"Luna bagaimana penampilan ayah?" tanya ayah Luna yang sudah berbalut jas mewah dan sisiran rambut rapi bergel. "Ayah, tampan sekali," ucap Luna memuji penampilan ayahnya. "Luna bagaimana dengan penampilan ibu?" tanya ibu Luna yang sudah terlihat begitu cantik dengan dress mahal buah karya desainer ternama Rudy Hun. Wajahnya terlihat segar atau bahkan lebih muda dari usianya, berkat keajaiban tangan Oci, make up artist ternama di Jakarta. "Ibu, wow, ibu seperti bidadari," ucap Luna. "Iya Luna, seumur hidup ayah baru kali ini melihat ibumu secantik itu," ucap ayah Luna memuji. "Ayah," ucap Ibu Luna kesal seraya mencubit perut ayah Luna dengan manja. "Ibu tidak cantik gitu maksudnya," lanjut ibu Luna. "Tidak ibu bukan begitu, ibu cantik dan ini lebih cantik," ucap ayah Luna meluruskan ucapannya. "Bagaimana, ayah dan ibu sudah siap?" tanya Luna. "Iya Luna, kita sudah siap," ucap ibu Luna. "Acara sebentar lagi akan dimulai, kita segera ke Hotel Graha," ucap Luna. "Luna, perias t
Malam PertamaAyah dan ibu Luna kembali ke hotel lama mereka untuk mengambil beberapa barang, mereka akan tinggal selama dua hari ke depan di hotel Graha, lalu pulang ke kampung halaman. "Bu, saya kok heran ya, apa benar besan kita sekaya itu, lalu kenapa tidak ada ritual sebelum pernikahan, tidak ada lamaran atau setidaknya minta izin secara resmi untuk menikah," ucap ayah Luna di dalam kamar hotel di hotel Graha."Pak, jangan mikir yang aneh aneh, lihat, besan kita saja menyediakan kamar hotel semewah ini, mereka orang yang baik," ucap ibu Luna."Mungkin mereka orang orang sibuk, tidak punya waktu untuk hal begitu, kita berdoa saja untuk anak kita, dan satu lagi, bapak tahu uang bahar itu diberikan untuk kita semuanya, tiga ratus juta, bayangkan pak, bekerja seumur hidup saja belum tentu menghasilkan uang sebanyak itu," ucap ibu Luna."Lastri, aku khawatir," ucap pak Junaidi."Pak, sudahlah, kalau bapak khawatir terus, Luna tidak akan tenang," ucap ibu Luna."Bu, kau masih ingat pe
Tugas di Hari Pertama"Ting tong," suara bel pintu kamar berbunyi, Luna segera berdiri dan membuka pintu kamarnya."Jihan," bisik Luna lirih setelah mengetahu orang yang baru saja memencet bel pintu kamar adalah Jihan yang merupakan adik iparnya."Kakak memintaku menjemputmu," ucap Jihan, lalu dia masuk ke dalam kamar hotel Luna.Jiha terlihat melirik ke arah tempat tidur, hiasan bunga dan angsa putih masih terlihat rapi, dia mulai mengulaskan senyum sedikit sinis, lalu dia duduk di atas tempat tidur itu. Luna membuat kasur itu berantakan."Setidaknya tidak akan ada yang berpikir ke mana mana, ya, walaupun memang tidak terjadi apa apa di malam pertama kalian," ucap Jihan. Setelah mengatakan itu, Jihan melihat ada raut kesedihan di wajah Luna."Ah sudahlah, tidak perlu memikirkannya. Meluluhkan hati kakak memang cukup sulit tapi bukan berarti tidak mungkin, suatu saat kau akan mendapatkan hatinya, tenang saja," ucap Jihan berusaha menenangkan hati Luna."Kau bisa mengemasi barang, oh m
Makanan yang nikmatLuna bersiap untuk menyiapkan makan malam. Dia membuka lemari pendingin, ada cukup banyak sayur dan lauk beku, ini sangat lebih dari cukup untuk menyiapkan makanan enak dan sehat."Ok, bahan bahannya cukup banyak, aku akan membuat ini," ucap Luna seraya memgambil udang yang berukuran besar."Lalu ini," ucap Luna seraya mengambil sayuran, juga rumput laut."Ini juga," ucap Luna seraya mengambil sekotak telur, tahu juga tempe.Luna membawa semua bahan itu ke meja, menyiapkan bahannya, mengupas, mencuci lalu memotong. Memasak bukan menjadi masalah besar untuknya, karna dia cukuppandai memasak. Setelah satu jam, semua makanan siap. Soup rumput laut dengan wijen, telur gulung isi sayur, tempura udang, tahu dan tempe goreng."Semua siap, semoga mereka suka," ucap Luna, Luna jga menyiapkan untuk tukang kebun dan dua orang satpam."Makan malam selesei, aku akan membersihkan lantai dan menyiapkan meja," ucap Luna, lalu dia segera menuju ke arah kamar mandi, menyiapkan ala
