Share

Debat Melvin dan Arion

Penulis: Senja Berpena
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-01 21:22:00

“Ada yang ingin aku bicarakan denganmu,” ucap Melvin dingin, langkahnya mantap memasuki ruang kerja Arion.

Tatapan matanya menusuk tajam ke arah pria yang sedang fokus memeriksa beberapa dokumen di hadapannya.

Arion mengangkat kepalanya perlahan, tanpa tergesa, lalu menatap Melvin dengan ekspresi datar. “Ya. Bicaralah, aku mendengarkan,” jawabnya tenang, seakan tak terpengaruh oleh aura dingin yang dibawa Melvin.

Namun ketenangan Arion justru membuat Melvin semakin geram. Ia berdiri tepat di depan meja kerja, menatap tajam pria yang masih duduk santai di kursinya.

“Kau memiliki perasaan pada Thania?” tanyanya tanpa basa-basi, nadanya mengeras, penuh tekanan.

Pertanyaan itu membuat Arion menghentikan gerakan jarinya yang sejak tadi membalik lembaran dokumen. Ia mematung sejenak, lalu mengangkat wajahnya untuk menatap Melvin kembali.

“Aku tidak mengerti maksudmu,” elaknya sambil membuang pandang ke arah lain, berusaha menjaga ketenangan suaranya.

Melvin menyunggingkan senyum sinis, seny
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Masukah nasihat Kalen ke Melvin ya bebel? semoga lah ya. buktinya dia marah besar saat ada orang perhatian sama Thania.
goodnovel comment avatar
Kania Putri
kan benar ini kalo Arion suka sama thania. tapi perasaanmu salah Arion bagaimanapun thania udah nikah kamu harus relakan moveon cari wanita lain aja yg akan kamu perjuangkan kelak
goodnovel comment avatar
Kania Putri
nah denger tuh Melvin apa kata papamu kalem jangan terjebak dalam masa lalu ingat kamu sekarang hidup di masa sekarang udah nikah perjuangkan thania. nanti kalo thania di rebut sama cowo lain kamu ngamuk lagi ingat perbaiki sikapmu astaga
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Berita Buruk Menyerang Thania

    “Rapat ditutup. Ada yang ingin bertanya?” tanya Louis, pemimpin rapat pagi itu, sambil menutup laptop di depannya dan menyapu pandangan ke seluruh peserta rapat.Seorang pria dari bagian gudang, Tuan Erga, mengangkat tangannya perlahan. “Mengenai pemasaran produk terbaru kita di London, kemungkinan besar akan mendapatkan pemesanan sebanyak lima puluh persen. Maka dari itu, apakah kita akan menambah kuantiti barang? Sementara stok di gudang sudah menipis,” ucapnya jelas.Ruangan sunyi. Semua mata kini menoleh ke arah Melvin, yang seharusnya memberi keputusan.Namun pria itu justru tampak tengah memandangi layar presentasi dengan tatapan kosong. Matanya tidak fokus, alisnya sedikit berkerut seolah pikirannya tengah berada entah di mana.Louis mengernyit, lalu menoleh lebih tajam ke arah Melvin. “Tuan Melvin? Bagaimana menurut Anda?”Tak ada respons.Thania, yang duduk di samping suaminya, menyadari keanehan itu.Ia menoleh dan menyentuh punggung tangan Melvin dengan lembut, sedikit mend

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-01
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Klarifikasi

    “Ck!” Melvin berdecak kesal, kedua tangannya bertolak pinggang, rahangnya mengeras seiring dengan sorot matanya yang menyala penuh amarah.Ruang kerja yang biasanya tenang kini terasa begitu panas oleh aura konfrontasi dua pria yang terikat oleh satu nama—Thania.“Salahmu sendiri karena menyukai istri orang, Arion,” ucap Melvin, suaranya tegas dan dingin, menusuk seperti pisau.“Dan sekarang kau ingin aku mengklarifikasi semuanya? Setelah membuat kekacauan seperti ini?”Arion berdiri tenang meski sorot matanya menunjukkan beban berat yang ia tanggung. “Aku tidak punya pilihan, Melvin,” balasnya dengan nada sabar namun tertekan.“Lagi pula, foto-foto yang disebarkan itu diambil saat Thania baru bekerja di sini. Saat itu dia butuh bantuanku belajar bahasa Jepang, itu saja. Tidak lebih.”Melvin menatap tajam pria di hadapannya, lalu menghela napas panjang dan kasar. “Siapa yang menyebarkan berita gila itu?” tanyanya kemudian, sedikit menahan nada geramnya.Arion menggeleng pelan. “Aku be

