Home / Rumah Tangga / Derita Istri Tak Diinginkan / Kesalahpahaman Berujung Amarah

Share

Kesalahpahaman Berujung Amarah

Author: Senja Berpena
last update Last Updated: 2025-05-04 11:38:55

“Dari mana saja kau, Thania? Kenapa tidak ada di rumah? Kenapa tidak menerima panggilanku satu pun?” tanya Melvin dengan nada tinggi, mencecar Thania segera setelah wanita itu membuka pintu dan masuk ke dalam rumah.

Thania terkejut. Ia bahkan belum sempat meletakkan tas di gantungan saat suaminya langsung menghadapinya dengan amarah meledak.

Ia menatap wajah Melvin yang tampak kacau. Rambutnya berantakan, matanya merah dan sembab, dengan wajah kusut seperti orang yang tidak tidur semalaman.

“Ayahku masuk rumah sakit dan harus dioperasi,” jawab Thania pelan, berusaha tetap tenang. “Jadi, aku tidur di rumah sakit.”

“Bohong!” bentak Melvin tiba-tiba, suaranya meninggi dan meledak. Ia melangkah mendekat dengan mata membara. “Kenapa tidak memberitahuku kalau ayahmu sakit? Kau menemani Arion di sana, kan?!”

Thania mengernyit, dadanya langsung sesak oleh tuduhan itu. Ia menahan napas, menatap mata Melvin yang penuh kecurigaan dan amarah.

“Apa maksudmu, Melvin? Aku memang di rumah sakit, dan
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Wiediajheng
ga tau apa2 bisanya nuduh ajaa giliran udh terbukti cuma bisa diemmmm trusss nanti ujung-ujungnya marahan lagi.. astagaaa nyidam apa dulu rania yaa
goodnovel comment avatar
Icha Qazara Putri
Karena ego jadi begitu pan. makanya sebelum menuduh tanya baik" jangan langsung menyimpulkan dan menuduh..
goodnovel comment avatar
Nining Mulyaningsi
nahh makanya jadi suami itu jangan kelayapan sama cewek lain jadinya gak tau kan apa yang sedang menghadapi istrimu. malahh kau tuduh Thania seenak jidat . kek nya Arion yang bayar tagihannya deh.
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Perkelahian Antar Lelaki

    Melvin membanting sebuah cek di atas meja kerja Arion. Suaranya nyaring membelah keheningan ruangan kantor itu. Matanya tajam menusuk, mengarah langsung ke wajah pria di depannya.“Kau pikir aku tidak tahu, apa yang baru saja kau lakukan untuk Thania?” ucapnya dingin. Nadanya rendah namun mengandung bara yang siap meledak kapan saja.“Kau ingin menjadi pahlawan baginya di saat aku tidak ada di sisinya?”Arion yang sedang sibuk di balik laptopnya perlahan mengangkat kepala. Tatapannya tenang, nyaris santai, seolah tak terpengaruh oleh kedatangan Melvin yang penuh amarah. Ia menyunggingkan senyum kecil, hampir seperti mengejek.“Aku bahkan pernah melunasi uang kuliahnya, Melvin. Jadi, tidak ada salahnya jika kali ini aku melunasi tagihan rumah sakit ayahnya,” balasnya kalem, dengan ekspresi yang membuat darah Melvin semakin mendidih.Tangan Melvin mengepal erat di sisi tubuhnya. Otot-otot di rahangnya mengeras. Matanya menyipit, seperti binatang buas yang sudah kehilangan kesabaran.“Ka

    Last Updated : 2025-05-04
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Feeling Seorang Ayah

