Share

4. Aku suka kamu

3

Saat menemui teman-teman Adit, tangan kiri Za memegang baju Adit tanpa sedikitpun berniat untuk melepasnya, sedang tangan kanannya bersalaman dengan teman-teman Adit. Mengetahui hal itu, setelah berjabat tangan dengan semua temannya, Adit menggenggam tangan kiri Za untuk lebih menenangkan gadis itu.

“Nggak lama-lama ya di sini...” bisik Za sambil mendaratkan pantatnya di sofa.

Adit mengangguk mengiyakan ucapan Za sambil lebih mempererat genggaman tangannya. Ia memahami bahwa gadis yang diajaknya itu tidak nyaman berada di tempat seperti itu.

“Lu minum apa, Dit?” tanya Andre.

“Pokoknya gue dan cewek gue yang non alkohol...” jawab Adit.

“Yaa, nggak seru lah itu masa minuman apa kek gitu. Dikit aja nggak papa ya...” bujuk Natalie teman dekat cewek satu-satunya selain Za.

Adit tetap menggelengkan kepalanya sambil mengangkat tangannya tanda menolak bujukan Natalie. Meski semua kawan-kawannya menertawakannya, namun Adit tetap mencoba menolak ajakan kawannya itu demi Za.

“Oke, oke... Gue bilangin dulu ya... “ ucap Andre kemudian meninggalkan teman-temannya itu.

Tak perlu waktu lama Andre membawakan dua minuman dan memberikannya pada Adit dan Za. Adit sedikit curiga dengan apa yang di bawa oleh temannya itu. Sambil menerima minuman Adit mengerutkan dahinya tanda mempertanyakan minuman yang ia terima.

“Tenang bro... aman sesuai request lu tadi.” Ucap Andre sambil menyunggingkan bibirnya.

Tanpa rasa curiga Za segera meminumnya setengah. Sedang adit hanya mencoba minuman itu sedikit lalu meletakkannya di atas meja.

Mereka mengobrol bersama teman-teman yang lain. Saling menceritakan kesibukan masing-masing dan nostalgia masa di mana mereka menimba ilmu bersama.

Tidak ada hal aneh yang terjadi diantara mereka semua. Justru Natalie yang terlihat mulai mabuk karena terlalu banyak minum minuman beralkohol. Iya meskipun Natalie wanita tapi ia sudah akrab dengan dunia malam. Teman-temannya itu sering mengajaknya ke club. Namun meski natalie mabuk hingga tak sadarkan diri, teman-temannya yang semuanya laki-laki itu tidak pernah melakukan hal yang tidak senonoh kepadanya. Mereka selalu menjaga Natalie.

Adit pun juga sebelumnya kerap berkumpul bersama teman-temannya itu di klub malam. Namun jarang sekali adit minum minuman beralkohol hingga mabuk berat. Pernah dirinya mabuk berat karena baru saja diputus oleh kekasihnya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengganti kontak lensa minusnya dengan kacamata lebar yang sering dipakai nya. Dia berharap dapat menemukan orang yang benar-benar mencintainya apa adanya. Namun belum sampai menemukan orang seperti harapannya justru ia sudah terlanjur tertarik dan menaruh hati pada junior nya yang saat ini menemaninya.

“Za, minummu habis. Mau nambah?” tanya Adit pada Za yang tengah memegangi kepalanya.

“Boleh, tapi dikit aja. Sepertinya aku ngantuk, kepalaku terasa berat.” Jawab Za sambil memegang kepalanya.

“Bro, minumnya satu lagi ya...”

pinta Adit pada Andre.

“Oke.” Jawab Andre.

“Gue juga mau lagi dong. Gue mau ngilangin pusing, satu botol lagi ya Ndre...” ucap Natalie setengah sadar.

“Lu udah mabuk Lie... nggak ada yang bisa nganterin lu pulang. “ suara Danar mengingatkan.

“Kalau kalian nggak ada yang bisa anterin, gue nanti mau naik ojek, mobil gua... gua tinggal di sini. Kemarin pas gue sama dia, pas gue di putusin gue juga pulang sendiri. Dia mah nggak peduli sama gue. Kalian juga pada nggak peduli sama gua? Kalau kalian nggak ada yang peduli, gue mau bareng sama Adit dan pacarnya. Tenang Dit, gue Cuma numpang nggak ganggu kok...” jawab Natalie panjang lebar dengan senyum aneh.

“Udah mabuk dia...” ucap Danar.

“Siapa bilang gue mabuk? Gue itu enggak mabuk, masih sadar.” Bantah Natalie dengan mencoba mengembalikan kesadarannya.

“ Eh, itu si Doni brengsek ninggalin gue setelah dia dapat banyak dari gue. Anjing emang itu cowok, dia sekarang mau nikahin janda anak satu dan ninggalin gue. Karena tuh janda lebih tajir dari gue. Duit gue udah habis sama cowok brengsek itu. Tapi... tapi lebih sakitnya lagi, karena gue udah terlanjur sayang sama dia. Bego emang gue...” cerocos Natalie dengan diakhiri tangisan sambil memeluk Adit yang duduknya paling dekat dengannya.

