Share

12. Meeting

Author: Aprillia D
last update Last Updated: 2025-05-29 14:05:16
"Baik kalau begitu sekian rapat pagi ini. Silakan kembali ke ruangan masing-masing."

Bima menutup meeting pagi itu. Para karyawan pun berbondong-bondong meninggalkan ruangan sambil meninting tablet atau laptop. Hingga perlahan ruang meeting itu sepi, hanya menyisakan sang direktur utama PT Sutra Gemilang tbk seorang diri.

Selesai menutup laptop yang pertama Bima lakukan adalah mengecek ponselnya. Bima menghela napas saat mendapati pesan yang dia kirimkannya terakhir kali belum dibalas istrinya. Dia khawatir istrinya sedang sibuk karena pekerjaan dari mamanya yang begitu banyak sampai membuat istrinya itu kelelahan dan ketiduran.

Saat dia kebingungan menatap layar ponsel, nama Mama terpampang di layar ponselnya. Dia pun mengangkat telepon itu. "Iya, ada apa, Ma?"

"Gimana perkembangan promosi produk baru kita?" Suara sang Mama terdengar di seberang.

Bima berdiri, melempar pandang ke kaca besar di ruangan itu. Lantas berjalan ke arah sana. Pemandangan kota Jakarta dari ketinggian
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   18. Di Sebuah Club Malam

    Malam itu, tepat menuju tengah malam, operasi tulang belakang Mira dilakukan. Bima, Tasya, dan Intan berdoa semoga semuanya dilancarkan. Sementara Keisya sudah pulang dijemput Risyad sejak tadi sebelum operasi dilakukan. Di waktu yang sama, di tempat yang berbeda. Di belahan kota Jakarta yang lain, di sebuah club di tengah kota Jakarta, seseorang gadis belia sedang berpesta ria bersama teman-temannya. Melupakan sejenak masalah pekerjaan di dunia nyata yang membuatnya stres. Mereka bersenang-senang untuk sesaat. Gadis yang sudah dalam pengaruh alkohol itu tampak senang berjoget ria bersama gadis-gadis lain di atas dance floor, diiringi musik yang menghentak dan memekakkan telinga, juga sorotan lampu penuh warna-warni. Sampai seorang lelaki tiba-tiba mendekati gadis itu dan menggodanya. "Hei, kamu cantik banget. Boleh kenalan nggak?" Tapi gadis itu tak senang dengan perlakuan lelaki itu. Tidak kenal sudah berani pegang-pegang dirinya. "Apaan, sih,

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   17. Bukan Cucu Kesayangan

    "Gimana, Mas?" tanya Intan menatap suaminya yang mondar-mandir sejak tadi sambil berkutat dengan ponselnya. "Mischa bisa dihubungi?"Bima hanya menjawab dengan gelengan kepala. "Aku juga, nih." Intan menatap layar ponselnya yang mana log kontaknya sudah penuh nama Mischa, sejak tadi dia menelepon gadis itu berkali-kali. Selagi Tasya dan Keisya menjenguk Mira di dalam, Bima dan Intan sabar menunggu di luar ruangan. Mereka berusaha menghubungi Mischa kembali yang entah kenapa sejak tadi sulit dihubungi. Telepon tidak diangkat, dikirimi pesan singkat pun tak kunjung dibaca. Padahal Bima hanya ingin memberi tahu kabar Mira. "Mungkin sekarang dia sibuk, dan pasti bakal dibaca nanti kalau udah nggak sibuk. Aku yakin apa pun itu, Mischa nggak berniat diam begini kan?" Intan menenangkan suaminya."Kak Bima, dicari Mama." Tiba-tiba Tasya dan Keisya keluar dari ruangan. Bima dan Intan sontak menatap ke arah yang sama. Bima refleks memandangi Intan yang malah tersenyum. Seakan memberi sinya

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   16. Keadaan Mira

    "Lu-lumpuh, Dok?" Bima serasa tak percaya."Iya, Pak.""Tapi ibu saya masih bisa sembuh kan? Berapa pun harganya akan saya bayar, Dok. Asal ibu saya bisa diselamatkan dan sembuh." Dokter mengangguk dan kembali menjelaskan. "Bisa. Karena patah tulang yang Ibu Mira alami ini sangat fatal jadi satu-satunya cara penyembuhannya adalah operasi tulang belakang.""Jadi ibu saya harus dioperasi, Dok?""Iya betul.""Kalau begitu, operasi saja, Dok. Saya sebagai anaknya menyetujui asal itu jalan yang terbaik," ucap Bima.Pria itu menoleh kala istrinya memegangi tangannya. "Operasi tulang belakang itu kan bahaya, Mas," bisik Intan. "Dan pemulihannya juga sulit." Lalu Intan menatap dokter. "Iya, kan, Dok?"Dokter kembali mengangguk. "Risiko operasi tulang belakang pada pasien usia lanjut memang besar risikonya. Tapi jika kondisi Ibu Mira baik, maksud saya tidak ada riwayat penyakit apa pun, dan di usianya yang sekarang dia

