Share

Bab 14

Author: Queencard
Ekspresi Husein tidak seperti biasanya, “Kamu terlalu banyak bicara untuk ukuran seorang asisten.”

Lita mengunci mulutnya, di dalam lubuk hatinya agak bingung.

Tetapi Perjanjian Perceraian yang diminta Tuan sebelumnya menyatakan, [Saya akan selalu bertanggung jawab atas biaya pengobatan paman!]

Mengapa Husein tiba-tiba berubah pikiran?

Hati seorang pria sangat rumit dan tidak bisa diprediksi.

Husein berkata dingin, “Lakukan apa yang ku katakan.”

Sita, apakah aku terlalu baik padamu? Itu sebabnya kamu terang-terangan selingkuh dariku!

Sita kembali ke hotel bintang lima, tiba-tiba dia bersin, apakah ada seseorang yang membicarakannya?

Dia kembali ke kamar dengan membawa sarapan. Dia melihat Doni juga ada di sana, mejanya penuh dengan makanan yang lezat, ada delapan hidangan utama yang cukup lengkap.

Sita melihat makanan sederhana yang dia bawa di tangannya, kemudian melihat ke meja hingga membuatnya sedikit malu, “Saya tidak bisa tidur, jadi saya pergi keluar untuk sarapan. Awalnya saya ingin membawakan beberapa untukmu. Lagi pula, makanan-makanan hotel cukup mahal.”

“Sarapan ini disajikan karena saya punya kenalan di sini.”

Doni langsung membuat alasan, tadi dia begitu antusias memesan sarapan untuk adiknya sehingga dia hampir lupa tentang penyamaran ini dan hampir saja terbongkar.

Sita tidak curiga. Dia menaruh roti yang dibelinya di atas meja, kemudian berbalik untuk memanggil bibinya.

Doni melihat roti itu dan diam-diam mengambil gambar dengan ponselnya. Dia mengunggah foto itu di grup kecil keluarga besar, [Sarapan yang dibelikan adikku, hari ini adalah hari yang membahagiakan.]

Rayhan, [.... Menghabiska uang adikmu, tidak tahu malu.]

Rifan, [Setuju dengan apa yang dikatakan Rayhan, tidak tahu malu, kecuali saudara perempuanku membelikan untukku juga.]

Kakak ipar, [Kami masih punya waktu satu jam untuk turun dari pesawat, dan ketiga adik sepupu juga dalam penerbangan yang sama dengan kami, jadi jangan biarkan mereka bertiga merebut adikku.]

Doni berpikir sejenak dan mengutarakan pendapatnya di grup, untuk menghindari adik-adiknya membongkar. Dia juga harus berbicara dengan ketiga sepupunya.

Setelah Sita hilang, hubungan mereka dengan sepupu menjadi renggang.

Sekarang, akhirnya aku menemukan Sita, berharap hubungan keenam bersaudara itu kembali seperti dulu.

Tidak lama kemudian, Sita keluar dengan bibinya.

Ketika bibi melihat makanan di atas meja, dia agak menyayangkan uangnya yang digunakan untuk membeli makanan itu. Sita buru-buru menjelaskan, “Ini semua dari hotel, dan tidak perlu membayar lagi. Lagi pula, hotel semahal itu harus memberi banyak makanan lezat.”

Seusai Sita berbicara demikian, bibi tidak meragukan perkataan Sita.

Saat ini, ponsel Doni berdering, dan yang menelepon adalah, Linda.

Seketika Doni takut, dia langsung menutup telponnya.

Setelah kehilangan Sita, mereka mencarinya selama bertahun-tahun. Petunjuk terakhir yang didapatkan adalah di panti asuhan, tetapi mereka hanya menemukan seorang gadis kecil seumuran dengan Sita.

Anak-anak lain yang diculik telah menemukan rumah mereka. Namun, keberadaan Sita tidak diketahui, hingga akhirnya mereka bertemu gadis kecil yang belum ditemukan oleh keluarganya.

Pada saat itu, untuk menghibur hati Nenek yang sedang sakit jiwa di rumah. Doni membawa gadis kecil itu kembali ke Keluarga Syailendra, sebagai pengganti adik perempuannya untuk membujuk nenek.

Karena kejadian inilah hubungan mereka dengan ketiga sepupu itu menjadi renggang.

