Share

Wulan Insecure

Author: Senja Ayu88
last update Last Updated: 2025-03-16 09:45:16

Belum sampai semenit kepergian Wulan dan Mama Santy, terdengar suara mobil memasuki halaman rumah, membuat Anggun mengerutkan keningnya.

Terdengar suara langkah kaki mendekatinya.

“Kak Wulan balik lagi? Ada ap…?”

Anggun menghentikan ucapannya ketika melihat siapa yang datang.

Ternyata bukan Wulan yang datang, tapi Liontin bersama Sandrian.

“Ehhh ternyata Kak Liontin. Dari mana saja kak? Kok telat pulangnya?”

“Iya. Tadi kak Wulan sama Kak San ke kota X dulu. Kamu tahu nggak acara peresmian mall di kota X itu akan berlangsung besok malam. Dan kak San bersama band nya juga akan tampil.”

“Oh gitu ya? Berarti kami bisa masuk gratis nih? Iya kan kak?”

Anggun menatap wajah Sandrian.

“Iya. Tapi kalian harus masuk bersama rombongan aku. Pakai kostum gambar band kami. Nanti besok pagi ambil di sini. Kakak titip kan sama kak Liontin.”

“Yessss…”

Kedua teman Anggun ikut bersorak kegirangan.

“Oya kak. Ini teman-teman Anggun kak. Yang cewek namanya Putri dan cowok namanya Ammar. Dan teman -teman, ini kakakku Liontin bersama kekasihnya, kak Sandrian.”

“Iya. Aku tahu. Kak San kan vokalis Maharaja Band. Iya kan kak.” ucap Putri dengan wajah sumingrah karena bertemu langsung dengan Sandrian.

“Oya Nggun? Di mana Kak Wulan sama mama?”

“Mereka sedang keluar. Baru saja. Kak Bobby yang menjemputnya.”

“Oh. Ya sudah. Paling juga mereka ke kota X. Soalnya Kak Bobby sama Wulan juga bakal tampil besok malam. Ada drama musikal nya. Yo Sweetheart. Bantu aku bantu aku urus kostum untuk fansnya Maharaja Band.”

“Ya sudah Nggun. Kalian lanjut belajarnya. Permisi.”

Liontin dan Sandrian meninggalkan ketiga remaja itu.

“Nggun…”

“Iya Put.”

“Kak Liontin cantik banget. Malah aku lihat lebih cantik kak Liontin daripada kak Wulan. Iya kan Mar?”

“Iya tuh Nggun. Benar apa yang dikatakan oleh Putri itu. Harusnya kak Liontin saja yang jadi artis. Hmmm… by the way, Kak Wulan itu kakak kandung kamu atau bukan sih? Kok dia lain sendiri? Kelihatan angkuhnya.”

“Ishhh… apa -apaan sih kamu Mar? Ya kakak kandung lah.”

“Maaf ya Anggun. Hmmm sebenarnya aku juga merasakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Ammar itu. Kalian bertiga itu memang ada bedanya. Kalau wajah kamu lebih menjurus ke wajah Kak Liontin. Wajah kalian lembut. Nah kalau kak Wulan itu sangar. Hmmm maaf ya rada songong gitu. Walaupun wajahnya sedikit mirip kamu Anggun tapi tetap saja dia beda dengan kamu dan kak Liontin.”

“Stop. Mendingan kita lanjut belajarnya. Daripada nanti nggak akan kelar -kelar juga tugas kita. Ayo semangat.”

*** *** ***

“Loli? Kenapa bisa ada poster Loli di sini?” tanya Bobby bingung saat melihat ada poster Cinta bersama Maharaja Band terpampang di sana.

Dia lalu melambaikan tangannya pada salah seorang panitia yang kebetulan berada tak jauh dari tempat mereka berada.

“Gio.kamu tahu nggak, kenapa bisa ada foto Cinta di poster Maharaja Band ini?”

“Oh itu. Tadi Bang Sandrian datang ke sini dan mengabarkan kalau Non Cinta sudah resmi menjadi anggota Band. Jadi vokalis.”

“Oh begitu. Ya sudah. Kamu kembali kerja.”

“Hhh… si dasar Loli. Aku ajakin main film nggak mau. Eh malah masuk ke band ini.”