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-02
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Cemburu Membakar Jiwa

    Deretan rak-rak buku tertata rapi, berdiri megah di tengah aula pameran yang disulap menjadi surga literasi.Poster-poster berisi kutipan dari buku-buku ternama terpajang di dinding, sementara pengunjung mulai berdatangan, memenuhi ruang pameran dengan suara langkah kaki dan bisikan penuh minat.Melvin melangkah masuk bersama Thania di sisinya. Ia mengenakan setelan jas biru gelap yang elegan, sedangkan Thania tampil anggun dalam balutan blouse krem dan rok span bernuansa pastel.Di tangan Thania, tergenggam buku catatan kecil tempat ia mencatat setiap poin penting selama kunjungan.Seorang panitia dari perpustakaan mendekati mereka dan langsung memberi penjelasan.“Semua buku-buku best seller dari beberapa penerbit yang sudah bekerja sama dengan KL’s Group telah kami jajakan di rak paling depan,” jelasnya sambil menunjuk ke arah rak utama yang dihiasi dengan pencahayaan lembut.“Ditaksir jumlah tamu di pameran kali ini mencapai dua ribu pengunjung.”Thania dengan sigap mencatat infor

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Suami Menyebalkan itu Sedang Cemburu

    “Kau mengingkari janjimu, Melvin!” teriak Joana dari arah depan, dengan ekspresi marah dan tubuh yang melangkah cepat mendekati pria itu.Seisi aula mulai memperhatikan mereka. Beberapa pengunjung bahkan mulai membisikkan sesuatu satu sama lain, menatap adegan tersebut dengan rasa ingin tahu.Kamera para wartawan yang semula fokus pada buku-buku dan para tamu VIP mulai mengarah ke Melvin dan Joana.Melvin yang semula hendak berbicara pada Thania, sontak terkejut. Tubuhnya menegang dan wajahnya kehilangan warna seketika.Ia menelan salivanya dengan gugup, lalu buru-buru melangkah menghampiri Joana untuk menghentikannya sebelum makin menjadi-jadi.“A—aku meminta maaf karena tidak menepati janjiku, Joana,” ucap Melvin dengan suara rendah, nyaris seperti bisikan.“Tapi, aku mohon, jangan membuat keributan di sini. Ayahku akan marah padamu jika dia melihatnya.”Joana mendengus keras, masih menatapnya dengan mata menyala penuh amarah. Wajah cantiknya yang biasanya ramah, kini berubah menjad

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Akan Mencaritahu Sendiri

    “Sudah pukul sembilan. Ayo pulang,” ucap Arion sembari melirik jam tangannya, lalu mengarahkan pandangannya ke Thania yang masih sibuk merapikan beberapa buku di rak display.Suasana pameran sudah mulai lengang. Sebagian besar pengunjung telah pulang, dan hanya beberapa panitia yang masih membereskan sisa-sisa acara.Thania pun menoleh setelah mendengar suara Arion. Ia melirik jam di pergelangan tangannya dan mengangguk kecil. “Ya. Kau benar. Sudah waktunya pulang.”“Ayo. Aku akan mengantarmu pulang,” ajak Arion sambil menyodorkan tangannya untuk membantu membawa tas kecil milik Thania.Thania hanya menganggukkan kepala pelan. Tidak ada alasan untuk menolak. Lagi pula, ia sudah terlalu lelah untuk memesan kendaraan lain, dan Arion adalah bagian dari keluarga Reandra. Setidaknya, ia masih bisa merasa aman bersamanya.Perjalanan pulang diisi dengan keheningan beberapa menit. Lampu-lampu jalanan menyinari interior mobil yang melaju dengan kecepatan sedang.Arion sesekali melirik Thania y

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-03
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Dia yang Mengerti Perasaanmu

    “Thania?”Suara yang tak asing itu membuat Thania menoleh pelan. Ia sedang berdiri di depan ruang administrasi rumah sakit, menandatangani beberapa dokumen untuk persetujuan tindakan medis ayahnya.Pandangannya langsung bertemu dengan seorang pria jangkung berambut rapi yang berdiri tidak jauh darinya.“Arion?” ucap Thania sedikit terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya kemudian, suaranya sedikit melemah karena kelelahan dan beban pikiran yang masih menumpuk.“Mengantar ayahku kontrol. Kau sendiri?” tanya Arion sambil berjalan mendekat, menyapa dengan hangat.“Oh.” Thania menarik napas sebelum menjawab. “Ayahku harus dioperasi karena jantungnya sudah tidak baik-baik saja. Davian yang menangani. Kebetulan dia sedang jaga malam.”Ia menunjuk ke arah meja administrasi, lalu kembali fokus pada berkas di tangannya. Selembar kwitansi panjang tampak tergenggam di tangan kirinya.Angka-angka biaya rumah sakit, tindakan operasi, dan rawat inap tertera jelas di sana. Tapi yang paling

