Share

Vidio

Arya tiba di rumah keluarga Bimantara terlihat banyaknya pelayat yang datang memenuhi rumah besar itu, Aryo adalah sosok yang supel dan ramah, di dunia bisnis yang di gelutinyapun  dia terkenal dengan sosok yang pintar dalam memilih bidang yang hendak di jalankannya.

Arya masuk ke dalam rumah megah itu, sanak keluarga dan semua yang hadir menatap Arya yang baru saja melangkah masuk, langkah tegas Arya membuat keheningan di ruangan tersebut hanya ada suara tangis mama Sandra dan tante Melisa ibu dari Lily.

Keduanya tetap disandingkan bersama, kedua keluarga sepakat melakukan itu, mengingat kedua sejoli itu begitu saling mencintai, Arya menatap mamanya yang setia duduk di samping jenazah Aryo, sedang Ai anak semata wayang Aryo dia menangis di samping jenazah mamanya Lily di temani tante Melisa ibu kandung Lily.

Arya mendekat pada mamanya dan menyentuh pundak wanita yang telah melahirkannya itu, "Ma".

Mama Sandra berbalik dan menatap putra sulungnya yang saat ini masih mengenakan pakaian kebanggaannya. 

"Sayang, hiks hiks lihatlah adikmu dia telah meninggalkan kita, anak nakal ini telah pergi untuk selamanya." ucap mama Sandra yang menangis tersedu di pelukan putranya mengadukan kesedihannya.

Arya mengelus punggung sang mama berharap hal tersebut sedikit mengurangi beban kesedihannya. Ai menatap wajah yang sama persis seperti papanya meski jarang bertemu karna Arya akan pulang setahun sekali, tapi Ai tau jika papanya memiliki saudara kembar.

Ai berjalan menghampiri Arya, dan dia menyentuh wajah Arya, Arya yang mendapat sentuhan lembut di wajahnya menatap tangan mungil yang masih bertengger di pipinya itu.

Tatapan mata Arya tertuju pada Ai, Ai yang di tatap segera memeluk tubuh yang mirip dengan papanya itu, mengeratkan tangan mungilnya pada leher Arya dia takut, takut untuk melepaskan pegangan tangannya.

"Papi, kenapa papa dan mama diam saja? Kenapa badan mereka dingin? Papi, apa papa dan mama tidak sayang Ai? Suruh mereka bicara! Ai janji akan menjadi anak yang baik, Ai janji tidak akan nakal! Ai janji akan jadi anak yang pintar! Ayo papi cepat bujuk mereka!" ucap polos Ai pada Arya yang biasa di panggilnya dengan sebutan papi.

Semua yang mendengar ungkapan gadis mungil itu semakin menangis bagaimana tidak dia berpikir bahwa papa dan mamanya hanya sedang marah padanya. Arya menenggelamkan wajah Ai di pelukannya. Airmata menetes di pipi Arya sambil menatap wajah Aryo saudaranya itu.

Papa A*i dan pak Liam menenangkan istri masing-masing, Liam adalah papa kandung dari Lily istri Aryo dia keturunan tionghua.

Arya setia mendekap tubuh mungil Ai di pangkuannya tanpa banyak bicara dia memegang pipi Aryo yang takkan pernah di lihatnya lagi, takkan pernah ada lagi yang mengusilinya jika dia kembali kerumah sepulang dari tugas Negara.

"Aryo aku janji akan menemukan orang yang telah membuatmu pergi dariku, aku janji akan menjaga satu-satunya bagian dari dirimu, Ai akan menjadi putriku, aku akan melindunginya dengan nyawaku!" gumam Arya dalam hati.

Jenazah bersiap di mandikan dan di kafani setelahnya akan di sholatkan. Arya memeluk Ai dan sang mama, dua wanita yang di cintai Arya saat ini.

"Papi, apa papa dan mama tidak akan ada lagi untuk Ai, tadi Ai dengar jika Ai tidak punya orang tua lagi, mereka bilang Ai anak yatim." ucap polos Ai

Arya berusaha tetap tegar dia melepas pelukannya pada sang mama dan menangkup wajah mungil Ai. "Ai sayang, papa dan mama akan selalu ada di dekat Ai, mereka akan ada disini!" tunjuk Arya pada dada Ai.