Tapi sekarang dia telah menemukan adik kandungnya. Doni begitu takut, hingga dia tidak berani memberi tahu Sita tentang hal tersebut. Doni takut adik perempuannya yang sudah lama tidak bertemu dengannya, akan marah karena kejadian ini!

Namun, telepon Doni terus berdering, hingga membuat Sita menoleh dengan heran, “Teleponmu sepertinya terus berdering.”

“Kurasa itu salah sambung.”

Doni berniat untuk membuang ponselnya, tidak ada gunanya.

Sita sedikit curiga pada Doni, “Aku sudah mendengarnya beberapa kali, pasti ada yang penting.”

Doni tidak bisa menyembunyikannya, jadi dia berjalan ke luar. Setelah memastikan Sita tidak bisa mendengar pembicaraan itu, dia menjawab dengan nada santai, “Hei, ada apa?”

Linda berkata dengan penuh semangat, “Kak, aku mendengar kamu datang ke Surabaya untuk dinas, kenapa tidak memberi tahuku?”

Doni menjawab dengan samar, “Aku ada urusan.”

“Kak, karena kamu kembali, aku ingin minta bantuan. Aku punya teman yang neneknya sakit dan perlu dioperasi. Saat ini, hanya Kak Ryan yang bisa melakukan operasi dengan tingkat keberhasilan 100%, tetapi Kak Ryan selalu menolak untuk melakukannya.”
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 810

    Setelah mendengar perkataan itu, mata Vina menunjukkan ekspresi kecewa. Mengapa perawat itu tidak membuang sumsum tulangnya? Pasti sangat seru jika seandainya sumsum tulang itu dibuang.Nyonya Handoyo segera berkata, “Nak, kamu lihat, sumsum tulang itu baik-baik saja. Aku hanya ingin berjaga-jaga. Tapi lihatlah, Sisi telah membuatku dan Vina sampai seperti ini, dia harus bertanggung jawab untuk perbuatannya dan harus minta maaf kepada kami.”Sisi yang berdiri di ambang pintu mendengar percakapan kedua perempuan itu, matanya mencibir. Mereka bahkan masih ingin dia meminta maaf, sungguh konyol.Namun, Sisi tidak bersuara, hanya memandang pria yang membelakanginya, ingin mengetahui bagaimana pria itu menangani ini.Suara Husein sangat dingin, “Ibu, apakah kalian tidak tahu apa konsekuensi dari tindakan kalian kali ini? Lagipula, dia bukan lagi Sita yang lemah seperti dulu, dia adalah putri Keluarga Syailendra.”Nada bicara Nyonya Handoyo agak cemas, “Meskipun dia adalah putri Keluarga Sy

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 809

    Sisi mendengar perkataannya dan menoleh menatap Husein. Tatapan pria itu sedalam tinta.Apa lagi yang ingin dia katakan?Suara pria itu tenang, “Ibuku masih di rumah itu.”“Aku hampir melupakan hal itu jika kamu tidak mengatakannya. Aku belum menyelesaikan masalah itu, bagaimana bisa aku pergi begitu saja?”Sisi tadi sibuk mengatur pengiriman sumsum tulang itu kembali, dan dirinya merasa seperti melupakan sesuatu. Sekarang, kebetulan Husein mengingatkannya.“Jadi bagaimana caramu menangani masalah ini?”“Kamu akan tahu begitu sampai di sana, beberapa hal harus ditangani secara langsung. Kebetulan, ada beberapa hal yang ingin kutanyakan pada Vina.”Sisi berbalik dan menatap sekretarisnya, “Kamu urus dulu pengiriman sumsum tulang ke bandara terlebih dahulu, aku akan segera ke sana setelah menyelesaikan urusan di sini.”Husein dan Sisi meninggalkan rumah sakit bersama.Sisi duduk di dalam mobil dan melihat helikopter lepas landas dari rooftop rumah sakit. Barulah dia mengalihkan pandangan

