Share

Bab 15

Author: Queencard
Raut wajah Doni berubah dingin, “Maksudmu adalah nenek Keluarga Handoyo, ‘kan? Laki-laki itu sudah menikah, apa yang kamu lakukan di sana?”

“Kak, dia baru saja bercerai. Pada akhirnya, Kak Husein tidak meyukai perempuan itu sama sekali. Aku yakin selama tiga tahun, Kak Husein pasti menyadari siapa yang cocok untuknya.”

Linda sedikit cemas, “Kak, operasi itu masalah kecil bagi Kak Ryan! Kamu bisa bantu aku untuk membujuk Kak Ryan, dia cuma mendengarkan perkataanmu.”

Ini adalah senjata untuk menikahi Husein.

“Tidak bisa.”

Doni langsung menutup telepon. Meskipun Linda hanya diadopsi, tapi dia tidak akan membiarkan adik perempuannya menikahi pria berdarah dingin seperti Husein, selain itu Husein juga baru bercerai.

Doni melirik grup keluarga besar. Ini adalah grup baru mereka, untuk sementara waktu dia tidak ingin Linda mengetahui tentang Sita yang telah ditemukan.

Paling tidak mereka menunggu sampai bisa membujuk Sita.

Doni kembali ke lobi, “Sita, malam ini mereka sampai. Mari kita makan bersama.”

“Malam ini?”

Sita sudah menyetujui ajakan makan malam Nenek Handoyo, Sita dengan ragu bertanya, “Tapi aku sudah ada janji dengan temanku.”

“Tidak masalah, jangan khawatirkan kami. Meskipun sudah bertahun-tahun menunggu, untuk sementara waktu kami tidak terburu-buru.”

Sita melihat raut wajah Dion dengan cermat, Sita mengerutkan sudut bibirnya, “Aku akan pulang lebih awal.”

Doni mengelus kepala Sita, “Pergilah makan dengan temanmu, apakah uangmu cukup?”

Tubuh Sita menegang, dia agak tidak terbiasa dengan perilaku kasih sayang Doni. Sita menjawab dengan sedikit canggung, “Cukup.”

Sita berbalik dan kembali ke kamarnya untuk ganti baju, tapi Bibi mengikutinya masuk dan berkata lirih, “Kamu akan pergi ke rumah Handoyo?”

“Bi, kamu bisa menebaknya. Bagaimana pun, Nenek Handoyo sangat baik padaku dan aku harus pergi untuk menjelaskan pada Nenek Handoyo semua yang terjadi.”

“Sita, aku tidak akan memberi tahu kakakmu tentang pernikahan dan perceraianmu, tapi aku khawatir kamu pergi ke rumah Handoyo.”

“Jangan beri tahu mereka tentang ini, aku khawatir kalau Dion dengan impulsifnya mencari Husein dan mencari masalah. Sebisa mungkin kita hindari masalah ini.”

Bibi pada akhirnya tidak berbicara apa pun, tapi matanya merah, “Setelah ini jangan merasa bersalah. Kita tidak peduli dengan orang kaya itu.”

Sita mengangguk. Dia mengganti bajunya dan melihat dirinya di cermin sambil mengelus perutnya.

Dia akan memulai hidup baru dengan anaknya.

Setelah berganti pakaian, Sita keluar. Doni mengikutinya turun, “Sita, kamu mau ke mana? Aku akan mengantarmu.”

“Tidak perlu, aku naik bus saja.”

Naik bus?

Adik perempuan Doni bagaimana bisa naik trasportasi umum? Dia sudah secara khusus menyiapkan banyak mobil mewah untuk Sita.

Tapi dia akhirnya menahan diri. Lagi pula, dia hanya penjual rumah sekarang.

Tepat ketika Doni melihat taksi diparkir di pinggir jalan, dia langsung menghentikannya dan memberikan 200 ribu kepada sopirnya, “Naik taksi saja, busnya terlalu ramai. Aku masih punya sisa uang.”

Bagaimana mungkin dia membiarkan saudara perempuannya naik bus, dia sekarang ingin memberi kompensasi kepada Sita untuk semua hutangnya selama bertahun-tahun.

Sita akhirnya masuk ke taksi dan melambai pada Doni di luar.

Sudut bibir Sita sedikit naik, dan sepertinya bertemu dengan keluarganya tidak terlalu buruk.

——

Sita langsung meluncur ke kediaman Handoyo. Dia melihat bangunan yang dikenalnya ada di depannya, sedikit bingung bagaimana cara menjelaskan pada Nenek Handoyo tentang perceraian itu.

Sita menarik napas dalam-dalam dan berjalan masuk ke kediaman Handoyo.

Seorang wanita muda berjalan dari halaman sebelahnya, “Sita, kali ini kamu benar-benar memilih naik taksi daripada naik bus. Kenapa kamu akhirnya berhenti berpura-pura menjadi istri dan ibu yang baik dan mulai menghabiskan kekayaan Keluarga Handoyo untuk menjalani kehidupan yang nyaman dan mudah?”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status