Adit yang kaget tiba-tiba dipeluk oleh Natalie seketika langsung melihat ke arah Za. Sedang Za yang melihat hal itu tiba-tiba melepaskan pelukan natalie dari Adit dengan kasar. Natalie tak terima dan menjambak rambut Za. Keduanya kini saling serang karena Za juga tak tinggal diam saat dijambak. Segera Adit dan yang lain melerai mereka.

“Eh, dasar ya... Lu pikir, elu siapa berani sama gue?” tantang Natalie.

“Kamu ngapain peluk-peluk mas Adit? Kegatelan amat sih...” Jawab Za penuh emosi.

“Suka-suka gue lah mau peluk siapa, Adit diam juga. Lah, lu cewek aneh... Sama anehnya sama mantan gue. Dasar lu ya, coba elu di posisi gue pasti lu lebih gila dari gue. “ Natalie mulai berbicara di luar kendalinya lagi sambil menangis.

Natalie lalu ditenangkan oleh Hendri. Sedang Adit mendekati Za dan mencoba menenangkannya.

“Za...” ucap Adit sambil menepuk pundak Za perlahan.

“Mas Adit dipeluk-peluk gitu menikmati banget.” Ucap Za kesal dengan mencoba menahan rasa pusing di kepalanya.

“Maksud kamu apa?”

“Iya, mas Adit suka banget ya di peluk begitu? Mas Adit itu sebenarnya apa sih, baik sama aku. Baik bangettt... Tapi kenapa mas Adit malah diem aja pas dipeluk-peluk.... Dasar cowok!!! Semua begitu...” racau Za yang saat itu ternyata mulai mabuk.

“Za, kamu mabuk... “ kata Adit gelisah.

“Aku gak pernah mabuk, aku wanita baik-baik. Mana mungkin aku mabuk, aaahhh mas Adit gak jelas...” Za berdiri dengan sempoyongan karena rasa pusing.

“Eh, lu kasih dia minum apa?” tanya Adit pada Andre dengan nada kesal.

“Sorry bro, gua campurin dikit tadi. “ jawab Andre dengan wajah bersalah sedang Adit terlihat kesal dengan pengakuan Andre.

“Gak usah ribut Dit... Lu pernah cerita ke gue tentang cewek. Dia kan yang lu maksud?” Tanya Danar yang hanya dijawab dengan tatapan kesal yang tertinggal di matanya.

“Dengan begini lu bisa tahu gimana perasaan dia ...” lanjut Danar untuk menghalau kemarahan Adit pada Andre.

“Za, kita pulang... Tempat ini gak baik buat kamu...” ajak Adit sambil mengambil tas milik Za yang tergeletak di sofa.

“Ayo Za...” ucap Adit kemudian memapah Za untuk pergi.

“Mas Adit... Kamu itu ganteng begini deh... Tapi pakai jengkol itu, kamu juga lucu. Pakai itu kamu aman mas... Hehehe... Mas Adit .... “ racau Za sambil beranjak pergi mengikuti langkah Adit yang mengajaknya meninggalkan tempat itu.

“Mas Adit.... Aku sayang sama kam....” Ucapan Za itu berhasil membut Adit berhenti dan menatap wajah Za lekat.

“ Ah, nunggu kamu bilang suka nggak mungkin... Jadi udahlah... Aku juga nggak akan berharap banyak... Kamu pasti nggak suka sama aku... Hihihi... Aku aja yang sok pede.” Ucap Za ngelantur sambil tertawa linglung.

“Za... Kamu suka sama aku?” tanya Adit tak percaya sambil menatap wajah Za yang sudah tak sadarkan diri.

“Za... Za....” ucap Adit sambil menepuk-nepuk pipi Za berharap ia sadar.

“Dia udah nggak sadar lagi Dit... Sorry, Dit.. Gue rekam tadi. Ntar gue kirim ke nomor lu.” Ucap Andre.

Mendengar ucapan Andre membuat Adit tak menyangka hingga dengan kejadian itu. Tanpa disadari matanya terbuka lebih lebar dari biasanya, Adit benar-benar terkejut dengan pengakuan Za meski dalam keadaan mabuk.

“Udah, antar dia pulang sekarang!! Besok baru lu tanya lagi. Sorry, gue penasaran ma cewek ini makanya gue kasih campuran dikit minumnya. Biar lu gak jomblo lagi bro...” lanjutan Andre sambil menepuk pundak Adit perlahan dan tatapan hangatnya.

Tanpa menjawab Adit segera menggendong Za ala bridal style menuju ke dalam mobilnya. Dengan rasa bahagia karena ternyata Za juga mencintainya, Adit lebih semangat untuk mengantarkan Za pulang ke kostnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status