"Papi janji akan selalu ada untuk Ai, kita akan bermain dan belajar bersama!" kata Arya.

"Janji"

"Papi janji sayang"

Dua jam berlalu jenazah siap di berangkatkan ke pemakaman, semua keluarga dan tetangga menghantarkan jenazah Aryo dan Lily ke tempat peristirahatan terakhir. Lantunan do'a di panjatkan begitu pemakaman selesai di laksanakan. Mereka masih menangisi kepergian keduanya yang secara mendadak.

"Papi kenapa papa dan mama di dalam tanah?" 

Bocah polos itu masih belum memahami apa yang telah terjadi saat ini dia hanya tau jika orang tuanya di masukkan ke dalam tanah.

Arya bingung menjawab pertanyaan dari keponakannya itu. Jadi dia mengalihkan pembicaraannya, "Ai sayang sekarang kita pulang ya, Ai capekkan?" 

"Iya papi Ai capek"

"Baiklah kita pulang sekarang ya". Seluruh keluatga kembali ke rumah, Arya menemui sang papa yang masih terduduk di sofa. "Pa mana barang-barang peninggalan Aryo yang di temukan di TKP." tanya Arya.

"Ada di kamar papa, ambillah papa juga belum memeriksanya." jawab papa A*i.

Arya masuk kedalam kamar orang tuanya dan menemukan setumpuk barang yang masih di kemas di plastik putih. Arya membawanya keluar kamar orang tuanya menuju kamar pribadinya.

Disana Arya mengecek satu persatu, hingga Arya mencoba mengaktifkan hape dan membuka sandinya. Arya mencoba beberapa kali ternyata sandinya tanggal kelahiran putrinya Arlyana Bimantara atau yang biasa di panggil Ai.

Arya memeriksa satu persatu hingga dia menemukan sebuah vidio rekaman kejadian naas sebelum Aryo meninggal.

Flasback

"Ma, mama buat Vidio ya" 

"Iya pa buat kenang-kenangan" 

"Setelah pertemuan ini kita langsung pulang ya, Ngajak Ai jalan-jalan" kata Aryo

"Oke pa" hening sejenak tetapi Vidio itu masih tetap menyala mengarah ke jalanan di depan, "Pa itu mereka ngapain? Dor dor dor oh astaga pa mereka membunuh beberapa orang yang ada disana." seru Lily

Aryo memundurkan laju mobilnya dan hendak putar arah, tapi para penjahat itu melihat mobil yang di kendarain Aryo, mereka bergegas mengejar laju mobil Aryo. 

Dor dor mereka menembaki mobil Aryo, "Ma kamu masih merekam?" 

"Ya" ucap Lily ketakutan. "Arya jika aku tidak selamat aku titip putriku, sayangi dia sebagaimana anak kandungmu sendiri, aku titip mama dan papa jaga mereka, aku mengandalkanmu Arya." kata terakhir aryo sebelum mobil Arya terguling beberapa kali karna jatuh ke daerah yang miring.

"Ma kamu nggak apa-apa? ayo kita keluar" ucap Aryo pelan yang masih terdengar di rekaman vidio walau sudah tak menampakkan wajah mereka.

Para penjahat menghampiri mobil yang sudah hancur itu mereka melihat keadaan korbannya, "Dan mereka masih hidup apa yang harus kami lakukan?" ucap salah seorang penjahat.

Ntah apa yang di perintahkan tapi Aryo dan Lily tidak selamat dari peristiwa naas itu. kini hanya tinggal hasil otopsi yang dapat mengetahui penyebab tewasnya kedua suami istri itu.

Dari hasil yang di lihat Arya, dia harus menemukan orang yang di panggil "Dan"  juga Arya mengingat dengan jelas suara penjahat yang ada di tempat kejadian. itu saja sudah cukup untuk Arya mencari pembunuh adiknya serta iparnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status