Pesta Besar Tante ImeldaAwal Prahara BesarLaura terlihat begitu cantik dengan balutan gaun mewah berwarna merah, gaun tanpa lengan dengan model panjang di bagian bawah. Semakin memperlihatkan aura kecantikannya, di tambah lagi dengan make up menawan hasil polesan sang make-up artist ternama. Laura keluar dari kamarnya, berputar di hadapan Radit.“Bagaimana menurutmu, aku sudah terlihat cantik? Apa Vero akan melihatku?” tanya laura.“I-iya, lumayanlah,” ucap Radit.“Apa? lumayan, kau tahu Dit, aku menghabiskan satu jam lebih untuk mendapatkan riasan ini,” ucap Laura kesal seraya menyilangkan kedua tangan di depan dada.“Kau harus menambah sebuah senyuman, supaya terlihat lebih berwarna,” ucap Radit seraya tersenyum, lalu Laura mengulaskan senyum gigi sempurna.“Ayo kita berangkat, sebentar lagi pesta tante Imelda akan di mulai,” ucap Radit.“Baiklah, seperti rencana kita, aku akan membuat Vero mendatanggiku, lalu aku aku akan berpura pura mabuk, supaya aku bisa meracau habis habisan,
Ciuman DahsyatDi pesta besar tante Imelda yang diadakan di Graha Hotel, rencana Radit dan Laura berhasil, mereka memang ingin membakar api cemburu di hati Vero, untuk menumbuhkan benih benih cinta yang dilingkupi rasa penasaran. Setelah ini, permainan selanjutnya akan dimulai, semakin seru dan menyenangkan. Laura akan terus mempermainkan perasaan Vero, hingga semuanya berjalan seperti yang dia inginkan.Gemuruh tepuk tangan masih belum berhenti, mereka benar benar terpukau dengan tarian Laura dan Radit.“Wah, kalian memang luar biasa. Bagaimana kalian bisa menari sekompak itu? apa kalian sudah sering latihan,” tanya nyonya Anna.“Kami pernah berada di sekolah yang sama,” ucap Radit seraya tersenyum. Dia masih terlihat mengatur nafasnya, menari tentu membutuhkan tenaga dan usaha yang luar biasa.“Benarkah? kalian pernah sekolah di sekolah yang sama?” tanya tante Imelda yang tiba tiba menyahut.“I-iya tante, di Amerika,” ucap Radit gugup.“Bisnis? Kau ke Amerika untuk belajar bisnis pe
Kenangan sebuah ciuman pansRadit menggendong tubuh Laura di punggungnya, hingga masuk ke dalam kamar yang digunakannya untuk tidur. Radit meletakkan tubuh Laura ke tempat tidur, membenarkan posisinya, lalu menarik selimut hingga menutupi dada Laura. Radit terlihat mengamati wajah Laura, lalu dia duduk di pinggir tempat tidur Laura, semakin dekat mengamati wajah itu. Radit menyentuh rambut Laura, mengelusnya lembut.“Apapun yang kau alami hari ini, kau sudah melakukannya dengan baik, aku akan selalu ada di sisimu,” ucap radit, lalu dia berdiri dan berbalik, hendak meninggalkan Laura. Tiba tiba tangannya ditahan oleh sesuatu, Radit menoleh, ternyata tangan Laura menarik tangan Radit.“Kau mau ke mana?” tanya Laura, mendengar hal itu Radit kembali duduk di pinggir tempat tidur.“Kau mirip sekali dengan orang yang aku kenal, kau tahu, dia sangat tampan,” ucap Laura yang sepertinya masih dalam keadaan mabuk.“Istirahatlah,” ucap Radit.“Suaramu juga sangat mirip dengannya, suara yang merd
Sebuah Dendam Yang Penuh LukaVero duduk di meja kerjanya, kantor berlian grup, terlihat membaca sebuah berkas penting, lalu melemparnya ke meja.“Aku bisa gila,” gumam Vero.“Wanita itu sungguh membuatku tidak berdaya,” lanjutnya seraya meraih kertas kosong yang ada di depannya, meremasnya, lalu melemparnya jauh. Lemparan itu tepat mengenai sekretaris Mike yang tiba tiba masuk karna pintu tidak tertutup dengan benar.“Tu-tuan,” ucap sekretaris Mike.“Ada apa?” tanya Vero.“Baru saja nona Laura menghubungi saya tuan,” ucap sekretaris Mike.“Apa? Laura? Kenapa dia tidak langsung menghubungiku?” tanya Vero.“Saya kurang tahu tuan,” ucap sekretaris Mike.“Apa yang dia katakan?” tanya Vero penasaran.“Nona Laura mengundang tuan Vero untuk bertemu nanti malam di ocean blue,” ucap sekretaris Mik.“Apa? baiklah, kosongkan jadwalku,” ucap Vero.“Ta-tapi tuan, nanti malam kita sudah ada janji bertemu dengan sub kontraktor,” ucap sekretaris Mike.“Apa itu lebih penting daripada bertemu dengan L