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kesalahpahaman Berujung Amarah

    “Dari mana saja kau, Thania? Kenapa tidak ada di rumah? Kenapa tidak menerima panggilanku satu pun?” tanya Melvin dengan nada tinggi, mencecar Thania segera setelah wanita itu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.Thania terkejut. Ia bahkan belum sempat meletakkan tas di gantungan saat suaminya langsung menghadapinya dengan amarah meledak.Ia menatap wajah Melvin yang tampak kacau. Rambutnya berantakan, matanya merah dan sembab, dengan wajah kusut seperti orang yang tidak tidur semalaman.“Ayahku masuk rumah sakit dan harus dioperasi,” jawab Thania pelan, berusaha tetap tenang. “Jadi, aku tidur di rumah sakit.”“Bohong!” bentak Melvin tiba-tiba, suaranya meninggi dan meledak. Ia melangkah mendekat dengan mata membara. “Kenapa tidak memberitahuku kalau ayahmu sakit? Kau menemani Arion di sana, kan?!”Thania mengernyit, dadanya langsung sesak oleh tuduhan itu. Ia menahan napas, menatap mata Melvin yang penuh kecurigaan dan amarah.“Apa maksudmu, Melvin? Aku memang di rumah sakit, dan

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Perkelahian Antar Lelaki

    Melvin membanting sebuah cek di atas meja kerja Arion. Suaranya nyaring membelah keheningan ruangan kantor itu. Matanya tajam menusuk, mengarah langsung ke wajah pria di depannya.“Kau pikir aku tidak tahu, apa yang baru saja kau lakukan untuk Thania?” ucapnya dingin. Nadanya rendah namun mengandung bara yang siap meledak kapan saja.“Kau ingin menjadi pahlawan baginya di saat aku tidak ada di sisinya?”Arion yang sedang sibuk di balik laptopnya perlahan mengangkat kepala. Tatapannya tenang, nyaris santai, seolah tak terpengaruh oleh kedatangan Melvin yang penuh amarah. Ia menyunggingkan senyum kecil, hampir seperti mengejek.“Aku bahkan pernah melunasi uang kuliahnya, Melvin. Jadi, tidak ada salahnya jika kali ini aku melunasi tagihan rumah sakit ayahnya,” balasnya kalem, dengan ekspresi yang membuat darah Melvin semakin mendidih.Tangan Melvin mengepal erat di sisi tubuhnya. Otot-otot di rahangnya mengeras. Matanya menyipit, seperti binatang buas yang sudah kehilangan kesabaran.“Ka

    Terakhir Diperbarui : 2025-05-04

Bab terbaru

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Debat di Tempat Bulan Madu

    Begitu tiba di Hawaii, Thania dan Melvin langsung disambut oleh udara hangat khas tropis yang berpadu dengan semilir angin laut yang menenangkan.Langit biru membentang tanpa cela, berpadu sempurna dengan lautan yang berkilauan diterpa cahaya matahari.Di sepanjang jalan menuju penginapan, deretan pohon kelapa melambai-lambai seolah menyambut kedatangan mereka.Melvin sengaja memilih sebuah vila privat yang letaknya agak terpencil dari keramaian. Ia memang tidak suka tempat yang penuh sesak dengan turis.Bukan hanya karena sifatnya yang tertutup, tapi juga karena ia ingin meminimalkan kemungkinan bertemu orang yang tak diinginkan.Apalagi ini adalah bulan madu pura-pura yang tak ingin ia jalani lebih dari sekadar formalitas.Setelah sopir vila membukakan pintu dan menurunkan koper-koper mereka, Thania melangkah masuk dengan hati yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan.Namun, matanya langsung terpukau ketika melihat bagian dalam vila yang elegan dan hangat.Nuansa kayu, ar

