Share

130. Simbah Tangis

BAB 130

POV NAMI

Simbah Tangis

Setelah kutendak kakinya, Mas Anwar berteriak sekaligus tersuruk ke belakang tubuhnya. Hampir saja dia terjerembab di lantai. Untungnya, tubuh suamiku yang memang telah jauh berkurang berat badannya ketimbang saat sebelum kami menikah itu dapat dia seimbangkan dengan baik sehingga tak jadi terjatuh.

Aku menatapnya murka. Tak ada penyesalan sedikit pun di hatiku karena telah melawan Mas Anwar. Mungkin sudah jalannya begini, pikirku.

Tak ada lagi kelembutan dalam tutur kata, bahasa, maupun gerak gerikku kepadanya. Padahal, dulu dia adalah lelaki yang paling kuhormati. Mas Anwar bukan hanya suami bagiku, tetapi dia telah kuanggap sebagai segala-galanya dan sandaran hidupku.

Namun, sekarang semuanya telah jauh berbeda. Sikap Mas Anwar yang plin plan, tidak tegas, dan kurang rasional itulah yang membuatku berang. Kini, bidadari telah berubah menjadi seorang ibu tiri yang kejam!

“Nami, aku m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status