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 808

    Keduanya saling menegang untuk beberapa saat.Akhirnya, Husein berkata dengan suara rendah, “Aku tidak akan menghentikanmu untuk mengirim sumsum tulang itu kembali ke Manado.”“Itu adalah pilihan yang terbaik.”Setelah mendengar Husein menyetujui, Sisi tidak menunda lebih lama lagi.Dia memberi perintah kepada dokter penanggung jawab yang menunggu di luar, “Persiapkan segala sesuatunya untuk pengiriman sumsum tulang kembali ke Manado.”Sisi bertanya kepada asistennya, “Apakah helikopter sudah siap?”Asisten mengangguk, “Sudah, sekarang sedang menunggu di rooftop. Begitu sumsum tulang dibawa naik, kami akan segera lepas landas. Kami akan memantau seluruh proses dengan pengawasan ketat, kali ini kami pastikan tidak ada masalah.”“Baguslah, terima kasih atas kerja keras kalian. Ingat untuk tetap berkomunikasi selama perjalanan.”Selama sumsum tulang belum sampai ke Manado, Sisi tidak bisa benar-benar merasa tenang.Pada saat ini, Sisi menerima telepon dari Zidan, dan terdengar suara berat

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 807

    Husein melihat ekspresi waspada Sisi, “Bisakah kita bicara empat mata?”Sisi mengangguk, dan langsung meminta dokter yang bertanggung jawab serta pengawal untuk keluar.Bagaimanapun, ini adalah Surabaya. Jika sekarang dia langsung bertengkar dengan Husein, maka urusan selanjutnya akan menjadi sulit.Dia tidak ingin ada kesalahan pada saat genting seperti ini!Tak lama kemudian, hanya tersisa mereka berdua di ruangan, namun suasananya sangat tegang.Sisi langsung berkata kepada Husein, “Apa yang ingin kamu bicarakan?”Tadi, Husein bahkan menghentikan dokter untuk mengatur pengiriman sumsum tulang ke Manado. Apakah dia sekarang berubah pikiran?Husein berkata, “Dengan semua yang telah terjadi, menurutku lebih baik pengobatan terakhir dilakukan di Surabaya. Bagaimana menurutmu?”Sisi terkejut, ternyata tebakannya benar.Dia sudah menduga bahwa pria anjing ini akan membuat permintaan seperti itu.Sisi menjawab dengan tenang, “Aku tidak merasa begitu.”Husein mengerutkan kening, “Jika masal

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 806

    Husein menatapnya dengan serius, tenggorokannya sedikit bergerak-gerak, “Bahkan jika Taufan adalah anakku, apakah kamu masih tidak peduli?”“Apa yang perlu dipedulikan? Lagipula kita sudah bercerai, entah dengan siapa pun kamu memiliki anak, itu tidak ada hubungannya denganku.”Sisi menjawab dengan nada yang sangat tenang dan tidak peduli.Melihat sikap dingin Sisi, Husein langsung menarik dasinya dengan kesal. Meskipun secara hukum memang benar, mendengar kata-kata itu membuatnya merasa sedikit tertekan.Kemudian, sepanjang perjalanan mereka tidak saling berbicara, dan kendaraan bergegas menuju rumah sakit dengan kecepatan tertinggi.Dalam perjalanan, Sisi sudah menyuruh orang untuk pergi ke rumah sakit menemukan perawat yang disebutkan oleh Vina, untuk mencegah perawat itu melarikan diri setelah mengetahui berita tersebut.Sisi dan Husein tiba di rumah sakit dan akhirnya bertemu dengan perawat tersebut.Pada saat ini, perawat itu sudah gemetar ketakutan. Dia baru saja ditangkap dan d

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 805

    Vina tiba-tiba merasa sedikit gelisah karena dia tidak bisa memastikan apakah perawat itu benar-benar menyimpan sumsum tulangnya. Jika tidak, bukankah Sisi akan benar-benar melukai putranya?Bagaimanapun, putranya masih di tangan Sisi sekarang!Vina hanya bisa dengan cemas memohon kepada Husein, “Kak Husein, kamu sudah berjanji padaku bahwa kamu akan melindungi Taufan selama hidupmu. Kamu tidak bisa mengingkari janjimu.”Nada bicara Husein dingin, “Aku bahkan tidak bisa melindungi putriku, apalagi putra orang lain.”Vina melihat sikap tegas Husein, sehingga membuat hatinya hancur, “Bibi Handoyo, kamu sangat menyayangi Taufan!”Nyonya Handoyo terkejut dan berkata, “Nak, apakah maksudmu Taufan bukan anakmu? Apa yang terjadi?”Vina segera menyela, “Taufan adalah anak dari Keluarga Handoyo. Husein bilang dia ingin memperlakukan Taufan seperti anaknya sendiri! Apa bedanya dengan anak kandung?”Nyonya Handoyo benar-benar tercengang. Dia tidak pernah menyangka bahwa Taufan bukanlah putra Huse

