Home / Romansa / Desahan Ibu (Tiriku) / Gayung Di Toilet

Share

Gayung Di Toilet

Author: Senja Ayu88
last update Huling Na-update: 2025-03-29 06:26:12

Di depan sebuah gedung yang baru saja di bangun di kota X, suasana terlihat sangat ramai.

Ya, malam ini acara peresmian mall baru itu digelar malam itu.

Panitia dan artis -artis yang diundang sudah hadir ,hampir semuanya.

Seorang panitia datang menemui Sandrian, “Bang, ada sedikit masalah nih. Bisa kita bicara sebentar di dalam?”

Sandrian menganggukkan kepala lalu katanya pada Liontin.

“Sweetheart, tolong awasi anak-anak . Minta mereka jangan berpencar. Takutnya nanti keinjak, aku ada urusan sebentar.”

“Iya San.”

Liontin lalu mendekati sekelompok orang yang semuanya memakai baju bergambar band Maharaja. mereka yang Sandrian sebut dengan anak -anak itu. Para fans nya Maharaja Band.

“Halo semuanya.”

“Halo juga Mammy-kyu.”

Semuanya serempak menjawab sapaan Liontin.

Walaupun ada yang usianya di atas Liontin tapi mereka memanggil Liontin dengan sebutan Mammy

Ya… para fans nya Maharaja Band itu memang sudah terbiasa memanggil Sandrian dengan sebutan Pappy-kyu, maka begitu mereka tahu kalau Liontin adalah kekasih idola mereka jadilah mereka memanggil Liontin Mammy-kyu.

Sedikit menggelikan sih buat Liontin saat mendengar ada fans yang seusia mama Santy memanggil dirinya dan Sandrian dengan sebutan Pappy dan Mammy, tapi ya,dibiasakan sajalah.

“Kata Pappy San, setengah jam lagi acara akan segera di mulai. Jadi teman-teman jangan berpencar ya”

“Siap Mamm-kyu.”

*** *** ***

“Ada masalah apa Pak?”

“Hmmm begini loh San. Miranda mendada ada halangan .Dia sakit. Artinya model kita berkurang satu orang. Apalagi dia model utama kita.”

“Ya sudah kalau begitu cukup Yocelin dan Ravika saja.”

“Tidak bisa San. Semua sudah diatur untuk tiga orang. Saat kalian nyanyi mereka bertiga akan tampil sesuai dengan yang sudah diatur. Posisi Miranda di tengah untuk lagu pertama. Tidak mungkin kita biarkan tempat itu kosong”

Sandrian menggaruk tengkukya yang sebenarnya tidak gatal sama sekali itu.

“Ya…. lalu kita harus bagaimana? Di mana kita harus mencari pengganti Miranda? Sebentar lagi acara akan dimulai.”

“Bagaimana kalau kekasihmu itu? Aku rasa dia pasti bisa. Bukankah dia sempat melihat latihan terakhir kita kemarin San?”

“Liontin?”

“Ya. Da cocok jadi pengganti Miranda. Bahkan bisa dibilang bodinya lebih proposional dari pada Miranda.”

“Tapi… ckkk… bagaimana ya?”

“Kenapa San? Apa kamu takut pacarmu tidak mau?”

“Bukan begitu. Kalau aku yang meminta aku rasa dia mau. Hanya saja dia tidak ada persiapan. Pakaian, mak…”

“Tenang saja San. Semua sudah disiapkan oleh panitia. Ada make up artis nya juga. Kamu kayak tidak pernah manggung aja. Ayolah San. panggilkan pacarmu itu.”

Sandrian lalu kembali mendekati Liontin.

“Sweetheart, hmmm.. ahhh..”

“Kenapa San? Kamu sakit?”

“Ehmmm… tidak. Aku tidak apa-apa. hanya saja, hmmm begini loh Lion. Kamu tahu nggak Si Miranda?”

“Iya San. Yang model itu kan?”

“Iya. Miranda tiba-tiba saja jatuh sakit. Dia tidak bisa hadir. Otomatis tempatnya kosong. Panitia meminta kamu menggantikannya.”

“Hah??? Aku??? Oh no!!! Aku tidak mau.”

“Hah? Tidak mau? Kenapa Sayang?”

“Kamu tahu sendiri kan San. Aku belum terbiasa. Bakal malu -maluin kamu saja San.”

“Tidak Sweetheart. Kamu tidak pernah malu -maluin aku. Justru kalau kamu menolak itu yang mempermalukan aku, karena aku sudah memastikan pada panitia  kalau aku akan membawa kamu ke atas panggung.”

Liontin menatap senduh wajah Sandrian.

“Tapi aku malu. Pasti akan kelihatan sekali kalau aku gugup.”