    “Sudah kubilang padamu, jangan mengganggu rumah tangga Melvin dan Thania lagi, sialan!” teriak Evelyn dengan nada tinggi, membuyarkan keheningan sore itu.Ia tengah membersihkan luka di pelipis Arion yang masih mengucurkan sedikit darah.Jemarinya yang cekatan menggenggam kapas dan antiseptik, namun ekspresi wajahnya jauh dari lembut—ia muak.Arion hanya menghela napas, menahan perih di wajahnya. “Aku emosi,” ucapnya singkat, nyaris seperti pembelaan yang tak niat ia perjuangkan.“Aw! Sakit, Evelyn. Kau ingin menambah lukanya, hah?” Arion meringis, menghindar sedikit dari tangan Evelyn yang tanpa ampun menekan luka itu.Evelyn menyunggingkan senyum sinis, matanya menatap datar wajah atasannya yang biasanya dingin dan tenang.“Mau sampai kapan kau akan membuat keributan di rumah tangga mereka? Sampai Melvin tobat dan sungguh-sungguh mencintai Thania?” sindirnya tajam, menusuk ke inti masal

    Last Updated : 2025-05-05
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Mencaritahu dari Davian

    “Davian?” panggil Thania seraya menghampiri dokter muda itu yang tengah merapikan jas putihnya dan bersiap meninggalkan ruang jaga. “Apakah Melvin yang melunasi tagihan rumah sakit ayahku?”Davian, yang mengenal Thania sejak awal masa perawatannya, menghentikan langkahnya. Ia menoleh dan menatap wajah Thania dengan sorot penuh pengertian.“Melvin saja tidak tahu kalau tagihannya sudah lunas, Thania.” Suaranya lembut namun tegas.“Dia baru saja hendak membayarnya tadi pagi, tapi ternyata semuanya sudah beres. Sudah ada yang lebih dulu melunasinya.”Thania mengerutkan kening, hatinya berdegup lebih cepat. “Jadi, tagihan itu sudah lunas sejak kemarin malam?” tanyanya lagi, memastikan, meski dalam hati ia sudah mulai menyusun kemungkinan-kemungkinan.Davian mengangguk. “Sepertinya begitu.” Ia menghela napas singkat sebelum menambahkan, “Melvin langsung kembali ke kantor begit

    Last Updated : 2025-05-05
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Arion adalah Takdirnya?

    Tangis Thania pecah di depan ruang rawat ayahnya. Ia terduduk lemas di bangku tunggu, kedua tangannya menutupi wajah yang dipenuhi air mata. Isaknya menggema pelan di lorong rumah sakit yang mulai lengang.“Aku terlalu berharap, aku terlalu bodoh untuk menerima kenyataan menyakitkan ini,” lirihnya sambil menyeka air mata yang mengalir deras.Sesak yang mengimpit dadanya terasa seperti tak kunjung reda. Hatinya remuk oleh kenyataan pahit yang baru saja ia dengar dari Davian—tentang Joana, dan kebohongan besar yang disembunyikan suaminya.“Hanya tinggal menunggu waktu saja untuk menyelesaikan semuanya,” ucapnya sambil menarik napas dalam, lalu mengeluarkannya dengan berat. Ia mengambil selembar tisu dari tasnya, menghapus air mata yang terus menetes tak terkendali.Matanya menerawang ke lantai dingin rumah sakit. “Kenapa aku harus mendapat nasib buruk seperti ini, Ya Tuhan?” bisiknya nyaris tak terdengar.&ld

    Last Updated : 2025-05-05
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Kecurigaan Davian

    “Bertengkar? Lagi?” ucap Kalen dengan nada berat, nyaris tak percaya.Davian mengangguk dengan ekspresi muram. Ia baru saja menyampaikan informasi yang ia dapat dari Regina. “Ya. Regina yang memberitahuku. Dan Regina tahu dari Evelyn, asisten pribadi Arion. Mereka bertengkar lagi, dan kali ini sampai baku hantam, Pa.”Ia mengembuskan napas panjang sambil menggelengkan kepala, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi. Suasana di ruang kerja Kalen terasa sesak meski tak ada suara selain mereka berdua.Kalen menggaruk rambutnya dengan kesal, wajahnya menunjukkan rasa frustrasi yang semakin menumpuk.“Sampai kapan mereka akan berseteru seperti ini? Kalau memang Arion menyukai Thania sejak lama, seharusnya dia ungkapkan saat itu juga—bukan sekarang, ketika semuanya sudah terlambat.”Matanya menerawang ke luar jendela seolah berharap menemukan jawaban di balik bayang-bayang pohon dan langit mendung.Suasana hati Kalen memang sedang kacau, dan konflik dua pria muda itu hanya memperkeruhnya.D

