Share

Pria yang Tak Bisa Dibantah

[Kamu ke mana aja jam segini belum pulang? Apa kamu seperti ini karena sudah menemukan orang baru, Nay?]

[Aku minta maaf kalau pagi tadi sudah menyakiti kamu, Nay. Seperti yang kamu dengar, Aulia sudah menceraikan aku, kan?]

[Nayla! Jangan sampai membuatku marah. Kamu pikir kamu siapa?]

Aku mengembuskan napas perlahan. Baru menyalakan ponsel, rentetan pesan dari Kak Makmur silih berganti masuk. Satu, dua, tiga pesannya masih bisa kusingkirkan dari bar notifikasi. Tapi, semakin banyak yang berdatangan, membuat kerja ponsel melambat dan … aku salah menekan hingga semuanya terbuka.

Meski tak berniat membaca semuanya, beberapa pesan terakhir yang dikirimkan dalam rentang waktu berdekatan itu tetap saja tertangkap oleh penglihatan. Semakin lama, topeng yang terbuka dari pria itu semakin menunjukkan wajah asli yang persis seperti Kak Ijul. Mengingat hal itu, tanpa sadar aku kembali meringis seolah nyeri bekas tamparannya kemarin masih saja berjejak.

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status