“Jangan takut. Kamu pasti bisa. Kamu sudah melihat kami latihan kemain kan. Jangan gugup ,ada aku. Ada Cinta juga.”

“Bagaimana kalau Kak Wulan saja?”

“No Sweeteart. Aku mau kamu.”

"Kami juga ingin Mammy-kyu!!!” terdengar teriakan dari fans Maharaja Band.

“Iya hanya Mammy-kyu saja yang boleh dampingi Pappy-kyu!!!”

“Mammy-kyu pasti bisa!!!”

“Hidup Mammy-kyu!!!”

Liontin terharu mendengar teriakan mereka.

Dia kembali menatap wajah Sandrian lalu katanya, “ Ya aku mau”

Sandrian lalu memeluk tubuh kekasihnya itu dan mengecup mesra keningnya.

“Thank you My Sweetheart. Thank you so much . I LOVE YOU.”

“I love you too My Man.”

Para fans pun ikut terbawa perasaan melihat kemesraan Sandrian dan Liontin ,”Ihhh Pappy-kyu dan Mammy-kyu manis banget.”

“Ya sudah. Kalian harus bisa mengatur diri sendiri selama kami manggung Bisa kan?”

“Bisa!!!!!”

Sandrian membawa Liontin menemui panitia dan mengatakan kalau dia bersedia menggantikan posisi Miranda.

Selanjutnya Liontin segera ditangani oleh para make up artis.

Cinta adalah orang yang paling bahagia ada Liontin yang akan tampil bersama-samanya diawal karirnya menjadi anak band.

*** *** ***

“ Katanya setengah jam lagi acara akan dimulai kenapa ini sudah hampir satu jam.” omel Mama Santy menatap sekelilingnya.

“Sabar Tante. Salah satu dari model yang harus tampil bersama Sandrian malam ini berhalangan hadir.”

“Kenapa nggak panggil Wulan saja. Aku rasa Wulan pasti bisa. Iya kan Lan?”

“Mereka sudah menemukan penggantinya. Sekarang sedang make up. Entah siapa aku tahu.”

“Sambil menunggu modelnya make up. Kenapa nggak langsung mulai saja?”

“Karena Maharaja Band akan tampil sebagai opening nya.”

“Oh begitu ya? Ya sudahlah. Kalau begitu aku mau ke toilet dulu.”

Mama Santy mengelus lengan Wulan.

“Kamu di sini dulu sama Nak Bobby ya Sayang. Mama mau ke toilet dulu.”

Wulan menganggukkan kepalanya dan membiarkan mama Santy berlalu dari hadapannya.

Beberapa saat setelah Mama Santy pergi, Bobby pun berpamitan pada Wulan.

“ Kamu di sini dulu ya Lan. Aku mau ketemu para panitia dulu. Sebentar saja kok.”

“Iya Bob.”

*** *** ***

Sambil merapikan rambut dan pakaiannya di depan cermin yang ada di dinding toilet itu, Mama Santy terus saja mengomel.

“Kalau saja kekurangan model, kenapa nggak panggil Wulan saja. Toh Wulan sudah tampil cantik jadi nggak perlu menunggu lama seperti ini. Apa mereka meragukan Wulan ya? Tidak tahu apa kalau anakku itu artis serba bisa.”

Setelah merasa penampilannya sudah oke, Mama Santy membuka pintu toilet dan hendak melangkah keluar.

Tapi…

“Awww…”

Seseorang mendorong tubuhnya sehingga kembali masuk ke dalam lalu pintu toilet tertutup lagi.

Mata Mama Santy terbelalak melihat siapa yang baru saja mendorong masuk tubuhnya itu.

“ Nak Bobby???”

Sambil tersenyum miring Bobby mendorong tubuh Mama Santy hingga merapat ke dinding.

“Tante tahu nggak kalau penampilan tante ini membuat king kobra junior menggeliat bangun.”

“Nak Bobby. Ini tempat umum.”

“Ah persetan dengan tempat umum. Tante sudah membuat King Kobra terbangun maka tugas tante adalah… menenangkan dia kembali.”

“Nak Bobby. Tante t…”

Mama Santy tak dapat melanjutkan ucapannya karena bibirnya sudah tenggelam dalam mulut pemuda tampan kakak dari kekasih Liontin itu.

Pakaian Mama Santy yang serba mini itu membuat Bobby gampang untuk bergerilya.

Sambil menyedot bibir seksi Mama Santy, tangan Bobby perlahan melorotkan gaun mama Santy yang berbentuk kemben itu hingga sebatas perut.

Tangan Bobby mulai aktif meremat dua buah bongkah kenyal yang masih terlihat ranum itu.

Menatap intens mata Mama Santy dengan tatapan yang sudah berkabut gairah, Bobby berucap, “Kita bermain singkat ya Sayang?”

