Sesampainya di kamarnya, Gea yang seharusnya beristirahat karena badannya masih belum pulih sempurna, segera merebahkan tubuhnya di atas ranjang. Namun sayangnya 30 menit dia berusaha memejamkan matanya, tetap saja dia tidak bisa tertidur. Hatinya gelisah, pikirannya kacau. Itu semua karena rencana lamaran Abizar besok malam dan ancaman video hehehohonya dengan Abizar. "Astaga, bisa gila gue gegara human satu itu!" geram Gea yang kemudian segera meraih ponselnya di nakas sebelah ranjangnya. Gea segera menelpon Tiara. Dia harus menceritakan pada sahabatnya itu mengenai rencana gila Abizar. Gea sedang membutuhkan saran sahabatnya itu. Mungkin saja Tiara bisa membantunya mencari solusi. "Selamat pagi menjelang siang. Dengan Tiara calon Nyonya Abyaz. Ada yang bisa dibantu?" terdengar sambutan menjengkelkan di ujung telepon. Aelah, sombong sekali sih perempuan satu ini! Mentang-mentang tiga bulan lagi mau dinikahi Babang Tampan, Abyaz Sasmita. Tanpa basa-basi, Gea segera menceritakan ke
Gea masih saja gelisah. Perbincangannya dengan Tiara semakin membuat pikirannya kacau. Sepertinya dia membutuhkan konsultan lain selain sahabatnya itu.Em ... sepertinya ada satu lagi orang yang bisa membantunya berpikir. Audrey! Ya, Tante Blasterannya itu mungkin bisa membantunya. Walau dia agak ragu, takutnya nanti Gibran juga tau. Bisa panjang urusannya kalau sampai adik mamanya itu tau.Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Gea mengurungkan niatnya untuk menelpon Audrey. Kemungkinan Gibran juga tau sepertinya sangat besar kalau Audrey tau. Dan tentu resikonya sangat besar untuk Gea."Em ... siapa lagi yang bisa bantu gue mikir ya?" gumam Gea pada dirinya sendiri.Sebenarnya selain mereka berdua, ada satu lagi tim horenya. Luna, saudara satu ayah satu ibu satu-satunya di muka bumi ini. Tapi si centil itu saat ini sedang hamil muda. Gea tidak mau adik kesayangannya itu kenapa-kenapa karena harus membantunya berpikir keras mengatasi masalah ini. Menurut sepemahaman Gea, perempuan ham
Luna sudah berada di depan kamar sang kakak. Dia perlahan membuka pintu kamar Gea, karena setau Luna, kakak satu-satunya itu sedang sakit. Pasti dia sedang tidur cantik di atas ranjangnya. Tapi ternyata ... "Astaga! Kakak lagi apa?" Luna tercengang melihat kakaknya menangis gegerungan di sofa kamar tidurnya. "Kakak lagi latihan acting?" Gea yang tidak menyangka sang adik menemuinya di kamarnya langsung merapikan penampilannya. "Kamu sudah datang?" tanya Gea dengan suara sengaunya. Bukannya menjawab pertanyaan Gea, Luna malah mengomentari kondisi Gea. "Suara kakak sexy sekali. Hidung merah, mata sembab, dan coba lihat penampilan Kakak, kacau sekali. Kakak sudah latihan acting menangis berapa lama?" Ah, Adiknya ini walau agak bengal tapi memang sangat sensitif. Lihat coba cara dia memastikan apa yang sebenarnya terjadi pada sang kakak. Bisa-bisanya dia menyindir Gea dengan sangat halus seperti itu. "Aku lapar," keluh Gea berusaha mengalihkan pembicaraaan. "Ya wajarlah lapar. Seca
Malam yang tidak diharapkan Gea akhirnya tiba. Tampak Edgar dan Thabita duduk di ruang tamu keluarga Adinata. Tentu bersama sosok pria yang sangat menjengkelkan di mata Gea saat ini, Abizar.Mereka bertiga duduk berhadapan dengan Gea yang didampingi Livy dan Nathan. Gurat bahagia tampak di wajah Livy dan Thabita. Akhirnya kedua wanita yang sudah bersahabat dari jaman masih piyik itu sebentar lagi akan menjadi besan. Walau sebenarnya Livy maupun Thabita juga merasa kecewa dengan kejadian hohohehe kedua anak mereka di saat belum dalam ikatan pernikahan. Kenapa juga anak-anak mereka tidak dari dulu saling jujur dengan perasaan mereka masing-masing, kemudian mereka menikah secara sah di mata agama dan negara. Jadi mereka bisa bebas hohohehe kapanpun tanpa menanggung dosa.Ya sudahlah, mungkin ini memang jalan cerita untuk kedua anak mereka untuk bersatu. Semoga setelah ini hubungan Gea dan Abizar menjadi jauh lebih baik lagi. Mereka bisa membangun keluarga bahagia yang dipenuhi dengan sen