    Last Updated : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Tiket Bulan Madu

    Begitu tiba di rumah, Melvin langsung menyerahkan selembar tiket pesawat kepada Thania. Wajah wanita itu terlihat kebingungan saat menerima kertas yang dilipat rapi tersebut.“A—apa ini?” tanyanya, dahi berkerut, matanya menatap tak percaya pada tiket yang kini berada di tangannya.“Tiket pesawat untuk terbang besok. Kita akan pergi ke Hawaii, sesuai dengan permintaan Papa,” jawab Melvin dengan suara datar dan nada tak ingin dibantah.Tidak ada basa-basi, tidak ada senyum, hanya sebuah pernyataan yang terdengar seperti perintah.Mata Thania membola. Ia bahkan sempat terpaku beberapa detik. “Apa aku tidak salah dengar? Kita … akan pergi bulan madu? Aku sudah menolaknya, Melvin,” protesnya, nada suaranya meninggi, disertai dengan sorot mata yang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya.Melvin menatap Thania dengan tatapan dingin. “Kau pikir aku mau?” balasnya tajam.“Aku terpaksa melakukan ini agar Papa tidak curiga pada kita, Thania!” Nada suaranya meninggi, menunjukkan betapa kesaln

    Last Updated : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Debat di Tempat Bulan Madu

    Begitu tiba di Hawaii, Thania dan Melvin langsung disambut oleh udara hangat khas tropis yang berpadu dengan semilir angin laut yang menenangkan.Langit biru membentang tanpa cela, berpadu sempurna dengan lautan yang berkilauan diterpa cahaya matahari.Di sepanjang jalan menuju penginapan, deretan pohon kelapa melambai-lambai seolah menyambut kedatangan mereka.Melvin sengaja memilih sebuah vila privat yang letaknya agak terpencil dari keramaian. Ia memang tidak suka tempat yang penuh sesak dengan turis.Bukan hanya karena sifatnya yang tertutup, tapi juga karena ia ingin meminimalkan kemungkinan bertemu orang yang tak diinginkan.Apalagi ini adalah bulan madu pura-pura yang tak ingin ia jalani lebih dari sekadar formalitas.Setelah sopir vila membukakan pintu dan menurunkan koper-koper mereka, Thania melangkah masuk dengan hati yang masih belum sepenuhnya bisa menerima kenyataan.Namun, matanya langsung terpukau ketika melihat bagian dalam vila yang elegan dan hangat.Nuansa kayu, ar

    Last Updated : 2025-05-06
  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ceraikan Aku

    “Itu urusanku,” ucap Melvin dengan nada dingin dan penuh penekanan.Thania mengerutkan keningnya. Ucapan itu terasa asing, dingin, dan begitu memotong. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak di dada.Sikap Melvin akhir-akhir ini memang sulit dipahami. Seolah ada banyak rahasia yang ia simpan rapat-rapat dan enggan dibagi, bahkan dengan wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya.“Memangnya kau tidak akan menceraikanku?” tanya Thania, suaranya nyaris seperti bisikan.Ia lalu membuang muka, tidak sanggup menatap wajah Melvin karena takut melihat jawaban yang akan lebih menyakitkan dari perkataan.Ucapan itu seketika membuat Melvin menoleh cepat. Pandangannya menajam, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menyala penuh kemarahan. Ia melangkah maju satu langkah, menatap Thania nyalang.“Berani sekali kau berucap seperti itu! Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?” ucapnya tajam.Thania menghela napas, mencoba tetap tenang meski hatinya gem