Dipanggil sayang oleh pemuda yang lebih pantas jadi anak atau anak mantu itu membuat jiwa mama Santy semakin melambung tinggi. Apalagi dia pernah merasakan keperkasaan Bobby beberapa malam lalu saat hujan turun dengan lebat dan Bobby terpaksa menginap di rumah mereka.

“Iya Sayang ku. Untukmu aku tak bisa menolak.”

Bobby mengecup ringan bibir mama Santy sekilas lalu langsung meraup salah satu dari dua buah kenyal itu dan  melahap dengan rakusnya.

“Oh…  Bobby Sayang.” tangan mama Santy meremat mesra rambut hitam tebal milik Bobby itu.

Tangan Bobby semakin turun ke bawah.

Menyingkap gaun ungu mama Santy yang hanya sebatas paha itu dan menarik kain segitiga yang menutup area privasi milik mama Santy.

Tak lama kemudian terdengar teriakan tertahan mama Santy saat area kewanitaannya diterjang keperkasaan Bobby.

Saat tubuh Mama Santy yang berada di pangkuan Bobby itu mulai bergerak tak karuan dengan diiringi desahannya itu, di atas panggung Liontin mulai bergerak maju dengan diiringi satu lagu dari Kotak dengan judul Bereaksi. Yang dinyanyikan oleh Cinta sebagai lagu pembukaan.

Para fans Maharaja Band berteriak histeris melihat penampilan para idola mereka.

Sementara itu di tempat duduknya, Ibunda Sandrian pun tak kalah bahagia melihat anak -anaknya.

Bersambung…

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
keren thor
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Tinggal Di Apartemen Sandrian

    “Kalian sudah Cin?” tanya Monica pada Yocin, bodyguard kepercayaannya itu.“Sudah Non.”“Lalu mana Sarina?” kali ini Axel yang bertanya.“Kak Sarina pergi tuan. Sama Kak Arqiles. Katanya mau nonton pasar malam.”“Kok kamu nggak ikut Cin?”“Nggak deh Non, orang lagi pacaran. Buat apa aku ikut.”“Kenapa nggak ajak kak Aditya saja. Aku lihat sendiri tadi ada yang sering lirik lirik sama si alias mata tebal.” ujar Monica menggoda Yocin.“Tuan. Non Monica. Aku nggak lirik lirik kak Aditya kok. Aku cuma sedang mikir saja. Kok bisa ya Tuan Lijong punya teman di Indonesia.” elak Yocin dengan wajah bersemu merah.“Perasaan kita tidak menyebut nama orang loh. Kok ada yang merasa.” kikik Monica sambil menatap wajah Axel.“Rupanya ada yang diam diam jatuh cinta pandangan pertama nih.” Axel pun ikut menggoda bodyguard kepercayaan istrinya itu, membuat gadis itu semakin merona merah wajahnya.Keduanya tertawa melihat wajah Yocin yang semakin salah tingkah karena mereka.“Ehhh tapi… kamu merasa ngga

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Aku Bukan Ibumu

    Hmmm… jadi Om Pilipz sudah tahu siapa itu Liontin? Lalu Om ingin Liontin gimana?” tanya Mama Clara begitu melihat om Pilipz tidak melanjutkan ucapannya.“Iya. Aku tahu siapa dia. Dan aku ingin dia… segera pergi dari tempat ini. Aku tidak ingin anak itu menginjakkan kakinya lagi di dekat makam putriku Lidya.”“Tapi Kek. Aku ini putri mama Lidya. Aku…”“Stop Liontin. Sejak putriku tiada, kamu bukan siapa-siapanya. Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil aku kakek karena kamu bukan cucuku.”“Tapi Kek. Sebenci apapun kakek sama Liontin, tetap saja Liontin itu cucu kakek.”“Tidak ada seperti itu Nak Rian. Tidak ada dalam kamus hidupku punya cucu seperti dia. Aku alergi punya cucu yang dalam tubuhnya mengalir darah miskin.”“Astaga Om Pilipz. Aku nggak nyangka sama sekali kalau om bisa setega itu pada darah daging om sendiri.”“Cukup. Kalau Nak Clara masih ingin tetap di sini, usir anak itu. Tapi kalau tidak, segera pergi juga dari tempat ini. Pilihannya ada di tangan kamu, pilih sahabat

