Share

Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu
Dendam Istri Presdir Yang Diperlakukan Seperti Pembantu
Penulis: Nietha_setiaji

Bab 1 Peristiwa mengerikan

Luna berusaha keluar dari air, arus yang begitu deras membuatnya kesulitan. Mulutnya ingin bersuara namun udara dingin membuatnya tidak mampu mengucapkan sepatah katapun. Dia tercekam dalam ketakutan, merasakan tubuhnya begitu dingin dan hampir beku.

Dia berusaha berenang sekuat tenaga, mencari tepian dari lautan yang luas ini. Matanya sudah tidak dapat melihat dengan jelas, samar samar dia melihat ada bongkahan kayu yang cukup besar, dengan sisa sisa kekuatan dia berenang mendekati bongkahan kayu itu, memeluknya erat. Sepertinya ini adalah akhir dari hidupnya, dia sudah tidak sanggup lagi berenang ke tepian.

Dalam detik detik yang menegangkan ini, ingatannya mulai tergambar jelas mengenai peristiwa mengerikan yang telah menimpanya. Semua itu membuat semangat hidupnya padam, tidak ada harapan dan keinginan untuk hidup. Dia pasrah pada Tuhan jika memang hari ini adalah ajalnya, mati mengenaskan di tengah laut, sendiri, dalam kedinginan yang menusuk tulang, gelap dan sepi.

***

Tiga jam sebelum Luna terdampar di tengah laut.

Dia terlibat perkelahian dengan seorang pria yang tidak lain adalah suaminya sendiri, yaitu tuan muda Vero dari Berlian Grup, Grup terkaya yang menguasi berbagai industri di Jakarta, terutama dibidang perhotelan dan pariwisata, kota besar yamg begitu padat dan sibuk.

Luna marah dan tidak mampu menahan amarahnya mana kala dia mendapati suami yang begitu dia cintai telah berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sudah banyak yang telah dia korbankan, banyak sekali, namun selama sepuluh tahun pengorbanan dan pengabdian sebagai istri, seolah hanya sia sia saja, suami yang dia harapkan akan menjadi pemimpin bagi hidupnya hanya bisa memberikan duka dan lara.

Mereka terlibat dalam pertengkaran hebat, tuan muda Vero dengan penuh amarah memaki Luna begitu kasar, itu pertama kalinya Vero melakukannya atau lebih tepatnya dia sudah berhenti untuk berpura pura menjadi suami yang baik, setia dan penuh kasih.

Mereka bertengkar di sebuah jembatan yang menghubungkan antara dua kota, jembatan yang dibawahnya adalah sungai dengan arus yang begitu deras, mengalir hingga ke lautan yang jaraknya tidak terlalu jauh.

"Vero, kenapa kau menghianatiku, aku sudah memberikan semuanya selama sepuluh tahun pernikahan kita," ucap Luna seraya menangis.

"Itu karna kau tidak bisa memberikan keturunan untukku," ucap Vero dengan raut wajah yang begitu marah.

"Apa itu hanya kesalahanku? Kau tidak pernah berusaha lebih keras, kau tidak pernah mau mengunjungi dokter bersamaku," ucap Luna. Suaranya terdengar begitu lirih, diterpa angin malam yang dingin dan seolah menembus hingga ke tulang belulang di dalam tubuhnya.

"Sudahlah, ini adalah akhir dari hubungan kita, aku sudah tidak tertarik kepadamu," ucap  Vero dengan begitu kasar.

"Kau mencampakkan aku begitu saja?" tanya Luna dengan lelehan air mata yang tak juga berhenti menetes.

Dari dalam mobil hitam milik Vero, terlihat seorang wanita dan juga anak laki laki kecil, anak laki laki itu mengintip dari balik jendela mobil bagian belakang, dia memperhatikan semua yang terjadi dengan Luna dan juga Vero, walaupun angin menyamarkan semua hal yang mereka bicarakan.

"Ayah!" teriak anak laki laki yang berumur sekitar sepuluh tahun itu. Samar samar Luna mendengar suara itu, anak laki laki memanggil suaminya dengan sebutan ayah.

"Ayah? Apa kau memiliki anak dengan Rose?" tanya Luna dengan wajah yang penuh kesedihan bercampur dengan amarah, semakin lama semakin terkumpul di dalam dirinya.

"Itu bukan urusanmu Luna, mulai malam ini aku menceraikanmu!" ucap Vero yakin, lalu tanpa perduli Vero terlihat membalikkan badan dan pergi.

Dengan sigap Luna menarik tangan Vero, semua ini tidak adil untuknya, dia adalah istri yang menemani suaminya mengarungi betahun tahun waktu, harus dibuang begitu saja dengan alasan tidak bisa memberikan keturunan, ini sungguh sangat menyakitkan.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini kepadaku," ucap Luna yang terus berusaha mencegah kepergian Vero.

"Lepaskan aku Luna, aku sudah tidak menginginkanmu," ucap Vero yang terus berusaha untuk melepaskan Luna.