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Tiket Bulan Madu

    Begitu tiba di rumah, Melvin langsung menyerahkan selembar tiket pesawat kepada Thania. Wajah wanita itu terlihat kebingungan saat menerima kertas yang dilipat rapi tersebut.“A—apa ini?” tanyanya, dahi berkerut, matanya menatap tak percaya pada tiket yang kini berada di tangannya.“Tiket pesawat untuk terbang besok. Kita akan pergi ke Hawaii, sesuai dengan permintaan Papa,” jawab Melvin dengan suara datar dan nada tak ingin dibantah.Tidak ada basa-basi, tidak ada senyum, hanya sebuah pernyataan yang terdengar seperti perintah.Mata Thania membola. Ia bahkan sempat terpaku beberapa detik. “Apa aku tidak salah dengar? Kita … akan pergi bulan madu? Aku sudah menolaknya, Melvin,” protesnya, nada suaranya meninggi, disertai dengan sorot mata yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Melvin menatap Thania dengan tatapan dingin. “Kau pikir aku mau?” balasnya tajam.“Aku terpaksa melakukan ini agar Papa tidak curiga pada kita, Thania!” Nada suaranya meninggi, menunjukkan betapa kesaln

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kecurigaan Davian

    “Bertengkar? Lagi?” ucap Kalen dengan nada berat, nyaris tak percaya.Davian mengangguk dengan ekspresi muram. Ia baru saja menyampaikan informasi yang ia dapat dari Regina. “Ya. Regina yang memberitahuku. Dan Regina tahu dari Evelyn, asisten pribadi Arion. Mereka bertengkar lagi, dan kali ini sampai baku hantam, Pa.”Ia mengembuskan napas panjang sambil menggelengkan kepala, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Suasana di ruang kerja Kalen terasa sesak meski tak ada suara selain mereka berdua.Kalen menggaruk rambutnya dengan kesal, wajahnya menunjukkan rasa frustrasi yang semakin menumpuk.“Sampai kapan mereka akan berseteru seperti ini? Kalau memang Arion menyukai Thania sejak lama, seharusnya dia ungkapkan saat itu juga—bukan sekarang, ketika semuanya sudah terlambat.”Matanya menerawang ke luar jendela seolah berharap menemukan jawaban di balik bayang-bayang pohon dan langit mendung.Suasana hati Kalen memang sedang kacau, dan konflik dua pria muda itu hanya memperkeruhnya.D

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Arion adalah Takdirnya?

    Tangis Thania pecah di depan ruang rawat ayahnya. Ia terduduk lemas di bangku tunggu, kedua tangannya menutupi wajah yang dipenuhi air mata. Isaknya menggema pelan di lorong rumah sakit yang mulai lengang.“Aku terlalu berharap, aku terlalu bodoh untuk menerima kenyataan menyakitkan ini,” lirihnya sambil menyeka air mata yang mengalir deras.Sesak yang mengimpit dadanya terasa seperti tak kunjung reda. Hatinya remuk oleh kenyataan pahit yang baru saja ia dengar dari Davian—tentang Joana, dan kebohongan besar yang disembunyikan suaminya.“Hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menyelesaikan semuanya,” ucapnya sambil menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan berat. Ia mengambil selembar tisu dari tasnya, menghapus air mata yang terus menetes tak terkendali.Matanya menerawang ke lantai dingin rumah sakit. “Kenapa aku harus mendapat nasib buruk seperti ini, Ya Tuhan?” bisiknya nyaris tak terdengar.&ld

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Mencaritahu dari Davian

    “Davian?” panggil Thania seraya menghampiri dokter muda itu yang tengah merapikan jas putihnya dan bersiap meninggalkan ruang jaga. “Apakah Melvin yang melunasi tagihan rumah sakit ayahku?”Davian, yang mengenal Thania sejak awal masa perawatannya, menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap wajah Thania dengan sorot penuh pengertian.“Melvin saja tidak tahu kalau tagihannya sudah lunas, Thania.” Suaranya lembut namun tegas.“Dia baru saja hendak membayarnya tadi pagi, tapi ternyata semuanya sudah beres. Sudah ada yang lebih dulu melunasinya.”Thania mengerutkan kening, hatinya berdegup lebih cepat. “Jadi, tagihan itu sudah lunas sejak kemarin malam?” tanyanya lagi, memastikan, meski dalam hati ia sudah mulai menyusun kemungkinan-kemungkinan.Davian mengangguk. “Sepertinya begitu.” Ia menghela napas singkat sebelum menambahkan, “Melvin langsung kembali ke kantor begit