  • Desahan Ibu (Tiriku)   JaMruD

    Kalian berdua cepat ke toko bunga. Beli bunga lili dan tulip sebanyak-banyaknya. Mama kamu suka bunga lili dan tulip.” ucap mama Clara pada Liontin dan Sandrian setelah makan.Melihat Mama Clara mengeluarkan dompetnya, Sandrian menahan tangan ibunya.“Tidak usah Ma. Sandrian punya kok.”Mama Clara tersenyum dan membelai pipi putra keduanya itu.“Uhmmmm anak mama nih. Sudah cakep, baik hati lagi.“Ah mama bisa saja.”“Ya sudah. Kalian cepat beli bunganya. Sore ini juga kita akan ke sana. Ke makam ibumu.”“Kata Anggun dia ingin ikut berziarah ke makam mama. Kami boleh menjemputnya sekarang?”“Boleh dong sayang.” jawab Mama Clara sambil mencubit pipi gadis cantik kesayangan putra nya itu.Keduanya lalu bergegas menuju toko bunga langganan mama Clara.Tak ingin terkena macet di jalanan Sandrian memilih menggunakan motor saja.“Bagaimana dengan Anggun ya Sayang?”“Sudah aku chat Ian. Dia akan menunggu kita di toko.”“Kalau begitu kita langsung ke sana.”*** *** ***“Mau ke mana Anggun?” ta

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Persahabatan Lidya Dan Clara

    Sandrian sangat merasa gelisah karena Liontin belum juga tiba.Apalagi saat menelpon tadi dia mendengar suara Liontin sedikit sengau. Terdengar ada isak disela pembicaraan mereka.“Oh my God My Sweetheart. Kenapa kamu terlalu lama tiba? Ada apa dengan dirimu Sayang?” gumamnya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeansnya, hendak menelepon kekasihnya itu.Tapi baru saja dia mencari nomor kontak Liontin, gadis itu sudah datang.Berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil menangis.Tak banyak tanya Sandrian membalas pelukan itu dan mengelus lembut kepalanya.Terlalu banyak pertanyaan bergelayutan di otaknya tapi dia harus menunggu pacarnya itu tenang dulu.Beberapa saat kemudian tangis Liontin mulai redah.Terlihat dia sedikit lebih tenang.Sandrian menatap wajah Liontin yang sangat kuyu.Matanya sembab dan memerah. Sepertinya dia sudah terlalu banyak menangis.“Temukan aku orang itu Ian.” ucap Liontin sebelum Sandrian bertanya.“Orang itu? Siapa?”“Yang memberi foto it

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Diputuskan Oleh Sandrina

    Pagi itu, seperti biasanya Liontin membantu Bibi Siti memuat sarapan.Tiba-tiba saja dia teringat sesuatu, dia lalu bergegas ke kamarnya dan tak lama kemudian dia kembali sambil membawa ponselnya.“Hmmm… bibi kenal orang ini?”katanya sambil terlihat masih sibuk dengan ponselnya itu.“Siapa Non? Laki-laki atau perempuan?”“Perempuan Bi. Ini.”Liontin memberikan ponselnya pada Bibi Siti dan ART berbadan sedikit gempal itu menerimanya dengan hati -hati.Takut benda pipih itu terjatuh dari tangannya dan rusak.Mata Bibi Siti langsung membulat saat menatap ponsel Liontin.Dadanya sedikit terlihat turun naik.“Non. Eh… non dapat poto dari mana? Siapa yang memberi poto ini pada Non?”“Dari Sandrian Bi. Hmmm kenapa? Apa bibi kenal orang itu? Siapa ya Bi?”Bukannya menjawab pertanyaan Liontin, bi Siti malah mendekap erat ponsel Liontin sambil memejamkan matanya.Air matanya lolos begitu saja.“Kenapa Bibi menangis? Apa ini putri Bibi?” tanya Liontin pelan.Bibi Siti membuka matanya dan menata

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Dari Hati Tembus Ke Jantung

    Melihat wajah Bobby yang terlihat begitu shock, hati Mama Santy bersorak girang.‘Yes!!! Cemburu juga dirimu kan? Sakitnya tuh dari hati tembus ke jantung kan Bobby Sayang? Nah itu juga yang aku rasakan.’Dengan sedikit berjinjit Mama Santy memberikan satu kecupan manis di pipi Pak Dion, membuat mata Bobby terbelalak.“Astaga Nak Bobby. Kenapa wajahnya memerah? Malu ya lihat Tante ehhh salah calon mantu mesraan seperti ini?”“Hmmm tidak Tante. Tapi maaf… boleh aku bicara sama Pak Dion. Sebentar saja.”Pak Dion menatap wajah Mama Santy seolah -olah sedang meminta izin dulu.“Iya Sayang. Tapi jangan lama -lama.” kata Mama Santy pada Pak Dion dengan manja.Bobby membalikkan badannya dan melangkah lebih dulu ke teras.Pak Dion pun mengikuti langkah Bobby setelah mengecup mesra punggung tangan kanan mama Santy.“Ada apa Bob? Aku lihat sejak Dek Santy mengumumkan kalau kita sudah jadian, sikap kamu aneh. Kenapa?”“Bukan aku yang aneh tapi bapak yang aneh. Bapak tidak seperti biasanya. Bapa

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status