

    Pulang ke Indonesia merupakan keputusan tunggal oleh Arjuna Eka Angga setelah dia melewati minggu-minggu untuk pertimbangan matang. Dia tak lagi merasa cocok bekerjasama dengan rekan-rekan maupun agensinya di Prancis. Maka dari itu, berangkat ke negara asalnya menjadi pilihan paling bijak menurut dia. Daripada harus terpaksa melibatkan diri ke dalam suasana lingkungan kerja yang tiada selaras. Namun, tentu semuanya itu bukan hanya tentang dia dan kenyamanannya. Setelah menikah, segala hal dalam kehidupan akan selalu berkaitan dengan pasangan. Mustahil Arjuna mengabaikan begitu saja opini Alyssa Chloe selaku istrinya. Lebih dari siapapun, wanita tersebut sudah sangat tahu seluk beluk personal dia, termasuk bagian terkelam. Alyssa hafal siapa/bagaimana ayah dan ibu Arjuna di Indonesia, tahu jika kedua paruh baya ini adalah keluarga angkat; sepasang suami istri yang mengambil Arjuna dari panti asuhan. Rahasia Laksmana Cahyani pun turut diketahui Alyssa, menyangkut status Arjuna. Sampa

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Sebuah fakta di balik sosok Arjuna Eka Angga

    Kamar hening kian senyap oleh suasana siang yang begitu tenang. Arjuna Eka Angga duduk diam di atas kasur, menghadap ke jendela bertutup tirai renda. Sikunya bertumpu di atas lutut dengan jemari menahan dahi. Gerangan beban apa yang sepertinya sungguh berat dia pikul. Nyatanya Arjuna tidak terlihat segitu senang. Di sini dia menumpahkan gulana itu kepada ruangan hampa. Kala dia tengadah, dapat terbaca luka yang menyedihkan. Arjuna meneteskan kepedihannya. "Jun ..." "Alyssa ..." Teguran lembut tadi tak pula mengakibatkan Arjuna panik, seolah tiada rahasia di antara mereka. "Kamu, okay? Sebelum aku pergi kamu masih baik-baik aja." "Nothing, you don't need to worry--gimana hangout tadi? Kamu happy?" "Lumayan. Adik kamu baik. Dia banyak omong sama aku. Aku rasa kita bakalan cepat akrab." "Bagus 'kan? Kamu jadi enggak perlu nethink lagi soal pergaulan di sini. Aku perhatiin juga kamu sendiri gembira pas bareng Ajeng." Alyssa sudah berada di samping Arjuna usai menaruh b

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Hangout bareng kakak ipar bag II

    •• ༻❁༺ •• Apalagi kalau bukan semangkuk baso?! Ajeng menyarankan suguhan itu kepada kakak iparnya dan Alyssa menyetujui dengan suka rela. Mereka duduk di gerai baso ternama di Ibu Kota. Gerai tersebut bahkan viral di sosial media. Tiada hari tanpa ramainya pengunjung, atau perlu sedikit kesabaran sampai pesanan bisa disajikan. Namun, situasi tersebut tiada pula menyurutkan niat Ajeng untuk mencicipi baso berbentuk gepeng itu. Dia memiliki pendukung di sisinya, Alyssa bersedia menemani dia tanpa keluhan. "Mirip bola daging, ya. Tapi, teksturnya beda. Ini kenyal, dan juga empuk. Saya belum pernah makan yang seperti ini." "Jadi, kakak suka enggak rasanya?" Ajeng bertanya usai dia menyeruput kuah basonya. "Ehm, yah ... rasanya nyaman saja dimakan. Kayak sup 'kan? Mungkin saya enggak akan keberatan buat makan ini seminggu dua kali." "Tadinya aku pikir Kak Juna udah pernah mengajak kakak makan makanan ini di Prancis. Soalnya dia sangat suka baso, Kak. Dulu, sebelum Kak Juna berangkat

  • Dek Ajeng & Mas Abim   Hangout bareng kakak ipar

    •• ༻❁༺ ••Hari ini Ajeng berencana mengajak kakak iparnya berjalan-jalan ke mal terbesar di Jakarta. Mereka bisa berburu perlengkapan bayi yang lucu-lucu atau barangkali menikmati pijatan khusus bagi ibu hamil. Terdengar menyenangkan saat Ajeng mengutarakan niatnya. Raut Alyssa si ipar pun praktis berubah antusias. "Aku sudah lama sekali ingin memiliki teman yang bernasib sama denganku. Dan ternyata ini jauh lebih baik dari harapan—adik iparku sendiri." Di dalam mobil, keduanya mengisi perjalanan dengan beragam topik obrolan. "Agak terlambat. Tapi, aku senang bisa bertemu Kakak sekarang. Kalau dilihat-lihat kehamilanmu masih baru, ya? Perut kita sangat berbeda. Lihat saja bagaimana gendutnya aku ini dengan perut segini besar dan bulat." "Kamu salah. Biarpun enggak sebesar perutmu, kehamilanku ini sudah berusia tujuh bulan.""Benarkah?! Astaga!" Ajeng melotot heran, memperhatikan sekali lagi perut Alyssa yang memang hanya setengah ukuran perutnya. "Aku enggak mengira bulan persalin

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status