“Maaf ya Bob. Kamu kenal sama gadis itu?” tanya Wulan sambil ikutan menatap gambar Cinta.

“Iya.” jawab Bobby singkat.

“Hah? Kamu kenal dia? Oh no. Bagaimana ceritanya kamu bisa kenal dia. Cantik sih iya, sangat cantik. Aku malah jadi insecure tapi…  masih anak -anak begini?” ucap Wulan dengan wajah tak suka. Seperti ada rasa cemburu dan takut tersaingi membakar hatinya.

“Kamu ini apa -apaan sih Wulan? Bagaimana aku nggak kenal dia, orang dia adikku.” jawab Bobby ketus.

Jelas saja dia tidak suka dengan sikap Wulan yang seenaknya saja bicara.

“Oh adikmu ya. Pantasan cantik  benget. Sumpah aku insecure sama dia.” jawab Wulan yang tak tahu malu sudah diketusin sama Bobby.

*** *** ***

“Ma. Mama!!!” teriak Cinta sambil berlari ke kamar Ibunya.

Sesampainya di sana tanpa mengucap permisi atau mengucapkan salam, gadis cantik yang masih mengenakan seragam putih abu -abu langsung membuka pintu kamar kamar ibunya dan menyelonong masuk.

Sang ibunda yang sedang membaca novel online di ponselnya itu meletakkan benda pipih ke atas nakas dan melepaskan kaca mata bacanya.

“Hmmm mama lagi ngapain?”

“Ini loh Cin. Mama lagi baca novel di platfrom. Novel My Hot Uncle karya Senja Ayu88. Sedih banget mama. Ceritanya sudah tamat. Tapi baru saja mama tahu ternyata ada season duanya. Judulnya Xe² Love Story. Oya, ada apa? Kamu kenapa teriak -teriak? Kamu baru pulang ya? Kenapa belum ganti bajunya?”

“Mama tahu nggak, Cinta baru dari mana sama siapa?”

“Paling juga habis jalan sama Bobby atau Rian. Iya kan? Kalian dari mana?”

“Iya Ma. Aku baru habis jalan -jalan sama kak Rian dari kota X. Besok malam akan ada peresmian mall di kota X. Dan Cinta akan manggung sama kak Rian di sana.”

“Hmmm mama tahu. Paling juga urusan kerjaan. Hanya itu saja yang ada dalam otak kakak -kakakmu itu. Kapan urus calon bini.”

“Makanya mama jangan dulu nyelah. Mama dengar kan Cinta dulu. Mama tahu nggak Cinta tadi jalan sama siapa saja?”

“Siapa?”

“Pacarnya Kak Rian.”

“Hah? Pacarnya Rian. Benar kah itu?”

“Iya Ma. Namanya Kak Liontin.”

“Apa? Liontin? Wuiih nama yang indah.”

“Bukan hanya namanya yang indah tapi orangnya juga keren banget Ma. Cantik dan baik. Wajahnya lembut sekali. Cinta yakin kalau ketemu mama pasti suka sama orangnya.”

“Huh.. Dasar Rian. Punya pacar bukannya dikenalkan dulu sama mama tapi sama adik dulu.”

“Cie… ada yang ngambek nih ceritanya. Oya, besok malam mama ikut kita ke sana. Pasti akan ketemu kak Liontin.”

“Iya. Mama pasti akan ikut. Oya, jadi sekarang kamu juga sudah bergabung di Maharaja Band?”

“Iya Ma. Cinta sudah selesai Ujian akhir nasional. Setelah ini Cinta nggak ada kegiatan apa -apa lagi. Daripada bosan di rumah mendingan bergabung sama kak Rian aja. Oya Ma, kapan ayah pulang? Sudah sebulan loh ayah ke luar negeri?”

“Entahlah Cin. Mama sudah hubungi tapi nomor ayah kamu nggak aktif -aktif. Mungkin lagi sibuk. Ya sudahlah. Sekarang kamu ganti baju dan makan. Oya, lalu di mana kak Rian-mu itu?”

“Ke rumah pacarnya. Tadi sama kak Liontin antar Cinta sampai di depan. Terus kak Rian lanjut ngantar kak Liontin ke rumahnya. Hmmm aku ke kamar dulu ya Ma.”