    Last Updated : 2025-05-07

Latest chapter

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Hanya Tinggal Menunggu Bom Waktu itu Meledak

    Melvin memejamkan matanya erat-erat, napasnya memburu. Tangannya mengepal kuat-kuat di atas meja balkon hingga urat-uratnya mencuat jelas, nyaris menembus kulit.Tubuhnya tegang, dadanya naik turun menahan luapan emosi yang nyaris meledak. Ia merasa dunia menekannya dari segala arah.Di dalam vila, Thania tak menyadari gejolak yang sedang dialami suaminya. Ia sedang di dapur, menyiapkan makan malam seperti biasanya.Sesekali terdengar suara alat masak yang beradu, berpadu dengan aroma tumisan yang mulai menguar ke seluruh penjuru ruangan.Ia berusaha menciptakan suasana normal di tengah badai yang masih menggantung di antara mereka.Kembali ke balkon, suara Davian terdengar lagi di seberang sana—masih sama tajam dan mendesaknya.“Aku akan menghubungi Arion dan memarahinya karena sudah mengirim pesan seperti itu padamu,” gumam Melvin dengan rahang mengeras, lebih kepada dirinya sendiri daripada pada adiknya.Namun Davian tak mengendurkan tekanannya. “Kau belum menjawab pertanyaanku, Me

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Akan Menceraikan Thania

    Satu minggu kemudian. Suasana Hawaii yang seharusnya penuh dengan ketenangan dan keindahan justru menjadi saksi dari ketegangan yang masih mengendap dalam hubungan Thania dan Melvin.Mereka memang sedang menjalani bulan madu, tetapi perjalanan itu tidak semanis yang dibayangkan orang kebanyakan.Di balik senyum-senyum yang mereka tampilkan saat berfoto, ada debat-debat kecil yang muncul hampir setiap hari—tentang hal-hal sepele, sampai hal besar yang menyangkut masa lalu mereka.Telepon Thania dan Melvin tak pernah benar-benar diam. Joana berkali-kali menelepon Melvin, tapi Melvin memilih mengabaikannya.Thania pun melakukan hal yang sama pada pesan-pesan dari Arion yang entah kenapa tak berhenti mengganggunya.Melvin sudah mengambil keputusan tegas: ia tidak akan membiarkan siapa pun merusak waktu kebersamaan mereka.Ia bahkan mulai menunjukkan sikap posesif yang tak biasanya. Ia selalu ingin tahu dengan siapa Thania berbicara, bahkan saat wanita itu hanya membuka media sosial. Ke ma

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Menuduh Tanpa Bukti

    "Pesan... anonim?" Thania menoleh perlahan ke arah Melvin. Pria itu sedang mengerutkan kening, raut wajahnya menunjukkan campuran bingung dan curiga setelah mendengar ucapan Thania barusan.Dari ponsel yang masih menempel di telinga, suara Regina terdengar kembali, menjelaskan dengan nada serius."Ya. Pesan anonim. Masih belum bisa dilacak karena nomor itu nomor sekali pakai. Jadi, tidak bisa diketahui siapa yang mengirimkannya, dan tak terdaftar di database mana pun," tutur Regina menjelaskan.Thania menghela napas panjang, tubuhnya terasa berat seketika. "Ya sudah kalau begitu. Kalau nomor sekali pakai, tentu akan sangat sulit dilacak. Terima kasih, Regina. Dan... maaf, sudah menuduhmu soal ini.""It's okay, Thania. Aku mengerti. Aku tahu kau tertekan," jawab Regina, tenang dan hangat.Setelah panggilan itu terputus, Thania menurunkan ponselnya dan meletakkannya di atas meja, di antara gelas jus jeruk yang sudah setengah kosong dan piring kukis yang masih tersisa beberapa.Pandangan