Seminggu sudah dari pertemuan dua keluarga. Persiapan lamaran sudah matang. Bahkan untuk akad nikah dan resepsi juga sudah 50%. Sebagai pemilik EO ternama, Livy tentu sudah terbiasa menyiapkan acara semacam ini. Pernikahan Gibran dan Audrey belasan tahun silam saja bisa dia handle dalam satu bulan, apalagi saat ini dengan jumlah tim yang sudah jauh lebih banyak dan lebih berpengalaman. Kiciklah pasti!Selama satu minggu ini ada kebiasaan Gea yang sedikit berubah, yaitu berangkat ke kantor selalu bersama Abizar. Calon suaminya itu meminta izin langsung pada Nathan untuk menjemputnya setiap pagi. Abizar beralasan ia melakukan hal tersebut untuk memudahkannya berdiskusi dengan Gea mengenai rencana pernikahan mereka. Selain itu Abizar juga beralibi untuk semakin menghangatkan hubungan keduanya. Rawon kali ah pakai acara dihangatkan segala!Gea sadar betul apa motif Abizar. Dia bisa meraksan bagaimana intimidasi Abizar pada hidupnya dalam satu minggu ini. Tapi gadis cantik itu berusaha unt
Gea sulit untuk menfokuskan pikirannya. Otaknya terus saja berputar-putar memikirkan cara untuk membuat Abizar membatalkan pernikahan mereka. Walau sejujurnya Gea memang masih belum bisa move on sepenuhnya dari kisah cintanya bersama Abizar, ya bisa dibilang langkah move on-nya di angka 80% lah ya, namun menikah dengan Abizar tentu bukan ide cemerlang. Apalagi Gea tau betul motif pernikahan ini bagi Abizar.Em ... mungkin Melly bisa membantunya. Apalagi kabarnya mereka kembali dekat. Menurut Fanny keduanya dalam beberapa bulan terakhir sering terlihat bersama, ya walau sejak kembali dari Bali, Abizar tidak pernah lagi terlihat bersama Melly. Tapi tidak menutup kemungkinan jika keduanya kembali sering dipertemukan, kedekatan mereka bisa kembali terjalin, ye 'kan?Mungkin saja Melly bisa meyakinkan Abizar bahwa mereka saling mencintai dan alangkah indahnya jika mereka bersatu dalam ikatan pernikahan. Daripada Abizar menikah dengan Gea, alangkah lebih baik jika dia menikah dengan Melly s
Pukul 11.50 Gea sudah berada di lobby. Daripada dia mendapat kultum dari Abizar, lebih baik dia terlebih dulu berdiri dengan cantiknya di Lobby Adinata Group sebelum Rubic*n milik Abizar nangkring di area itu. Untung saja Fanny menemaninya. Asisten cantiknya itu sudha meminta izin pada Gea juga akan makan siang di luar. Dia berencana akan pergi makan siang bersama Deo. "Bu Boss mau makan dimana?" tanya Fanny iseng. "Tidak tau. Yang pasti nanti Kami harus mampir ke butik Tante Thabita. Aku harus mencoba baju yang akan Aku gunakan untuk acara pertungan minggu depan." "Nah, gitu dong! Harus semangat dan antusias mempersiapkan pernikahan. Jangan malah mau mundur dan berharap pernikahan itu dibatalkan," bisik Fanny. "Lagipula apa kurangnya Pak Abizar sih? Kalau cuma masalah dendam salah alamatnya, tinggal Bu Boss perlahan luruskan. Sambil menggunakan jurus-jurus kemesraan tingkat tinggi, Saya yakin kesalahpahaman itu akan terurai dengan sendirinya, hehehe." Sontak ocehan Fanny itu ditan
"Sambalnya jangan terlalu banyak!" ujar Abizar yang melihat Gea memasukkan satu sendok penuh sambal di mangkok baksonya. Kini Gea dan Abizar sudah bersama kedua mama mereka di restoran kesukaan Gea. Restoran mahal yang pada buku menunya menyajikan menu Bakso kesukaan Gea. Bakso spesial yang harga satu porsinya hampir satu juta rupiah. Katanya sih dagingnya adalah daging pilihan, bihunnya adalah bihun berkualitas, dan kaldunya sebagai campuran kuahnya juga tidak kalah premium. Belum lagi tahu bakso dan bakwannya, semua racikan chef ternama ibukota. Kalau kata Fanny sih 'Bakso Sultan'."Cukup!" Abizar segera menjauhkan mangkok kecil berisi sambal di depan Gea.Setdah human pendendam salah alamat ini resek banget sih. Kenapa juga urusan porsi sambal saja dia ikut campur? Aelah ... nasib ... nasib!"Betul kata Abizar, Ge. Jangan terlalu banyak sambal! Nanti gastritismu kambuh," kini giliran Livy yang menasehati Gea."Iya ... iya, Ma," balas Gea ogah-ogahan. Sejujurnya Gea agak kesal. Kopi