"Maaf ... ada orang yang mencari Tuan Skylar, Nyonya Starla.""Siapa?" tanya balik Starla pada Jeane."Seorang wanita, Nyonya."Starla mengangkat alis, lalu bergumam, "Katakan kepada wanita itu kalau Skylar belum pulang. Kalau ada keperluan mendesak suruh temui langsung di kantornya atau tunggu saja sampai Skylar pulang." Starla berjalan ke arah kamarnya, meninggalkan Jeane yang masih menyusul di belakangnya. "Lagian sepertinya Skylar tidak akan lama lagi pulang dari kantornya," lanjut Starla kembali saat menyadari Jeane masih mengikuti langkahnya."Tetapi dia berpesan agar Anda menemaninya untuk menunggu Tuan Skylar," kata Jeane kembali dengan nada takut-takut dan berusaha menghentikan Starla memasuki kamarnya.Starla tampak berpikir, dia enggan menemui siapa pun wanita itu. Namun, tetap saja langkah kakinya menuntunnya menuruni anak tangga demi menemui wanita yang katanya ingin ditemani menunggu Skylar. Benar-benar merepotkan.Langkahnya kemudian menuntunnya ke arah kolam renang yan
"Maaf, Skylar! Aku tidak sempat menghadiri pernikahanmu."Hari ini, Xander datang menghampiri kantor Skylar untuk mengunjungi sekaligus memberi selamat dan permintaan maaf kepada sahabatnya itu. Dia memang tidak sempat hadir ke pesta pernikahan Skylar dikarenakan ia keluar negeri untuk bisnis, alhasil dia tidak bisa menghadiri pernikahan sahabatnya tersebut.Skylar menggeleng. "Tidak apa-apa, Xander.""Apakah kau benar-benar melancarkan niatan kau untuk menyakitinya?"Meskipun tidak disebutkan dengan baik nama tersebut, tetapi Skylar tahu siapa yang dimaksud oleh Xander. Skylar memang masih tidak mengerti dengan sahabatnya itu, Xander memang menentang niatannya untuk menyakiti adik dari pria yang sudah membunuh adiknya. Pria itu begitu tidak setuju sejak dulu, entah apa maunya pria itu."Tentu saja! Ini bahkan baru permulaan, akan aku buat wanita itu berpikir bahwa kematianlah yang pantas untuknya. Dan aku juga akan membuat semasa hidupnya hanya akan terasa seperti di neraka."Xander
Napasnya tertahan ketika Starla memutar handle pintu, mendorong pintu kamar itu terayun membuka dan mendapati Skylar yang tengah menatapnya balik dengan tatapan nyalang.Saat ini Skylar duduk di atas ranjang dengan minuman keras di tangannya. Tampak kacau. Terlihat jelas kalau pria itu sudah dalam pengaruh minuman keras tersebut. Sial! Apa pria itu berniat untuk mabuk di hari pernikahan mereka?Starla mendekat dengan takut-takut. "Apa ini kelakuan orang yang katanya sangat dielu-elukan? Mabuk-mabukan bahkan di saat pesta pernikahannya belum berakhir?"Skylar mendongak. "Apa pedulimu, bitch?" desis Skylar, lalu kembali menenggak minuman keras tersebut langsung dari botolnya."Aku hanya kasihan kepada kamu, Skylar. Apakah kau sebegitu tidak inginnya menutupi sifat menjijikkan itu di depan banyak orang? Sampai kau harus mabuk-mabukan dan meninggalkan pesta pernikahanmu? Paling tidak, tunjukkanlah dirimu seperti yang diketahui orang selama ini, menjadi pria terpandang yang dielu-elukan or
Starla tidak menyangka kalau Ariana bisa menghadiri pernikahannya, tetapi tahu dari mana sahabatnya itu tentang pernikahannya. Atau dia kenalan Skylar? Atau ini hanya sebuah kebetulan?Sebuah ide seketika terlintas dalam pikirannya. Ini adalah kabar baik, mungkin dia bisa meminta bantuan kepada sahabatnya itu untuk membawanya pergi dari tempat ini. Dia akan membeberkan segalanya dan mengatakan kalau dia terpaksa di sini—dengan kata lain dia diculik. Ya, itu adalah ide cemerlang. Begitulah yang ada dalam pikiran Starla saat ini saat melihat kehadiran Ariana di tempat ini.Dengan gugup, Starla menunggu wanita itu untuk menghampirinya. Dia sudah tidak sabar menunjukkan dirinya pada wanita itu, bahwa dia selama ini menghilang karena telah diculik oleh Skylar dan malah dipaksa menikahinya.Oh Tuhan, semoga ini adalah hari keberuntungan untuknya."Kau kenapa?" tanya Skylar tiba-tiba di sampingnya. Sepertinya pria itu menyadari kegugupannya.Starla menoleh dengan cepat, lalu menggeleng. "T—t
Tidak perlu waktu lama untuk mempersiapkan segalanya. Hal seperti ini, sungguh tidaklah sulit bagi mereka yang terpandang seperti Skylar, karena semuanya bisa teratasi dengan mudah. Sangat tidak mungkin sang pemilik perusahaan besar itu membuat sembarangan pesta, apalagi ini adalah sebuah pesta sakral yang akan dijalaninya sendiri.Buktinya, semua kemewahan yang bertemakan pernikahan kini benar-benar terpampang sempurna di dalam gedung hotel megah dan besar itu.Para undangan yang hadir pun tidak sembarangan. Mereka adalah orang-orang terpandang yang sederajat dengan Skylar. Para wartawan pun tak luput dari penglihatan, mereka tampak begitu antusias untuk mengambil gambar atau video di acara sakral sang pengusaha yang masih terbilang muda itu.Ini benar-benar membuat para wanita lain merasa iri dengan wanita yang akan menjadi pasangan Skylar sebentar lagi.Siapa yang tidak akan menikah, apalagi menikah dengan seorang pria mapan seperti Skylar?Semua wanita pasti akan berlomba-lomba un
“Tidak! Jangan sentuh aku!”Jeritan frustasi itu keluar begitu saja dari bibir Starla saat ia merasakan dinginnya udara kamar yang langsung menyapa pahanya yang terbuka. Skylar baru saja menyingkap dress yang dikenakannya. Tidak, bukan hanya itu, pria itu bahkan sudah berhasil melepaskan sesuatu yang menutupi pusat tubuhnya dengan mudah.Bagaimanapun kerasnya Starla meronta, tetap saja dia tidak bisa melawan kekuatan pria iblis itu, dia tetap benar-benar dilecehkan sedemikian rupa.Pria itu benar-benar gelap mata. Ia tidak akan pernah peduli lagi terhadap apa pun yang terjadi pada gadis itu setelah ini. Keputusannya untuk menghancurkan Starla sudah bulat. Skylar kini telah berkutat dengan ikat pinggang dan juga celananya lalu mengeluarkan miliknya dari dalam sana sembari berlutut, mengambil posisi yang pas di sela paha Starla. Sesekali menahan pundak gadis itu, memaksanya agar tetap berbaring ketika gadis itu mencoba bangkit."Tidak … jangan lakukan itu! Jangan sentuh aku. Please … ak