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Feeling Seorang Ayah

    “Sudah kubilang padamu, jangan mengganggu rumah tangga Melvin dan Thania lagi, sialan!” teriak Evelyn dengan nada tinggi, membuyarkan keheningan sore itu.Ia tengah membersihkan luka di pelipis Arion yang masih mengucurkan sedikit darah.Jemarinya yang cekatan menggenggam kapas dan antiseptik, namun ekspresi wajahnya jauh dari lembut—ia muak.Arion hanya menghela napas, menahan perih di wajahnya. “Aku emosi,” ucapnya singkat, nyaris seperti pembelaan yang tak niat ia perjuangkan.“Aw! Sakit, Evelyn. Kau ingin menambah lukanya, hah?” Arion meringis, menghindar sedikit dari tangan Evelyn yang tanpa ampun menekan luka itu.Evelyn menyunggingkan senyum sinis, matanya menatap datar wajah atasannya yang biasanya dingin dan tenang.“Mau sampai kapan kau akan membuat keributan di rumah tangga mereka? Sampai Melvin tobat dan sungguh-sungguh mencintai Thania?” sindirnya tajam, menusuk ke inti masal

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Perkelahian Antar Lelaki

    Melvin membanting sebuah cek di atas meja kerja Arion. Suaranya nyaring membelah keheningan ruangan kantor itu. Matanya tajam menusuk, mengarah langsung ke wajah pria di depannya.“Kau pikir aku tidak tahu, apa yang baru saja kau lakukan untuk Thania?” ucapnya dingin. Nadanya rendah namun mengandung bara yang siap meledak kapan saja.“Kau ingin menjadi pahlawan baginya di saat aku tidak ada di sisinya?”Arion yang sedang sibuk di balik laptopnya perlahan mengangkat kepala. Tatapannya tenang, nyaris santai, seolah tak terpengaruh oleh kedatangan Melvin yang penuh amarah. Ia menyunggingkan senyum kecil, hampir seperti mengejek.“Aku bahkan pernah melunasi uang kuliahnya, Melvin. Jadi, tidak ada salahnya jika kali ini aku melunasi tagihan rumah sakit ayahnya,” balasnya kalem, dengan ekspresi yang membuat darah Melvin semakin mendidih.Tangan Melvin mengepal erat di sisi tubuhnya. Otot-otot di rahangnya mengeras. Matanya menyipit, seperti binatang buas yang sudah kehilangan kesabaran.“Ka

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kesalahpahaman Berujung Amarah

    “Dari mana saja kau, Thania? Kenapa tidak ada di rumah? Kenapa tidak menerima panggilanku satu pun?” tanya Melvin dengan nada tinggi, mencecar Thania segera setelah wanita itu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.Thania terkejut. Ia bahkan belum sempat meletakkan tas di gantungan saat suaminya langsung menghadapinya dengan amarah meledak.Ia menatap wajah Melvin yang tampak kacau. Rambutnya berantakan, matanya merah dan sembab, dengan wajah kusut seperti orang yang tidak tidur semalaman.“Ayahku masuk rumah sakit dan harus dioperasi,” jawab Thania pelan, berusaha tetap tenang. “Jadi, aku tidur di rumah sakit.”“Bohong!” bentak Melvin tiba-tiba, suaranya meninggi dan meledak. Ia melangkah mendekat dengan mata membara. “Kenapa tidak memberitahuku kalau ayahmu sakit? Kau menemani Arion di sana, kan?!”Thania mengernyit, dadanya langsung sesak oleh tuduhan itu. Ia menahan napas, menatap mata Melvin yang penuh kecurigaan dan amarah.“Apa maksudmu, Melvin? Aku memang di rumah sakit, dan

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Dia yang Mengerti Perasaanmu

    “Thania?”Suara yang tak asing itu membuat Thania menoleh pelan. Ia sedang berdiri di depan ruang administrasi rumah sakit, menandatangani beberapa dokumen untuk persetujuan tindakan medis ayahnya.Pandangannya langsung bertemu dengan seorang pria jangkung berambut rapi yang berdiri tidak jauh darinya.“Arion?” ucap Thania sedikit terkejut. “Apa yang kau lakukan di sini?” tanyanya kemudian, suaranya sedikit melemah karena kelelahan dan beban pikiran yang masih menumpuk.“Mengantar ayahku kontrol. Kau sendiri?” tanya Arion sambil berjalan mendekat, menyapa dengan hangat.“Oh.” Thania menarik napas sebelum menjawab. “Ayahku harus dioperasi karena jantungnya sudah tidak baik-baik saja. Davian yang menangani. Kebetulan dia sedang jaga malam.”Ia menunjuk ke arah meja administrasi, lalu kembali fokus pada berkas di tangannya. Selembar kwitansi panjang tampak tergenggam di tangan kirinya.Angka-angka biaya rumah sakit, tindakan operasi, dan rawat inap tertera jelas di sana. Tapi yang paling

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status