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   15. Menjenguk ke Rumah Sakit

    Bima baru saja selesai menandatangani beberapa dokumen yang memerlukan tanda tangannya ketika ponselnya di atas meja berdering nyaring. Kata 'Istriku Tercinta' terpampang di layar begitu dia menatap layar ponselnya. "Akhirnya kamu nelepon juga," gumam Bima sebelum akhirnya mengangkat teleponnya. "Halo, Sayang. Aku nungguin kamu loh, daritadi." Bima tersenyum jahil. "Ada apa, Sayang? Kangen ya? Pengen aku cepat pulang?""Mama, Mas. Mama ...." Senyum Bima memudar mendengar suara istrinya lebih seperti orang habis menangis. Dahinya mengernyit. "Mama ngapain kamu, Sayang? Ada masalah apa lagi di rumah?""Bukan, Mas. Mama nggak ngapain aku.""Lalu apa?" Bima jadi bingung. Pria itu mengusap wajahnya."Mama kecelakaan parah dan masuk ke ruang sakit, Mas."Bima tertegun mendengarnya. "Apa?" Dia pun serta merta berdiri dari duduknya. "Iya, Mas. Tadi aku dapat telepon dari rumah sakit katanya Mama kecelakaan. Kamu pulang sekarang juga, Mas. Kita jenguk Mama ke rumah sakit. Aku khawatir bang

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   14. Kabar Buruk

    Intan duduk termenung di kamar, pandangannya menatap keluar jendela yang memperlihatkan kolam renang di samping rumah mereka. Perkataan-perkataan ibu mertuanya yang mengatai ibunya tadi masih terngiang di telinga. Meskipun dia sudah berusaha untuk tidak mengambil hati omongan itu. Namun, jika sudah menyangkut harga diri ibunya, rasanya sulit dia terima. "Takut, ya, kepergok mau transfer uang buat ibumu yang miskin itu?" "Mau minta apa lagi dia? Biaya buat shoping?" "Bukan, Ma. Buat biaya kuliah adikku. Tahun ini dia udah mulai skripsi dan butuh tambahan biaya." "Mama perginya sama siapa?" "Kenapa kamu tanya-tanya begitu? Itu bukan urusan kamu!" "Maya. Kulitnya mengalami luka bakar. Dan itu semua gara-gara kamu! Dia sampai separah itu sampai masuk ke rumah sakit. Puas kamu?!" Jangankan kesalahan besar, kesalahan kecil yang dia lakukan pun akan jadi masalah di mata ibu mertuanya, masalah besar. Dia memang akan selalu salah di mata keluarga suaminya. Apa pun yang dia lakukan ti

  • Derita Istri yang Difitnah Mandul   13. Musibah

    "Takut, ya, kepergok mau transfer uang buat ibumu yang miskin itu?"Kalimat ibu mertuanya seakan membuat hati Intan dihantam palu bertubi-tubi. "Mau minta apa lagi dia? Biaya buat shoping?" tanya Mira lagi melihat menantunya terdiam.Intan menatap ibu mertuanya. "Bukan, Ma. Buat biaya kuliah adikku. Tahun ini dia udah mulai skripsi dan butuh tambahan biaya.""Oh ...." Mira lalu terdiam, urung berkomentar lagi. Takut Intan terlalu sakit hati lalu mengadu pada Bima. "Mama mau pergi ke pabrik," ucap wanita itu akhirnya. "Kalau ada tamu atau hal-hal penting telepon Mama, ya?"Intan memaksakan senyum. Berusaha menetralkan suasana perasaannya dan tak memasukkan omongan mamanya tadi ke dalam hati. "Mama perginya sama siapa?""Kenapa kamu tanya-tanya begitu? Itu bukan urusan kamu!"Intan selalu berusaha sabar, tapi lihatlah sikap mertuanya itu."Sebelum Mama ke pabrik, Mama mau ke rumah sakit dulu," ucap Mira kemudian. Membuat Intan sedikit membelalakan mata."Siapa yang sakit, Ma?""Maya. K

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status