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 804

    “Jika ingin mendapatkan sumsum tulang itu, sangat sederhana! Minta Sisi berlutut di hadapanku dan meminta maaf, lalu membawa anak beban itu dan jangan pernah kembali ke Surabaya seumur hidupnya, maka aku akan memberikan sumsum tulangnya.”Sisi berbicara dingin, “Sepertinya kamu belum mengetahui akibatnya.”Dia melirik pengawal, kemudian mengambil ponselnya dan langsung terhubung ke panggilan video.Sisi memperlihatkan ponselnya ke Vina dan berkata, “Apakah kamu lihat siapa orang di dalam video ini?”Ada seorang anak laki-laki dengan tangan dan kaki diikat, serta mulutnya ditutup di dalam video tersebut.Anak laki-laki itu adalah Taufan.Ketika Vina melihat putranya diculik, dia langsung panik, “Dasar wanita jahat, apa yang kamu lakukan pada putraku?”“Aku tidak akan melakukan apa pun pada putramu. Berikan saja sumsum tulang itu, dan putramu akan aman.”Vina segera menatap Husein, “Kak Husein, kamu lihat dia memperlakukan Taufan seperti ini. Bagaimana jika Taufan terluka? Kamu berjanji

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 803

    Situasinya menemui titik buntu.Husein menatapnya, “Aku akan menemukan sumsum tulang itu, aku janji.”“Jaminan apa yang kamu beri? Jika aku tidak bisa menemukan sumsum tulang itu hari ini, aku tidak akan melepaskan mereka berdua. Husein, jika kamu berani, langkahi mayatku!”Sisi berdiri di depannya, dengan dingin dan sombong.Husein tiba-tiba merasa putus asa. Dia melihat ibunya dan berkata, “Bu, Dela adalah putriku. Bagaimana mungkin kamu menyembunyikan sumsum tulang itu? Dia adalah cucu kandungmu!”Nyonya Handoyo terdiam sejenak, lalu berkata dengan ragu-ragu, “Nak, jangan katakan itu untuk menipuku. Bagaimana mungkin anak dari perempuan ini adalah cucuku?”Apakah perempuan ini benar-benar Sita?“Bu, dia adalah Sita. Saat dia pergi, dia sudah hamil, dan anak di dalam perutnya adalah anakku.”“Nak, kamu bilang dia Sita? Tapi bukankah sebelumnya kamu bilang bahwa mereka hanya mirip?”“Bu, aku tidak punya alasan untuk berbohong padamu tentang masalah ini. Dia memang Sita. Awalnya, aku h

  • Desakan Perceraian dari Saudara Laki-Laki   Bab 802

    “Bukankah kamu bilang bahwa kamu putri Keluarga Syailendra? Kamu sangat mampu, jadi cari sendiri.”Sisi mencengkeram leher Vina dan berkata, “Aku hitung sampai tiga. Jika kamu tidak mengatakannya, maka wajahmu akan hancur. Biar aku lihat wajahmu. Haruskah aku merusak wajahmu?”Vina berkata dengan dingin, “Beraninya kamu!”Sisi berkata dengan tenang, “Tiga, dua ….”Pada detik terakhir, Nyonya Handoyo tidak tahan melihatnya, sehingga dia berteriak, “Aku tahu di mana sumsum tulangnya, jangan lukai dia lagi.”Sisi menatap Nyonya Handoyo dengan dingin, “Sangat bijaksana, selama kamu memberikan sumsum tulangnya, aku akan melepaskan kalian hari ini.”Hanya hari ini!Ketika Nyonya Handoyo hendak berbicara, gerombolan orang tiba-tiba masuk dari gerbang rumah.Husein berjalan maju dan langsung menuju ke ruang makan. Setelah melihat keadaan yang begitu menyedihkan di dalam, wajahnya sedikit berubah!Dia tidak menyangka Sita benar-benar mengambil tindakan.Vina menatapnya dengan penuh harapan, “Ka

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status