"Tidak Vero, kau tidak bisa melakukan ini," Luna masih berusaha keras, beberapa saat mereka terlibat dalam tarik menarik yang cukup sengit.

Dengan segala kekuatan, Vero mendorong tubuh Luna, hingga luna jatuh dari jembatan yang memiliki pagar yang tidak terlalu tinggi itu. Tubuhnya terjun bebas ke dalam sungai yang memiliki arus air yang begitu deras.

"Verooooo" teriak Luna yang semakin lama semakin mengecil suaranya dan hilang.

Vero mulai menyadari perbuatannya, ada rasa takut yang begitu mendalam di dalam hatinya, apa malam ini dia telah membunuh istrinya?

Gerimis mulai turun dari langit, seolah menambah suasana menjadi semakin dramatis. Vero mulai ketakutan, mulai berlari secepat mungkin meninggalkan tempat itu, tanpa melihat ke arah sungai di mana Luna terjatuh. Vero berlari ke arah mobilnya, membuka pintu mobil dengan begitu gugup. Semua kejadian itu disaksikan oleh seorang anak yang berada di dalam mobil itu, seorang anak yang berumur sekitar sepuluh tahun, bernama Noah, yang diakui Rose sebagai anaknya dan juga Vero.

Rose adalah sahabat karib Luna, mereka bersahabat sejak masih duduk di bangku kuliah. Luna tidak menyangka jika Rose akan melakukan hal sekejam itu, berselingkuh dengan suaminya, bahkan perselingkuhan itu berlangsung lebih dari sepuluh tahun, melebihi usia pernikahannya.

Tubuh Luna terjun bebas ke dalam sungai, diterima oleh air yang terasa begitu dingin menusuk kulit. Arus air yang begitu deras membuatnya tidak mampu berbuat banyak, tubuhnya hanyut, lalu terbawa arus sungai hingga berakhir di lautan lepas yang tidak jauh dari jembatan.

Luna menelan banyak air, namun kesadaran masih dimilikinya, dia masih bisa berusaha untuk berteriak berusaha meminta tolong, walau suara itu tidak mampu dikeluarkannya dari tenggorokan. Luna hanya bisa pasrah, berusaha berenang ke tepian hingga akhirnya menemukan balok kayu itu.

Beberapa saat tubuhnya terombang ambing, ketakutan sudah menjadi perasaan satu satunya, dia hanya pasrah, jika memang ini adalah akhir hidupnya. Dia akan meninggal sebagai seorang janda yang dicampakkan oleh suaminya yang berselingkuh dengan wanita lain yang tidak lain adalah sabahatnya sendiri, memiliki anak dan mereka akan hidup bahagia setelah kepergiannya.

Semua orang akan melupakannya, mungkin sang mantan suami akan membuat karangan cerita mengenai kepergiannya, yang akhirnya hanya akan membuatnya meninggalkan kenangan buruk bagi orang orang yang pernah mengenalnya.

Luna hanya bisa pasrah, itu yang bisa dia lakukan. Dia sudah tidak lagi merasakan bagian tubuhnya yang terendam air, mungkin sebentar lagi bagian tubuh atasnyapun akan mengalami hal serupa.

Samar samar Luna melihat sorot lampu yang mengarah ke tubuhnya, sorot lampu kecil, berasal dari sebuah speedboat. Beberapa detik setelahnya tubuh Luna terasa diangkat dari dalam air oleh seseorang yang memiliki tenaga begitu besar, lalu dia kehilangan kesadaran.

Setelah sadar, dia mendapati tubuhnya sudah berganti pakaian dengan pakaian hangat, tertutup selimut tebal, di sebuah kamar yang nyaman. Luna yang masih begitu lemah hanya bisa menghela nafas lega, bersyukur Tuhan memberinya hidup kedua.

Samar samar dia melihat sosok yang sudah tidak asing lagi, dia adalah Radit, teman Luna sewaktu masih duduk di bangku kuliah, yang selalu menjadi sahabat setianya hingga saat ini. Ternyata yang menolongnya adalah Radit, pengacara ternama di kota Jakarta. Radit sahabat baiknya yang tidak berhenti mencintainya walaupun tidak pernah sedikitpun memiliki ambisi untuk memilikinya.

Sejak hari itu, Luna berniat untuk membalas dendam atas semua ketidak adilan yang menimpanya. Dia akan membuktikan kepada semua orang yang pernah meremehkannya, bahwa dia bukan wanita yang lemah, dia bukan benalu yang hanya hidup dari bayang bayang suaminya, dia bukan hanya sekedar pengurus rumah tangga yang pantas untuk direndahkan.

Sejak malam itu, tekat bulat Luna sudah terbentuk. Dendam membara terukir jelas di hati dan pikirannya. Dia hahya ingin membalas denda kepada mantan suaminya yang telah menceraikannya secara tidak hormat dan bukan hanya itu, yang juga nyaris menghilangkan nyawanya tanpa belas kasihan sedikitpun.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tri Oki Siritoiten
kalau jadi teman itu jangan merebut suaminya cukup menjadi teman ya terbIk buat teman
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status