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Sikap Tak Biasa

    “Pantai di sini sangat indah. Kau harus menikmati semua wahana dan keindahan yang ada di sini,” ujar Melvin sembari menaruh gelas kopinya ke meja, usai menghabiskan roti bakar yang tersaji.Suaranya terdengar ringan, bahkan wajahnya sedikit berseri—mungkin karena efek kopi dan udara pagi yang menyegarkan.Thania mengangkat wajahnya perlahan, menatap Melvin dengan pandangan datar tapi tak sepenuhnya acuh. “Ya. Memang tempat yang sangat indah,” ucapnya pelan. Suaranya sejuk, tapi terasa ada jarak yang masih membentang di antara mereka.Melvin mengangguk dengan senyum kecil. “Kalau begitu, ikut denganku bermain jetski,” ajaknya tiba-tiba dengan nada penuh semangat.Thania menoleh, kali ini dengan ekspresi terkejut, lalu menggeleng cepat. “Tidak. Aku tidak mau naik jetski.”“Oh, ayolah! Kau harus menikmati wahana di sini, Thania. Aku sudah membayar mahal untuk itu,” ucap Melvin memaksa, suaranya sedikit meninggi, campuran antara antusiasme dan dorongan ingin membuat suasana menjadi lebih

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Sebuah Perhatian Kecil

    ‘Apa Regina yang telah memberitahu Davian? Tapi, dia sudah berjanji padaku untuk tidak memberitahu siapa pun,’ ucap Thania dalam hati, curiga namun masih berusaha mempercayai sahabatnya.Pikirannya berkelana, mencoba mengingat setiap percakapan, setiap celah kemungkinan di mana rahasia itu bisa bocor. Tapi tak ada yang jelas. Semua hanya membuat kepalanya semakin pening.Ia kemudian menggelengkan kepalanya pelan, mencoba membuang prasangka yang semakin menumpuk.“Tidak. Aku tidak pernah memberitahu siapa pun tentang ini semua. Tapi, kalau kau tidak percaya, itu bukan urusanku,” ucapnya akhirnya dengan nada datar dan cuek.Kalimat itu keluar tanpa emosi. Ia benar-benar lelah, bukan hanya secara fisik, tapi juga secara mental.Rasanya percuma mencari pembelaan di hadapan seseorang yang tak pernah benar-benar ingin percaya.Ia tahu, pada akhirnya semua yang ia katakan hanya akan diputarbalikkan atau diabaikan. Dan Thania tidak punya tenaga lagi untuk itu. Ia hanya ingin tenang.Melvin di

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Bingung Melanda Hati

    Melvin memijat keningnya sembari berjalan bolak-balik di ruang tengah apartemennya yang remang, dengan ponsel yang masih menempel di telinganya.Wajahnya tegang, rahangnya mengeras, dan napasnya mulai memburu. Suara Davian yang tengah memarahinya terdengar tajam di ujung sambungan.“Kau menuduh Thania, sama saja dengan menuduh Papa. Kau pikir Papa akan diam saja setelah tahu semuanya? Mungkin dia akan meminta Thania untuk bercerai denganmu!” suara Davian meledak, seperti bom yang menghantam langsung ke kepala Melvin.Melvin menutup matanya rapat-rapat, mencoba menenangkan pikirannya yang kalut. Ia tahu Davian tidak akan semudah itu diyakinkan.Ia memutar otaknya cepat, berusaha mencari alasan yang cukup logis agar Davian berhenti menekan dan memojokkannya.“Aku melakukan ini untuk melindungi mereka berdua, Davian. Justru aku telah menyelamatkan mereka,” ucap Melvin akhirnya, mencoba memberi pembenaran yang terdengar masuk akal, walau dirinya sendiri tak yakin sepenuhnya pada kata-kata