“Iya Nak.”

Ibu tiga anak itu menghela nafas memikirkan ketiga anak -anaknya yang sudah semakin beranjak dewasa.

Bersambung…

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noor Sukabumi
keluarga nya Rian kyknya orang baik2 beda sama kekuarganya liontin yg angkuh dan sombong
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Tinggal Di Apartemen Sandrian

    “Kalian sudah Cin?” tanya Monica pada Yocin, bodyguard kepercayaannya itu.“Sudah Non.”“Lalu mana Sarina?” kali ini Axel yang bertanya.“Kak Sarina pergi tuan. Sama Kak Arqiles. Katanya mau nonton pasar malam.”“Kok kamu nggak ikut Cin?”“Nggak deh Non, orang lagi pacaran. Buat apa aku ikut.”“Kenapa nggak ajak kak Aditya saja. Aku lihat sendiri tadi ada yang sering lirik lirik sama si alias mata tebal.” ujar Monica menggoda Yocin.“Tuan. Non Monica. Aku nggak lirik lirik kak Aditya kok. Aku cuma sedang mikir saja. Kok bisa ya Tuan Lijong punya teman di Indonesia.” elak Yocin dengan wajah bersemu merah.“Perasaan kita tidak menyebut nama orang loh. Kok ada yang merasa.” kikik Monica sambil menatap wajah Axel.“Rupanya ada yang diam diam jatuh cinta pandangan pertama nih.” Axel pun ikut menggoda bodyguard kepercayaan istrinya itu, membuat gadis itu semakin merona merah wajahnya.Keduanya tertawa melihat wajah Yocin yang semakin salah tingkah karena mereka.“Ehhh tapi… kamu merasa ngga

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Aku Bukan Ibumu

    Hmmm… jadi Om Pilipz sudah tahu siapa itu Liontin? Lalu Om ingin Liontin gimana?” tanya Mama Clara begitu melihat om Pilipz tidak melanjutkan ucapannya.“Iya. Aku tahu siapa dia. Dan aku ingin dia… segera pergi dari tempat ini. Aku tidak ingin anak itu menginjakkan kakinya lagi di dekat makam putriku Lidya.”“Tapi Kek. Aku ini putri mama Lidya. Aku…”“Stop Liontin. Sejak putriku tiada, kamu bukan siapa-siapanya. Dan satu hal lagi, jangan pernah panggil aku kakek karena kamu bukan cucuku.”“Tapi Kek. Sebenci apapun kakek sama Liontin, tetap saja Liontin itu cucu kakek.”“Tidak ada seperti itu Nak Rian. Tidak ada dalam kamus hidupku punya cucu seperti dia. Aku alergi punya cucu yang dalam tubuhnya mengalir darah miskin.”“Astaga Om Pilipz. Aku nggak nyangka sama sekali kalau om bisa setega itu pada darah daging om sendiri.”“Cukup. Kalau Nak Clara masih ingin tetap di sini, usir anak itu. Tapi kalau tidak, segera pergi juga dari tempat ini. Pilihannya ada di tangan kamu, pilih sahabat

  • Desahan Ibu (Tiriku)   JaMruD

    Kalian berdua cepat ke toko bunga. Beli bunga lili dan tulip sebanyak-banyaknya. Mama kamu suka bunga lili dan tulip.” ucap mama Clara pada Liontin dan Sandrian setelah makan.Melihat Mama Clara mengeluarkan dompetnya, Sandrian menahan tangan ibunya.“Tidak usah Ma. Sandrian punya kok.”Mama Clara tersenyum dan membelai pipi putra keduanya itu.“Uhmmmm anak mama nih. Sudah cakep, baik hati lagi.“Ah mama bisa saja.”“Ya sudah. Kalian cepat beli bunganya. Sore ini juga kita akan ke sana. Ke makam ibumu.”“Kata Anggun dia ingin ikut berziarah ke makam mama. Kami boleh menjemputnya sekarang?”“Boleh dong sayang.” jawab Mama Clara sambil mencubit pipi gadis cantik kesayangan putra nya itu.Keduanya lalu bergegas menuju toko bunga langganan mama Clara.Tak ingin terkena macet di jalanan Sandrian memilih menggunakan motor saja.“Bagaimana dengan Anggun ya Sayang?”“Sudah aku chat Ian. Dia akan menunggu kita di toko.”“Kalau begitu kita langsung ke sana.”*** *** ***“Mau ke mana Anggun?” ta