Hotel Mariana Penuh CintaLaura sudah siap untuk pertemuannya, dia terlihat begitu cantik dengan dress warna putih dari bahan brokat, tanpa lengan, diatas lutut, lalu dia menutupnya dengan mantel hitam yang panjangnya dibawah lutut.“Kau terlihat sangat cantik,” ucap Radit ketika melihat Laura keluar dari kamarnya.“Benarkah? apa Vero akan melihatku?” tanya Laura.“Dia tidak akan berkedip sedikitpun,” ucap Radit.“Ya, akan aku pastikan dia membeli saham hotel itu, bagaimanapun caranya,” ucap Laura.“Kau akan bisa melakukannya, aku sudah menyiapkan semua berkas dan dia akan mendapatkan informasi mengenai hotel itu dengan mudah,” ucap Radit.“Kau bisa melakukannya?” tanya Laura.“Ya, aku bahkan memasang iklan khusus supaya Vero tertarik, kita harus bermain cantik dan itu sudah aku lakukan dengan cukup baik,” ucap Radit.Beberapa hari lalu, Radit sengaja menyebarkan rumor mengenai dirinya yang akan membeli saham di Mariana Hotel, dan memberikan saham itu sebagai hadiah pernikahan. Radit
Pelukan Penuh ArtiRadit membantu Laura tidur di tempat tidur, merapikan selimutnya, mengelus rambutnya, berusaha mentransfer ketenangan yang berselimut kasih. Radit tidak ingin melihat Laura menangis, benar benar tidak ingin.“Terimakasih,” ucap Laura.“Istirahatlah,” jawab Radit yang terlihat duduk di sebelah tempat tidur Laura.“Aku akan mengingat hari ini, sebagai hari yang indah, bersamamu,” ucap Laura.“Ya, ingatlah itu, pikirkan aku saja, tidak yang lain,” ucap Radit. Dia memberanikan diri untuk mengecup dahi Laura, dalam sebuah hubungan yang entah sebagai sahabat ataupun menyampaikan perasaan terpendam, Radit ingin memberikan kecupan itu. Laura tersenyum, dia merasakan kasih yang luar biasa dari diri Radit.Radit hendak beranjak pergi, Laura menarik tangan Radit, mendekatkan hingga ke wajahnya, menjatuhkan ciuman ke bibir Radit. Ciuman yang penuh perasaan, bukan hanya ciuman singkat, mereka benar benar larut dalam rasa. Radit mulai merasakan ada sedikit ruang di hati laura untu
Taktik PemanasanRadit dan sekretaris Nade masuk ke dalam gedung kantor utama Berlian grup, dia akan menemui Vero, tanpa membuat janji temu lebih dulu.“Saya sudah menghubungi sekretaris Mike, dia akan segera turun,” ucap sekretaris Nade.“Baiklah,” ucap Radit. Beberapa menit setelahnya sekretaris Mike terlihat berjalan cepat ke arah sekretaris Nade dan Radit.“Selamat siang tuan muda Radit,” sapa sekretaris Mike.“Kau sudah memberitahunya?” tanya sekretaris Nade dengan nada pelan.“Belum, dia pasti mau untuk bertemu,” ucap sekretaris Mike.“Tuan Radit, saya akan mengantarkan tuan ke ruang tunggu, saya akan meminta tuan Vero untuk menemui anda,” ucap sekretaris Mike.“Baiklah, terimakasih sebelumnya,” ucap Radit. Mereka bertiga terlihat berjalan ke arah ruang tunggu.Sekretaris Mike terlihat berjalan cepat menuju ke ruang kerja Vero.“Tok, tok, tok,” suara pintu diketuk.“Masuk,” ucap Vero dari dalam.“Tuan, ada tamu yang ingin bertemu dengan tuan,” ucap sekretaris Mike.“Apa dia suda
Perang dimulaiVero keluar dari kantornya, berjalan keluar ke arah parkiran mobil, ditemani sekretaris Mike yang menemaninya hingga masuk ke dalam mobil.“Aku pulang dulu,” ucap Vero pada sekretaris Mike.“Baik tuan,” ucap sekretaris Mike.“Oh iya tuan, baru saja nyonya Rose menghubungi saya, dia menunggu tuan di ocean blue, ada hal penting yang ingin dia sampaikan,” ucap sekretaris Mike.“Kenapa dia tidak menghubungiku langsung?” tanya Vero yang sudah duduk di dalam mobil.“Itu karna tuan tidak mengangkat telepon dari nyonya Rose, dia sudah berusaha menghubungi tuan beberapa kali,” ucap sekretaris Mike.“Wanita itu semakin lama semakin membuat aku sulit bergerak,” gerutu Vero.“Nyonya Rose mengancam akan membawa tuan muda Noah jika tuan tidak segera menemuinya,” ucap sekretaris Mike.“Dia sudah berani mengancamku dengan Noah,” sekali lagi Vero terlihat begitu kesal.“Apa kau sudah mengurus semuanya? Pastikan aku mendapatkan Noah jika berpisah dengan Rose,” ucap Vero.“Hari ini saya su