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ada Sedikit Penyesalan

    Isak tangis Thania masih terdengar samar meski punggungnya membelakangi Melvin. Suaranya yang lirih dan teredam bantal menyayat hati, namun Melvin hanya bisa menatap punggung wanita itu dalam diam.Ia tak punya keberanian untuk menyentuh atau bahkan menenangkannya. Yang bisa ia lakukan hanya merebahkan tubuhnya perlahan di sisi Thania, menjaga jarak namun tetap dekat.Ia memejamkan matanya, satu tangannya memijat pelipis yang terasa berdenyut keras. Kesalahan besar. Ia tahu itu.Ia telah melukai wanita yang bahkan tidak pernah meminta untuk ada dalam kehidupan rumitnya. Dan kini, Thania pasti semakin membencinya.Tiba-tiba terdengar suara notifikasi dari ponsel yang tergeletak di atas nakas.Ting!Melvin membuka matanya, menoleh, lalu meraih ponsel itu. Layar menampilkan sebuah pesan singkat dari Joana:Joana: Melvin. Kenapa harus pergi selama dua minggu lamanya? Aku baru tiba dan kau harus pergi begitu lama. Aku akan merindukanmu lagi.Melvin membaca pesan itu tanpa ekspresi. Jarinya

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Sentuhan Liar dan Menyakitkan

    Mata Melvin langsung menyala. Sorot tajamnya berubah menjadi bara yang membakar amarah dalam dirinya. Napasnya memburu, dadanya naik turun tidak beraturan.“Lalu, kau akan bersama dengan Arion? Begitu?!” pekiknya keras, membuat udara dalam vila seketika terasa sesak.Thania menghela napas panjang, tangannya mengepal di sisi tubuh, menahan emosi yang terus menggelora dalam dada.Suaranya tenang namun tajam seperti belati ketika ia menjawab, “Kalau memang dia adalah takdirku, kenapa tidak? Bahkan dia jauh lebih baik darimu.”Ucapannya itu seperti cambuk yang menghantam keras ke arah Melvin. Rahangnya mengeras, matanya semakin gelap.Tangan Melvin mengepal kuat, seolah hendak menghantam apa pun yang ada di hadapannya—tembok, meja, bahkan mungkin dirinya sendiri. Amarah itu begitu kentara, seakan hanya menunggu detik untuk meledak.Sementara Thania tetap berdiri tegak. Ia tampak lelah, tapi tekadnya bulat. “Kau mau apa? Aku akan turuti, asalkan lepaskan aku. Atau mungkin kau ingin memperm

  • Derita Istri Tak Diinginkan   Ceraikan Aku

    “Itu urusanku,” ucap Melvin dengan nada dingin dan penuh penekanan.Thania mengerutkan keningnya. Ucapan itu terasa asing, dingin, dan begitu memotong. Ia menggigit bibir bawahnya, mencoba menahan emosi yang mulai menggelegak di dada.Sikap Melvin akhir-akhir ini memang sulit dipahami. Seolah ada banyak rahasia yang ia simpan rapat-rapat dan enggan dibagi, bahkan dengan wanita yang kini menyandang status sebagai istrinya.“Memangnya kau tidak akan menceraikanku?” tanya Thania, suaranya nyaris seperti bisikan.Ia lalu membuang muka, tidak sanggup menatap wajah Melvin karena takut melihat jawaban yang akan lebih menyakitkan dari perkataan.Ucapan itu seketika membuat Melvin menoleh cepat. Pandangannya menajam, rahangnya mengeras, dan sorot matanya menyala penuh kemarahan. Ia melangkah maju satu langkah, menatap Thania nyalang.“Berani sekali kau berucap seperti itu! Kau pikir aku akan melepaskanmu begitu saja?” ucapnya tajam.Thania menghela napas, mencoba tetap tenang meski hatinya gem

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status