Di dalam kamarLuna membereskan meja makan, mengangkat seluruh piring kotor, meletakkan di tempat mencuci piring. Dia memakai sarung tangan khusus supaya tangannya tidak kasar karna terlalu sering terpapar sabun cuci piring, dia mencuci semua piring kotor dengan teliti dan hati hati.Dari jauh terlihat nyonya Anna dan Jihan saling berbisik."Ibu, ayah tidak salah memilih menantu, dia benar benar bisa mengerjakan semuanya dengan sempurna, dia mengurus nenek dengan sangat baik," bisik Jihan."Iya, ibu sudah lihat sendiri, rumah ini menjadi sangat bersih dan wangi, tidak sia sia kita mengeluarkan uang yang cukup banyak untuk pesta pernikahan dan mahar, dia akan menjadi penolong kita," ucap nyonya Anna."Ibu, ibu harus memberinya asisten rumah tangga, apa ibu mau dia sakit karna terlalu banyak pekerjaan? aku lihat kamarku juga rapi dan bersih, dia juga membersihkan semua kamar," ucap Jihan."Baiklah, tidak masalah, karna ada dia yang mengawasi jadi pembantu tidak akan macam macam, tidak a
Semua orang sibukNyonya Anna terlihat menikmati makanannya, dia sungguh telah jatuh hati dengan masakan Luna. Sungguh terasa nikmat di lidahnya, membuatnya tidak berhenti mengunyah."Luna, kau benar benar jago memasak, bagaimana kau bisa membuat nasi goreng menjadi seenak ini?" tanya nyonya Anna."Entahlah ibu, aku hanya mengikuti resep yang ada di internet," ucap Luna."Kakak benar benar hebat, ini enak sekali, bahkan nasi goreng di hotel ayah kalah, ini lebih enak," ucap Jihan."Terimakasih Jihan, kau suka makan apa? kakak akan membuatkannya untukmu," ucap Luna."Hmmm, apa ya, aku suka steak, dimsum, sea food, itu kira kira, kakak tidak tanya makanan yang kak Vero suka, dia sangat suka sekali soup daging sapi, kakak harus sehebat membuat nasi goreng ini kalau mau menaklukkan hatinya," ucap Luna seraya melirik ke arah Vero yang masih sibuk makan dengan lahap tanpa peduli dengan apa yang orang sekitarnya ucapkan."Kalau ayah suka sekali dengan rawon, dia bisa sampai makan dua piring
Salah MengenaliLuna sampai di rumah, dia mengeluarkan semua barang belanjaan dari mobil, di bantu dua satpam."Wah, nyonya belanja banyak sekali, harusnya nyonya memiliki mobil sendiri untuk kegiatan harian nyonya," ucap satpam Tono."Ah tidak perlu pak, saya hanya pergi sesekali," ucap Luna seraya tersenyum."Sepertinya rumah ini akan penuh dengan aroma makanan, nyonya benar benar pandai memasak," ucap satpam Mahmud."Saya bahkan belum pernah makan makanan seenak itu nyonya. Nasi goreng yang tadi pagi saja sangat enak sekali," lanjut satpam Mahmud."Terimakasih pak, semoga saya bisa selalu memberikan yang terbaik untuk keluarga ini," ucap Luna. "Minta tolong ini letakkan di dapur ya pak, saya mau menemui nenek dulu," ucap Luna."Nenek sedang istirahat nyonya, tadi saya membantunya mengambil minum, setelah nenek istirahat saya turun," ucap satpam Tono."Terimakasih ya pak Tono sudah menjaga nenek," ucap Luna."Tidak masalah nyonya, nenek memang harus di jaga, semoga saja lupa ingata
Kenyataan PahitLuna menyiapkan rawon daging ke dalam wadah besar."Aromanya enak sekali," gumam Luna."Kakak, kakak membuat apa?" tanya Jihan yang tiba tiba masuk ke dapur."Rawon, kau suka?" tanya Luna."Ini makanan kesukaan ayah," ucap Jihan."Iya, kau tidak menyukainya?" tanya Jihan."Suka, tapi aku tidak terlalu suka makan berlemak," ucap Jihan."Aku menyiapkan soup rumput laut juga, mungkin kau akan menyukainya," ucap Luna."Wah, iya, aku akan memakannya," ucap Jihan yang kemudian menjatuhkan kecupan di pipi Luna dan bergegas menuju ke kamarnya yang berada di lantai dua.Jihan membuka kamarnya, melempar tasnya ke atas tempat tidur, lalu menjatuhkan tubuhnya. Jam menunjukkan pukul empat sore, sebentar lagi semua orang akan pulang.Jihan melihat kamarnya bersih dan rapi. Baju di keranjang juga sudah tersimpan di dalam lemari."Ternyata begini rasanya memiliki kakak perempuan," gumam Jihan."Menyenangkan juga, selalu ada makanan enak, seluruh rumah bersih, wangi, dan ada yang mempe