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Persahabatan Lidya Dan Clara

    Sandrian sangat merasa gelisah karena Liontin belum juga tiba.Apalagi saat menelpon tadi dia mendengar suara Liontin sedikit sengau. Terdengar ada isak disela pembicaraan mereka.“Oh my God My Sweetheart. Kenapa kamu terlalu lama tiba? Ada apa dengan dirimu Sayang?” gumamnya sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam saku celana jeansnya, hendak menelepon kekasihnya itu.Tapi baru saja dia mencari nomor kontak Liontin, gadis itu sudah datang.Berlari ke arahnya dan memeluknya erat sambil menangis.Tak banyak tanya Sandrian membalas pelukan itu dan mengelus lembut kepalanya.Terlalu banyak pertanyaan bergelayutan di otaknya tapi dia harus menunggu pacarnya itu tenang dulu.Beberapa saat kemudian tangis Liontin mulai redah.Terlihat dia sedikit lebih tenang.Sandrian menatap wajah Liontin yang sangat kuyu.Matanya sembab dan memerah. Sepertinya dia sudah terlalu banyak menangis.“Temukan aku orang itu Ian.” ucap Liontin sebelum Sandrian bertanya.“Orang itu? Siapa?”“Yang memberi foto it

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Diputuskan Oleh Sandrina

    Pagi itu, seperti biasanya Liontin membantu Bibi Siti memuat sarapan.Tiba-tiba saja dia teringat sesuatu, dia lalu bergegas ke kamarnya dan tak lama kemudian dia kembali sambil membawa ponselnya.“Hmmm… bibi kenal orang ini?”katanya sambil terlihat masih sibuk dengan ponselnya itu.“Siapa Non? Laki-laki atau perempuan?”“Perempuan Bi. Ini.”Liontin memberikan ponselnya pada Bibi Siti dan ART berbadan sedikit gempal itu menerimanya dengan hati -hati.Takut benda pipih itu terjatuh dari tangannya dan rusak.Mata Bibi Siti langsung membulat saat menatap ponsel Liontin.Dadanya sedikit terlihat turun naik.“Non. Eh… non dapat poto dari mana? Siapa yang memberi poto ini pada Non?”“Dari Sandrian Bi. Hmmm kenapa? Apa bibi kenal orang itu? Siapa ya Bi?”Bukannya menjawab pertanyaan Liontin, bi Siti malah mendekap erat ponsel Liontin sambil memejamkan matanya.Air matanya lolos begitu saja.“Kenapa Bibi menangis? Apa ini putri Bibi?” tanya Liontin pelan.Bibi Siti membuka matanya dan menata

  • Desahan Ibu (Tiriku)   Dari Hati Tembus Ke Jantung

    Melihat wajah Bobby yang terlihat begitu shock, hati Mama Santy bersorak girang.‘Yes!!! Cemburu juga dirimu kan? Sakitnya tuh dari hati tembus ke jantung kan Bobby Sayang? Nah itu juga yang aku rasakan.’Dengan sedikit berjinjit Mama Santy memberikan satu kecupan manis di pipi Pak Dion, membuat mata Bobby terbelalak.“Astaga Nak Bobby. Kenapa wajahnya memerah? Malu ya lihat Tante ehhh salah calon mantu mesraan seperti ini?”“Hmmm tidak Tante. Tapi maaf… boleh aku bicara sama Pak Dion. Sebentar saja.”Pak Dion menatap wajah Mama Santy seolah -olah sedang meminta izin dulu.“Iya Sayang. Tapi jangan lama -lama.” kata Mama Santy pada Pak Dion dengan manja.Bobby membalikkan badannya dan melangkah lebih dulu ke teras.Pak Dion pun mengikuti langkah Bobby setelah mengecup mesra punggung tangan kanan mama Santy.“Ada apa Bob? Aku lihat sejak Dek Santy mengumumkan kalau kita sudah jadian, sikap kamu aneh. Kenapa?”“Bukan aku yang aneh tapi bapak yang aneh. Bapak tidak seperti biasanya. Bapa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status